Anda di halaman 1dari 10

MEKANISME PEMBENTUKAN HORMON STEROID

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Fisiologi Reproduksi
Yang dibina oleh ibu Dr. Umie Lestari, M.Si, dan ibu Dra. Hj. Nursasi Handayani, M.Si.
Disajikan pada 31 Agustus 2018

Disusun oleh kelompok 7:


Affan Wudy Alifianto (160342606222)
Anisya Purnamasari (160342606219)
Rias Aldila (160342606246)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Agustus 2018
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus. Di sisi lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang
mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang
diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini
dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon dapat dibedakan menjadi hormon peptida dan hormon steroid.
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting yaitu hormon peptida dari protein,
hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino.
Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur
dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormone sudah
berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi
intraseluler dimulai.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan hormone steroid
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme pembentukan hormone steroid?

2. Kajian Pustaka
2.1 Definisi Hormon Steroid
Hormon steroid termasuk ikatan hormon hidrogen, yang mempunyai
bermacam-macam pengaruh yang khas, tergantung dari perbedaan dalam susunan
gugus metal, ikatan rangkap, hidroksi atau kelompok keton. Hormon ini termasuk zat
lipofil yang sedikit larut dalam air. Kolesterol adalah prekursor dari semua hormon
steroid.

2.2 Penggolongan Hormon Steroid


1. Glucocorticoids (Gula)
Glukokortikoid merupakan senyawa kortikosteroid yang dihasilkan oleh
korteks adrenal tubuh. Glukokortikoid utamanya adalah kortisol atau
hidrokortison. Aksinya dalam tubuh sangat luas, antara lain:
a) menstimulasi glukoneogenesis. Glukokortikoid mengaktivasi konversi
protein menjadi glukosa melalui lintasan glukoneogenesis di dalam hati dan
menstimulasi konversi lebih lanjut menjadi glikogen.
b) memiliki efek antiinflamasi melalui penghambatan metabolisme asam
arakidonat.
c) Sifat glukokortikoid adalah pleitropik, sehingga memiliki banyak efek
samping di antaranya retardasi pada anak-anak, imunosupresan, hipertensi,
penghambatan luka, osteoporosis, dan gangguan metabolik.

2. Mineralocorticoids (Garam)
Aldosteron adalah hormon steroid yang disekresi oleh kelenjar adrenal.
Aldosteron berfungsi sebagai regulator utama dari keseimbangan garam dan air
dari tubuh sehingga dikategorikan sebagai mineralokortikoid. Ini juga memiliki
efek kecil pada metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein. Aldosteron
disintesis dalam tubuh dari kortikosteron, steroid berasal dari kolesterol. Produksi
aldosteron (pada manusia dewasa, sekitar 20-200 mikrogram per hari) di zona
glomerulosa korteks adrenal diatur oleh sistem renin-angiotensin.

3. Progesterones
Hormon progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan
sampai plasenta dapat mebentuk hormon HCG.

4. Androgens (DHEA, androstenedione, testosterone, DHT/dihydrotestosterone)


Mereka di kelas androgen karena mereka mampu merangsang reseptor
androgen. Testosteron dihasilkan oleh sel-sel Leydig dalam testis yang di
pengaruhi oleh LH. Testosteron diperlukan untuk diferensiasi seksual organ-
organ kelamin luar, mempengaruhi proses desencus testiculorum, pertumbuhan
dan kelangsungan fungsi kelenjar kelamin pelengkap yang menghasilkan plasma
semen waktu ejakulasi, mempengaruhi libido (kelakuan kelamin) serta
kesanggupan ereksi sewaktu ejakulasi, berpengaruh pada sifat-sifat kelamin
sekunder serta mempertahankan kelangsungan spermatogenesis.

5. Estrogens (estrone, estradiol, estriol)


Produksi steroid dalam ovarium terjadi pada sistem dua sel. Sel teka
menghasilkan androgen. Androgen berdifusi kedalam sel granulosa dan di
konversi menjadi estrogen. Sel teka merespon LH (luteinizing hormone) dengan
meningkatkan jumlah reseptor LDL (Low Density Lipoprotein) dan kemudian
memasukkan kolesterol ke dalam sel. Keberadaan LH juga menyebabkan
peningkatan produksi androgen. Ketika androgen berdifusi kedalam sel
granulosa, androgen mengalami metabolisme oleh aromatase menjadi estrogen.
FSH memicu aktivitas aromatase dalam sel granulosa sehingga meningkatkan
konversi androgen menjadi estrogen. Terdapat berbagai jenis dari estrogen tetapi
yang utama digunakan dalam reproduksi adlah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu, pembentukan
payudara,bentuk tubuh, rambut kemaluan. Estrogen juga berguna pada siklus
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan serviks dan vagina agar sesuai untuk penetrasi sperma.

Gambar 1. Jalur Steroidogenesis.


2.3 Pembentukan Hormon Steroid
Menurut Gill G (1987), Speroff L, Fritz MA (2005), Hormon steroid dihasilkan
adrenal, ovarium, testis, plasenta, dan pada tingkat tertentu di jaringan perifer. Bahan
baku hormon steroid adalah kolesterol. Kolestrol didapat dari sintesis de novo atau
melalui ambilan dari LDL melalui reseptor LDL. Semua organ penghasil steroid
(kecuali plasenta) dapat mensintesis steroid dari asetat, akan tetapi sebagian besar
organ tak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku secara lokal dan memerlukan
kolesterol dalam sirkulasi. Pembawa kolesterol utama dalam sirkulasi adalah LDL -
low density lipoprotein. LDL kolestrol diambil dari sirkulasi oleh sel – sel
steroidogenik melalui reseptor permukaan sel yang dapat mengenali protein
permukaan yang spesifik pada LDL (apoprotein ). Setelah berada dalam sel,
kolesterol diangkut melalui suatu rangkaian perubahan enzimatik untuk menghasilkan
produk akhir hormon steroid: progestin, androgen, estrogen, glukokortikoid,
mineralokortikoid. Salah satu enzim yang berperan dalam steroidogenesis adalah
enzim aromatase, enzim ini mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen
(Santen et al., 2009). Enzim aromatase merupakan bagian dari keluarga besar
sitokrom P450. P450 aromatase dikode oleh gen CYP19 pada kromosom 15. Enzim
ini terletak pada retikulum endoplasma berbagai sel, terutama sel granulosa ovarium,
plasenta, sel sertoli, sel leydig, jaringan lemak dan berbagai bagian dari otak seperti
hipotalamus, amygdale dan hippocampus Kolestrol juga dapat diperoleh dari lepasan
dari cadangan kolestrol dalam ester kolesterol. Jika kelenjar penghasil steroid
dirangsang, kolesterol ini dibebaskan melalui stimulasi dan esterase kolesterol, dan
sejumlah kolesterol tambahan dihasilkan melalui stimulasi sintesis kolesterol oleh
kelenjar.
Langkah yang membatasi kecepatan dalam produksi hormon steroid adalah
pembelahan dari kolesterol untuk membentuk pregnenolon melalui kerja dari suatu
enzim pembelah sisi kolesterolP450 sitokrom (P450scc) yang terletak pada membrana
mitokondrial bagian dalam. Enzim ini menggunakan suatu flavoprotein , suatu protein
sulfur besi; NADPH; dan oksigen. Kolesterol dihidroksilasi pada C22 dan kemudian
pada CZp dan produk ini dibelah untuk menghasilkan pregnenolon. Aktivitas langkah
ini diatur oleh rangsang tropik utama (ACTH, FSH, LH, CG) pada seluruh jaringan
steroidogenik. Kemudian pregnenolon bergerak ke luar dari mitokondria ke reticulum
endoplasmik, yang akan mengalami serangkaian modifikasi.
Gambar 2. Rantai karbon kolesteroldan Pregnenolon

2.4 Lokasi Steroidogenesis


1. Korteks Adrenal
a. Pembentukan kortisol
Dalam zona fasikulata adrenokortikal dan zona retikularis , pregnenolon
diubah menjadi 17 α˗OH-pregnenolone (oleh sitokrom P450c17), kemudian
diubah menjadi 17-OH-progesteron (oleh kompleks enzim 3𝛽-hidroksisteroid
dehidrogenase/isomerase, yang mengubah ikatan ganda 5,0 menjadi -4,5-),
kemudian menjadi 11-deoksikortisol (oleh sitokrom P450c21).. Kemudian
menjadi 11-deoksikertisal lalu mengalir kembali ke dalam mitokondria lalu
kortisol, produk akhir yang aktif, dibentuk melaiui 11-deoksilasi melalui kerja
sitokrom P450c11.
Gambar 3. Rantai karbon progesterone, 17-Hydroxyprogesterone, pregnanediol,
pregnanetriol

b. Pembentukan Progesteron, Kortikosteron dan Aldosteron

Menurut Gill G (1987), Speroff L, Fritz MA (2005), Glomerulosa adrenal


menghasilkan progesteron dari pregnenolon meIalui kerja dari 3 𝛽 -
hidroksisteroid dehidrogenase/isomerase. Progesteron dihidroksilasi pada C21
oleh P450c21 untuk menghasilkan 11-deaksikortikosteron (DOC) dan oleh
P450c11 pada C11 untuk menghasilkan kortikosteron, yang diubah menjadi
aldosteron melalui penambahan dari suatu gugusan aldehid pada posisi 18
melaui aktivitas dari P450.
Gambar 4. Lintasan sintesis kelas-kelas utama hormon steroid.

c. Pembentukan dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstenedion.


Menurut Speroff L, Fritz MA (2005), & Evans RM (1988), Untuk
produksi androgen dan estrogen , dari 17 -OH-pregnenolon atau 17α-OH-
progesteron diangkat oleh aktivitas C17,20-liase (terkandung dalam sitokrom
P45Oc17) untuk masing-masing menghasilkan dehidroepiandrosteron
(DHEA) dan androstenedion.

2. Gonad
Lintasan utama untuk produksi testosteron dalam testis adalah sel-sel Leydig
dari pregnenolon menjadi DHEA dan androstenediol, androstenedion menjadi
testosteron, dan DHEA menjadi androstenedioi dan kemudian testosteron melalui
kerja 17 β - hidroksisteroid dehidrogenase. Banyak kerja androgen diperantarai
oleh dehidrotestosteron; steroid ini sebagian besar dihasilkan dalam jaringan
target melalui aktivitas dari 5 α -reduktase, dan sangat sedikit sekali yang dibuat
di testis.
Dalam ovarium , sel-sel granulosa tidak mempunyai sitokrom P450c11,
P450c17, dan P450c21 dan karena itu sebagian besar menghasilkan progesteron.
Progesteron ini kemudian diambil oleh sel-sel teka yang berdekatan, yang
mengubahnya menjadi androstenedion, yang kemudian kembali ke sel granulosa,
di mana ia diubah menjadi estron oleh kerja dari aromatase. Enzim ini juga
mengubah testosteron menjadi estradiol; konsentrasi dari aromatase dalam sel
granulosa sedemikian rupa sehingga hampir semua testosteron diubah menjadi
estradiol dan dilepaskan sedikit testosteron. Estron dan estradiol dapat juga
dihasilkan dari DHEA dan androstenedion dalam jaringan perifer seperti jaringan
adiposa karena adanya aromatase.
Jika sudah disintesis, steroid yang baru disintesis dilepaskan dengan cepat.
Tidak seperti pada kelas hormon lain, terdapat sedikit cadangan steroid oleh
kelenjar, dan pelepasan steroid yang meningkat selalu mencerminkan
peningkatan sintesis.

3. Penutup
4.1 Simpulan
Mekanisme pembentukan hormone steroid diawali dengan pegambilan
kolesterol dari sintesis de novo atau LDL melalui reseptor LDL. LDL kolestrol
diambil dari sirkulasi oleh sel – sel steroidogenik melalui reseptor permukaan sel yang
dapat mengenali protein permukaan yang spesifik pada LDL (apoprotein ). Setelah
berada dalam sel, kolesterol diangkut melalui suatu rangkaian perubahan enzimatik
untuk menghasilkan produk akhir hormon steroid: progestin, androgen, estrogen,
glukokortikoid, mineralokortikoid.
4.2 Saran
Masih banyak kajian yang perlu dibahas mengenai mekanisme pembentukan
hormone steroid, sehingga penelitian mengenai hormone steroid perlu untuk dikaji
lebih mendalam sehingga nantinya dapat bermafaat bagi kehidupan manusia.
Daftar Rujukan

Capper, Cameron P, et all. 2016. The Metabolism, Analysis, And Targeting Of Steroid
Hormones In Breast And Prostate Cancer. Horm Cancer. 7(3): 149–164. (online)
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4860032/

Evans RM. 1988. The steroid and thyroid hormone receptor superfamily. USA : Science

Gill G.1987. Biosynthesis, secretion, and metabolism of hormones

Speroff L, Fritz MA. 2005) Hormone biosynthesis, metabolism and mechanism of action. In
Clinical Gynecologic endocrinology and infertility. Seven Ed

Anda mungkin juga menyukai