Masuknya DNA donor ke dalam sel resipien, bahwa eksenuklease spesifik (atau
enzim translokase DNA) menarik satu unting DNA donor kedalam sel resipien. Penarikan
unting didukung oleh energi yang diperoleh dari degradasi unting komplementer. Ketiga
tahap pertama dari proses transformasi yang telah disebutkan tidak spesifik pada DNA yang
homolog. Tahap ke 4 bersifat spesifik untuk DNA yang homolog. Suatu bakteri resipien akan
menjalani tahap 1,2,dan 3.
Macam tranduksi
Terdapat dua macam tranduksi yaitu tranduksi umum dan transduksi khusus atau
transduksi terbatas.
1. Transduksi umum
Pada transduksi umum, potongan DNA dari bakteri donor akan dibawa ke bakteri
resepien. Pembawaan DNA tersebut berupa potongan-potongan acak. Proses transduksi
umum dapat teramati pada strain-strain E. coli yang diperantarai oleh fag P1. Pertama, fag P1
menginfeksi sel donor E. coli. Kemudian, DNA sel inang akan terpotong-potong selama fase
litik. DNA yang terpotong-potong tadi akan berintegrasi dengan DNA fag. Sehingga
dihasilkan keturunan fag pentransduksi. Lalu sel inang akan mengalami lisis dan fag akan
keluar menuju bakteri resipien yang bersifat auksotrofik. Fag tersebut akan menginfeksi sel
resipien dan melakukan pertukaran gen dengan cara pindah silang. Hingga akhirnya terbentuk
suatu transduktan stabil. Setelah fag pentransduksi menyuntikan fragmen DNA ke sel
resipien, fragmen tersebut dapat terintegrasi dengan kromosom sel resipien atau bisa tidak
terintegrasi dan bebas dalam sitoplasma. Fragmen yang tidak terintegrasi tidak akan
melakukan replikasi dan akan diwariskan hanya ke satu sel turunan selama tiap pembelahan
sel. Fragmen pentransduksi yang tidak terintegrasi ini disebut transduktan abortif. Transduksi
umum dapat digunakan untuk memetakan letak gen, misalnya pada E. coli. Letak gen pada
strain E. coli dapat ditentukan melalui kotransduksi, yaitu dengan membuat penanda yang
diseleksi dan yang tidak diseleksi.
2. Transduksi khusus
Transduksi khusus diperantarai oleh fag yang bersifat virulen sedang, semacam fag
lambda. Fag ini hanya mentransduksi fragmen tertentu dari kromosom bakteri. Kromosom
dari fag ini dapat melakukan replikasi secara otonom (tidak tergantung pada replikasi inang)
serta dapat pula melakukan replikasi dalam keadaan terintegrasi dengan kromosom inang.
Integrasi kromosom fag semacam lambda diperantarai oleh suatu rekombinasi antara
bentukan kromosom fag intraseluler yang sirkuler di satu pihak dengan kromosom bakteri
yang juga sirkuler. Peristiwa ini terjadi pada tapak pelekatan spesifik di kedua kromosom
terkait.
Di saat fase profag, gen-gen litik pada kromosom virus mengalami represi.
Mekanisme represi itu berlangsung dalam suatu sistem represor-represor-promotor, mirip
dengan yang dijumpai pada operon bakteri. Suatu bakteri yang mengandung profag
dinyatakan bersifat lisogenik, dan hubungan antara profag-inang disebut lisogeni. Sebuah sel
yang lisogenik kebal terhadap infeksi kedua oleh fag yang sama. Hal itu karena gen-gen litik
fag yang sudah menginfeksi mengalami represi.
Fag yang tergolong virulen sedang jarang mengalami transisi spontan dari lisogenik
menjadi lisis. Proses terbebasnya profag dari kromosom terjadi sangat teliti dalam arti
pemotongannya dalam ukuran yang tepat. Tapi tidak jarang juga pemotongan terjadi pada
tapak yang lain, bukan pada tapak awal. Kesalahan pemotongan ini dapat disebabkan oleh
terbentuknya partikel pentransduksi khusus. Kesalahan itu dapat terjadi pada gen yang
letaknya berdekatan.
Rekombinasi pada transduksi umum dan transduksi khusus berbeda. Jika pada
transduksi umum rekombinasi mengganti suatu segmen kromosom resipien dengan suatu
segmen kromosom donor, pada transduksi khusus segmen DNA donor dan kromosom fag
ditambhakan kepada kromosom resipien sehingga menghasilkan suatu tranduktan yang
diploid parsial.
Pertanyaan :
1. Jelaskan perbedaan transformasi bakteri secara alami dan buatan?
Jawab: Pada transformasi alami bakteri mampu mengambil fragmen DNA secaraalami,
sedangkan transformasi buatan bakteri diubah secara genetic agar dapat melakukan
transformasi. Bakteri yang biasanya mengalami transformasi secara alami adalah
Bacillus subtili sedangkan transformasi buatan adalah E. coli.
2. Mengapa tidak semua bakteri dapat melakukan transformasi alami?
Jawab : Transformasi alami hanya dapat dilakukan oleh bakteri yang memiliki
mekanisme enzimatik yang terlibat pada peristiwa pengambilan fragmen DNA
maupun pada proses rekombinasi. Kemampuan mengambil fragmen DNA
dipengaruhi adalanya sel-sel kompeten.
3. Bagaimana kelanjutan dari fragmen DNA hasil dari integrasi fag dengan bakteri
donor?
Jawab : Fragmen DNA dapat diintegrasikan atau tidak diintegrasikan pada bakteri
resipien. Jika fragmen tidak diintegrasikan, maka fragmen tersebut tidak akan
melakukan replikasi dan hanya diwariskan ke satu sel turunan selama tiap
pembelahan sel.