( 17 - KETOSTEROID )
N10120053
KELOMPOK 4 (EMPAT)
BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
i
DAFTAR ISI
SAMPUL LAPORAN……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….... 1
1.1. Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2. Tujuan ………………………………………….………………....... 2
6.1. Kesimpulan………………………………………………………….. 16
6.2. Saran………………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….………….……. iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Steroid yang ada dalam urin bisa dibagi menjadi senyawa netral, fenolik, dan
asam. Steroid asam mewakili empedu asam fenolik terutama adalah estrogen.
Steroid netral mengandung metabolit dari testis atau ovarium dan dari adrenal.
Ada empat kelompok senyawa penting yang ada di korteks adrenal yang
menimbulkan steroid netral di urin. Ini adalah zat androgenik, progesteron,
desoksikortikosteron, kortikosteron. Hormon testis, testosteron, adalah prekursor
dari beberapa 17-ketosteroid netral dalam urin. Steroid netral dalam urin dapat
dibagi lagi menjadi fraksi ketonik dan nonketonik. Yang terakhir relatif kecil
dalam jumlah dan biasanya merupakan turunan dari progesteron dan
desoksikortikosteron. Fraksi keton yang lebih penting terdiri dari: Isoandrosterone
from testis, dehydroisoandrosterone dari adrenal korteks, androsterone, dan
steroid kompleks lainnya yang merupakan metabolit dari korteks adrenal dan
testis (Fransisco, 2017).
1
kandungan 17-ketosteroid tidak selalu terbukti. Jika penentuan yang lebih akurat
diperlukan, ekstrak diperlakukan dengan Pereaksi Girard T untuk memisahkan
ketonik dari pecahan nonketonik. Pada individu normal file jumlah bahan
nonketonik tidak cukup untuk membutuhkan prosedur yang rumit ini. Keton total
porsi dapat diukur dengan menggunakan reaksi m-dinitrobenzene, atau dapat
diperlakukan dengan digitonin untuk memisahkan alfa dari senyawa beta.
Androsterone mewakili porsi utama dari alfa 17-ketosteroid yang tidak dapat
diendapkan. Itu komponen utama dari pengendapan digitonin beta 17-ketosteroid
adalah dehydroisoandrosterone, dan itu hanya berasal dari korteks adrenal. Dalam
urin dari individu normal jarang terjadi fraksi beta melebihi 10 persen dari jumlah
total ketosteroid ketonat. Pada pria, hormon testis menimbulkan sekitar seperlima,
dan hormon dari korteks adrenal ke sebagian besar 17- ekskresi ketosteroid. Pada
wanita sebagian besar dari 17- ketosteroid berasal dari hormon korteks adrenal
(Fransisco, 2017).
1.2. Tujuan
2
Netral 17-ketosteroid urin diekskresikan sebagai sulfat dan konjugat
glukuronat. Keduanya dihidrolisis dengan mendidihkannya dalam asam kuat dan
steroid bebas terekstraksi dengan pelarut organik. Ekstrak diberi perlakuan dengan
m-dinitrobenzen yang dengan adanya alkali memberikan warna merah pada
komponen mengandung gugus metilen aktif (Zimmerman reaksi 66). Warna
merah yang diperoleh dengan 17-ketosteroid terlihat tidak banyak dipengaruhi
oleh susbtitusi pada beberapa bagian cincin steroid. Namun, pada prosedur ini
pengembangan karakterisitik diklorometan larut dalm warna merah dengan
absorpsi maksimum pada 520 mm memerlukan nukleus cincin steroid memiliki
gugus hidroksil. 3-,11,-, dan 20-ketosteroid memberikan beberapa warna dengan
alkali m-dinitrobenzena, tetapi sangat kurang dari 17- ketosteroid, dan absorpsi
maksimumnya bukan tepat 520 mm.
4
Androgen adrenal utama adalah 17-ketosteroid dehidro-epiandrosteron, walaupun
androstenedion juga disekresi-kan. Turunan 11-hidroksi dari androstenedion dan
17-ketosteroid yang terbentuk dari kortisol dan kortison dengan pemecahan rantai
sisi di hati adalah satu-satunya 17-ketosteroid yang memiliki sebuah gugus =O
atau—OH di posisi 11 (―11-oksi-17-ketosteroid‖). Testosteron juga diubah
menjadi 17-ketosteroid. Karena ekskresi 17-ketosteroid harian pada orang dewasa
normal adalah 15 mg pada pria dan 10 mg pada wanita, sekitar dua pertiga
ketosteroid urine pada pria disekresi oleh adrenal atau dibentuk dari kortisol di
hati, dan sekitar sepertiga berasal dari testis (Barret, 2012).
Sekitar 10% kortisol yang disekresikan diubah di hati menjadi turunan turunan
17-ketosteroid kortisol dan kortison. Ketosteroid sebagian besar mengalami
konjugasi dengan sulfat lalu diekskresikan dalam urine. Terbentuk metabolit lain,
termasuk turunan 20-hidroksi. Terdapat sirkulasi ente-rohepatik untuk
glukokortikoid, dan sekitar 15% kortisol yang disekresikan diekskresikan di tinja.
Metabolisme kortikosteron serupa dengan metabolisme kortisol, kecuali bahwa
molekul ini tidak membentuk turunan 17-ketosteroid (Barret, 2012).
Pada laki-laki prepubertas, tumor adrenal yang bersifat virilisasi ini juga
akan menimbulkan gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala yang timbul
pada perempuan, disertai dengan pertumbuhan organ seks laki-laki yang cepat,
yang menunjukkan seorang anak berumur 4 tahun pengidap sindrom
adrenogenital. Pada pria dewasa, sifat virilisasi dan sindrom adrenogenital ini
5
biasanya secara sempurna tertutup oleh sifat-sifat virilisasi yang normal akibat
dari testosteron yang disekresi oleh testis. Pada laki-laki dewasa, diagnosis
sindrom adrenogenital ini menjadi sukar ditegakkan. Pada sindrom adrenogenital,
ekskresi 17-ketosteroid (yang berasal dan androgen) dalam urine mungkin akan
meningkat sebanyak 10 sampai 15 kali dari jumlah normalnya. Penemuan ini
dapat digunakan dalam mendiagnosis penyakit (Hall, 2011).
6
BAB III
METODE PERCOBAAN
b. Bahan
1. Aquades
2. Petroleum eter-benzena
3. Diklorometana
4. Asam hidroklorat
5. Etil alkohol
6. Etil alkohol 50%
7. 1% m-dinitrobenzena
8. Benziltrimetilamonium
9. Standard dehidroisoandrosteron
3.3 Prosedur
a. Pengeringan sampel
1. Mengumpulkan spesimen urine 24 jam
7
2. Mengukur volume urine yang digunakan
3. Memasukkan 5 mL urine kedalam tabung reaksi
4. Menambahkan 0,5 mL HCl
5. Menempatkan tabung reaksi pada waterbath 100oC selama 20 menit
menutup bagian atas dengan kelereng
6. Mendinginkan larutan
7. Memindahkan larutan pada erlenmeyer
8. Menambahkan petroleum benzena 25 mL dengan perbandingan 1:1
campuran ptroleum eter-benzena
9. Mengocok selama 20 menit dan aspirasi keluarnya urine 10. Mencuci
pelarut dengan menambahkan 1,7 mL KOH 5% dan mengocok
11. Mengilamgkan KOH dengan aspirasi menggunakan pipet kapiler 12.
Mencuci pelarut sebanyak 2 kali dengan 2,5 mL air, aspirasi air dengan
cara yang sama dengan KOH
13. Memindahkan 20 mL alikuot pelarut ke dalam tabung konikal
berkapasitas 30-40 mL dengan diameter 19 mm
14. Melarutkan dengan 0,2 mL etanol 96%
8
c. Pengukuran kadar 17-ketosteroid dengan pembuatan blanko 1.
Mengeringkan residu kedua tabung dengan menambahkan 0,2 mL
benziltrimetil-amonium metoksida
2. Mencampurkan hingga residu tercampur dengan sempurna
3. Menambahkan 0,2 mL NaoH 40%
4. Mengaduk dengan rata, menginkubasi dengan suhu 25oC selama 60
menit
5. Menambahkan 3 mL etanol
6. Menambahkan 3 mL diklorometan
7. Mengocok selama 10 menit
8. Mengukur dengan panjang gelombang 520 nm
d. Pengukuran kadar 17-ketosteroid dalam pembuatan standard 1.
Mengeringkan residu kedua tabung dengan menambahkan
dehidroisoandrosteron
2. Mencampurkan hingga residu tercampur dengan sempurna
3. Menambahkan 0,2 mL NaoH 40%
4. Mengaduk dengan rata, menginkubasi dengan suhu 25oC selama 60
menit
5. Menambahkan 3 mL etanol
6. Menambahkan 3 mL diklorometan
7. Mengocok selama 10 menit
8. Mengukur dengan panjang gelombang 520 nm
9
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
SAMPEL 1,089
BLANKO 0,785
STANDAR 1,053
10
BAB V
PEMBAHASAN
11
ditemukan pada usia muda dan lanjut usia. Sejarah kasus disajikan untuk
menggambarkan temuan pada penyakit berikut: Tumor korteks adrenal dengan (a)
maskulinisasi, (b) sindrom Cushing dengan virilisme dan, (c) hirsutisme; serta
gigantisme dengan akromegali, gout, eunuchism, penyakit Addison, miksedema,
dan panhypopituitarism parah.
Urin yang digunakan pada percobaan ini ialah urin 24 jam. Urine tampung
24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa
kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dan
sebagainya. Urin 24 jam kemudian ditambahkan HCl. Penambahan asam (HCl)
dan pemanasan pada penangas bertujuan untuk menghidrolisis steroid yang
terkandung dalam urin menjadi steroid yang bebas. HCl juga berperan
menghidrolisis sulfat dan konjugasi glukoronida. Urin yang telah dihidrolisis
menggunakan HCl dan melalui pemanasan kemudian didinginkan dan di ekstrak
menggunakan petroleum benzene dengan perbandingan 1;1 campuran petroleum
eter-benzene. Petroleum benzene merupakan larutan non polar yang bisa
melarutkan steroid bebas yang sama-sama bersifat non polar. Petroleum benzene
berperan sebagai pelarut organic yang akan melarutkan 17-ketosteroid dengan
12
mengikat gugus OH. Kemudian terbentuk 2 lapisan pada larutan, dengan lapisan
atas (bening) yang merupakan steroid terlarut, dan lapisan bawah (kuning
kecoklatan) yang merupakan sisa hidrolisis dan substansi urin yang lain yang
nantinya akan dibuang.
13
pelarut yang sudah tidak digunakan lagi. Kemudian , absorbansi lapisan bawah
(berwarna) dengan blanko air pada 520 mm dalam spektrometer dengan kuvet
yang sesuai.
14
diasumsikan bahwa sekitar 10 mg diturunkan dari korteks adrenal dan 5 mg dari
testis. Pada kondisi eunuchoidism dilaporkan lebih rendah dari normal seperti
kadar pada bedah kebiri (10 mg), sedangkan pada kasus tumor pada sel interstisial
testis produksinya dapat mencapai 800 mg setiap harinya. Pada penyakit Addison
pada pria, ekskresi turun mencapai 1,2 hingga 6,4 mg yang mewakili produksi
testikular, sedangkan pada wanita praktis tidak ada 17-ketosteroid yang
diproduksi.
15
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1) Steroid adalah salah satu kelas utama dari lipid yang memiliki struktur yang
sama sekali berbeda dari kelas-kelas lipid yang lain.
2) Hiperplasia terjadi apabila jaringan mengandungi populasi sel yang mampu
bereplikasi. Hal tersebut dapat terjadi bersama dengan hipertrofia dan
sering terjadi karena stimulus yang sama.
3) Kortikosteroid adalah kelas hormon steroid yang dilepaskan oleh korteks
adrenal, yang meliputi glukokortikoid dan mineralokortikoid.
4) Senyawa steroid berbeda-beda, perbedaan diantara senyawa steroid
ditentukan oleh panjang rantai karbon pada C-17
5) Kalsium merupakan ion terbesar dalam urin, hanya 50% dari kalsium
plasma terionisasi yang difiltrasi di glomerulus. Lebih dari 95% kalsium
yang difiltrasi, direasorbsi di tubulus proksimal maupun ditubulus distal
dan sebagian kecil ditubulus kolektivus.
6) Hormon steroid berfungsi untuk membantu tubuh agar berfungsi dengan
baik. Hormon steroid terbagi menjadi dua, yaitu hormon kortisol dan
aldosterone.
6.2. Saran
Harapan saya agar praktikum selanjutnya mungkin vidio pratikum bisa
ditingkatkan dan diberikan kepada mahasiswa sebagai bahan pembelajaran dalam
praktikum daring.
16
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, K. E., et al. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 24. US:
McGrawHill inc
Dutt, M., et al. 2020. Physiology, Adrenal Gland. Treasure Island: StatPearls
Publishing
Hall, E.J, & Guyton, A.C. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical
Physiology. Edisi 12. Amerika Serikat: Elsevier
Illing, I., Safitri, W., Erfiana. 2017. Uji Fitokimia Ekstrak Buah Dengen. Jurnal
Dinamika. Vol. 8(1): 66-84. Viewed on 2 Mei 2021. From :
journal.uncp.ac.id
Meiriza, W., Satria, O. 2017. Hubungan Berat Badan Tidak Normal Dengan
Kejadian Amenore Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Perintis
(Perintis’s Health Journal). Vol. 4(2):1-7. Viewed on 1 Mei 2021. From:
jurnal.stikesperintis.ac.id
17
disposal plant: A preliminary study. Human and Ecological Risk
Assessment: An International Journal. Vol. 23(2) : 241-256. Viewed on 2
Mei 2021. From : tandfonline.com
18