Anda di halaman 1dari 20

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Landasan Teori
II. 1. 1. Masa Remaja
II. 1. 1. 1. Definisi
Masa remaja atau masa adolensensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa
kehidupan. (Pardede, 2002)

II. 1. 2. Pubertas
II. 1. 2. 1. Definisi
Pubertas adalah masa sistem reproduksi mengalami kematangan. Pubertas
ditandai dengan periode preeliminary selama satu tahun atau lebih yang disebut
prapubertas, ketika karakteristik sekunder muncul. Pada saat ini kelenjar endokrin
terutama kelenjar pituitary dan gonad mulai memproduksi hormon-hormonnya
dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan perubahan dalam bentuk tubuh,
kecepatan pertumbuhan, dan perkembangan organ-organ tubuh (Waryana, 2010)
Pubertas juga bisa disebut sebagai masa transisi antara masa anak dan
dewasa, dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan (growth spurt), timbul ciri-
ciri seks sekunder dan terjadi perubahan psikologis yang mencolok (Pardede,
2002).
Sarwono (2007) mengemukakan bahwa pubertas pada wanita dimulai
dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah
berfungsi dengan baik dan teratur.



7
8

II. 1. 2. 2. Fisiologi pubertas


Menurut Ganong (2003),Perubahan pada pubertas ditandai dengan 2 proses
fisiologis yaitu gonadarche dan adrenarche. Gonadarche merupakan suatu
keadaan pertumbuhan dan kematangan dari gonad dan dihubungkan dengan
peningkatan sekresi seks steroid serta dimulainya folikulogenesis dan ovulasi
pada remaja putri akibat peningkatan kepekaan aksis hipotalamus - pituitari.
Gonadarche ditandai dengan thelarche yaitu pembentukan payudara dan
menarche yaitu periode menstruasi pertama
Adrenarche merupakan maturasi dari korteks adrenal yang ditandai dengan
peningkatan sekresi androgen adrenal yaitu dehydroepiandrosteron (DHEA),
dehydroepiandrosteron sulfat (DHEAS) dan androstenedion. Adrenarche
menyebabkan terjadinya pubarche atau perkembangan rambut pubis dan ketiak

II. 1. 2. 3. Perubahan pubertas
Sekresi estrogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi
pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan
karakteristik seks sekunder wanita. Efek yang menonjol pada perkembangan
karakteristik seks sekunder tersebut adalah mendorong penimbunan lemak di
lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, bokong, dan paha, sehingga terjadi
perubahan bentuk tubuh pada remaja putri. Tiga buah perubahan pubertas lainnya
pada remaja putri, pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan
pubertas dan munculnya libido disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal
pada pubertas. (Sherwood, 2007)
Tanda pubertas dapat dilihat pada tabel Skala Tanner (Marshall dan
Tanner, 1969 dalam Nelson, 2000) :







9

Tabel 1. Tingkatan Maturitas Wanita Berdasarkan Skala Tanner


Sumber : Ilmu Kesehatan Anak Nelson, 2000
Stadium Rambut pubis Payudara Perubahan
lainnya
1 Pra-pubertas Pra-pubertas A1 (rambut
aksila) pra-
pubertas

A2
pertumbuhan
rambut aksila
(12 tahun)

Perkembangan
jerawat (13,2
tahun)

Adrenarche: 9
tahun

Menarche: usia
12,7 tahun
(10,8-14,5
tahun)
2 J arang, sedikit
berpigmen, lurus
batas medial
labia. (9-13,4) th
Payudara dan
papila menonjol,
diameter aerola
bertambah. (8,9-
12,9) th
3 Lebih hitam,
mulai keriting,
jumlah
bertambah. (9,6-
14,1) th
Payudara dan
aerola membesar,
tidak ada pemisah
garis bentuk (9,9-
13,9) th
4 Kasar, keriting,
banyak tapi
lebih sedikit dari
orang dewasa.
(10,4-14,8) th
Aerola dan papila
membentuk bukit
kedua. (10,5-
15,3) th
5 Segitiga wanita
dewasa,
menyebar ke
medial paha.
(13-16) th
Bentuk dewasa,
papila menonjol.
Aerola bentuk
umum payudara
(13-16) th

I
I
p
a
u
u
b
r
p
I
h
p
Ga
Sum

II. 1. 3. Men
II. 1. 3. 1. D
Menst
pengeluaran
akibat dari
uterus (Sher
Siklus
uterus yang
biasanya int
reproduktif
primata. Me

II. 1. 3. 2. Fi
Fung
hipofisis, da
pada saluran
mbar 1. Ska
mber : Ilmu
nstruasi
Definisi
truasi adalah
n darah dan
stimulasi o
rwood, 2007)
discharge f
tidak hamil
terval sekitar
(pubertas s
erupakan pun
isiologis me
gsi menstrua
an ovarium d
n reproduks
ala Tanner
u Kesehatan
h proses de
debris end
leh prostagl
).
fisiologik da
l. Dibawah k
r empat min
sampai men
ncak siklus m
enstruasi
asi normal m
dengan perub
si normal, o
pada remaj
n Anak Nels
skuamasi en
ometrium d
landin terha
arah dan jar
kendali horm
nggu , tanpa
nopause) pa
menstruasi (D
merupakan h
bahan-perub
ovarium mem
ja putri
son, 2000
ndometrium
dari rongga
adap ritme k
ingan muko
monal dan be
adanya keh
ada wanita
Dorland, 200
hasil interak
bahan terkait
mainkan pe
(Guyton, 2
uterus mela
kontraksi m
osa melalui v
erulang seca
hamilan selam
dan bebera
02)
ksi antara hi
pada jaring
eranan penti
10
2000) serta
alui vagina
miometrium
vagina dari
ara normal,
ma periode
apa spesies
ipotalamus,
an sasaran
ng dalam
11

proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-


perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004).

II. 1. 3. 3. Siklus menstruasi
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi,
yaitu:
A. Siklus Endometrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu:
a. Fase Menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai pendarahan, debris endometrium, dan lapisan yang masih utuh
hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari
(rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi, kadar estrogen,
progesteron, dan Luteinizing Hormone (LH) menurun atau berada
pada kadar terendahnya selama siklus. Pada fase ini kadar Follicel-
Stimulating Hormone (FSH) baru mulai meningkat.
b. Fase Proliferasi
Endometrium mulai memperbaiki dirinya dan mengalami proliferasi
di bawah pengaruh estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
Estrogen merangsang epitel, kelenjar, dan pembuluh darah.Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal sekitar 4 hari atau
menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula,
yang akan berakhir saat ovulasi.
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi. Korpus luteum
mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron
bekerja pada endometrium tebal untuk mengubahnya menjadi jaringan
yang kaya pembuluh dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi,
12

korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron


berdegenerasi. Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu
merangsang pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan
vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium. Penurunan
oksigenasi menyebabkan kematian endometrium. Perdarahan yang
timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan
endometrium yang mati ke lumen uterus.
B. Siklus Ovarium
Menurut Sherwood (2007), folikel ovarium mengeluarkan estrogen di
bawah pengaruh FSH, LH dan estrogen itu sendiri. Kadar estrogen yang rendah
tetapi terus meningkat tersebut akan menghambat sekresi FSH dan menekan
sekresi LH secara inkomplit. Pada saat estrogen mencapai puncaknya memicu
terjadinya lonjakan LH ini menyebabkan ovulasi folikel yang matang. Sekresi
estrogen menurun.
Sel folikel ini kemudian mengalami transformasi struktural membentuk
korpus luteum, yang mengeluarkan progesteron dalam jumlah besar dam
estrogen dalam jumlah yang lebih sedikit. Progesteron menghambat FSH dan
LH.
Apabila ovum yang dikeluarkan tidak dibuahi dan tidak tertanam di
uterus. Korpus luteum dalam waktu 2 minggu akan berdegenerasi. Kadar
progesteron dan estrogen akan menurun, sehingga tidak ada lagi pengaruh
inhibitorik pada sekresi FSH dan LH. Kadar kedua hormon hipofisis anterior
ini kembali meningkat dan merangsang berkembangnya folikel-folikel baru.
C. Aksis hipofisis-hipotalamus
Menurut Bobak (2004), Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal,
kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang
rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi
Gonadotropin Realising Hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi
sekresi FSH. FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan
produksi estrogennya. Kadar estrogen yang semakin meningkat memicu
hipofisis anterior untuk mengeluarkan LH. LH mencapai puncak pada sekitar
hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan
13

implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum berdegenerasi, sehingga kadar
estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.


Gambar 2. Perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi
Sumber :Fisiologi Manusia Sherwood, 2007

II. 1. 4. Menarche
II. 1. 4. 1. Definisi
Menarche adalah siklus menstruasi pertama sekali yang dialami wanita.
Menarche terjadi akibat peningkatan FSH dan LH yang merangsang sel target
ovarium. FSH dan LH berkombinasi dengan reseptor FSH dan LH yang
selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi, pertumbuhan dan
proliferasi sel. Hampir semua perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem
second messenger adenosine-monophosphate cyclic dalam sitoplasma sel ovarium
14

sehingga menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron.


Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar
kompeten untuk memungkinkan terjadinya ovulasi. Ovulasi yang tidak dibuahi
akan memicu terjadinya menstruasi (Guyton, 1997)

II. 1. 4. 2. Usia Menarche
Menurut Proverawati (2009). Usia seorang anak perempuan mulai
mendapatkan menstruasi sangat bervariasi. Ada yang mendapatkan menstruasi
pertama kali saat berusia 12 16 tahun. Usia normal menarche remaja putri pada
usia 12-13 tahun (Bagga, 2000)

II. 1. 4. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche
Menurut Adair (2001), ada tiga faktor yang mempengaruhi menarche
yaitu:
1. Faktor keturunan
Menarche juga ditentukan oleh pola genetik dalam keluarga,
sebagaimana menurut Silva (2005) bahwa usia menarche dari ibu turut
memberikan kontribusi terhadap usia menarche anak.
2. Keadaan gizi
Semakin baik keadaan nutrisi maka semakin cepat usia menarche.
Beberapa ahli mengatakan anak perempuan dengan jaringan lemak yang
lebih banyak, lebih cepat mengalami menarche dari pada anak yang
kurus.
3. Kesehatan umum
Badan yang lemah atau penyakit yang diderita seorang anak gadis
seperti penyakit kronis, terutama yang mempengaruhi asupan makanan
dan oksigenasi jaringan dapat memperlambat menarche.

Menurut Silva (2005), gaya hidup juga memiliki pengaruh dalam induksi
menarche. Remaja dengan gaya hidup modern, misalnya mereka yang sering
menonton televisi, jarang beraktivitas ataupun yang sering mengkonsumsi fast
food mengalami menarche yang lebih dini.
15

Dalam penelitian yang dilakukan Bagga dan Kulkarni (2000). terhadap


remaja perempuan di India, didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi usia
menarche, antara lain.
1. Sosioekonomi
Remaja perempuandari keluarga dengan tingkat ekonomi kurang
akan mendapatkan menarche 12 bulan lebih lambat daripada mereka
yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas.
2. Pola makan
Nutrisi merupakan faktor utama yang berperan. Penelitian
menunjukkan bahwa gadis vegetarian mengalami menarche 6 bulan lebih
lambat daripada nonvegetarian.
3. Aktivitas fisik
Remaja perempuandengan aktivitas fisik yang berlebihan, misalnya
atlet cenderung mengalami menarche di atas usia 12-13 tahun. Hal ini
diduga berhubungan dengan inhibisi hormon reproduksi yang
menginduksi menstruasi.
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Sebagian besar remaja dengan usia menarche dini (9-11 tahun)
memiliki kelebihan berat badan sebesar 5 kg dibanding dengan rata-rata
berat badan remaja seusianya. Di sisi lain, gadis dengan menarche
terlambat kekurangan berat badan sebesar 4,5 kg. Penelitian
menunjukkan pula bahwa tinggi badan memiliki asosiasi positif terhadap
usia menarche dini.

Menurut Amira, Nur (2011). Pengaruh tekanan dan lingkungan sosial
berpengaruh terhadap usia menarche. Namun, dibandingkan dengan pengaruh
genetik, nutrisi dan keadaan umum kesehatan, pengaruh sosial adalah lebih kecil
dan bergeser hanya beberapa bulan. Bagian dari lingkungan psikososial anak yang
paling penting adalah keluarga.
Beberapa aspek dari struktur dan fungsi keluarga dilaporkan adalah secara
independen berkaitan dengan menarche yang awal.
a. Insidensi obesitas pada anak yang meningkat
16

b. Pendidikan orang tua


c. Pekerjaan orang tua.
d. Pendapatan keluarga

II. 1. 5. Status gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu. Status gizi juga merupakan keadaan akibat dari keseimbangan
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut,
atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh
(Supariasa dkk, 2001). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2009).

II. 1. 5. 1. Penilaian Status gizi
Penilaian status gizi secara langsung dapat dengan menggunakan 4 cara
menurut Supariasa (2001):
A. Secara klinis
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah
pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil penilaian
dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
B. Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
J aringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urin, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Salah satu ukuran yang sangat
sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin sebagai
indeks dari anemia.
C. Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat
17

tanda dan gejala kurang gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut,


mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.
D. Secara antropometri
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian
secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga (Supariasa dkk,
2001) yaitu :
A. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei
ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
B. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisisdata beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan penilaian status
gizi dengan statistik vital dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.
C. Faktor Ekologi
Menurut Bengoa dalam Supariasa dkk (2002), mengungkapkan bahwa
malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor
fisik, biologis, dan lingkungan budaya. J umlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain lain.
18

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui


penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi.

II. 1. 5. 2. Pengukuran Antropometri
Menurut Supariasa (2002), antropometri sebagai indikator status gizi dapat
dilakukan denga mengukur beberapa parameter. Parameter untuk menentukan
status gizi, antara lain:
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi salah.
2. Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot
menurun.
3. Tinggi Badan
Merupakan parameter yang penting, jika umur tidak diketahui. Dengan
menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan.
4. Lingkar Lengan Atas
Dilakukan karena mudah, dan tidak memerlukan peralatan yang sulit
diperoleh.
5. Lingkar Kepala
Adalah standar prosedur ilmu kedokteran anak, yang biasanya untuk
memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
6. Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak usia 2-3 tahun. Sebagai indikator
menentukan KEP (Kekurangan Energi Protein)
7. J aringan Lunak
Dapat diukur dari jaringan otot maupun lemak.


19

Tabel 2. Parameter yang Diajukan WHO untuk Diukur dalam


Survei Gizi
Usia Pengamatan di lapangan Pengamatan lebih rinci
0-1 tahun Berat badan dan panjang
badan
Panjang batang badan;
lingkar kepala dan dada;
diameter krista iliaka, lipat
kulit dada, trisep dan
subskapula
1-5 tahun Berat badan dan panjang
(sampai 3 tahun), tinggi
badan (diatas 3 tahun), lipat
kulit bisep dan trisep,
lingkar lengan
Panjang batang badan (3
tahun), tinggi duduk
(diatas 3 tahun), lingkar
kepala dan dada (inspirasi
setengah), diameter
bikristal, lipat kulit dada
& sub-skapula, lingkar
betis, rontgen postero-
anterior tangan dan kaki
5-20 tahun Berat badan dan tinggi
badan, lipat kulit trisep
Tinggi duduk, diameter
bikristal, diameter
biakromial, lipat kulit di
tempat lain, lingkar lengan
dan betis, rontgen postero-
anterior tangan dan kaki
>20 tahun Berat badan dan tinggi
badan, lipat kulit trisep
Lipat kulit di tempat lain,
lingkar lengan dan betis
Sumber : Supariasa, 2007

Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara
berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal
lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi
pada bayi dan anak (Narendra, 2006). J enis pengukuran antropometri, antara lain :

20

A. Berat dan Tinggi Badan terhadap Umur


Pengukuran antropometri jenis ini sesuai dengan cara-cara yang baku,
beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju,
mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang pemeriksa pada papan
pengukur (infantometer), tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri
diukur dengan stadiometer.
B. Lingkar kepala, lingkar lengan, lingkaran dada diukur dengan pita
pengukur.
Baku Nellhaus dipakai dalam menentukan lingkaran kepala (dikutip
oleh Behrman, 1968). Sedangkan lingkaran lengan menggunakan baku dari
Wolanski, 1961 yang berturut-turut diperbaiki pada tahun 1969
C. Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan,
subskapula dan daerah pinggul.
Penting untuk menilai kegemukan. Memerlukan latihan karena sukar
melakukannya dan alatnya pun mahal (Harpenden Caliper).

II. 1. 5. 3. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT adalah Quetelets index memiliki formula berat badan (kg) dibagi
kuadrat tinggi badan (m2). IMT mulai disosialisasikan untuk penilaian status
mutrisi pada anak dalam kurva CDC (Center for Disease Center) tahun 2004.
Tingkat kelebihan berat badan harus dinyatakan dengan SD dari mean (rata-rata)
IMT untuk populasi umur tertentu. Mean IMT juga bervariasi seperti pada berat
badan normal pada status gizi dan frekuensi kelebihan berat pada rerata IMT dan
standard deviasi yang dihitung (Narendra, 2006).






21

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan


Departemen Kesehatan Republik Indonesia
IMT (kg/m2) Kategori
<17 Kekurangan berat
badan tingkat berat
Kurus
17 18,4 Kekurangan berat
badan tingkat ringan
18,5 25 Normal Normal
25,1 27 Kelebihan berat
badan tingkat ringan
Gemuk
>27,1 Kelebihan berat
badan tingkant berat
Sumber : Depkes R.I, 1994 dalam Sofia, 2009

Tabel 4. Definisi pada CDC, Indeks Masa Tubuh terhadap
umur
Kurang IMT Umur <persentil 5
Normal Persentil 5 >BMI Umur <persentil 85
Resiko kegemukan BMI Umur >persentil 85
Kegemukan BMI Umur >persentil 95


II. 1. 6. Aktivitas fisik
II. 1. 6. 1. Definisi
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang tidak ada (kurangnya
aktivitas fisik) merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kronis, dan
secara keseluruhan diperkirakan menyebabkan kematian secara global (WHO,
2010)



22

II. 1. 6. 2. Macam-macam aktivitas fisik


Menurut Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI (2006). Ada
3 tipe/macam/sifat aktivitas fisik yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan
kesehatan tubuh yaitu:
A. Ketahanan (endurance)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk ketahanan, dapat membantu jantung,
paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat kita lebih
bertenaga. Untuk mendapatkan ketahanan maka aktivitas fisik yang dilakukan
selama 30 menit (4-7 hari per minggu).
Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:
1. Berjalan kaki
2. Lari ringan
3. Berenang dan senam
4. Bermain tenis
5. Berkebun dan kerja di taman.

B. Kelenturan (flexibility)
Aktivitas fisik yang bersifat untuk kelenturan dapat membantu
pergerakan lebih mudah, mempertahankan otot tubuh tetap lemas (lentur) dan
sendi berfungsi dengan baik. Untuk mendapatkan kelenturan maka aktivitas
fisik yang dilakukan selama 30 menit (4-7 hari per minggu).
Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:
1. Peregangan
2. Senam taichi dan yoga
3. Mencuci pakaian, mobil
4. Mengepel lantai.

C. Kekuatan (strength)
Aktifitas fisik yang bersifat untuk kekuatan dapat membantu kerja otot
tubuh dalam menahan sesuatu beban yang diterima, tulang tetap kuat, dan
mempertahankan bentuk tubuh serta membantu meningkatkan pencegahan
23

terhadap penyakit seperti osteoporosis. Untuk mendapatkan kelenturan maka


aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menit (2-4 hari per minggu).
Contoh beberapa kegiatan yang dapat dipilih seperti:
1. Push-up,
2. Naik turun tangga
3. Angkat berat/beban
4. Membawa belanjaan
5. Mengikuti kelas senam terstruktur dan terukur (fitness)
Aktivitas fisik termasuk juga kegiatan sekolah, aktivitas sosial, bermain,
berolahraga, jalan-jalan, rekreasi, dan olahraga. Kegiatan yang di rekomendasikan
oleh WHO (2010), untuk anak usia 5 17 tahun:
1. Dalam 1 hari minimal melakukan aktivitas fisik sedang-berat selama
60menit/hari.
2. Dalam 1 minggu minimal melakukan olahraga aerobik (bulu tangkis,
bersepeda, basket, dan berenang ) paling tidak 3x seminggu.
Aktivitas fisik berupa olahraga yang dapat dilakukan antara lain:
1. J alan sehat dan jogging
2. Bermain tenis
3. Bermain bulu tangkis
4. Sepakbola
5. Senam aerobik
6. Senam pernapasan
7. Berenang
8. Bermain bola basket
9. Bermain voli
10. Bersepeda
11. Latihan beban: dumble dan modifikasi lain
12. Mendaki gunung, dll




24

II. 1. 7. Hubungan Status Gizi dengan Usia Menarche


Pada remaja dengan kelebihan nutrisi (kelebihan berat badan), menarche
juga terjadi lebih dini. Hal ini diasosiasikan dengan kadar leptin yang disekresikan
oleh kelenjar adiposa. Peningkatan kronik dari konsentrasi leptin di perifer turut
memacu peningkatan serum LH, baik pada siang maupun malam hari. Menurut
Wilson dkk. (2003) dalam Uche-Nwachi dkk. (2007), LH merupakan hormon
yang dihasilkan di hipofisis anterior dan dapat dijadikan parameter menilai
pubertas pada wanita. Serum LH yang meningkat lebih dini dari seharusnya
berimbas kepada peningkatan serum estradiol yang kemudian berakhir dengan
menarche dini (Uche-Nwachi dkk., 2007).
Menurut Matkovic dkk. (1997), leptin sebagai produk dari gen ob pada
penderita obesitas mempengaruhi maturasi ovarium. Hasil tersebut didapatkan
dari penelitian in vivo terhadap tikus, sementara penelitian pada manusia belum
dilakukan.

II. 1. 8. Hubungan Aktivitas fisik dengan Usia Menarche
Penundaan menarche yang berhubungan dengan aktivitas fisik ini telah
diteliti bahwa terdapatnya penundaan sekresi dari hormon-hormon spesifik yang
ada di dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas remaja putri. Percepatan usia
menarchepada remaja perempuan dapat terjadi apabila hanya melakukan olahraga
sesekali. (Bagga, 2000)
Menurut Purwadi (1999), latihan fisik berat dapat memacu sekresi
glukokortikoid dari kelenjar supra renalis melalui rangsangan adrenocorticotropin
hormone (ACTH) di hipofisis oleh rangsangan cortisol releasing hormone(CRH)
di supra hipotalamus. Kadar glukokortikoid yang meningkat, akan menekan
produksi estradiol (estrogen) melalui inhibisi GnRH di hipotalamus, inhibisi
hipofisis dan inhibisi langsung pada ovarium sehingga terjadi atresia folikuler.
Sehingga terjadi hipoestrogenisme yang mengakibatkan gangguan menstruasi.




25

II. 2. Kerangka teori



Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche



















= Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche yang akan
diteliti
=Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche yang tidak
di teliti






Status Gizi
IMT/Usia
Aktivitas fisik
Indeks kerja
Indeks olahraga
Indeks waktu luang
Faktor Genetik
Faktor lingkungan
Lokasi kediaman
Pendapatan keluarga
Besarnya keluarga
Tingkat pendidikan orang tua
Keterpaparan media massa
Televisi
Majalah
Radio
Usia Menarche
26

II. 3. Kerangka konsep



Variabel Dependen Variabel Independen












II. 4. Hipotesis
2) Terdapat hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada remaja
kelas VII, VIII dan IX di SMP Al-Azhar 8 Kemang Pratama Bekasi
3) Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarche pada
remaja kelas VII, VIII dan IX di SMP Al-Azhar 8 Kemang Pratama
Bekasi





Status Gizi
Kurus
Normal
Berisiko kegemukan
kegemukan
Aktivitas fisik
Ringan
Sedang
Berat
Usia Menarche
Cepat
Normal
Lambat

Anda mungkin juga menyukai