LANDASAN TEORI
II.1.4.1 Telarche
III Payudara sedikit membesar dan areola tidak 12.2 10.0 14.3
memperlihatkan perbedaan kontur.
II.1.4.2 Adrenarche
II.1.4.3 Menarche
II.1.4.3.1 Pengertian Menarche
Menarche adalah perdarahan pertama dari uterus yang
terjadi pada seorang wanita (Wiknjosastro, 2008).
2. Ras/etnik
Beberapa studi yang dilakukan terutama di Amerika
Serikat, menunjukkan bahwa adanya perbedaan maturasi
seksual dan menarche pada berbagai etnik-ras. Anak
perempuan kulit hitam mengalami tingkat perkembangan
payudara dan rambut pubis dan menarche pada usia yang lebih
muda dibandingkan anak perempuan kulit putih.
Lebih lanjut, penelitian lain di Amerika Serikat dengan
menggunakan data dari The Third National Health and
Nutrition Examination Survey, menunjukkan usia rata-rata
onset perkembangan rambut pubis, payudara dan menarche
pada anak perempuan kulit hitam adalah 9,5, 9,5 dan 12,1
tahun; dan 10,5, 10,3 dan 12,7 pada anak perempuan kulit
putih. Perbedaan ras atau etnik tersebut tetap bahkan setelah
menyesuaikan indeks massa tubuh saat ini dan berbagai
variabel sosial dan ekonomi. Perbedaan maturasi pubertas dari
berbagai ras mencerminkan pengaruh faktor genetik.
Anak perempuan di Eropa Selatan mengalami menarche
lebih awal daripada anak perempuan di Eropa Utara. Rata-rata
usia menarche di Perancis dan negara Mediterania lain lebih
rendah daripada negara Eropa Barat lainnya dimana hal ini
berhubungan dengan perbedaan geografi yang mencerminkan
baik genetik atau etnik dan faktor lingkungan.
Usia menarche di Asia mirip dengan anak perempuan di
Mediterania; rata-rata usia menarche di Hongkong dan Jepang
berturut-turut adalah 12,38 dan 12,2 tahun, dan di Yunani atau
Spanyol berturut adalah 12,27 dan 12,34 (Karapanou &
Papadimitriou, 2010).
3. Status gizi
Makin baiknya nutrisi mempercepat usia menarche.
Beberapa ahli mengatakan anak perempuan dengan jaringan
lemak yang lebih banyak, lebih cepat mengalami menarche
dari pada anak yang kurus (Winkjosastro, 2005). Helm et al
(1996) menemukan bahwa usia menarche cepat berhubungan
dengan overweight dan menarche terlambat berhubungan
dengan underweight (Damayanti, 2002).
Guthrie dan Picciano (1995) mengatakan bahwa ada
berat badan kritis yang harus dicapai sebelum memasuki
pubertas yaitu sekitar 30 kilogram. Berat ini dapat disamakan
dengan komposisi tubuh dimana 10% diantaranya adalah
lemak. Pertambahan berat badan dimulai sekitar 6 bulan
setelah peak height velocity (PHV) atau puncak pertumbuhan
tinggi badan, dan ini berjalan selama 2,5-3 tahun (Ginarhayu,
2002).
Menurut Bagga (2000), remaja putri yang mengalami
menarche dengan umur lebih awal (9-11 tahun) mempunyai
berat badan maksimum adalah 46 kg dibandingkan umur
menarche yang ideal (12-14 tahun) yaitu 41 kg. Sedangkan
remaja putri yang telat menarche nya (14-15 tahun)
mempunyai berat badan sekitar 37 kg. Penelitian yang serupa
adalah dengan mengukur tinggi badan yang dilakukan terhadap
remaja putri yang mendapat menarche dengan umur lebih awal
(9-11 tahun) yaitu 154,84 cm, sedangkan tinggi remaja putri
yang mendapat menarche telat adalah 147,89 cm. Penelitian
tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara
satus gizi terhadap menarche remaja putri. (Anni Kartika Putri,
2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dibagi
menjadi 2 kategori :
Faktor Langsung
o Konsumsi makanan
Makanan yang dikonsumsi sangat tergantung pada
kuantitas dan kualitas kandungan zat gizi yang ada
dalam bahan makanan, ada tidaknya pemberian
makanan di luar keluarga, daya beli keluarga, kebiasaan
makan yang didasari oleh pengetahuan orangtua/
pengelola makanan terhadap gizi dan kesehatan.
o Status kesehatan
Keadaan kesehatan sangat dipengaruhi oleh daya beli
keluarga, kebiasaan makan, pengetahuan pemeliharaan
kesehatan dan keadaan lingkungan fisik dan sosial
(Ginarhayu, 2002, Call & Levinson, 1977).
Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang
anak gadis seperti penyakit kronis, terutama yang
mempengaruhi masukkan makanan dan oksigenasi
jaringan dapat memperlambat menarche. Demikian pula
obat-obatan (Winkjosastro, 2005).
Faktor Tidak Langsung
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi antara
lain meliputi : tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan
jumlah anggota keluarga. (Ginarhayu, 2002).
4. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi telah lama diduga sebagai faktor
yang berhubungan dengan umur menarche. Hal tersebut
disebabkan tingkat sosial ekonomi akan berhubungan dengan
tingkat pengetahuan orangtua tentang gizi keluarga,
kemampuan dalam mencukupi gizi keluarga, status gizi anak
perempuan dalam mengakses informasi pengaruh budaya luar
dan tingkat rangsangan psikis yang pada akhirnya akan
berhubungan dengan umur menarche.
Beberapa jumlah studi menemukan bahwa status sosial
ekonomi yang lebih tinggi berasosiasi terhadap lebih awalnya
waktu pubertas baik pada anak perempuan maupun laki-laki.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rokade & Mane (2009)
dari College of Medical Sciences & Research Centre, Bhopal,
India, dengan mengambil sebanyak 742 anak perempuan usia
9-16 tahun sebagai sampel, lalu membagi mereka berdasarkan
status sosial ekonomi keluarga nya yaitu tinggi, menengah dan
rendah berdasarkan pekerjaan dan pendidikan orangtua serta
pendapatan per kapita keluarga, didapatkan hasil mayoritas
subjek penelitian yang mengalami menarche lebih cepat yaitu
pada usia antara 10 & 12 tahun berasal dari anak dari kelas
sosial ekonomi menengah dan tinggi (88,05%) bila
dibandingkan anak perempuan dari kelas sosial ekonomi
rendah yang hanya 11,95%. Perbedaan tersebut secara statistik
signifikan (p<0,001).
Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan status
menarche dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor pendidikan orangtua
2. Faktor pekerjaan orangtua
3. Faktor pendapatan keluarga
4. Faktor jenis keluarga dan jumlah anggota keluarga
Status sosial ekonomi yang berhubungan dengan usia
menarche dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pendidikan Orang Tua
Rana et al (1986), menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara
pendidikan orangtua terhadap usia menarche. Pendidikan
akhir yang dicapai orangtua secara tidak langsung akan
mempengaruhi pekerjaan orangtua dimana akan
berhubungan dengan pendapatan keluarga yang berimbas
dengan kecukupan dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi
dan perhatian terhadap kesehatan setiap anggota keluarga
akan terpenuhi. Tingkat pendidikan orangtua juga akan
berhubungan dengan pendidikan seksual anak-anaknya.
Oleh karena itu, hal tersebut akan berhubungan dengan
usia menarche anak perempuan. (Anni Kartika Putri,
2009).
Penelitian di Jakarta Timur, menemukan bahwa ibu
yang memiliki pendidikan tinggi ternyata usia menarche
anaknya lebih dini daripada responden yang mempunyai
ibu dengan pendidikan rendah (Ginarhayu, 2002).
b. Pekerjaan Orang Tua
Orangtua yang mempunyai pekerjaan baik akan
berhubungan pula dengan pendapatan atau penghasilan
yang baik untuk keluarga. Penghasilan baik dari keluarga
akan memperbaiki kebutuhan gizi keluarga sehingga
asupan gizi keluarga terpenuhi. Di samping itu,
penghasilan yang baik dari keluarga akan berpengaruh
pada gaya hidup keluarga dan jenis makanan yang akan
mempengaruhi status gizi, dalam hal ini anak
perempuan. Status gizi anak perempuan yang baik
tersebut akan mempengaruhi usia menarche nya. Rana et
al (1986) juga menyebutkan bahwa di dalam
penelitiannya adanya hubungan antara pekerjaan
orangtua dengan usia menarche (Anni Kartika Putri,
2009)
Laska-Mierzejewska (1995) menemukan bahwa
umur menarche yang paling cepat diamati pada wanita
Polandia yang ayahnya berasal dari kelompok bukan
petani, sedangkan umur menarche yang paling lambat
berasal dari kelompok petani (Damayanti, 2001).
c. Pendapatan Keluarga
Usia menarche dapat dikatakan berhubungan
dengan faktor pendapatan keluarga. Pendapatan di dalam
suatu keluarga seringkali dihubungkan dengan
bagaimana kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan
kebutuhan gizi dimana hal pemenuhan kebutuhan gizi
tersebut akan berkaitan pula dengan pematangan seksual
pada remaja.
Oleh karena itu, biasanya keluarga yang
mempunyai pendapatan lebih dari cukup akan secara
otomatis mempengaruhi keadaan status gizinya apalagi
untuk anak perempuan yang akan berkorelasi terhadap
cepatnya menarche. (Anni Kartika Putri, 2009)
Penelitian di Jakarta Timur dan Yogyakarta
menunjukkan bahwa anak perempuan yang mendapat
menarche lebih awal, lebih banyak yang berasal dari
keluarga dengan penghasilan lebih besar, sedangkan
anak perempuan yang mendapat menarche lebih lambat,
berasal dari keluarga dengan penghasilan lebih kecil
(Ginarhayu, 2002, Aswin, 1982).
d. Jenis keluarga dan jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh
kepala rumah tangga akan mempengaruhi tingkat
kecukupan gizi dan kesehatan anggota keluarga,
sehingga akan berhubungan dengan umur menarche.
Penelitian Dann & Roberts (1993) pada mahasiswa di
Universitas Warwick menunjukkan bahwa penundaan
umur menarche terjadi pada mahasiswa yang berasal dari
keluarga besar. Sementara itu, penelitian yang dilakukan
Roberts, et al (1986) menemukan bahwa umur menarche
tidak berhubungan dengan kelas sosial, tetapi
berhubungan dengan jumlah anggota keluarga dan posisi
anak perempuan dalam keluarga. Anak perempuan yang
lahir lebih akhir, mengalami menarche lebih awal. Sama
seperti yang dikemukakan Eveleth (1986) bahwa jumlah
anggota keluarga (family size) berhubungan dengan umur
menarche (Damayanti, 2001).
5. Tempat tinggal
Perbedaan tempat tinggal akan berhubungan dengan
perbedaan tingkat sosial ekonomi, jenis ras, iklim, dan
rangsangan psikis terhadap seorang anak perempuan. Hal tersebut
disebabkan perbedaan tempat tinggal yang antara lain akan
menentukan :
a. Besar/luasnya kota (kota metropolitan/desa
pegunungan)
b. Lokasi kota (dekat pantai/pelabuhan atau pedalaman)
c. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar negeri (Free
sex, NAPZA)
d. Kebudayaan/adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
setempat (Ginarhayu, 2002, Syamsuar, 1984)
6. Aktivitas Olahraga
Bagga (2000) membuktikan bahwa olahraga/latihan fisik
yang rutin dan dilakukan dengan durasi waktu yang lama akan
menunda usia menarche pada seorang remaja putri (66,15%)
dibandingkan dengan remaja putri yang melakukan olahraga
latihan fisik yang jarang (33,84%). Penundaan menarche yang
berhubungan dengan aktifitas fisik ini telah diteliti bahwa
terdapatnya penundaan sekresi dari hormon-hormon spesifik yang
ada dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas pada remaja
putri.
7. Rangsangan Psikis
Tingkat sosial ekonomi dan lingkungan pendidikan
berperan penting dalam proses perkembangan, termasuk
pematangan seksual. Meningkatnya tingkat pendidikan orangtua
akan meningkatkan banyak aspek sosial yang dapat berhubungan
dengan pematangan seksual anak-anak gadis, antara lain
pengetahuan seksual, pergaulan yang cenderung lebih bebas,
kemudahan sarana komunikasi (radio, televisi dan film) sehingga
secara psikologis akan dapat mempercepat pematangan seksual
(Damayanti, 2001).
Kartono (1992) menyatakan bahwa salah satu terjadinya
menarche disebabkan oleh rangsangan-rangsangan kuat dari luar.
Rangsangan-rangsangan itu berupa film-film seks (blue film),
buku-buku atau majalah yang bergambar tidak senonoh (porno),
godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara
langsung terhadap perbuatan seksual, masuk ke pusat pancaindera
diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut
pubertas inhibitor. Rangsangan yang terus menerus, kemudian
menuju hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofise pars
anterior, melalui sistem portal. Hipofise anterior mengeluarkan
hormon yang merangsang kelenjar indung telur untuk
mengeluarkan hormon spesifik, yaitu hormon estrogen dan
progesteron. Hormon yang dikeluarkan kelenjar indung telur
tersebut memberikan umpan balik ke pusat pancaindera dan otak
serta kelenjar induk hipotalamus dan hipofise, sehingga
mengeluarkan hormon berfluktuasi. Dengan dikeluarkannya
hormon tersebut mempengaruhi kematangan organ-organ
reproduksi, sehingga semua hal tersebut mengakibatkan
kematangan seksual yang lebih cepat pada diri anak.
Remaja saat ini sudah sangat terpengaruh dengan media.
Media-media yang ada saat ini seringkali sudah berisi mengenai
hal-hal berbau seks. Brown et al (2005) membuktikan bahwa
keterpaparan media massa dapat mempercepat datangnya usia
pubertas yang akan berkaitan pula dengan usia menarche remaja
putri. Dari 471 responden yang berusia rata-rata 13,7 tahun,
didapatkan bahwa dua per tiga responden tersebut sangat
menyukai konten media massa yang berisi mengenai seks.
Penelitian pada pelajar putri di Afrika selatan
menemukan bahwa 18,7% pelajar putri yang diteliti telah mulai
melakukan hubungan seksual sebelum menarche. Sementara
umur rata-rata menarche adalah 13,91 tahun, umur rata-rata
kencan pertama 14,47 tahun dan umur rata-rata melakukan
hubungan seksual pertama adalah 14,86 tahun (Buga et al, 1996).
Dengan mempertimbangkan penemuan-penemuan
tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa pengetahuan dan
perilaku seksual yang tidak sehat pada remaja telah dimulai pada
usia yang sangat muda. Bahkan pengetahuan dan perilaku seksual
tersebut menjadi faktor yang mempercepat pematangan seksual
pada remaja, termasuk dalam hal mempercepat umur menarche
(Damayanti, 2001).
8. Stres
Riset longitudinal telah banyak yang mendukung
hipotesis bahwa stresor emosional berhubungan dengan waktu
pubertas yang lebih awal pada anak perempuan (Semiz, et al.,
2009). Pengaruh psikologis seperti kejadian pada masa kanak-
kanak yang penuh dengan tekanan/ stres kehidupan dan juga efek
kontekstual seperti lingkungan keluarga juga diketahui memiliki
pengaruh terhadap onset pubertas (Arim, et al., 2007).
Menurut Belsky et al (1991) dalam Gaudineau. et al
(2010), perkembangan atau pertumbuhan yang lebih cepat terjadi
akibat adanya pemicu dari lingkungan dan sebenarnya hal
tersebut merupakan suatu respon adaptif terhadap lingkungan
yang penuh tekanan/stres seperti adanya konflik keluarga,
absennya figur ayah kandung, pengasuhan orangtua yang buruk,
atau status sosial ekonomi yang rendah.
Hulanicka et al (2001) melaporkan bahwa anak
perempuan yang terekspos terhadap distres keluarga (Familial
distress) termasuk diantaranya kematian salah satu atau kedua
orangtua, perpisahan/perceraian orangtua, keluarga dengan
orangtua tunggal, penyakit berat yang diderita salah satu anggota
keluarga, adanya penyimpangan sosial seperti alkoholisme atau
catatan kriminal dari salah satu atau kedua orangtua akan
cenderung mengalami pubertas lebih awal yang juga berhubungan
dengan pendeknya tinggi badan akhir (Gaudineau, et al., 2009).
Gaudineau et al (2009) dalam penelitiannya mengungkap
bahwa dari hasil penelitiannya terhadap 1562 anak perempuan
dari usia 6-16,5 tahun di Turki, ternyata pubertas terjadi lebih
awal pada anak perempuan yang tinggal di keluarga yang penuh
konflik, adanya kekerasan fisik ayah kepada ibu atau dari ibu
kepada anak mereka.
Berbagai macam stres lainnya seperti penyakit akut atau
kronik dan kondisi psikologis yang buruk telah diketahui dapat
menekan sistem hipotalamus-hipofisis-gonad. Terdapat
ketertarikan yang terus berkembang mengenai peran potensial
dari faktor psikologis dalam pertumbuhan dan maturasi. Dari
fakta-fakta yang didapat, pengaruh stres pada keluarga selama
berlangsungnya pertumbuhan dan maturasi telah lama dipelajari
secara mendalam. Beberapa laporan dari penelitian tersebut
mengindikasikan adanya percepatan maturasi seksual yang
berhubungan dengan lingkungan keluarga yang penuh stres
(Semiz, et al., 2009).
Bagan 1.
Kerangka Teori
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status dan Usia Menarche
1. Faktor Internal
Usia Menarche Ibu
Genetik
Ras/etnik/suku
2. Faktor Eksternal
Status Gizi
Sosial-ekonomi
BB
Pendidikan
Orangtua TB
Mekanisme
Pekerjaan IMT
Neuro-
Orangtua endokrinologis
hipotalamus
Pendapatan
Keluarga
Aktifitas Hipofisis
Jumlah Fisik/olahraga
Keluarga Hormon
Demografi (FSH, LH)
Tempat
Tingkat Stres
Tinggal Ovarium
Hormon
Rangsangan Psikis (Estrogen,
Keterpaparan progesteron)
informasi seksual
sebelumnya
Perilaku seksual
sebelumnya
Adat/kebiasaan
masyarakat
Status & Usia
Menarche
Bagan 2.
Kerangka Konsep
Pendapatan Keluarga