Anda di halaman 1dari 4

Mekanisme mineralisasi dan remodelling tulang

Remodeling tulang terjadi secara terus menerus seumur hidup dan melibatkan
kombinasi sintesis dan penghancuran tulang. Pada tulang kompak, remodeling
meresorpsi bagian osteon tua dan menghasilkan osteon yang baru. Pemecahan
kalsium dalam tulang yang diserap melibatkan kerja osteoklas, yang sering bekerja
dalam kelompok untuk membuang tulang yang tua dalam rongga berbentuk
terowongan dengan diameter sebesar kira-kira diameter osteon baru. Terowongan
semacam itu cepat disusupi oleh banyak sel osteoprogenitor dan rambatan kapiler
darah, yang berasal dari endosteum atau periosteum. Osteoblas terbentuk melapisi
dinding terowongan tersebut, dan mulai menyekresi osteoid secara siklis, yang
membentuk lamela konsentris tulang dengan osteosit yang terperangkap. Laju
remodeling (pergantian tulang) sangat aktif pada anak-anak, yang dapat berlangsung
200 kali lebih cepat daripada Iaju remodeling pada orang derwasa. Pada orang
dewasa yang sehat, 5-10% tulang mengalami pergantian setiap tahunnya. Variasi
pada aktivitas remodeling menimbulkan variasi besar pada ukuran osteon, kanal
osteonik, dan lamela interstisial. Saat osteon terbentuk karena deposisi lamela
berurutan oleh osteoblas, yang bergerak ke dalam dari perifer, osteon yang lebih
muda biasanya memiliki kanal yang lebih besar. Pada osteon matur, lamela yang
dibentuk paling baru adalah lamela yang terdekat dengan kanal sentral.

Pada remodeling dikenal dengan yang namanya mineralisasi dan


demineralisasi. Mineralisasi terjadi akibat aktivitas sel-sel pembentuk tulang yaitu
osteoblast. Osteoblast dijumpai dipermukaan luar dan dalam tulang, osteoblast
berespon terhadap berbagai sinyal kimiawi untuk menghasilkan matriks tulang.
Matriks tulang muda disebut osteoid. Sedangkan dengan demineralisasi terjadi karena
aktivitas sel-sel osteoklas yang berfungsi untuk penguraian tulang yang disebut
absorpsi, penguraian dilakukan dengan cara fagositik yaitu mengeluarkan berbagai
asam dan enzim yang mencerna tulang sedikit demi sedikit sehingga daerah kosong
dan diisi oleh osteoblast inilah yang disebut dengan remodeling atau pembentukan
tulang dan terjadi terus menerus.

gambar 1.1 Sihombing I, Wangko S, Kalangi SJR. Peran Estrogen Pada


Remodeling Tulang. J Biomedik. 2013;4(3).

Perbaikan fraktur tulang terjadi melalui beberapa tahap,tetapi menggunakan


mekanisme yang sudah berlangsung untuk remodeling tulang.

(1): Pembuluh darah yang robek pada fraktur melepaskan darah yang
membeku sehingga terbentuk hematoma fraktur yang besar.

(2): Hematoma tersebut secara berlahap hilang oleh makrofag dan digantikan
oleh massa lunak jaringan prokalus mirip-fibrokartilago yang kaya akan kolagen dan
fibroblas. Jika terdapat kerusakan, periosteum membentuk kembali kontinuitas di atas
jaringan tersebut.
(3): Prokalus lunak tersebut diinvasi oleh osteoblas dan pembuluh darah yang
terbentuk kembali. Dalam beberapa minggu berikutnya, fibrokartilago secara
bertahap digantikan oleh trabekula tulang primer, dan membentuk kalus keras di
seluruh area fraktur asal.

(4): Tulang primer lalu mengalami remodeling sebagai tulang kompak dan
berongga, yang berhubungan secara kontinu dengan area yang tidak mengalami
cedera di dekatnya dan vaskularisasi yang fungsional sepenuhnya terbentuk kembali.

Gambar 1.2
Mescher AL. Histologi dasar junqueira. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2012. hal 132
Daftar pustaka

1. Mescher AL. Histologi dasar junqueira. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC; 2012. hal 132-125

Anda mungkin juga menyukai