BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Trigger...................................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Tn. Oti usia 30 tahun, mempunyai hobi angkat besi. Ketika sedang berolahraga Tn. Oti
tiba-tiba menjerit keras sambilterjatuh ke lantai. Untung saja barbell yang sedang diangkat oleh
Tn. Oti tidak menimpa badannya saat terjatuh. Saat diperiksa ternyata pergelangan tangan Tn.
Oti sangat bengkak, kaku dan sangat sakit bila digerakkan. Tn. Oti mengakui bahwa
beberapahari sebelumnya pergelangan tangan yang sama sudah memulai dirasakan sedikit nyeri
setiap digerakkan, tapi Tn Oti selalu mengabaikan rasa nyeri tersebut. Setelah ditangani awal
dirumah, Tn. Oti dibawa ke rumah sakit. Dokter yang memeriksa mendiagnosis Tn. Oti
mengalami cedera otot yang lumayan berat dan perlu penanganan segera, sehingga Tn.Oti
harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
1. Cedera otot : suatu kondisi yang ditandai dengan otot-oto serta tendon pada otot ang
tertarik berlebihan karena tekanan besar yang disebabkan oleh aktivitas fisik yang berat
atau yang sederhana namun berulang.
2. Nyeri : sensasi rasa seperti ditusuk-tusuk jarum atau seperti dijepit pada bagian tubuh.
1. Kenapa pergelangan tangan Tn. Oti sangat bengkak, kaku, dan sangat sakit bila digerakkan?
2. Apa hubungan nyeri yang dirasakan sebelumnya dengan kejadian ini?
3. Bagian otot mana yang mengalami cedera otot?
4. Mekanisme cedera otot?
5. Bagaimana penanganan cedera otot?
Tn.Oti 30 th
Jatuh dengan
barbel
Penanganan
Ditangani
pertama cedera
dirumah
otot
Penanganan di
Rumah sakit
rumah sakit
Macam
Cedera otot
Patofisiologis
BELAJAR MANDIRI
2.8 SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND PRIVATE STUDY
b. Strain
Cedera yang terjadi pada muskulotendinous, disebabkan oleh regangan yang
berlebihan atau dipaksa berkontraksi melawan tekanan melebihi limt
ekstensibilitasnya.
Ada 3 derajat strain :
Derjat 1, beberapa serabut otot atau tendon terengang atau robek.
Derajat 2, bengkak dapat terjadi oleh pendarahan kapiler.
Derajat 3, rupture yan komplit serabut otot diarea perut otot atau tendon.
c. Knee injuries
Cedera yang terjadi karena adanya paksaan dari tendon. Saat mengalami cedera ini
akan merasakan nyeri tepat dibawah mangkuk lutut setelah melakukan latihan
olehraga. Rasa sakit ini disebabkan oleh gerakan melompat, menerjang maupun
melompat dan turun kembali.
d. Compartment syndrome
Para atlet pada umumnya sering mengalami permasalahan(gangguan pada nyeri
atau sakit) yang terjadi pada kaki bawah(meliputi daerah antara lutut dan
pergelangan kaki). Diagnose terhadap sindrom tersebut dilakukan dengan cara
perkiraan, karena pola karakteristik(gejala) dan rasa sakit tersebut dan ukuran-
ukuran tekanan kompartemennya.
e. Fractures
Cedera fraktur tidak hanya terjadi pada bagian kaki seperti tulang paha, tulang
kering, tulang selangkangan, atau tulang telapak kaki, tapi juga kerap terjadi pada
lengan, bahu, hingga pergelangan tangan. Setiap tulang yang mendapatkan tekanan
terus-terusan diluar kapasitasnya dapat mengalami keretakan(stress fracture).
Keretakan tulang secara teknis adalah pemutusan yang terjadi pada tulang bahkan
mengalami pecah akibat adanya tekanan pada tulang yang tanpa disadari.
f. Shin splints
Disebabkan oleh adanya robekan sangat kecil pada otot-otot kaki bagian bawah
yang berhubungan erat dengan tulang gares. Pertama-tama akan mengalami rasa
sakit yang menarik-narik setlah melakukan lari. Shin splints dibedakan menjadi dua
jenis menurut lokasi sakitnya yaitu anterior shin splints pada bagian anterior(depan)
dari tulang gares(tibia) dan posterior shn splints yaitu pada bagian dalam(medial)
kaki pada tulang tibia.
Cedera otot, yang juga dikenal sebagai otot tertarik (kram), merupakan suatu kondisi
yang ditandai dengan otot-otot serta tendon pada otot yang tertarik berlebihan
karena tekanan besar yang disebabkan oleh aktivitas fisik yang berat atau yang
sederhana namun berulang. Cedera ini dapat mempengaruhi otot manapun namun
lebih sering terjadi pada punggung bawah, bahu, leher, dan hamstring (otot di
belakang paha). Kebanyakan kasus ringan dapat diobati dengan metode pertolongan
pertama sedangkan kasus yang parah mungkin memerlukan perhatian medis yang
lebih lengkap termasuk operasi. Gejala Utama Cedera Otot.
Selain nyeri, gejala utama dari cedera otot adalah:
Pembengkakan
Kejang otot
Otot kaku
Lelah
3. Penanganan cedera otot meliputi PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, and
Elevation):
Protection
Pada daerah yang terkena cedera diberikan perlindungan agar terhindar dari
kerusakan lebih lanjut.
Rest
Otot yang cedera harus diistirahatkan untuk mempercepat penyembuhan. Penggunaan
yang dipaksakan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Ice
Penggunaan es ditujukan untuk beberapa hari pertama (3 hari pertama sejak cedera)
untuk mengurangi reaksi peradangan. Es dilapisi dengan handuk atau kain dan
ditempelkan pada bagian yang cedera. Tidak boleh menempelkan langsung es dengan
kulit.
Compression
Untuk mencegah pembengkakan yang hebat dapat dilakukan kompresi dengan
menggunakan stoking. Namun tidak boleh terlalu ketat karena dapat menyebabkan
penekanan pada pembuluh darah dan saraf.
Elevation
Bila cedera terjadi pada daerah kaki, maka posisi kaki dinaikkan agar lebih tinggi dari
posisi jantung saat berbaring. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pembengkakan.
3.1 Kesimpulan
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatau bentuk dengan menguraikan
ke dalam bagian-bagiannya. Anatomi tubuh sanagat penting untuk di pelajari, khususnya bagi
mahasiswa kesehatan. Sebab ketika sudah di rumah sakit sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk
dapat melayani pasien. Untuk itula makalah ini dibuat, sebagai langkah awal untuk mempelajari
anatomi tubuh manusia.