Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

Staphylococcus epidermidis
Dosen Pengajar
Dr. Oksfriani J. Sumampouw, S.Pi, M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Sherina Iin Wiyanti 18111101038
Gissela Kezia Ombeng 18111101029
Warren C. N. Kalangi 18111101019
Fara Umaina Kobandaha 18111101027
Enda Fadilla Mokodompit 18111101021
Julita M. Pijoh 18111101017
Christina Talumewo 18111101025 (pasif)

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MANADO
2018
SEJARAH PENEMUAN
Pada tahun 1880, ahli bedah Skotlandia Sir Alexander Ogston pertama kali
menggambarkan Staphylococcus dalam nanah dari abses bedah di sendi lutut: “massanya tampak
seperti tandan anggur”
Pada tahun 1884, dokter Jerman Friedrich Julius Rosenbach membedakan bakteri dengan
warna koloni mereka: S. aureus (aurum (latin) untuk emas) dan S. albus (latin untuk putih). S.
albus kemudian berganti nama menjadi S. epidermidis karena keberadaannya di kulit manusia

KLASIFIKASI
 Kingdom : Bacteria
 Divisio : Protopyta
 Classis : Schizomycetes
 Ordo : Eubacteriales
 Familia : Micrococcaceae
 Genus : Staphylococcus
 Species : Staphylococcus epidermidis

DEFINISI / PENGERTIAN
Berasal dari bahasa Yunani
Staphyle : buah Anggur
Kokkos : benih bulat
epidermidis : dari epidermis (kulit)
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang bersifat oportunistik (menyerang
individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah) dan menyebabkan infeksi. Sebenarnya
Staphylococcus epidermidis adalah flora normal yang terdapat pada manusia. Pada tubuh yang
sehat, bakteri ini tidak membahayakan dan tidak menyebabkan penyakit. Bakteri ini hanya
berbahaya jika telah menginfeksi, sehingga pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Seseorang
dengan kekebalan tubuh yang lemah, antara lain bayi yang baru lahir, penderita AIDS, pengguna
narkoba, pasien kritis, dan pasien rumah sakit yang telah menjalani masa perawatan yang
lama,Staphylococcus epidermidis dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Bakteri ini adalah salah satu patogen utama infeksi nosokomial, khususnya yang
berkaitan dengan infeksi benda asing. Orang yang paling rentan terhadap infeksi ini adalah
pengguna narkoba suntikan, bayi baru lahir, lansia, dan mereka yang menggunakan kateter atau
peralatan buatan lainnya. Organisme ini menghasilkan glycocalyx "lendir" yang bertindak
sebagai perekat mengikuti ke plastik dan sel-sel, dan juga menyebabkan resistensi terhadap
fagositosis dan beberapa jenis antibiotik. Staphylococcus epidermidis memberikan kontribusi
sekitar 65-90% dari semua staphylococcus yang ditemukan dari flora aerobik manusia . Orang
yang sehat dapat memiiliki hingga 24 strain (jenis) dari spesies, beberapa di antaranya dapat
bertahan di permukaan yang kering untuk waktu yang lama. Hospes bagi organisme ini adalah
manusia dan hewan berdarah panas lainnya (Nilsson, 1998).cenderung menjadi nonhemolitik
(Jawetz et al., 2001). Staphylococcus epidermis bersifat koagulase negatif, meragi glukosa,
dalam keadaan anaerob tidak meragi manitol (Anonim,1994).

KARAKTERISTIK
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang sering ditemukan sebagai flora
normal pada kulit dan selaput lendir manusia. Sthapylococcus epidermidis merupakan salah satu
bakteri Gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tidak beraturan seperti
anggur dan bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini merupakan penyebab infeksi kulit ringan yang
disertai abses (Syarurachman et al., 1994). Bakteri ini juga berperan dalam pelepasan asam oleat,
hasil hidrolisisnya oleh lipase yang diduga berpengaruh terhadap perkembangan jerawat (Saising
et al., 2008
Staphylococcus epidermidis memilki beberapa karakteristik, antara lain(jawetz,dkk,2001):
• Bakteri gram positif,koagulase negatif, katalase positif.
• Aerob atau anaerob fakultatif.
• Berbentuk bola atau kokus ,berkelompok tidak teratur.
• berdiameter 0,5 – 1,5 µm.
• Tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna putih
• Bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 37oC.
• Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada manusia.

REPRODUKSI
Secara aseksual dengan pembelahan biner seperti bakteri pada umumnya, dengan kecepatan
pembelahan sekitar 27-30 menit. Pembelahan biner berlangsung dengan interval teratur, dengan
penambahan atau kelipatan secara eksponensial.
HABITAT
• S. epidermidis terletak hampr diseluruh tubuh pada kulit dan mukosa manusia. S.
epidermidis memiliki efek penyeimbang probiotik pada mikroflora kulit (Otto, 2009).
• Diperkirakan bahwa setiap orang dapat membawa antara 10 dan 24 jenis S. epidermidis
pada waktu tertentu (Fey dan Olson, 2010; Otto, 2009).
PATOGENITAS
Staphylococcus epidermidis terdapat sebagai flora normal pada kulit manusia dan pada
umumnya tidak menjadi masalah bagi orang normal yang sehat. Akan tetapi, kini organisme
ini menjadi patogen oportunis yang menyebabkan infeksi nosokomial pada persendian dan
pembuluh darah. Staphylococcus epidermidis memproduksi sejenis toksin atau zat racun.
Bakteri ini juga memproduksi semacam lendir yang memudahkannya untuk menempel di
mana-mana, termasuk di permukaan alat-alat yang terbuat dari plastik atau kaca. Lendir ini
pula yang membat bakteri Staphylococcus epidermidis lebih tahan terhadap fagositosis
(salah satu mekanisme pembunuhan bakteri oleh sistem kekebalan tubuh) dan beberapa
antibiotika tertentu (Sinaga, 2004).

Kondisi kesehatan penyebab: Kelainan atau pengobatan tertentu dapat


menyebabkan Anda lebih rentan terhadap infeksi staph. Orang-orang yang lebih
mudah terkena infeksi staph memiliki:

 Diabetes yang menggunakan insulin


 HIV/AIDS
 Gagal ginjal yang memerlukan dialisis
 Melemahnya sistem imun – baik akibat penyakit atau pengobatan yang menekan
sistem imun
 Kanker, terutama yang menjalani kemoterapi atau radiasi
 Kerusakan kulit – dari kondisi seperti eksim hingga gigitan serangga, serta trauma
minor yang membuka kulit
 Penyakit pernapasan – seperti cystic fibrosis atau emfisema

Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri staph meliputi:

 Bisul. Penyebab utama dari infeksi staph adalah bisul, kumpulan nanah yang muncul
pada folikel rambut atau kelenjar minyak. Kulit pada area tersebut biasanya menjadi
merah dan bengkak. Apabila bisul pecah, akan keluar nanah. Bisul biasanya terjadi
paling sering di bawah ketiak atau di sekitar kunci paha atau bokong.
 Impetigo. Ruam yang menular dan seringkali terasa sakit dapat disebabkan oleh
bakteri staph. Impetigo biasanya memiliki lepuhan besar yang dapat mengeluarkan
cairan dan menghasilkan kerak yang berwarna seperti madu.
 Selulitis. Selulitis – infeksi pada lapisan dalam kulit – menyebabkan kemerahan dan
pembengkakan pada permukaan kulit. Luka (ulkus) atau area yang bernanah juga
dapat muncul. Selulitis muncul paling sering pada kaki bawah dan telapak kaki..
 Staphylococcal scalded skin syndrome. Racun yang dihasilkan sebagai akibat dari
infeksi staph dapat menyebabkan staphylococcal scalded skin syndrome. Paling
sering menyerang bayi yang baru lahir dan anak-anak, kondisi ini disertai demam,
ruam dan kadang lepuhan. Saat lepuhan pecah, lapisan atas kulit melepas,
meninggalkan permukaan merah yang terlihat seperti luka bakar

 Tanda-tanda dan gejala dari jenis infeksi staph ini meliputi:

 Mual dan muntah


 Diare
 Dehidrasi
 Tekanan darah rendah
 Bakteremia

PENCEGAHAN

• budayakan dekontaminasi lingkungan atau kebersihan lingkungan, terutama pada alat


mandi seperti handuk, sabun, bahkan air yang dipakai mandi.
• Biasakan selalu mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, serta hindari pula
pemakaian bersama alat-alat di toilet seperti handuk dan sapu tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Fey P.D., Olson M.E. 2010. Current concepts in biofilm formation of Staphylococcus


epidermidis. Future Microbiol. 5(6) : 917-933.

O’Gara J.P. and Humphrey H. 2001. Staphylococcus epidermidis biofilms: importance and
implications. J Med Microbiol. 50: 582-587.
Hart, T dan Shears, P. 2004. Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran. Hipokrates. Jakarta
Jawetz, M dan Adelberg’s. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Nilsson, Lars, Flock, Pei, Lindberg, Guss.1998. A Fibrinogen-Binding Protein of Staphylococcus
epidermidis.Infection and Immunity. Amerika : American Society for Microbiology (ASM).

Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, 107,
118, 201-207, 295. EGC. Jakarta
Wikipedia bahasa Indonesia, Staphylococcus_epidermidis, dilihat 9 Maret 2019
<https://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_epidermidis>
Lika Aprillia Samiadi, Apa Itu Infeksi Staph, dilihat 9 Maret 2019
<https://hellosehat.com/penyakit/infeksi-staph/>
Timothy Foster, Medical Microbiology. 4th edition, dilihat 9 Maret 2019
<https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8448/>

Anda mungkin juga menyukai