Anda di halaman 1dari 3

9/10/202

0
Nama : Shabrina Komariah
NIM : 1931611038
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Kelas : 3. B
Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan (AIK)
Dosen Pengampu : Agus Salim, S. Th.i

Resume Film “Sang Pencerah”


Muhammad Darwis adalah seorang anak dari Abu Bakar yang dulunya seorang khotib di
masjid besar Kauman yang biasa di panggil darwis oleh keluarga dan teman-teman dekatnya. Pada
saat umur 15 tahun, Darwis banyak melihat budaya sesajen berbaur agama Islam yang menurutnya
menyesatkan lalu, Darwis pun mengambil makanan itu dan membagikan nya kepada kaum yang
mebutuhkan. Melihat kejadian itu, dimana semua orang di kampung nya menjalankan agama islam
dengan cara yang salah Darwis pun, memutuskan pergi ke Makkah. Darwis meminta ijin ke pada
orang tua dan guru ngaji nya, yang pada akhirnya mereka mengizinkan dan mendukung keinginan
Darwis untuk belajar tentang agama Islam lebih dalam.
Disana Darwis banyak mendengarkan dakwah dari gurunya yang menjelaskan banyak
mengenai islam hingga, Darwis selesai belajar di sana dan mendapat sertifikat dengan nama
Ahmad Dahlan. Sepulang dari Makkah Darwis menikah dengan Siti Walidah.
Dengan pengetahuan yang ia punya selama belajar di Makkah, Darwis melihat bahwa
Kiblat yang ada di masjid besar itu salah, dari situ dia berunding dengan kedua kakak nya bahwa,
itu harus dibenarkan. Akhirnya, Darwis menumpulkan para Kyai di desa Kauman untuk
membicarakan masalah ini tetapi, mereka menentang. Ketika Darwis menunjukan sebuah Peta
Dunia untuk membuktikan pernyataan nya, ada salah satu Kyai yang mengatakan bahwa benda itu
di buat oleh Kafir dan langsung menganggap bahwa Darwis adalah Kafir yang bermaksud untuk
menyesatkan Islam.
Melalui langgar/ surau-nya, Ahmad Dahlan mengawali pergerakan mengubah arah kiblat
yang salah di masjid besar kauman. Akan tetapi, perubahan itu ditentang oleh kyai penghulu cholil
kamalidiningrat marah. Ditengah kemarahan emosi yang memuncak, kyai penghulu
memerintahkan untuk membongkar surau yang telah didirikan Ahmad Dahlan karena sudah
dianggap merusak tradisi yang berlaku ketat di Yogyakarta dan dianggap mengajarkan agama
aliran sesat. Karena merasa sakit hati, Ahmad Dahlan dan Istrinya yaitu Siti Walidah memutuskan
untuk pergi dari desa Kauman. Tetapi keputusannya itu tidak disetujui olek kakak Ahmad Dahlan.
Ia mengatakan bahwa keluarganya maswih butuh pemikiran-pemikiran pembaharuan yang
dilakukan oleh Ahmad Dahlan. Kakaknya juga berjanji akan mendirikan surau untuk Ahmad
Dahlan sebagai sarana belajar mengaji dan tempat ibadah.
Dengan dana dari kakak dan istrinya, Ahmad Dahlan Akhirnya dapat mendirikan Suraunya
dan membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang tauhid,
tetapi juga mampu memperbaiki kesejahteraan melalui pendidikan.
KH. Ahmad Dahlan sukses menyampaikan pesan penting dari inti surat Al-Ma’un yang menjadi
gerakannya dalam mengelola sebuah masyarakat yang mengalami kemiskinan, kesengsaraan
untuk memperoleh kesejahteraan sekaligus kesehatan.
Ahmad Dahlan ingin mengajarkan ilmunya, ia mencoba untuk mengajarkan agama Islam
di sekolah pemerintah Belanda. Awalnya pengurus sekolah itu tidak yakin akan berhasil, tetapi
Ahmad Dahlan membujuknya agar ia diberi kesempatan sekali untuk mengajarkan agama islam.
Dan akhirnya beliau diijinkan untuk mencoba. Pada saat percobaan itu, ketika Ahmad Dahlan
memberi salam, tidak ada satupun murid yang menjawab salam itu. Ketiga kalinya memberi salam,
salah satu murid ada yang mengeluarkan kentut. Ahmad Dahlan tidak marah, ia menerangkan
tentang kebesaran Allah yang telah memberikan manusia lubang untuk membuang gas-gas yang
berada dalam perut. Karena cara mengajar yang asyik, murid-murid tertarik untuk diajar Ahmad
Dahlan, dan Beliau pun resmi mengajar di sekolah itu.
Namun hal itu tidak disetujui oleh keluarga dan murid-muridnya dulu seperti sudja. Ahmad
Dahlan dianggap kafir karena telah mengajar di sekolah pemerintah Belanda. Beliau juga dituduh
sebagai kyai kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo.
Tetapi tuduhan itu tidak membuat pemuda Kauman itu surut untuk menegakkan agam islam yang
telah melenceng dari ajaran sebelumnya. Para murid yang berada di sekolah pemerintah Belanda
tertarik belajar pada Ahmad Dahlan karena mereka tahu bahwa Ahmad Dahlan akan mendirikan
sekolah disuruhnya. Bagi Ahmad Dahlan, Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, memberikan
kedamaian bagi siapa saja termasuk non-muslim. Selama masih dalam koridor membangun
kesejahteraan masyarakat. Baginya, hal pertama yang seharusnya dikedepankan umat Islam adalah
Akhlaq yang baik, terbuka dan toleran seperti Rasulullah SAW. Secara perlahan, kiprah Dahlan
muda yang dianggap kontroversi mampu mengubah tidak hanya pandangan umat Islam
kebanyakan, tetapi kaum barat terhadap Agama Islam.
Didampingi isteri dan 5 murid-murid setianya yakni Sudja, Fahrudin, Hisyam, Syar kawi,
dan Abdulghani, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik
umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman. Lagi-lagi hal itu ditentang
oleh para kyai penghulu. Organisasi Muhammadiyah dianggap sebagai ajaran agama yang sesat
dan kyai penghulu berpikiran bahwa Ahmad Dahlan akan menjadi Resident. Munculnya organisasi
ini juga menimbulkan pertentangan antara masyarakat yang menentang Ahmad Dahlan dan yang
berpihak pada Ahmad Dahlan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya kyai penghulu menyadari
kesalahannya itu. Ia menyetujui pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan.

Jadi, kesimpulan nya yang terdapat dalam film ini adalah:

Bidang agama

1. Mengubah arah kiblat yang dulunya sebelah barat menjadi serong 23 derajat dari posisi
semula
2. Menegakkan kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Menghilangkan tradisi yang menimbulkan kesesatan

Bidang sosial

1. Mendirikan organisasi Muhammadiyah yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-hadits,


lebih mementingkan kepentingan bersama dibanding pribadi
2. Mengajarkan untuk menyantuni fakir miskin

Bidang pendidikan

1. Mendirikan sekolah untuk mengajarkan pendidikan dan agama islam kepada anak-anak

Anda mungkin juga menyukai