ANGGOTA KELOMPOK :
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3 yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Variolla" tepat waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
PENDAHULUAN
2.5 Patofisiologi
Variola (Smallpox)disebabkan oleh virus yang menyebar dari satu orang ke
orang lainnya melalui udara. Virus ini ditularkan dengan menghirup virus dari
orang yang terinfeksi. Selain itu, Smallpox juga bisa menyebar melalui kontak
langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi dan objek yang
terkontaminasi seperti baju. Penularannya melalui kontak langsung ataupun
tak langsung tapi infeksi primernya selalu melalui hawa nafas. Virusnya yang
terdapat di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur, dari keropeng yang
jatuh ditanah ataupun dari hawa nafas di penderita, terhirup bersama hawa
pernafasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah penyakit yang sangat
menular.
Invasi virus variola major atau variola minor ke dalam sel inang manusia
↓
Masuk ke mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring/droplet aerosol,
Orang ke Orang, Kontak Langsung ,Objek yang terkontaminasi, Aerosol
↓
Replikasi virus ( Masa Inkubasi )
↓
Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
(viremia 1)
↓
Virus berkembang di sel retikuloendotelial
↓
Virus mengatasi pertahanan non spesifik
(interferon)
↓
Satu minggu kemudian virus menyebar ke pembuluh darah
(viremia 2)
↓
Menyebar ke seluruh tubuh
↓
Daya tahan tubuh ↓ di kulit dan mukosa
↓ ↓
Respon inflamasi sistemik dan lokal lesi kulit
Nyeri Hipertermi
2.6 Penularan / Transmisi
Penularan umumnya terjadi pada saat muncul wabah dimana 50% dari
mereka yang tidak divaksinasi akan tertulari. Jika digunakan sebagai senjata
biologis, virus disebarkan melalui udara.
Masa penularannya, Mulai dari waktu berkembangnya lesi awal sampai
menghilangnya semua scab (koreng) sekitar 3 minggu. Penderita paling dapat
menular selama periode pre-Eruptive melalui droplet aerosol dari lesi
orofaringeal.
Transmisi :
1. Person-to-person / Orang- ke- Orang
- Inhalation of droplets (lewat udara yang terkontaminasi virus variola,
yang selanjutnya terhirup)
- Adanya kontak atau tatap muka dengan orang yang terinfeksi
2. Direct contact / Kontak Langsung
- With infected body fluids ( Terinfeksi cairan cacar tubuh )
3. Contaminated objects ( Objek yang terkontaminasi )
- Bedding, clothing ( tempat tidur yang terkontaminasi, pakaian yang
terkontaminasi )
4. Can be transmitted in any climate (virus ini dapat menulari di berbagai
musim )
- Spread more easily in cool, dry winter months ( lebih mudah menyebar
pada suhu sejuk dan musim kering )
5. No transmission by insects or animals ( Tidak bisa ditransmisikan oleh
serangga atau Hewan )
6. Transmission from a smallpox case ( Penularan dari kasus smallpox )
- Prodrome phase, less common ( jarang terjadi penularan pada masa
prodromal)
• Fever, no rash yet ( demam, tapi tidak muncul ruam )
- Most contagious with rash onset ( sangat menular pada saat muncul
ruam )
• First 7-10 days ( pada 7 hari pertama )
• Contagious until last scab falls (Menular sampai bentuk ruam
terakhir / koreng hilang)
3. Reaksi segera :
Terjadi pada orang yang kebal.Pada hari ke-2 dan ke-3 timbul
papula.Ini merupakan reaksi hipersensitivitas.Reaksi segera ini
tidak menunujukan tingkat kekebalan, juga tidak menyebabkan
terjadinya kekebalan.
2.9 Pengobatan
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi
jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan
pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila
tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan
untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam,
misalnya diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir,
famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk
mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya
pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan
(blisters).
Pengobatan penyakit cacar berfokus pada keluhan yang timbul,
misalnya demam, menggigil, nyeri dipersendian, bintik kemerahan pada
kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Obat yang seharusnya diberikan :
a. Paracetamol tablet
b. Acyclovir tablet
c. Bedak Talek
d. Vitamin Neurobian/neuroboran
2.10 Komplikasi
Komplikasi Pada Variola
a. Bronkopneumonia
b. Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
c. Ulkus Kornea
d. Ensefalitis
e. Effluvium (kehilangan rambut yang abnormal)
f. Telogen (fase perontokan rambut) dalam 3-4 bulan
2.11 Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan
fasilitas perawatan yang tersedia. Maka mortalitas sangat bervariasi
diantara 1-50%. Jaringan parut yang timbul dapat diperbaiki dengan
tindakan dermabrasi atau pemberian kolagen implant.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA VARIOLA
3.1 Pengkajian
1. Biodata
A. Identitas Klien
1) Nama :Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas
klien dan untuk membangun hubungan saling percaya sehingga
mempermudah dalam melakukan asuhan keperawatan.
3) Jenis kelamin : -
2. Riwayat Kesehatan
2. Natal
3. Post natal
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : pada anak mengalami penurunan BB akibat nafsu
makan menurun dan juga dapat terjadi gejala mual-muntah,
biasanya terjadi pada stadium prodromal/invasi.
2. Tinggi badan : pada anak yang tidak tertangani dengan baik,
mempunyai resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang anak.
B. Perkembangan Tiap tahap
Perkembangan tumbuh kembang anak dapat terganggu apabila penyakit
variola ini tidak dapat tertangani dengan baik sehingga menjadi variola berat
dengan komplikasi-komplikasi penyakit lain yang muncul seperti
bronkopneumania, infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo), ulkus kornea,
ensefalitis, effluvium, telogen dalam 3-4 bulan.
e. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada setiap anak yang baru dilahirkan dapat membantu
untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dari serangan virus. Asi
eksklusif selama 6 bulan dapat mempengaruhi status nutrisi anak, karena
dalam asi juga terkandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh anak untuk
perkembangan yang sehat dan memberikan antibody terhadap penyakit.
f. Riwayat Psikososial
g. Riwayat Spiritual
h. Reaksi Hospitalisasi
B. Cairan
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
E. Olah Raga
Pada anak yang menderita penyakit variola mengalami kelemahan akibat
penurunan kontraktilitas otot
F.Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
7. Muka
Inspeksi
Data lain :-
8. Mata
Inspeksi
Palpasi
Data lain :-
10. Telinga
Inspeksi
Palpasi
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
- Keadaan gigi : meliputi kebersihan gigi, warna gigi yang
tergantung dari personal hygiene anak
- Karang gigi / karies : ada tidaknya karies, tergantung dari
personal hygiene anak
- Pemakaian gigi palsu :-
b. Gusi
Merah / radang / tidak : tidak terjadi peradangan
c. Lidah
Kotor / tidak : tergantung dari kebersihan diri pasien
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : pucat
- Basah / kering / pecah : -
- Mulut berbau / tidak :-
- Kemampuan bicara :-
Data lain :-
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : merah
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Nyeri menelan : tidak ada
13. Leher
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
15. Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. BJ I : normal
c. BJ II : normal
d. BJ III :-
e. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
Data lain :-
16. Abdomen
Inspeksi
Perkusi
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : pergerakan tangan lemah
dikarenakan metabolisme yang tidak optimal menyebabkan
otot tidak dapat melakukan fungsinya.
- Pergerakan abnormal : tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : melemah
- Tonus otot kanan / kiri : menurun
- Koordinasi gerak : menurun
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
c. Sensori
- Nyeri : lebih sensitif atau terjadi iritabilitas
terhadap rangsang nyeri
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : normal
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
pemeriksaan reflek :-
1. Motorik kasar
Pada motorik kasar, umumnya anak dengan penyakit variola akan
mengalami kelemahan, sehingga aspek dari motorik kasar mungkin akan
terlambat untuk dilalui (delayed) atau mungkin tidak dapat dilalui (failed)
jika telah masuk ke tahap kronis.
b. Histopatologis
An. K (7 Thn ) dibawa ke RS. Medika dengan keluhan terdapat bintik-bintik merah
kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki dan
terasa gatal, Keluarga klien mengatakan pasien demam sejak 4 hari yang lalu, mudah lelah,
pusing, lesu dan nafsu makan menurun. Selama perawatan dirumah pasien hanya
mengkonsumsi obat penurun panas dan obat pemberian mantri desa tapi suhunya tak
kunjung turun. Sampai Hari ke- 5 ini bahkan bintik-bintik merah kecil di wajah dan di ujung
tangan serta kakinya kini mulai banyak dan semakin berisi tapi panas pasien mulai menurun
walau Suhu tubuh masih tinggi (370C ). Keluarga klien mengatakan Seorang anak
saudaranya juga menderita gejala yang sama , Imunisasi An. K tidak lengkap karena tempat
tinggal yang jauh dari pelayanan kesehatan. Keluarga pasien tidak pernah menderita
penyakit serius, Kecuali tekanan darah tinggi.
3.2 Pengkajian
a) Identitas Pasien
Nama : An. N
Usia : 8 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mojokerto
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Dx medis : Variola
b) Keluhan Utama
Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada disekitar wajah
dan ujung tangan serta kaki
Pemeriksaan Fisik
6. B6 (Bone)
Inspeksi :Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada
disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki (Stadium makula– papular /erupsi
)
Reaksi inflamasi
Kulit kemerah-
merahan, timbul
bintil-bintil merah dan
berisi sedikit cairan
2. DS : Keluarga klien Reaksi inflamasi Resiko Tinggi
mengatakan bintik-bintik penularan
merah kecil dan berisi sedikit
cairan yang berada disekitar Kulit kemerah-
wajah dan ujung tangan serta merahan dan timbul
kaki ruam-ruam
DO :
Keadaan Umum: Cukup Erupsi vesikel
Kesadaran: Composmentis
Tekanan Darah: 110/70mmHg
Nadi : 90x/menit Jalan keluar virus
Pernapasan: 20x/menit menginfeksi pejamu
Makula mulai berisi cairan lain
menjadi vesikel dengan jumlah
Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan suhu tubuh
pasien kembali normal
Kriteria hasil :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Suhu : dalam batas normal 36-37,5C
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV pasien, fokus pada 1. Peningkatan suhu tubuh dapat
suhu pasien setiap 3 jam sekali diidentifikasi dengan perubahan suhu saat
dilakukan observasi TTV
2. Berikan kompres air hangat pada
daerah axila, leher, lipatan paha 2. Kompres air hangat dapat menurunkan
suhu tubuh
3. Anjurkan pasien minum 1500-
2000 cc per hari 3. Air putih dapat mengurangi resiko
dehidrasi akibat banyaknya penguapan
4. Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian antipiuretik 4. Antipiuretik dapat menurunkan panas
Intervensi Rasional
1. Kaji erupsi vesikel 1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
intervensi selanjutnya
Intervensi Diagnosa 3
5. Cukur atau ikat rambut disekitar 5. Rambut merupakan media yang baik
daerah yang terdapat erupsi untuk proses pertumbuhan bakteri
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum yang sangat
menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang monomorf, terutama
tersebar di bagian perifer tubuh.
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik , tetapi menimbulkan 2
tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim). Perbedaan kedua virus itu adalah
bahwa penyebab variola mayor bila dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada
suhu 38o C. Sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
Jika cacar disebabkan oleh virus variola dan cacar air disebabkan oleh virus varicella
zoster.Dan yang membedakan dari variola dan varicella ini dapat dilihat dari proses
penyebarannya dan berlangsungnya gejala – gejala pada fase prodromal.
B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mudah mempelajari terapan
ilmu keperawatan khususnya pada system integumen mengenai penyakit integumen.Dengan
pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai penyakit
pada kulit khususnya penyakit yang sering dijumpai masyarakat seperti, variola (cacar).
Sehingga diharapkan kita dapat menjaga kebersihan diri kita khususnya kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham M. Rudolph, julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar Pediatri
Rudolph Volume 1. Jakarta. EGC
Garna Herry. 2008. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Jakarta. Ikatan dokter anak indonesia.