Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MENOPAUSE DAN ANDROPAUSE

Dosen Pembimbing : Noer Saudah S.Kep.Ns.M.Kes

Oleh :

1. Irerika Nur Fiana (201701137)


2. Wandi Irawan (201701140)
3. Nabila Desy Ananda (201701173)

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PPNI KABUPATEN


MOJOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Maternitas.Makalah ini kami susun agar para pembaca dapat memperluas ilmunya
mengenai Maternitas Keperawatan tentang Asuhan Keperawatan Menopause dan
Andropause.Tidak lupa untuk teman-teman sekalian kami mengucapkan terima
kasih karena dukungan dari kalian kami bisa bekerja sama dengan baik dalam
kelompok ini.

Semoga makalah presentasi ini dapat berguna bagi siapa saja yang
memerlukannya terutama bagi penilaian untuk tugas pertama Maternitasi.

Namun, kami menyadari bahwa makalah presentasi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran guna untuk
perbaikan agar kami dapat menyusun karya yang leih baik lagi dan lebih
bermanfaat.

Mojokerto, 24 Februari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang
dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang
dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap
wanita untuk benar-benar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita
berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum
umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur
50 tahun. Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat
kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause
yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan
mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses
penuaan terus berlanjut. Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur
juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. Untuk
lebih jelasnya, akan dibahas pada pokok pembahasan.
Andropause atau kadang disebut “menopause pria” umumnya terjadi pada pria
separuh baya, kira-kira waktunya sama ketika seorang wanita mengalami
menopause. Namun tidak seperti menopause pada wanita, dimana hormon
estrogen mengalami penurunan secara tiba – tiba, hormon testosteron pada pria
menurun perlahan sesuai dengan pertambahan usia (proses penuaan). Penurunan
dimulai usia 30 tahunan, menurun sekitar 1-2% walaupun bervariasi pada tiap
individu.

1.2 .TUJUAN
1. Apa pengertian Menopause dan Andropause dan macam-macamnya?
2. Apa penyebab dan gejala-gejala menopause dan andropause?
3. Bagaimana tahap- tahap menopause dan andropause ?
4.  Apa saja jenis-jenis dari menopause dan andropause?
5. Apa saja gangguan menopause dan andropause?
6. Bagaimana cara mencegah pemunculan menopause?
BAB II

PEMBAHASAN

a) MENOPAUSE

1. DEFINISI MENOPAUSE

Monopause ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Berhentinya
haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang
berkurang. Webster’s Ninth New Collgiate Dictionary mendefinisikan menopause
sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia
40 – 50 tahun. Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai masa
berhentinya haid sama sekali. Dapat didiagnosa setelah 1 tahun tidak mengalami
menstruasi.

2. ETIOLOGI MENOPAUSE

a) Premature Pembedahan

Jika kedua ovarium diangkat, menopause terjadi dengan segera. Gejala yang
dialami mungkin cukup parah walaupun hanya terjadi dalam waktu singkat.
Terapi sulih hormon diberikan tidak hanya untuk mencegah timbulnya gejala,
tetapi juga untuk membantu melindungi dari penyakit kardivaskuler dan
osteoporosis. Histerektomi (yaitu dengan mempertahankan salah satu atau kedua
ovarium) terbukti dapat mempercepat usia terjadinya menopause pada beberapa
wanita (Siddle et al,,1987). Oleh karena itu, wanita tidak perlu diberi penjelasan
yang membuat mereka yakin bahwa ovarium mereka yang tidak diangkat dapat
tetap menjalankan fungsinya hingga usia normal menopause.

b) Alami

Pada saat seorang anak wanita lahir, primordial folikel tinggal 500.000 sampai
1.000.000 lagi, dan dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya.
Sebagian wanita pada usia 35 tahun masih memiliki sebanyak 100.000 folikel.
Penyebab berkurangnya jumlah folikel terletak pada folikel itu sendiri. Seperti
sel-sel tubuh yang lain, oosit juga dipengaruhi oleh stres biologik seperti radikal
bebas, kerusakan permanen dari DNA, dan bertumpuknya bahan kimia yang
dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. karena oosit selalu mengalami kendali
mutu yang ketat, oosit yang telah mengalami kelainan akan melalui proses
apoptosis (kematian sel  yang terprogram). Bila jumlah primordial folikel
mencapai jumlah yang kritis, akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon,
yang berakibat terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik, dan
pada akhirnya terjadi oligomenorea. Bila sudah tidak tersedia lagi folikel, berarti
wanita tersebut telah memasuki usia pascamenopause. Setiap wanita yang masih
mengalami haid, meskipun sudah tidak teratur, ovariumnya masih memiliki
kurang lebih 1000 folikel dan kemungkinan hamil selalu ada.

c) IATROGENIK

Menopause dini iatrogenik, yaitu disebabkan oleh pengaruh luar, seperti


kemoterapi atau radioterapi, dapat cukup traumatis, terutama jika wanita tersebut
berhasil menghadapi penyakit keganasan, tetapi harus menghadapi menopause
dini akibat pengobatan tersebut.

Faktor Predisposisi

1) Usia saat haid pertama kali ( menarche )

Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia
yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. Faktor
psikis Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat
mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka
yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan
psikis wanita.

2) Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak
anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan
mereka makin dekat dengan masa menopause.
3) Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia
yang cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin
lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh
ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup
tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ
reproduksi dan memperlambat proses penuaan dini
4) Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi
seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
5) Merokok
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit.
Wanita yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa
menopause.
6) Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause.

C. TAHAP- TAHAP MENOPAUSE

Masa Fisiologis Gambaran klinis Patologi


hidup normal
Menopause -   Ovarium tidak -   Menstruasi berhenti -   Gejala
50-55tahun berfungsi -   Dispareunia psikosomatik
-   Kadar estrogen makin
makin turun bertambah
-   Alat kelamin
dapat
emngalami
kering
-   Pengecilan
ukuran rahim
Pasca -   Dua tahun stelah -   Kadar estrogen -   Mulai adaptasi
menopause berhenti sangat rendah terhadap
menstruasi keadaan
estrogen rendah
Senium 60 -   Beradaptasi -   Gejala -   Gejala
tahun terhadap hidup psikosomatrik osteoporosis
tanpa estrogen menonjol karena tulang
tipis dan
keropos
-   Mudah terjadi
patah tulang
terutama tulang
paha
-   Gejala pada
IQ:
-  Cepat lupa
-  Ingatan
berkurang
-  Tidak terasa
bila berkemih
atau BAB
-  Sulit melakukan
aktivitas kerja(di
tempat tidur)
 

Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

A. Pramenopause

yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause
(biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid
benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada fase ini seorang wanita akan
mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi peubahan psikologis/ kejiwaan,
terjadi perubahan fifik, berlangsung selama antara 4-5 tahun. Terjadi pada usia
antara 48-55 tahun.  (Bagus, ida. 1998. Memahami kesehatan reproduksi
wanita. Hal 190).

B. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya
bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh.
Perubahan psikologis dan fisik makin menonjol  berlangsung sekitar 3-4 athun.
Pada usia antara 56-60 tahun. (Bagus, ida. 1998. Memahami kesehatan reproduksi
wanita. Hal 190).

C. .   Pascamenopause

Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan
psikologisnya sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
hormonalnya. Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita dapat beradaptasi
terhadap perubahan psikologi/fisik. Keluhan makin berkurang. (Bagus, ida.
1998.Memahami kesehatan reproduksi wanita. Hal 190).

D. GEJALA – GEJALA MENOPAUSE

Tanda Awal Menopause

1. Perubahan kejiwaan

Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah :


merasa tua, mudah tersinggunga, mudah kaget sehingga jantung berdebar, takut
tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan
menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan
(orgasme),  dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu,
merasa memberatkan keluarga dan orang lain.

2. Perubahan fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah
kulit menghilang sehingga kulit mengendor. Gejala-gejala dari menopause
disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron ang menurun.
Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat
menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer,
stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak.Adapun gejala lain yang terjadi
selama menopause yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid
b. Gejolak rasa panas
c. Perubahan kulit
d. Keringat dimalam hari
e. Sulit tidur
f. Perubahan pada mulut
g. Kerapuhan tulang
h. Penyakit

E. JENIS-JENIS MENOPAUSE

1. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun.
Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur.
Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang
memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti
beberapa bulan kemudian akan kembali lagi.
2. Menopause Dini
Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, bisa karena
indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua,
diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman
beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa
karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak
jelas zat kimianya.

F. GANGGUAN MENOPAUSE
Gangguan menopause ialah jadwal menopause
1. Menopause premature
Terhentinya haid pada umur 40 tahunTerdapat gejala perimenopause hot flushes
(rasa panas yang datang pada wanita yang sedang menopause, biasanya rasa panas
tejad pada wajah, leher dan wajah).
2. Menopause terlambat
Berhentinya haid setelah umur 55 tahun

G. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik


Pemeriksaan penunjang diagnostik untuk menopause dapat dilakukan dengan cara
memeriksa tingkat follicle-stimulating hormone (FSH) dan estrogen (estradiol)
dengan tes darah.

b) ANDROPAUSE
A. Definisi
Andropause dapat diartikan sebagai berhentinya proses fisiologis pada pria
(Setiawati, 2006). Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya
fungsi reproduksi pria yang berakibat menurunnya kadar testosteron dalam darah
dibawah angka normal. Keadaan ini disebut juga hypogonadism.

B. Penyebab Andropause

Andropause terjadi karena menurunnya fungsi dari sistem reproduksi pria, yang
selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan di bawah
angka normal dan penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth
Hormone, dan IGFs (Insulin like growth factors). Penurunan hormon pada
andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak menimbulkan gejala.
Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan
hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya, diantaranya:

1. Bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang
pertanian, pabrik dan rumah tangga

2. Kebisingan, perasaan kurang nyaman, dan hubungan tidak harmonis


3. Penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes mellitus (kencing manis), varikokel
(pelebaran pembuluh darah testis), prostatitis kronis (infeksi pada prostat),
kolesterol yang tinggi, obesitas, atropi testis, dsb.

4.Psikog enik, sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan


andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.

C. GEJALA ANDROPAUSE
1. Gangguan vasomotor: tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa
gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya
motivasi, berkurangnya ketajaman mental/institusi, keluhan depresi,
hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya kekuatan dan berkurangnya tenaga,
menurunnya kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh,
penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/libido, perubahan
tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun,
berkurangnya kemampuan ereksi/disfungsi ereksi/impotensi,
berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.

D. Mekanisme terjadinya andropause

1. Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi dari


sistem reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar
testosteron sampai dengan dibawah angka normal.
2. Hormon yang turun pada pada andropause ternyata tidak hanya testosteron
saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon
DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like
growth factors). Oleh karena itulah banyak pakar yang menyebut
andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (deficiency
DHEA/DHEAS), Somatopause ( deficiency GH/Insulin like Growth
Factor), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Male),
PADAM (Partial Androgen deficiency in Aging Male), Viropause,
Climacterium pada pria, dsb.

E. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANDROPAUSE

1. Pencegahan andropause terutama ditujukan agar penderita dapat


mengurangi keluhan maupun penderitaan saat memasuki usia tua, terutama
di cegah dengan cara menjaga kesehatan dan kebugaran secara jasmani,
pola hidup sehat, tidak merokok dan minum minuman beralkohol dan
pengelolaan stres yang baik (sehat secara psikologis).
2. Andropause biasanya diobati dengan pemberian hormon testosteron yang
dilakukan dengan hati-hati dan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
rectal (anus) dan PSA (Prostat Spesific Antigent), karena dikhawatirkan
akan menimbulkan manifestasi seperti BPH (Benigna Prostat Hiperplasi)
dan Kanker Prostat. Pemeriksaan tersebut disarankan tiap tiga bulan
selama pengobatan testosteron.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Menopause dan Andropause

A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin,agama, suku, bangsa, status
pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat, no register, tanggal MRS,
tanggal pengkajian, diagnose medis.
Identitas Penanggung Jawab :
Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Keluhan Utama
Alasan mengapa pasien memutuskan untuk datang ke rumah sakit.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
 Provocatif atau paliatif : Apa yang menyebabkan gejala dan apa yang
menguranginya
 Quality/Quantity : Bagaimana rasanya, tampilannya, atau suaranya?
Bagaimana anda merasakan sekarang?
 Regio/Radiasi : Di bagian mana gejala dirasakan? Bagian krepala,
bercak diseluruh tubuh, edema pada kelopak mata apakah menyebar?
 Saveruty/Keparahan (scala) : Bagaimana intensitasnya (skala)?
Bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas?
 Time/Waktu : Kapan hal itu mulai timbul dan bagaimana terjadinya?
Berapa lama terjadinya? Frekuensi? Durasi
d. Riwayart Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah dialami dan tindakan pengobatan yang dilakukan,
penggunaan obat, pernah dirawat atau dioperasi, lamanya dirawat, alergi,
status imunisasi, riwayat kehamilan dan persalinan.
e. Riwayat Psikososial
Meliputi bahasa yang sering digunakan, persepsi pasien tentang
penyakitny, konsep diri : body image, ideal diri, harga diri, peran diri,
personal identity, keadaan emosi, perhatian terhadap orang lain atau lawan
bicara, hubungan dengan saudara, kjegemaran atau hobby, mekanisme
pertahanan diri, dan interaksi sosial.
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Pola nutrisi sebelum dan sesudah sakit yang harus dikaji adalah
frekuensi, jumlah, jenis nafsu makan sebelum dan setelah sakit harus
di kaji apakah ada perubahan pola eliminasi sebelum sakit yang harus
di kaji adalah frekuensi, warna, bau, jumlah, nyeri atau rasa terbakar,
riwayat penyakit ginjal atau kandung kemih, penggunaan deuretika,
penggunaan alat bantu, adanya penyakit saluran kemih dll.
 Pola Aktivitas
Latihan dan bermain
Sebelum sakit : Kegiatan dalam pekerjaan, jenis olahraga dan
frekuensinya
Saat sakit : Kegiatan perawatan seperti mandi, berpakaian, eliminasi,
makan minum, mobilisasi, ambulasi, dilakukan secara mandiri, dibantu
sebagian, perlu bantuan orang lain, menggunakan alat atau tidak
mampu sama sekali.
 Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Harus dikaji waktu tidur, waktu bangun, masalah tidur,
hal-hal yang mempermudah tidur, hal-hal yang mempermudah bangun.
Saat sakit : Harus dikaji waktu tidur, waktu bangun, masal;ah tidur,
hal-hal yang mempermudah tidur, masalah tidur.
 Pola Kebersihan
Sebelum Sakit : Mandi (x/hari), keramas (x/hari), ganti pakaian
(x/hari), sikat gigi (x/hari), memotong kuku (x/hari).
2. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital : Tensi, RR, nadi, suhu, BB, TB.
c) Pemeriksaan ABC Head to toe
 Kepala dan rambut
 Mata
 Hidung
 Telinga
 Mulut, gigi, lidah, tonsil, dan pharing
 Leher dan tenggorokan
 Dada atau thorax : Paru-paru atau respirasi, jantung atau
kardiovaskuler dan sirkulasi, payudara dan ketiak, abdomen
 Ekstremitas atau muskolusletal
 Genetalia dan anus
 Integumen
 Neurologi
B. Diagnosa Keperawatan
1) Kurang pengetahuan tentang perubahan tubuh yang normal
berhubungan dengan perimenopause, menopause, dan gaya hidup.
2) Ketidakmampuan mempertahankan berhubungan dengan tuntutan
pekerjaan, pertam,bahan berat badan dan pola hidup yang monoton.
3) Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur atau fungsi
seksual.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan syndrome menopause.
5) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh,
penurunan sekresi vagina.
6) Inkontinensia urine berhubungan dengan proses penuaan degenerative
pada oto pelvic, prolap uteri, vaginitis.
No Diagnosa Masalah Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
. Hasil
1. Diagnosa 1 DS : Klien mengatakan -Beri kesempatan - Kebanyakan
Klien mengeluh nyeri disfungsi seksual kepada klien klien kesulitan
saat berhubungan teratasi setelah untuk untuk berbicara
intim. diberi tindakan menggambarkan tentang subjek
DO : keperawatan masalahnya sensitive, tetapi
Alat kelamin luar - Nyeri hilang bila dalam kata-kata dengan
nampak mengecil berhubungan sendiri. terciptanya rasa
vagina kering, kurang - Vagina lembab - Beri informasi saling percaya
elastis dan elastis tentang kondisi dapat
individu. menentukan atau
- Anjurkan klien mengetahui apa
untuk berbagi yang dirasakan
pikiran atau pasien yang
masalah dengan menjadi
pasangan atau kebutuhannya
orang terdekat. - informasi akan
- Diskusikan membantu klien
dengan klien memahami
tentang situasinya sendiri.
penggunaan cara - komunikasi
atau tekhnik teerbuka dapat
khusus saat mengidentifikasi
berhubungan area penyesuaian
- kolaborasi atau masalah dan
dengan dokter. meningkatkan
-Beri obat sesuai diskusi dan
indikasi estrogen resolusi.
pengganti. - memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan
vagina, uretra.
2. Diagnosa 2 DS : Tujuan : - Kaji tingkat - Menentukan
Klien merasa tidak Dalam waktu 40 pengetahuan klien sampai dimana
nyaman dengan menit klien tentang tentang
keadaannya sekarang mengungkapkan keadaannya atau pengetahuan
DO : pengetahuannya proses klien tentang
Klien sering bertanya bertambah menopause. keadaannya atau
tentang keadaannya Kriteria hasil : - Beri penjelasan proses
klien nampak cemas - Klien tahu tentang proses menopause
dan gelisah. penyebab keadaan menopause, - Memberi
saat ini penyebab, gejala pengetahuan pada
- Klien dapat menopause klien tentang
menyesuaikan diri - Beri penjelasan tentang
dengan pada klien tentang menopause
keadaannya. proses - Terapi
- Klien nampak pengobatan pengganti
ceria - diskusikan estrogen tidak
tentang perlunya mengembalikan
atau diet siklus haid
makanan, normal tapi dapat
penggunaan menurunkan atau
suplemen. menghilangkan
gejala penyebab
dari menopause
seperti
memilihkan atrofi
genetalia dan
perubahan
dinding uretra,
menghilangkan
hot flushes, dll.
-Terapi
progesterone dan
estrogen diberi
secara siklik
untuk meniru
siklus
endrometrium.
- Meningkatkan
kesehatan dan
mencegah
osteoporosis.
3. Diagnosa 3 DS : Klien - Ciptakan - kebanyakan
- Klien mengeluh mengungkapkan lingkungan saling klien kesulitan
nyeri saat disfungsi seksual percaya dan beri untuk berbicara
berhubungan teratasi setelah kesempatan tentang subjek
- klien mengeluh diberi tindakan kepada klien sensitive, tapi
sering menolak bila keperawatan untuk dengan
diajak berhubungan dengan kriteria : menggambarkan terciptanya rasa
DO : Nyeri hilang bila masalahnya saling percaya
Klien selalu berhubungan. Klien dalam kata-kata dapat
menanyakan tentang tidak menolak bila sendiri. menentukan atau
keluhan dan diajak - Beri informasi mengetahui apa
keadaannya. berhubungan. tentang kondisi yang dirasakan
individu pasien yang
- Anjurkan klien menjadi
untuk berbagi kebutuhannya.
pikiran atau - Informasi akan
masalah dengan membantu klien
pasangan atau memahami
orang dekat. situasinya sendiri.
- Diskusikan Komunikasi
dengan klien terbuka dapat
tentang mengidentifikasi
penggunaan cara area penyesuaian
atau tekhnik atau masalah dan
khusus saat meningkatkan
berhubungan . diskusi dan
resolusi
- Mengurangi
kekeringan
vagina yang
dapat
menimbulkan
rasa sakit dan
iritasi, sehingga
meningkatkan
kenyamanan
dalam
berhubungan
memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan
vagina, uretra.

4. Diagnosa 4 DS : Setelah dilakukan - Anjurkan klien - Klien yang


Klien mengeluh sering tindakan untuk memakai menyerap
terbangun saat tidur keperawatan pada pakaian yang keringat
karena perasaan panas klien, pola tidur menyerap mengurangi
dan berkeringat. klien normal. keringat ketidaknyamanan
DO : Kriteria hasil : - Anjurkan klien akibat keringat
Tampak hitam pada Klien tidak sering untuk berlebih
palpebra terbangun saat tidur menghindari - Mengurangi
Kriteria Hasil : makanan rasa tidak
Klien tidak sering berbumbu, pedas, nyaman
terbangun saat dan goring- - Menghindari
tidur. gorengan, alcohol trigger yang
- Anjurkan klien mencetuskan hot
untuk flash
menghindari - Menguraangi
beraktivitas di rasa panas dan
cuaca yang panas keringat berlebih.
- Anjurkan klien
untuk mencuci
muka saat ini hot
flashes terjadi

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Menopause sebagai bagian dari proses kehidupan memang tidak dapat dihindari.
Menopause bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap yang tidak dapat
dihindari pada kehidupan wanita. Beberapa gejala dari menopause tersebut yaitu:
Penurunan jumlah dan lama siklus menstruasi, Frekuensi menstruasi abnormal,
Ketidakteraturan tersebut dapat berakhir dalam beberapa bulan atau beberapa
tahun sebelum siklus menstruasi berhenti sama sekali. Mengatasi gangguan
menopause dengan cara modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan selalu
berpikiran positif. Sedangkan Andropause adalah hormon estrogen mengalami
penurunan secara tiba – tiba, hormon testosteron pada pria menurun perlahan
sesuai dengan pertambahan usia (proses penuaan).

3.2            Saran

Untuk menghadapi agar tidak timbul gangguan emosional yang pada diri maupun
lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat
mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara
menyeluruh sejak masih muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang
masalah menopause. Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif
mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang terbuka
dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan
positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang kemungkinan bisa
menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang sehingga para
wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia merasa
diperhatikan, dibutuhkan dan dihargai dengan demikian masa menopause justru
merupakan awal kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri
hikmah yang diperolehnya dalam kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKAX

Rahayu, S. (2007). Menopause Tanpa Stress. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Potter, P. A. Perry, A. G., Fundamental of Nursing, Mosby Year Book, America,


1993.

Doengus, M. Moorhouse, MF. Geissler A. C., Rencana Asuhan Keperawatan,


EGC, Jakarta, 2000.

Anda mungkin juga menyukai