Analisis kemungkinan hazard, vulnerability, yang ada dalam kasus
2. Usaha usaha mitigasi dalam menurunkan resiko, termasuk modifikasi vulnerability dan peningkatan capaity a. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf) b. Tanggap Darurat, yaitu mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan seara terpadu c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana d. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi, Geofisika dan Geokimia e. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. 3. Hal-hal yang dilakukan untuk preparedness jika sewaktu waktu terjadi bencana sesuai dengan kasus a. Sekolah Siaga Bencana. Guru, siswa, dan komite sekolah dibekali dengan wawasan kebencanaan tentang erupsi dan cara-cara menyelamatkan diri. Seluruh elemen di Sekolah Siaga Bencana ditujukan untuk menyebarkan informasi tentang bencana erupsi sehingga dapat turut serta menyebarluaskan informasi tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapai erupsi sehingga akan semakin banyak masyarakat yang semakin teredukasi akan bahaya erupsi. Di sekolah-sekolah ini para guru juga dilatih dengan wawasan kebencanaan melalui workshop yang diberikan oleh BPBD. b. Desa Tangguh Bencana. Desa-desa tangguh bencana tersebut didampingi oleh BPDB untuk membuat dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan c. Pelatihan simulasi erupsi bertujuan untuk melatih warga agar saat terjadi erupsi tidak panik dan bingung sehingga dapat menyelamatkan diri sesuai dengan instruksi yang telah diberikan saat pelatihan dan berdasarkan jalur evakuasi yang telah ditentukan