Anda di halaman 1dari 1

1.

Analisis kemungkinan hazard, vulnerability, yang ada dalam kasus


2. Usaha usaha mitigasi dalam menurunkan resiko, termasuk modifikasi vulnerability
dan peningkatan capaity
a. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf)
b. Tanggap Darurat, yaitu mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap
Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan seara terpadu
c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri,
lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana
d. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi, Geofisika dan
Geokimia
e. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
3. Hal-hal yang dilakukan untuk preparedness jika sewaktu waktu terjadi bencana sesuai
dengan kasus
a. Sekolah Siaga Bencana. Guru, siswa, dan komite sekolah dibekali dengan
wawasan kebencanaan tentang erupsi dan cara-cara menyelamatkan diri. Seluruh
elemen di Sekolah Siaga Bencana ditujukan untuk menyebarkan informasi tentang
bencana erupsi sehingga dapat turut serta menyebarluaskan informasi tentang apa
yang harus dilakukan dalam menghadapai erupsi sehingga akan semakin banyak
masyarakat yang semakin teredukasi akan bahaya erupsi. Di sekolah-sekolah ini
para guru juga dilatih dengan wawasan kebencanaan melalui workshop yang
diberikan oleh BPBD.
b. Desa Tangguh Bencana. Desa-desa tangguh bencana tersebut didampingi oleh
BPDB untuk membuat dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan
c. Pelatihan simulasi erupsi bertujuan untuk melatih warga agar saat terjadi erupsi
tidak panik dan bingung sehingga dapat menyelamatkan diri sesuai dengan
instruksi yang telah diberikan saat pelatihan dan berdasarkan jalur evakuasi yang
telah ditentukan

Anda mungkin juga menyukai