DiSusun Oleh:
Siti Solikha (201701183)
Kusmawatun (201701205)
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatdan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah MANAGEMEN yang diminta oleh dosen penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan karya tulis ini banyak sekali kekurangannya baik dalam
cara penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan karya tulis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah
pengetahuan tentang MANAGEMEN KONFLIK. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling
memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya
ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena
pada dasarnya ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak
kemungkinan timbulnya konflik.
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah
sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan. Konflik dapat menjadi masalah yang
serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat
kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut
tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik sangat
diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.
1.3 Tujuan
4
3. Mengetahui kategori konflik
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
Brikut adalah beberapa kondisi objektif yang bisa memicu terciptanya konflik itu
sendiri :
A. Keterbatasan sumber
Manusia adalah makhluk Zoon Politicon yakni makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain karena keterbatasannya. Keterbatasan tersebut
memicu terjadinya kompetisi diantara manusia untuk memperebutkan
sumber yang diperlukannya dan hal ini sering kali menimbulkan konflik.
6
Dalam suatu organisasi, sumber-sumber yang dimaksud biasa berupa
anggaran, fasilitas kerja, jabatan, kesempatan untuk berkarir, dan
sebagainya. Dalam kehidupan masyarakat, konflik karena keterbatasan
sumber penghidupan sering terjadi. Sebagai contoh, konflik antara para
preman dan penganguran karena perebutan lahan parkir di Jakarta sering
terjadi. Di beberapa daerah, terjadi konflik antara anggota masyarakat
dengan perusahaan perkebunan mengenai tanah pertanian. Dalam dunia
politik, terjadi konflik diantara partai-partai politik untuk memperebutkan
kursi anggota legistatif dan eksekutif yang terbatas jumlahnya.
7
saling berhubungan serta tidak bisa meninggalkan satu sama lain tanpa
konsekwensi negatif.
D. Diferensiasi Organisasi
E. Ambiguitas Yurisdiksi
8
Keputusan PEMDA Cilegon yang mengatur otoritas pelabuhan Cilegon di
bawah wewenang PEMDA Cilegon oleh Departemen Dalam Negeri
dianggap menyalahi wewenang PEMDA. Pengaturan pelabuhan
merupakan wewenang pemerintah pusat dan bukan wewenang PEMDA.
Oleh karena itu, Departemen Dalam Negeri membatalkan Surat Keputusan
tersebut. Walaupun PEMDA Cilegon mengerahkan warganya untuk
berunjuk rasa di Departemen Dalam Negeri, namun departeman ini tidak
bergeming.
9
Di Indonesia, konflik dalam masyarakat sering terjadi karena anggotanya
mempunyai karakteristik yang beragam: suku, agama, dan ideologi.
Karakteristik ini sering diikuti dengan pola hidup yang eksklusif satu sama
lain yang sering menimbulkan konflik. Sebagai contoh, konflik yang
terjadi antara Suku Dayak dan Suku Madura di Kalimantan pada Awal
tahun 2002 berlatar belakang perbedaan etnis dan pola kehidupan. Konflik
ini juga berlatar belakang kecemburuan ekonomi dan perilaku yang
eksklusif.
I. Pribadi orang
10
mengenai hal tersebut. perbedaan persepsi mengenai sesuatu sering kali
merupakan pemicunya terjadi konflik.
J. Kebutuhan
Setiap individu selalu memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain
atau mempunyai kebutuhan yang sama mengenai sesuatu yang terbatas
jumlahnya. Kebutuhan merupakan pendorong terjadinya perilaku manusia.
Jika kebutuhan orang diabaikan atau terlambat, maka bisa memicu
terjadinya konflik.
11
Perubahan pola pikir dari pola pikir kebersamaan ke pola pikir diviualistis,
primordialisme, memudarnya rasa nasionalisme, kehidupan politik dan
ekonomi yang liberal, terkikisnya nilai –nilai tradisi, dan lemahnya
penegakkan hukum dan merosotnya moral para penegak hukum, serta
menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan para pejabat
terkait meyebabkan orang ataupun individu tertentu berusaha mencapai
jalan pintas untuk mencapai tujuannya dengan mengunakan kekerasan dan
main hakim sendiri
A. Intrapersonal
B. Interpersonal
12
mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar
individu-individu dan kelompok-kelompok seringkali berhubungan dengan
cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas,
yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai
contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh
kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma
produktivitas kelompok dimana ia berada. Adapun contoh konflik
interpersonal seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini
biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman
ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk- produk
baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan
sumber daya secara lebih efisien.
C. Antar kelompok
A. Konflik laten
B. Felt konflik
13
sebagai konflik ‘affectivensess”. Hal ini penting bagi seseorang untuk
menerima konflik dan tidak merasakan konflik tersebut sebagai suatu
masalah/ancaman terhadap keberadaannya.
D. Resolusi konflik
E. Konflik afthermath
A. Dominasi (Penekanan)
14
kekuasaannya, dan mereka biasanya menjadi tidak puas, dan sikap
bermusuhan muncul. Tindakan dominasi dapat ditempuh dengan berbagai
macam cara, yakni sebagai berikut:
1. Memaksa (Forcing)
2. Membujuk (Smoothing)
3. Menghindari (Avoidence)
15
maka setiap pihak akan mengalami perasaan tidak puas. Memang perlu
diakui bahwa sikap pura-pura bahwa tidak ada konflik, merupakan
sebuah bentuk tindakan menghindari.
1. Consensus (Concencus);
2. Konfrontasi (Confrontation);
C. Kompetisi
16
1. Win-Lose (Menang – Kalah)
Dalam gaya ini seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan.
Ia cenderung cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain.
Mereka mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan. Karena
paradigma ini lebih mementingkan popularitas dan penerimaan maka
menang bukanlah yang utama. Akibatnya banyak perasaan yang
terpendam dan tidak terungkapkan sehingga menyebabkan penyakit
psikosomatik seperti sesak napas, saraf, gangguan sistem peredaran
darah yang merupakan perwujudan dari kekecewaan, dan kemarahan
yang mendalam.
17
4. Win (Menang)
5. Win-Win (Menang-Menang)
D. Kompromi
1. Akomodasi
18
tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut
adalah taktik perdamaian.
2. Sharing
Konflik jenis ini relatif sulit, karena sering tidak dinyatakan secara
terbuka. Umumnya pihak karyawan lebih cenderung untuk diam,
meskipun mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting
bagi suatu organisasi adalah agar setiap konflik hendaknya bisa
diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu konflik menjadi makin berat
karena lama terpendam. Cara yang ditempuh adalah dengan menggalakkan
saluran komunikasi ke atas ( up ward channel of communication ).
Menurut Heidjrachman Ranupandojo ada beberapa cara yang bisa dipakai
untuk menemukan konflik atau sumbernya, yaitu :
2. Observasi langsung
19
3. Kotak saran (suggestion box)
Cara ini cukup efektif karena para karyawan ataupun para pengadu
tidak perlu bertatap muka dengan pimpinan. Bahkan bisa merahasiakan
identitasnya. Namun, lembaga juga harus hati-hati karena adanya
kemungkinan timbulnya “fitnah” dari kotak saran tersebut.
6. Mengangkat “ombudsman”
N Hasil Judul buku/ Link jurnal Tahun tetbit Sinta/ Pendapat kelompok
o peneliti jurnal Q
an
20
Siti Konflik : .academia.e proses yang dimulai
Asiah T. teori dan du/3911214 ketiks seorang
pido,.M APlikasi 8/Manajeme individu atau grup
M. n_Konflik_ merasakan
Teori_dan_ perbedaan dan
Aplikasi pertentangan antara
dirinya dan individu
lain atau grup
tentang minat dan
sumber daya,
kepercayaan, nilai
atau praktik yang
penting bagi mereka
21
&usg=AOv semangat para guru
Vaw2hx- karena dengan
sYgeEAgBz adanya
kjy1nqEZC workshopmereka
jadi lebih paham
akan sebenarnya
bagaimana
management konflik.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Asiyah, Siti. (2017). Managemen konflik : Teoti dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka
cendekia
Mustamin. (2016). Jurnal penwlitian : Studi konflik sosial di desa bugis dan
parangina kecamatan sape kebupaten bima tahun 2014.
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/download/109/10
6
24