MENOPAUSE
Makalah ini diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah fisiologi
Fakultas ilmu keperawatan di Universitas Alma Ata
Yogyakarta
Oleh :
1. Ditha Nugraha Nuryahuthama
2. Basori Alwi
3. Achmad Tontowi
4. Erna Kurniawandari
5. Dwi Asih Rohmawati
6. Dewi Astuti
7. Desy Nuraeni W.
8. Eka Surasa
9. Arif Almasihenti
10. Andang Purnomo
150100695
150100689
150100680
150100701
150100597
150100691
150100690
150100700
150100687
150100587
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah
Yogyakarta,
Tim Penulis
Mai 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan 2
C. Metode Penulisan
E. Tahapan Menopause 3
F. Perubahan Pada Wanita Menopause 4
G. Dampak Kesehatan Fisik dan Psikis 5
H. Upaya Menangani Menopause
I. Pengobatan Menopause
10
K. Konseling Menopause10
BAB III PEMBAHASAN
11
Analisis Jurnal 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang yang mengalami menopause memiliki umur yang lebih mapan dan memiliki
pengalaman hidup yang lebih banyak. Akan tetapi, kurangnya pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan reproduksi menopause pun menjadi salah satu faktor kurangnya
tingkat kesadaran tentang kesehatan reproduksi menopause. Di dalam makalah ini,
akan dibahas lebih lanjut tentang Menopause.
Perkembangan laki-laki dan wanita masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbeda. Sepanjang hidupnya wanita mengalami dua hal penting, yang merupakan
kekhususan bagi seorang wanita yaitu menarche dan menopause. Berdasar angka
sementara sensus penduduk tahun 2000 rasio jenis kelamin penduduk Indonesia masih
dibawah 100, menggambarkan penduduk
Seperti profil penduduk yang tergambar di salah satu Desa Jingkang Babakan
yang berada dalam Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, pada tahun 2011
jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin, di desa tersebut jumlah penduduk
perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki. Disana juga didapatkan jumlah usia lansia
yang cukup banyak. Ada sekitar 76 jiwa perempuan sudah mengalami menopause,
setelah dilakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada 10 wanita
yang berusia diatas 40 tahun dan 6 wanita mengatakan telah tidak mengalami haid
setelah umur 50 tahun dan usia menarche mereka dibawah 10 tahun, 2 wanita setelah
40 tahun dengan usia menarche 13 dan 14 tahun dan 2 diantaranya tidak mengalami
haid lagi sebelum usia 40 tahun denagn usia menarche lebih dari 15 tahun.
Menopause berasal dari dua kata men=haid dan pause=berhenti, yaitu suatu kurun
waktu (masa) bagi wanita untuk mendapatkan haidnya yang terakhir. Bagi sebagian
besar wanita menopause ini terjadi diantara usia 45-55 tahun akan tetapi kadangkadang, meski jarang, dapat terjadi secara dini yaitu pada usia sekitar 30 tahun.
Bagaimanapun juga, berhentinya menstruasi merupakan salah satu tanda dari
sekelompok gejala-gejala yang terjadi pada tubuh wanita pada saat saat sebelum dan
sesudah menopause.
Menopause merupakan suatu bagian dari proses penuaan pada wanita, termasuk
penuaan sistem reproduksi yang menyebabkan seorang wanita tidak lagi mendapat
haid.Penurunan kadar Estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur,
dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui dan mengerti tentang Analisis Jurnal Menopause
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari pembuatan makalah ini adalah agar:
a) Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Tinjauan Teori Tentang
Menopause
b) Mahasiswa dapat menganalisis Jurnal Kasus Menopause dan Dikaitkan
Dengan 4 Aspek.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan adalah studi pustaka atau literature dari
buku yang kami ambil untuk sumber informasi yang kami dapat, selain itu kami juga
menggunakan Prana Luar dimana kami menggunakan internet untuk searching dan
browshing yang berhubungan dengan tugas Asuhan Kebidanan yang berjudul
Makalah Analisa Jurnal Menopause.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menopause, yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah
menopause disebut pasca menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai
menuju ke senium, umumnya terjadi pada usia 50 tahun-an. Senium adalah periode
sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan
kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik, antara usia 65 tahun.
B. Tanda Dan Gejala
2
merupakan
fase
peralihan
antara
pramenopause
dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari, dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40%
wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron
tetap rendah sedangkan kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi.
3. Menopause
Pada fase ini jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai
suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang
dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena
itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila
wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Diagnosis
menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama
12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar estradiol <30 pg/ml,
telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami menopause.
3
4. Pasca menopause
Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada
antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat. Pada
wanita pascamenopause masih saja dapat dijumpai jenis steroid seks lain dengan
kadar yang normal di dalam darah. Ternyata, ovarium wanita pascamenopause masih
memiliki kemampuan untuk mensintesis steroid seks. Sel-sel hilus dan korteks
ovarium masih dapat memproduksi androgen, estrogen, dan progesteron dalam
jumlah tertentu. Selain itu, jaringan tubuh tertentu, seperti lemak, uterus, hati, otot,
kulit, rambut, dan bahkan bagian dari sistem neural sumsum tulang (bone marrow)
memiliki kemampuan mengaromatisasi androgen menjadi estrogen. Kelenjar adrenal
merupakan sumber androgen utama bagi wanita pascamenopause.
D. Perubahan Pada Wanita Menopause
1. Perubahan organ reproduksi
Ovarium dan uterus lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi.
Walaupun demikian, uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrogen. Epitel
vagina juga menipis dan apus vagina memperlihatkan gambaran campuran (spread
pattern). Mamma mulai menjadi lembek dan proses ini berlangsung terus sampai
masa senium.
2. Perubahan Hormon
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan
terganggunya interaksi hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi
korpus luteum. Kemudian, turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan
produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin ini, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH. Oleh karena itu, peningkatan kadar FSH merupakan
petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterium.
3. Perubahan vasomotorik
Perubahan ini dapat muncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat
banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang
goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
4. Perubahan Emosi
Perubahan emosi muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan,
semangat berkurang, dan susah tidur.
4
E.
1.
Terjadi pada sekitar 75% wanita meopause, hot flushes nokturnal sering
membangunkan wanita dari tidurnya dan dapat mengakibatkan gangguan tidur
yang berat atau insomnia. Sebagian besar wanita merasakan sensasi tekanan pada
kepala mereka yang diikuti rasa panas atau terbakar. Sensasi ini dimulai dari
daerah kepala atau leher dan meluas ke seluruh tubuh. Keringat seringkali dapat
menyertai gejolak panas ini.
b.
Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina
menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut
dan timbul rasa sakit saat buang air kecil ataupun saat berhubungan seksual.
c.
Perubahan kulit
Perubahan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan estrogen dapat
menyebabkan perburukan sistem pertahanan kulit, sehingga mudah terkena
penyakit kulit (dermatosis). Terlihat peningkatan kejadian psoriasis dan eksema
pada usia perimenopause.
d.
e.
f.
Kerapuhan tulang
Hilangnya masa tulang pada wanita sebenarnya dimulai pada usia 30-an.
Keadaan ini terjadi lebih cepat saat menopause. Kehilangan masa tulang yang
paling cepat terjadi dalam 3-4 tahun pertama setelah menopause. Gejala ini lebih
cepat pada wanita yang merokok dan yang sangat kurus. Tempat yang paling
sering menjadi lokasi fraktur akibat osteoporosis adalah korpus vertebra, femur
5
bagian atas, humerus, iga, dan lengan bagian distal. Osteoporosis yang disebabkan
oleh defisiensi estrogen yang berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang
tanpa perubahan pada komposisi kimianya.
g.
h.
Penyakit
Bagi wanita begitu memasuki usia menopause akan timbul berbagai macam
keluhan yang sangat mengganggu dan beberapa tahun setelah menopause, angka
kejadian patah tulang, penyakit jantung koroner, stroke, demensia, dan kanker
usus besar meningkat.
2.
Keluhan Psikis
Telah lama diketahui, bahwa steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan
saraf pusat, terutama terhadap perilaku, suasana hati, serta fungsi kognitif dan sensorik
seseorang. Dengan demikian, tidak heran bila terjadi penurunan sekresi steroid seks,
timbul perubahan psikis yang berat dan perubahan fungsi kognitif. Kurangnya aliran
darah ke otak menyebabkan sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Akibat kekurangan
hormon estrogen pada wanita pascamenopause, akan timbul keluhan seperti mudah
tersinggung, cepat marah, dan perasaan tertekan.
Kejadian depresi dijumpai sama pada laki-laki dan perempuan. Karena
kejadiannya meningkat pada usia klimakterium dan pospartum serta pemberian
estrogen dan progesteron dapat menghilangkan/mengurangi keluhan tersebut, maka
kekurangan steroid seks dapat dianggap sebagai faktor predisposisi terjadinya depresi.
Depresi sering juga ditemukan beberapa hari menjelang haid pada wanita usia
reproduksi. Perasaan tertekan, nyeri betis, mudah marah, mudah tersinggung, stres,
dan cepat lelah merupakan keluhan yang sering dijumpai pada wanita usia klimakterik
dan pada wanita usia reproduksi dengan keluhan sindrom prahaid.
Penyebab depresi diduga akibat berkurangnya aktivitas serotonin otak. Estrogen
menghambat aktivitas enzim monoamin oksidase (MAO). Enzim ini mengakibatkan
6
gangguan
fungsi hati
8. Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes melitus perlu
dikonsultasikan lebih dahulu ke spesialis penyakit dalam.
8
Perlu diketahui bahwa tidak semua keluhan yang ada dapat dihilangkan hanya
dengan pemberian substitusi hormonal (estrogen dan progesteron). Semua faktor yang
dapat menimbulkan keluhan seorang pasien perlu dipelajari terlebih dahulu, seperti
faktor psikis, sosio-budaya, atau memang hanya terdapat kekurangan estrogen. Jika ada,
maka keluhan-keluhan tersebut diatasi sesuai dengan penyebabnya.
Bilamana telah diputuskan untuk melakukan substitusi estrogen, maka
pemberiannya harus lebih dahulu dimulai dengan estrogen lemah (estriol) dan juga
dimulai dengan dosis rendah. Pemberian estrogen lemah pada umumnya tidak perlu
digabung dengan progesteron. Pada pemakaian jangka panjang, pengaruhnya terhadap
endometrium dan payudara sangat lemah, sehingga jarang terjadi perdarahan maupun
keganasan. Tetapi penggunaan estrogen jenis lain, seperti etinil estradiol maupun
estrogen konjugasi perlu digabung dengan progesteron.
I. Konseling Menopause
Bila pasien memutuskan untuk mau menggunakan TSH, maka jelaskan kepada
pasien berapa lama TSH harus digunakan. Jelaskan, bahwa pemberian TSH bertujuan
untuk menghilangkan keluhan serta untuk mencegah dampak jangka panjang akibat
kekuranan estrogen, yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Untuk pencegahan dampak jangka panjang, maka TH harus digunakan 5-10 tahun,
bahkan bila dianggap perlu harus digunakan sisa hidup wanita. Selama penggunaan
TSH apat terjadi perdarahan lucut atau perdarahan bercak. TSH dapat merangsang
nafsu makan, sehingga apat terjadi kenaikan berat badan.
Pasien harus benar-benar paham tentang TSH, dan bila pasien masih ragu-ragu
untuk menggunakan TSH, maka berikan waktu lagi bagi pasien untuk berpikir.
Keputusan terbaik ada di tangan pasien.
BAB III
PEMBAHASAN
No.
1
Hasil Analisis
Terjadinya
peningkatan
angka
prevalensi depresi pada masa
menopause termasuk di dalamnya
adalah perubahan yang disebut
dengan melancholica terlebih pada
masa postmenopausal. Perubahan
tingkat emosional yang terjadi
disebabkan oleh adanya perubahan
hormonal dalam tubuh pasien
termasuk di dalamnya adalah
hormone estradiol dan FSH yang
secara tidak langsung mempengaruhi
hormon esterogen.
Judul:
Major depression during and after
a. Singkat
the menopausal transition: Study of
Womens Health Across the Nation
(SWAN).
b. Menggambarkan masalah Variabel yang diteliti adalah ibu
dan variabel yang akan dengan rentan usia 42-52 tahun yang
diteliti
telah memasuki mas transisi antara
pre menopause menuju ke post
menopause dengan jumlah 463
10
Komentar
3
4
c. Tempat
dan
waktu
penelitian
Penulis (peneliti) dan alamat
Abstrak:
a. Tujuan
b. Desain penelitian
c. Tempat penelitian
d. Waktu penelitian
e. Populasi penelitian
pasien.
Pittsburgh, Amerika Serikat tahun
2011.
Bromberger, J.T, dkk. (2011)
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
a. Untuk
mengetahui
adakah
peningkatanrisiko depresi (MDE)
selama masa menopause dan
transisi antara pre menopause
menuju ke post menopause.
b. Untuk
mengetahui
adakah
perubahan vasomotor secara
berulang dengan kaitannya pada
perubahan hormone, E2, FSH,
dan testosterone.
c. Untuk mengetahui jarak dan lama
perubahan yang terjadi pada masa
pre dan postmenopausal.
Studi kohort
Department of epidemiology and
psychiatry, University of Pittsburgh.
Pada tahun 2011.
f.
j.
5
Kata kunci
Pendahuluan :
a. Political concern
b.
Metode penelitian
Community concern :
Political concern
Magnitude
Managibillity
Pittsburgh,
tahun 2011.
Amerika
Serikat
10
11
12
Kaidah penulisan
Referensi
13
Implikasi keperawatan
14
Kesimpulan jurnal
15
Rekomendasi
BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Disimpulkan bahwa perlu peningkatan khusus dalam meningkatkan pelayanan
pada dan menopause, terutama dalam fasilitas kesehatan, SDM kesehatan, dan
kebijakan pemerintah yang mengatur lebih khusus tentang pelayanan kesehatan
menopause.
B. Saran
Semoga bermanfaat menambah wawasan bagi pembaca atau pendengar pada
umumnya. Pembaca dapat mahamani akan isi dari makalah. Penulis mengharap
umpan balik bagi pembaca atau pendengar pada umumnya.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Curran, D., 2009. Menopause. Department of Obstetrics and Gynecology,
University of Michigan Health Systems
Rosenthal, Sara M., 2003. Issues Surrounding Natural and Surgical Menopause.
In: Rosenthal, M. Sara, ed. The Gynecological Sourcebook. United
States of America: McGraw-Hill
Francina, S., 2003. Yoga and The Wisdom of Menopause : A Guide to Physical,
Emotional, and Spiritual Health at Midlife and Beyond. United
States of America: Health Communications, Inc
http://www.ijponline.com/article.asp?
issn=02537613;year=2011;volume=43;issue=6;spage=722;epage=72
3;aulast=Dias. Diaskes Tanggal 05/27/2016. Jam 23.00