Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Shalawat dan salam tak lupa pula
saya ciptakan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para
sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kita sebagai ummatnya.

Alhamdulillah pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ”KLIMAKTERIUM” . Sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
MATERNITAS 2 pada kempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
mata kuliah yang bersangkutan, yang telah memberikan arahan tugas ini terselesaikan dengan
baik. Tidak lupa kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan dorongan semangat
dan motivasi kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Semogah dengan adanya makalah ini bisa dijadiakan sebagai bahan kajian
dan informasi kepada pihak-pihak yang mengembangkan lebih jauh untuk kesempurnaan
makalah ini.

Palopo, 13 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar.............................................................................................................i

Daftar isi.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................3
B. Pembahasan kasus..........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap reproduksi dan
berakahir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 45-65 tahun masa ini ditandai
dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan vegetatif. Keluhan tersebut
terutama disebabkan oleh menurunnya fungsi ovarium. Gejala menurunnya fungsi
ovarium adalah berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang dikenal sebagai
menopause. Menopause adalah suatu peristiwa fisiologis yang disebabkan oleh
menuanya ovarium yang mengarah pada penurunan produksi hormon estrogen dan
progesteron yang dihasilkan oleh ovarium. Kekurangan hormon ini menimbulkan
berbagai gejala somatik, vasomotor, urogenital, dan psikologis yang mengganggu
kualitas hidup wanita secara keseluruhan. ( Chuni dkk, 2011).
Pada akhir abad ini indonesia telah ditemukan sebanyak 8-10% lansia dimana
jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan jumlah laki-laki. Sekitar separuh
dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45-65 tahun seperempat lagi akan
terus menstruasi sampai melewati sebelum usia 45 tahun (Kuswita, 2012).
Keluhan-keluhan klimakterium yang dapat timbul pada masa klimakterium adalah
panas pada kulit ( hot flushes), keringat pada malam hari, kelelahan, sakit kepala,
vertigo, jantung berdebar-debar, berat badan bertambah, sakit nyeri pada persalinan,
osteoporosis, kekeringan kulit dan rambut, kulit genetalia dan uretra menipis dan
kering (Hillegas, 2005). Selain itu juga terdapat gejala psikis yang muncul pada masa
klimakterium, yaitu mudah tersinggung, depresi, gelisah, mudah marah, dan
sebagainya (Baziad, 2003).
Aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi pada
wanita menopause (WHO 2007). Yoga dapat meyeimbangkan perubahan hormonal,
mengurangi keluhan fisik dan psikis, memperkuat tulang dan mencegah kerapuhan
tulang, mencegah jantung, serta meningkatkan daya tahan tubuh (Francina, 2003).
Menurut Nina (2007), secara fisiologis, olaraga dapat meningkatkan kapasitas
aerobik, kekuatan, flexibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olaraga dapat
meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial,
olaraga dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain mendapat banyak teaman
dan meningkatkan produktivitas.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan konsep medis ?
2. Menjelaskan konsep keperawatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis.
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi klimakterium
Klimsakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksi sampai
awal senium dan terjadi pada wanita berumur 45-65 tahun. Pra menopause adalah
kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause. Menopause adalah berhenti haid atau
menstruasi seorang wanita.
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan
pauses adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk mengambarkan
berhentinya haid. Menurut kepustakaan abad 17 dan 18, menopause dianggap
tidak berguna dan tidak menarik lagi (Kasdu, 2002). Hal ini dikarenakan
menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi yang disebabkan oleh
hilangnya aktivitas folikel ovarium (proverawati, 2010).
Menopause merupakan tahap yang normal dalam kehidupan. Dampaknya
terhadap kesehatan baru terlihat ketika harapan hidup wanita meningkat pesat
diatas dekade ke-6. Diperkirakan wanita yang hidup dinegara maju akan hidup
setidaknya sepertiga dari seluruh kehidupan mereka setelah menopause. Secara
fungsional, menopause dapat dianggap sebagai “sindrom menghilangnya
estrogen”. Keadaan ini diketahui dengan berhentinya menstruasi dan pada
mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala seperti hot flashes (rasa panas),
insomnia, atrofivagina, pengecilan payudara dan penurunan elastisitas kulit
(Heffner & Schust, 2008).
Keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seoarng wanita, folikel
telur yang tersisa dalam indung telur (sekitar 8000) mulai lenyap, peristiwa yang
aneh dan tidak jelas ini terjadi antara usia 45-55 tahun. Perubahan ini tiba-tiba
dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada
tahun-tahun reproduksi, ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun-tahun
menopause (Llewellyn, 2005). Sebelum terjadi fase menopause biasanya
didahului dengan fase pramonopause dimana pada fase pramenopause ini terjadi
peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuhan/anovulantior
(Proverawati, 2010).
2. Etiologi
Menurut Guyton dan Hall (2002) penyebab menopause adalah “matinya”
(burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita kira-kira 400
folikel primodial tubuh menjadi folikel vesikuler dan berevaluasi. Sementara
beratus-ratus dan ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia 45 tahun, hanya tinggal
beberapa folikel primodial tetap tertinggal untuk dirangsang oleh folicle
stimulating hormone (FSH) dan luteineizing hormone (LH) dan pembentuk
estrogen oleh ovarium berkurang bila jumlah folikel primodial mendekati nol.
Bila pembentukan estrogen turun sampai tingkat kritis, estrogen tidak dapat lagi
menghambat pembentukan FSH dan LH yang cukup untuk menyebabkan siklus
ovulasi.
Akibatnya, FSH dan LH (terutama FSH) setelah itu dihasilkan dulu jumlah
besar dan tetap. Estrogen dihasilkan dalam jumlah subkritis dalam waktu pendek
setelah menopause, tetapi setelah beberapa tahun, waktu sisa terakhir. Folikel
primodial terjadi menjadi atretis, pembentukan estrogen oleh ovarium turun
sampai nol.
3. Patofisiologi
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemapuan ovarium
untuk menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi
antara hipotelamus-hipofise. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi luteum.
Kemudian turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi
umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi
FSH dan LH. Dari kedua genadoropin itu, ternyata yang paling mencolok
peningkatannya adalah FSH.
4. Manifestasi klinis
1) Pramenopause : perdarahan tidak teratur, seperti oligomenore, polimenore, dan
hepermenore.
2) Gangguan nerovegetatif : gejolak panas (hotflushes), keringat banyak, rasa
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang goyah, jari-
jari atrofi, gangguan usus (meteorismus).
3) Gangguan psikis : muadh tersinggung, lekas lelah, semangat berkurang, susah
tidur.
4) Gangguan organik : infrak miokard aterosklerosis, osteosklerosis, osteoporosi,
afipositas, kolpitis, dispareumia artritis, gejala endokrinium berupa hipertirosis
defeminasasi, virilasi dan gangguan libido.
5. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah : kadar progesteron dan estrogen (estradiol).pada
menopause, kadar progesteron dan estrogen rendah. Kadar estriol normal
berkisar antara 40-250pg/ml. Sedangkan pada menopause kadar estriol kurang
dari 20 pg/ml. Selain itu, terjadi peningkatan kadar FSH 30 ml unit/ml.
2) Kadar kolesterol, HDL (high desnity lipoprotein), dan LDL (love denisty
lipoprotein). Pada umumnya, klien yang sudah mengalami menopause, kadar
kolesterol LDL meningkat, dan HDL menurun.
3) Tes kehamilan
4) Pemeriksaan HCG, pada menopause HCG akan negatif (-)
5) Pada pemeriksaan pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan
vagina akibat perubahan kadar estrogen.
6. Komplikasi
1) Penyakit jantung koroner
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi :
kulit terasa kering keriput dan longgar dari ototnya oleh karena itu turunnya
sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubaghan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar (hot flushes), mudah berdebar-debar
terjadi tekanan darah tinggi yang berkelanjutan ke penyakit jantung koroner
(Manuaba, 2007).
Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolestrol menyebabkan,
meningkatkan faktor resiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Khususnya
mengenai sklerosis primer dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih
seriing setelah kadar estrogen menurun.
2) Masalah urogenital
a. Ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil (inkontinensia).
b. Infeksi saluran kemih
3) Osteoporosis
Dengan turunnya kadar estrogen, maka proses osteoblas yang berfungsi
membentuk tulang baru terhambat dan fungsi osteoclast merusak tulang
meningkat. Akibat tulang tua diserap dan dirusak osteoclast tetapi tidak
dibentuk tulang baru oleh osteoblast, sehingga tulang menjadi osteporosis.
4) Dimensia
Wanita pascamenopause biasanya kemampuan berfikir dan ingatannya
menurun hal ini merupakan pengaruh menurunnya hormon estrogen, dimana
hormon estrogen ini dapat mempengaruhi kerja dari degenerasi sel-sel saraf
dan sel-sel otak.( manuaba,2006).
5) Sindrom klimakterium
Tidak terjadi pada semua wanita, tetapi hanya sebagian kecil. Di Asia-
indonesia, gejala ini tidak umum, lebih menonjol,kemunduran keinginan
seksual sehingga menjadi keluhan untuk suaminya.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Kebangsaan :
Pekerjaan :
Agama :
Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat penyakit saat ini :
b. Pemeriksaan fisik (head to toe)
 Kepala
Inspeksi
Inspeksi apakah ada massa pada kepala pasien, kebersihan kuliat,
kepala, ketombe, kutu, dan warna rambut.
Bentuk kepala : mesosephal (normal)
Palpasi apakah ada massa yang terdapat besar atau kecil.
 Mata
Inspeksi
Perhatikan kesimetrisan kedua mata dan alis serta perbesarannya.
Normal pupil mata 3-7 mm.
Normal kornea tidak berwarna (bening) dan bertepi rata.
 Hidung
Inspeksi
Perhatikan kesimetrisan lubang hidung kiri dan kanan.
Letak hidung terletak ditengah wajah
Adanya produksi secret (jika ada), perhatikan warna, dan bau secret.
 Telingah
Inspeksi
Lihat kesimetrisan kedua daun telingah
Lihat adanya serumen
Palpasi
Palpasi telingah pada daerah tragus
 Mulut
Inspeksi
Berdiri agak jauh dari pasien, cium aroma nafasnya
Bau nafas abnormal:
- Bau aseton (seperti buah)
- Bau amoniak
- Bau ganggren (seperti bau busuk)
- Bau fector hepatic
 Leher
inspeksi
Inspeksi leher, lihat apakah ada pembesaran
Palpasi jika ada pembesaran kelenjar tiroid, seberapa luas dan
seberapa besar.
 Dada (toraks)
Inspeksi
Lihat kesimetrisan bentuk dada
Lihat apakah ada bekas luka,bekas operasi atau adanya lesi
Palpasi
Minta pasien mengatakan “tujuh puluh tujuh” atau “sembilan puluh
sembilan”, prinsip pemeriksaan:
- Getaran suara akan merambat melalui udara yang ada dalam
paru-paru (vibrasi).
- Saat bicara, getaran akan terasa dari luar dinding dada
 Jantung
Inspeksi
Denyutan jantung (saat kontraksi vertrikel ) atau iktus kordis dapat
dilihat dipermukaan dinding dada pada ICS 5 midklavikular garis
sinistra
Palpasi
Palpasi aklus kordis pada ICS 5 midklavikular garis sinistra
Rasakan iktus kordisnya, hitung denyutan jantung yang teraba selama
1 menit penuh
Tinggi iktus kordis normal tidak lebih dari 1 cm
Perkusi
Normalnya
- Sepanjang ICS 3-5 torak sinistra, terdengar suara pekak
- Jika hasil perkusi terdengar pekak lebih dari batas tersebut.
Dikatakan kardiomegali (pembesaran jantung)
Auskultasi
Bunyi jantung I (SI)
- Katup mitralis terletak di ICS 5, dipotongkan dengan
midklavikular garis distra
- Katup aorta terletak di ICS 2 sternal garis sinistra
Bunyi jantung II (S2)
- Katup pulmonal terletak di ICS 2 sternal garis sinistra
- Katup trikuspidalis terletak di ICS 4 atau 5 sternal garis sinistra
Bunyi jantung III (S3) / gallop ( adanya bunyi bernada rendah yang
terdengar setelah S2)
Bunyi jantung IV (S4) / gallop (adanya bunyi jantung berfrekuensi
rendah yang bisa didengarkan sebelum SI

 Abdomen
Inspeksi
Perhatikan bentuk abdomen pasien
Perhatikan alastisitas kulit abdomen
Inspeksi umbilicus, normalnya tidak menonjol
Auskultasi
Dilakukan pada keempat kuadran abdomen
Bising usus normalnya terdengar 5-30 x/i
Perkusi
Lakukan perkusi pada kesembilan region abdomen
Palpasi
Berdiri disamping kanan pasien
Kaji apakah ada terdapat massa pada abdomen
 Ekstremitas bawah
Inspeksi
Lihat apakah ada terdapat edema pada kaki
Kaji pada bagian kaki dan tumit
Palpasi
Kaji seberapa besar edemanya
Kaji apakah terdapat lesi pada kaki
Perkusi
Lakukan reflex patella

ANALISA DATA
1. DS
Pasien mengatakan bahwa selama jangka 1 tahun dia hanya
mengalami haid selama sebanyak 3 kali
Pasien juga mengatakan akan cepat, sulit berkonsentrasi, mudah lupa,
kurang tenaga
Pasien mengatakan rasa panas dan sulit untuk tidur

2. DO
No DATA ETIOLOGI MASALAH
DS Pola koping tidak Gangguan pola
1.
Pasien mengatakan efektif tidur
rasa panas dan sulit Cemas dan gelisah
untuk tidur Insomnia
DO Gangguan pola
1. Tampak tidur
lingkaran
hitam
2. TD: 140/80
mmHg
S; 36,5ᵒC
N:
24x/menit

DS Stress psikologis Perubahan


2.
1. Klien Pola koping tidak proses berfikir
mengatakan efektif
takut dengan Ketidakberdayaan
kondisinya. Cemas dan gelisah
2. Pasien Perubahan
mengatakan proses berfikir
takut tidak
dapat
memenuhi
kebutuhan
seksualnya
3. Sulit
berkonsentra
si
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Kasus

Ny T berusia 45 tahun, seorang ibu tangga, pasien masuk RS pada tanggal 26 Februari
2015, perawat melakukan pengkajian TTV : 140/80 mmHg, Nadi : 24x/menit,
pernapasan : 21x/menit, dan suhu : 36,5ᵒC. Pasien mengatakan bahwa selama jangka 1
tahun dia hanya mengalami haid sebanyak 3 kali. Pasien juga mengatakan akan cepat
lelah, sulit berkonsentrasi, mudah lupa, kurang tenaga. Pasien mengatakan rasa panas
dan sulit untuk tidur.

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN :
Nama : Ny T
Umur : 45 tahun
Alamat : JL.Kumea No.517
Pendidikan : SMA
Kebangsaan : WNI
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien mengatakan bahwa siklus haidnya tidak teratur, mudah lelah
RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Pasien mengeluh bahwa selama menstruasi selama jangka 1 tahun pasien hanya
mengalami haid 3 kali, pasien juga mengatakan sulit tidur, sulit berkosentrasi, rasa
panas, muda lupa dan kurang tenaga.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital :
a. TD : 140/80 mmHg
b. S : 36,5ᵒC
c. N : 24 x/menit
d. BB :-
e. TB :-
2. Kepala
a. Inspeksi
Bentuk mesosepal, rambut cukup bersih, normal: simetris dan tidak ada
benjolan
b. Palpasi :
Rasakan adanya massa pada kepala, normal: tidak ada
benjolan/pembengkakan dan nyeri tekan : ada
3. Mata
a. Inspeksi :
a) Kelopak mata : tampak lingkaran hitam
b) Kunjungtiva : tidak anemia
c) Pupil mata : normal (berdiameter 3-7 mm)
4. Hidung
a. Inspeksi
Bentuk hidung : simetris, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi
atau secret, tidak ada sumbatan dan pendarahan pada hidung
5. Telinga
a. inspeksi
a) Serumennya: tidak ada
b) Bentuk kedua daun telingah: simetris
b. Palpasi
Palpasi telingah pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasa nyeri, jika
terasa nyeri kemungkinan ada infeksi didalam saluran telingah, selain itu
warna tragus akan tampak memerah (radang).
6. Mulut
a. Insfeksi
Aroma napasnya: normal (tercium segar), bibir terletak ditengah wajah, warna
bibir merah muda, lembab, tidak tampak kering (pecah-pecah).
7. Leher
a. Infeksi
Perhatikan kesimetrisan leher, lihat apakah ada bekas luka dileher,
ketidaksimetrisan dapat disebabkan oleh pembengkakan
b. Palpasi : tidak ada benjolan
8. Dada
a. Inspeksi
a) Bentuk dada : simetris, lihat adanya bekas luka, bekas operasi, atau adanya
lesi, perhatikan bentuk dada pasien: dada barel (barel chest), dada corong
(funnel chest), dada burung (pigeon chest), dan dada normal (normal
chest).
b. Palpasi
Palpasi dinding thoraks dengan meletakkan tangan diatas kedua dada. Dan
rasa kesimetrisan dada saat inspirasi dan eksprasi.
c. Perkusi paru-paru
Lakukan perkusi pada lapang paru pada ruang interkosta (ruang diantara dua
kosta atau ICS), hasil perkusi normal pada paru yaitu resonan
9. Jantung
a. Inspeksi
a) Denyutan jantung (saat kontraksi ventrikel) atau iktus kordis dapat dilihat
dipermukaan dinding dada pada ICS 5 midklavikular garis sinistra
b. Palpasi
a) Palpasi iktus kordis pada ICS 5 midklavikular garis sinistra
b) Rasakan iktus kordis, hitung denyut jantung yang teraba selama 1 menit
c. Perkusi
Perkusi batas-batas jantung, normalnya : sepanjang ICS 3-5 toraks sinistra,
terdengar suara pekak, jika hasil perkusi terdengar pekak lebih dari batas yaitu
dikatakan kardiomegali (pembesaran jantung).
d. Auskultasi
b) Bunyi jantung I (SI)
 Katup mitralis terletak di ICS 5, dipotong dengan midklavikular garis
distra.
 Katup aorta terletak di ICS 2 sternal garis sinistra.
c) Bunyi jantung II (S2)
 Katup pulmonal terletak di ICS 2 sternal garis sinistra.
 Katup trikuspidalis terletak di ICS 4 atau 5 sternal garis sinistra.
d) Bunyi jantung III (S3) / gallop (adanya bunyi bernada rendah yang
terdengar setelah S2).
e) Bunyi jantung IV (S4) / murmur : bunyi jantung berfrekuensi rendah yang
bisa di dengarkan sebelum SI.
10. Abdomen
a. Inspeksi
a) Kesimetrisan dan warna sekitar : normal, lihat bentuk, apakah ada yang
asimetris, apakah ada gerakan peristaltik usus yang tampak dari luar,
kesimetrisan bentuk abdomen, perhatikan apakah tampak gerak peristaltik
usus pada dinding abdomen disebut darm contour.
b. Auskultasi
a) Dilakukan pada keempat kuadran abdomen
b) Bising usus normalnya terdengar 5-30 x/ i
c. Perkusi
a.) Lakukan perkusi kesembilan region abdomen
b.) Jika perkusi terdengar timpani, berarti perkusi dilakuan diatas organ yang
berisi udara
d. Palpasi
a) Berdiri disamping kanan pasien
b) Kaji jika terdapat massa pada abdomen.
11. Ekstremitas bawah
a. Inspeksi
a) Lihat apakah ada edema pada kaki
b) Kaji kaki dan tumit
b. Palpasi
a) Kaji seberapa besar edemanya jika ada
b) Kaji jika terdapat lesi pada kaki
c. Perkusi
a) Lakukan teflex patella

B. Diagnosa keperawatan
1. Deprivasi tidur (4,1,00096)
Defenisi : periode panjang tanpa tidur (berhentinya kesadaran relatif secara
periodik dan berlangsung alami).
Ds : Ny T berusia 45 tahun masuk di RS pada tanggal 26 februari 2015 dengan
keluhan selama jangka 1 tahun mengalami haid sebanyak 3 kali dan merasakan
mudah lelah, susah berkonsentrasi serta mengalami pola tidur yang terganggu.
Do : TTv : 140/80 mmHg
N : 24x/menit
P : 21x/menit
S : 36,5ᵒC
2. Insomnia (4,1,00095)
Defenisi : gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat fungsi.
Ds : Ny T berusia 45 tahun masuk di RS pad tanggal 26 Februari 2015 dengan
keluhan selam jangka 1 tahun mengalami haid selama 3 kali dan merasakan
mudah lelah, susah berkonsenterasi serta mengalami pola tidur yang terganggu.
Do : TTV : 140/80 mmHg
N : 24x/menit
P : 21x/menit
S : 36,5ᵒC

INTERVENSI
1. Gangguan kualitas dan kualitas waktu tidur akibat faktor eksternal
N Tujuan Dan Kriteria hasil Intervensi
o
Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC
selama 24 jam akan memungkinkan pasien Gangguan kulitas dan
tidak mengikuti deprivasi tidur dengan hasil kuantitas waktu tidur
: akibat faktor eksternal
NOC (peningkatan tidur)
Kriteria hasil :  Monitor pola tidur
 Mengidentifikasikan faktor pasien, dan catat
yang yang dapat kondisi fisik
menimbulkan deprivasi tidur (misalnya apnea
(misalnya tidur, sumbatan
nyeri,ketidakadekuatnya jalan nafas,
aktivitas pada siang hari). nyeri/ketidaknyam
 Melaporkan deprivasi yang anan, dan
menyebalkan tidur (misalnya, frekuensi buang
konfusi ansietas, mengantuk air kecil) dan/atau
pada siang hari, gangguan psikologis
perseptual, dan (misalnya
membicarakan). ketakutan atau
kecemasan)
keadaan yang
mengganggu tidur.
 Bantu untuk
menghilangkan
situasi stres
sebelum tidur
 Bantu pasien
untuk membatasi
tidur siang dengan
menyediakan
aktivitas yang
meningkatkan
kondisi terjaga,
dengan tepat.

 Anjurkan untuk
tidur siang di siang
hari, jika
diindikasikan,
untuk memenuhi
kebutuhan tidur.

 Sesuaikan
lingkungan
(misalnya, cahaya,
kebisingan, suhu,
kasur, dan tempat
tidur) untuk
meningkatkan
tidur

 Perkirakan
tidur/siklus
bangun pasien
didalam perawatan
perencanaan

 Jelaskan
pentingnya tidur
yang cukup
selama kehamilan,
penyakit, tekanan
psikologis, dan
lain-lain

1. Gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat energi


No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan asuhan NIC
keperawatan selama 24 jam yang Manipulasi lingkungan pasien
akan dilakukan pasien dengan tidak untuk kepentingan terapi, daya
ada gangguan dengan hasil. tarik sensorik, dan kesejahteraan
NOC : psikologis ( manajemen
 Pola, kualitas dan rutinitas lingkungan)
tidur  Ciptakan lingkungan yang
 Set berjam-jam tidur aman bagi pasien
(tekanan 5 jam per 24 jam  Singkirkan benda-benda
untuk orang dewasa berbahaya dari lingkungan
 Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih dan
nyaman
 Halangi pandangan pasien
pada kamar mandi, toilet,
atau peralatan lain yang
digunakan untuk eliminasi
 Singkirkan bahan-bahan
yang digunakan selama
penggantian pakaian dan
eliminasi, serta bau apapun
yang tersisa, sebelum
kunjungan dan waktu
makan
 Berikan kamar terpisah,
seperti diindikasikan
 Sediakan linen dan pakaian
dalam dengan kondisi baik,
bebas dari residu dan noda
 Tempatkan saklar diposisi
tempat tidur yang mudah
dijangkau
 Atur persediaan dan linen
dengan rapi yang yang
harus tetap ada dalam
jangkauan pandangan
pasien

EVALUASI
Hasil yang diharapkan pada tindakan keperawatan adalah:
1. Melaporkan perubahan dalam pola tidur/istirahat
2. Mengatakan nyeri berkurang/terkontrol
3. Pasien tampak rileks
4. Pasien mampu melakukan kativitas
5. Pasien mampu mengidentifikasi kepuasan seksual yang diterimah
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita
sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduksi dari kehidupan
sampai masa non- reproduksi yang terjadi pada wanita berumur 45-65 tahun.
Macam-macam perubahan fisik pada masa klimakterium adalah ketidakteraturan
siklus haid, gejolak rasa panas (hot flash), keluar keringat dimalam hari, kekeringan
vagina, perubahan kulit, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang dan
badan menjadi gemuk.
Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50
tahun, meskipun ada sedikit wanita mulai menopause pada umur 40-an. Tahap-tahap
dalam menopause yaitu:
1. Pra menopause
2. Peri menopause
3. Menopause
B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para
pembaca mengenai klimakterium. Kami selaku penulis pula mengharapkan kritik dan
saran bagi para pembaca untuk kebaikan makalah kami
DAFTAR PUSTAKA

Guyton dan Hall, 2002, ilmu kaandungan. Yayasan Bina Pustaka SP FKUI. Jakarta.,2008

Heffiner, 2008, gangguan pada klimakterium , http://id.scribd.com/doc, 27 November


2012 pukul 21.35 WIB.

Manuaba, 2007, cara mengatasi gangguan psikologis masa klimakterium,


http://merpatigosong.blongspot.com, 25 November 2012 pukul 19.46 WIB.

Proverawati, 2010, aspek mental dan perilaku pada masa monopause, http://inuwicaksana.

Anda mungkin juga menyukai