Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH ASUHAN MENOPAUSE

TENTANG FISIOLOGIS MENOPAUSE

Dosen Pengampu: Sulikah, SST., M.Kes.

Oleh kelompok 3:

Eka Lina Budiarti NIM P27824420098


Eldiya Yulia Susanti NIM P27824420099
Elmi Kurnia Ahsani NIM P27824420100
Erika Dwi NIM P27824420101
Ervina Dini NIM P27824420102

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DV ALIH JENJANG KEBIDANAN
KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Menopause dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami termotivasi dan  dapat
menyelesaikan tugas ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amiin.
Dan tak lupa pula kami meminta maaf  jika dalam makalah ini
terdapat  banyak kesalahan dan kekurangan, karena itu kritik serta saran yang
membangun kami harapkan.

Magetan, 1 Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menopause .....................................................................3
2.2 Fisiologi Menopause.........................................................................3
2.2.1 Fisiologis Menopause..................................................................5
2.2.2 Perubahan Pada Masa Menopause...............................................6
2.2.3 Penyakit Oenyerta Pada Masa Menopause..................................9
2.3 Hubungan Sosial ..............................................................................13
2.4 Konformitas ......................................................................................5
2.5 Instrumen Perkembangan Remaja.....................................................13

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15
LAMPIRAN....................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak

lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59

tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini sangat kompleks bagi perempuan

karena akan mengalami perubahan kesehatan fisik yang akan

mempengaruhi kesehatan psikologisnya. Namun banyak wanita yang

menganggap bahwa menopause merupakan suatu hal yang menakutkan.

Hal ini mungkin berasal dari suatu pemikiran bahwa dirinya akan menjadi

tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi. Selain itu, wanita dalam masa

menopause mengalami perubahan besar dalam kehidupannya dan

beradaptasi terhadap perubahan peran dalam keluarga maupun masyarakat,

serta harus menghadapi perubahan tubuh dan harapannya dalam hidup

(Safitri, 2009).

Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi

seorang wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur

mengalami penuaan.Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon

estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan LH.

Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus


menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause

menurut WHO berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi

wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang

disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,

sampai tidak tersedia 2 lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir

mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis

(Saifuddin, 2010).

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan menopause?

2. Bagaimana fisiologis dar masi menopause?

3. Bagaimana perkembangan hubungan sosial?

4. Apa yang dimaksud dengan konformitas?

5. Bagaimana instrumen pengukuran perkembangan?

1. 3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari menopause

2. Untuk mengetahui fisiologis dari masa menopause

3. Untuk mengetahui perkembangan hubungan sosial

4. Untuk mengetahui pengertian konformitas

5. . Untuk mengetahui instrumen pengukuran perkembang


BAB 2
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Menopause

Menopause merupakan sebuahkata yang mempunyai banyak arti

yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani,

yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini

merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi

karena penurunan produksi hormone Estrogen yang dihasilkan ovarium

(indung telur). Penurunan kadar Estrogen, menyebabkan periode

menstruasi yang tidak teratur, dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya

menopause (Nugroho, 2012). Sedangkan menurut (Mulyani, 2013)

Menopause yaitu masa jika tidak lagi menstruasi atau saat haid terakhir,

dan apabila sesudah menopause disebut pasca menopause bila telah terjadi

menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Menopause terjadi pada

usia 49-51 tahun. Diagnosa menopause dapat ditegakkan jika berhentinya

menstruasi sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya menstruasi dapat

didahului terjadinya siklus menstruasi yang lebih panjang, dengan

perdarahan yang berkurang. Umur untuk terjadinya masa menopause

dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan

(Mulyani, 2013).
2.2 Fisiologis menopause

2.2.1 fisiolois menopause

kelenjar hipofisis di otak yaitu Follicle Stimulating Hormon (FSH)

dan Luteinizing Hormon (LH), serta 2 hormon yang diproduksi

ovarium yaitu estrogen dan progesteron. Saat dilahirkan wanita

mempunyai kurang lebih 750.000 folikel primordial. Jumlah

folikel tersebut akan berkurang seiring dengan meningkatnya

usia. Jumlah folikel primordial menurun sampai 8300 buah pada

usia 40-44 tahun disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada

setiap siklus dan juga akibat proses apoptosis yaitu folikel

primordial mati dan terhenti pertumbuhannya (Baziad A, 2013).

Menopause terjadi ketika kadar estrogen dan progesteron

yang diproduksi oleh ovarium turun dengan dramatis diikuti

kenaikan hormon gonadotropin (LH dan FSH) yang diproduksi

kelenjar hipofisis anterior. Kadar hormon gonadotropin tetap

tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause. Tingginya

kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh negative feedback

terhadap produksi gonadotropin akibat berkurangnya produksi

estrogen. Peningkatan kadar FSH dan LH merangsang

pembentukan stroma dari ovarium. Kadar estradiol menurun

signifikan akibat penurunan produksi folikel pada wanita

menopause, tetapi estron yang diaromatisasi androstenedion

bersumber dari non folikel (seperti stroma ovarium, sekresi


adrenal) masih diproduksi dan merupakan sumber utama sirkulasi

estrogen pada wanita menopause. Aromatisasi androstenedion

menjadi estrogen dapat terjadi di jaringan adipose, otot, hati,

sumsum tulang, fibroblast dan akar rambut. Perubahan fisiologi,

psikologi dan hormonal dialami wanita terkait dengan menopause.

Sekitar 70% wanita peri dan pasca menopause mengalami keluhan

vasomotor, psikis dan somatik (Baziad A, 2013).

Produksi estrogen ovarium mulai menurun 1-2 tahun

sebelum menopause dan mencapai kadar nadir 2 tahun setelah

menopause. Bila dibandingkan dengan kadar estrogen pada

wanita masa reproduktif, konsentrasi serum estradiol dan

estrone (estrogen primer yang ada disirkulasi) sangat rendah

pada masa setelah menopause. Otak merupakan target organ

penting bagi estrogen. Estrogen memiliki efek langsung dan efek

tidak langsung pada otak melalui efeknya pada sistem vaskular dan

imun. Dua kelompok reseptor estrogen intraselular yaitu α dan β,

diekspresikan pada area spesifik di otak manusia. Sedangkan

reseptor lain yang terletak di dalam membran plasma

membantu meregulasi kaskade sinyal intraselular dan memberikan

efek cepat tanpa melibatkan aktivasi genomik (Baziad A, 2013).

2.2.2 Perubahan Masa Menopause

Menurut Mulyani (2013), pada masa menopause wanita

akan mengalami perubahan-perubahan diantaranya:


1. Perubahan Fisiologis

a. Perubahan pola menstruasi

Gejala ini biasanya akan terlihat pada awal permulaan masa

klimakterium. Perdarahan akan terlihat beberapa kali dalam

rentang beberapa bulan dan akhirnya akan berhenti sama

sekali.

b. Rasa panas (hot flush)

Gejala ini akan dirasakan mulai dari wajah sampai ke

seluruh tubuh. Selain rasa panas juga disertai dengan warna

kemerahan pada kulit dan berkeringat. Hot flashes terjadi

akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah

wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan

hangat disertai keringat yang berlebihan. Sekitar 75 %

wanita mengalaminya selama 1 tahun, dan 25-50%

mengalaminya selama lebih dari 5 tahun. Hot flashes dapat

berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. Keluhan hot

flush mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar

estrogen yang rendah. Pemberian estrogen dalam bentuk

terapi efektif dalam meredakan keluhan hot flush pada 90%

kasus (Suparni, 2016).


c. Susah tidur (insomnia)

Hot flush juga menyebabkan wanita terbangun dari

tidurnya. Kesulitan untuk tidur disebabkan karena

rendahnya kadar serotonin, yang dipengaruhi pada masa

premenopause.

d. Penurunan produksi lendir serviks

Akan terjadi perubahan pada lapisan dinding vagina, vagina

akan terlihat menjadi lebih kering dan kurang elastis. Hal

ini terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen yang

berdampak akan timbulnya rasa sakit pada saat melakukan

hubungan seksual. Pada masa klimakterium terjadi involusi

vagina dan vagina kehilangan rugae. Epitel vagina

mengalami atrofi dan mudah cedera. Vaskularisasi dan

aliran darah ke vagina berkurang sehingga lubrikasi

berkurang yang mengakibatkan hubungan seksual

menjadi sakit.

e. Gejala gangguan motoric

Pada masa klimakterium, aktivitas yang akan dikerjakan

semakin berkurang dikarenakan wanita akan mudah merasa

lelah dan tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan yang

terlalu berat.
f. Gejala gangguan sistem perkemihan

Kadar estrogen yang rendah menimbulkan penipisan pada

jaringan kandung kemih dan saluran kemih sehingga

menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari kandung

kemih sehingga sulit untuk menahan buang air kecil.

Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi

selama menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah

menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan

saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari

kandung kemih atau mudah terjadinya kebocoran air seni

akibat lemahnya otot di sekitar kandun kemih (Mulyani,

2013).

g. Keringat Berlebih

Keringat berlebih atau disebut juga hiperhidrosis nocturnal

sering terjadi pada malam hari meskipun kondisi tubuh

sedang rileks dan cuaca tidak panas. Penurunan hormon

noradrenalin menimbulkan vasodilitasi pembuluh darah

kulit, temperatur kulit sedikit meningkat dan menimbulan

perasaan panas selain itu pada malam hari akan keluar

keringat yang berlebih. Vasodilatasi dan pengeluaran

keringat tersebut menyebakan pengelauarn panas tubuh

sehingga kadang-kadang beberapa wanita menopause

mengalami kedinginan (Reid, 2014).


h. Denyut Jantung Tidak Teratur

Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause

yang disebabkan karena penurunan hormon sehingga

mempengaruhi sistem kardiovaskuler (Mulyani, 2013).

i. Mudah Lelah

Kondisi ini disebabkan karena berat badan yang berlebih

atau karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada

otot persendian, dan kelelahan yang terjadi setelah makan

merupakan kondisi terkait dengan fluktasi hormon (Mulyani,

2013).

2. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis pada masa menopause pastinya sering

terjadi. Beberapa wanita menemukan perubahan pada gelombang

hormonnya serta kebutuhan untuk menyesuaikan dengan

perubahan yang terjadi, sehingga membuat menopause menjadi

sangat sulit. Perubahan psikologis seseorang sangat tergantung

bagaimana pandangan seorang wanita tentang menopause itu

sendiri termasuk pengetahuannya tentang menopause. Perubahan

psikis ini sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Adapun

tanda-tanda perubahan emosi yang mungkin terjadi pada seorang

wanita yang mengalami menopause menurut Pieter & Lubis

(2010) diantaranya:
a. Ingatan menurun

Gejala menurunnya ingatan terlihat bahwa sebelum

menopause wanita masih begitu mudah untuk mengingat.

Akan tetapi, sesudah mengalami menopause terjadi

kemunduran dalam mengingat bahkan mereka sering lupa

terhadap hal-hal kecil dan sederhana.

b. Kecemasan

Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi

seorang yang mudah mengalami rasa cemas. Kecemasan ini

timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang

menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya

tidak pernah mereka khawatirkan. kecemasan ini biasanya

relatif, artinya kecemasan itu bisa dihilangkan dan

ditenangkan.

c. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah dilihat jika kita bandingkan dengan

perasaan cemas. Wanita menopause lebih menunjukkan sikap

mudah tersinggung dan marah. Hal ini mungkin saja

disebabkan adanya tingkat kesadaran yang luar biasa dialami

mereka. Perasaan mereka begitu sangat sensitif terhadap sikap

dan perilaku orang-orang di lingkungan sekitarnya. Kondisi

ini akan sangat tampak manakala mereka mempersepsikan

perilaku itu secara negatif dan menyinggung dirinya


3. Perubahan organ reproduksi

Hilangnya estrogen mempunyai efek pada jaringan-jaringan

reproduksi menurut (Suparni dan Astutik, 2016) perubahan

yang terjadi pada anaotomi dan fungsi reproduksi dapat

meliputi :

a. Uterus

Terjadi perubahan fungsi uterus akibat menurunnya

kadar estrogen dalam tubuh. Perubahan yang dialami

yaitu uterus mengecil disebabkan oleh menciutnya

selaput lendir rahim (atrofi endometrium) serta

hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat

anatr sel. Hilangnya estrogen menyebabkan perubahan

pada uterus. Perubahan yang terjadi yaitu panjangnya

menjadi setengahnya dari 12 sampai 5 atau 6 cm, dan

beratnya secara berangsur-angsur menurunnya dari

kira-kira 120 gr sampai 25-30 gr. Serviks juga atrofi,

memendek dan berkerut, setelah beberapa tahun, dia

tidak lagi menonjol ke dalam vagina dan bersatu dengan

dinding vagina, ostiun uteri dan vagina menjadi lebih

kecil(stenosis).

b. Tuba falopi

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis, dan

mengerut serta endosalping menipis, mendatar, rambut


getar dalam tuba(silia) menghilang. Perubahan ini

memengaruhi fungsi tuba fallopi untuk membawa sel

telur yang dilepaskan oleh indung telur ke rongga rahim

sehingga tidak terjadi pembuahan.

c. Ovarium

Dalam fase premenopause, siklus haid menjadi

anovulasi(tidak mengeluarkan sel telur), folikel primer

tidak dapat matang secara baik dan kadar hormon

gonadotropin juga meninggi. Fungsi ovarium semakin

berkurang yaitu tidak dapat memproduksi ovum.

Keadaan ini mengakibatkan metabolisme dan proses

pembentukan hormon di ovarium menurun serta

jaringan ikat semakin banyak. Ovarium menciut

(atrofi), mengeras, tidak mengadung corpus luteum, dan

tunika albugenia menebal.

d. Vagina

Fungsi ini semakin menurun ketika menopause, ini

terjadi karena penipisan dinding vagina yang

menyebabkan hilangnya lipatan-lipatan vagina,

berkurangnya pembuluh darah, menurunya elastisitas,

sekret vagina menjadi encer, indeks korio piknotik

menurun dan Ph vagina meningkat. Perubahan-

perubahan atrofi memudahkan vagina terkena infeksi.


Cairan-cairan eksudat vagina(keputihan), vaginitis dan

nyeri senggama, lecet dan peradarahan vagina waktu

senggama merupakan keluhan klimakterium yang

sering.

e. Vulva

Perubahannya ditandai oleh hilangnya jaringan lemak

bawah kulit mons veneris dan labia mayora, dan

hilangnya rambut pubis. Atrofi lebih menonjol pada

klitoris dan labia mayora daripada labia minora.

Keadaan ini membuat vulva lebih rapuh dan iritasi

berulang menyebabkan vulva menjadi gatal, terkelupas

dan kemrahan, dengan belah-belah dan sedikit berdarah.

f. Payudara

Payudara juga atrofi selama hilangnya estrogen,

menjadi lebih kecil dan kurang kencang. Ligamen-

ligamen yang merupakan bagian alat penggantung

kehilangan elastisitasnya papila mamae mengecil dan

kehilangan sifat erektilnya. Kekurangan estrogen

mengakibatkan involusi mamae.

2.2.3 Penyakit penyerta pada masa menopause

Menurut proverawati (2010) penyekit-penyakit yang

menyertai pada masa menopause yaitu:


1. Kulit dan rambut

Pada masa menopause hormone estrogen menurun dan lemak

menghilang. Sehingga menyebabkan kulit keriput dan terlihat

kendor. Begitu juga dengan rambut, rambut akan mengalami

kerontokan.

2. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan suatu penyakit metabolik yang

ditandai dengan menurunnya massa tulang dan

mikroarsitektur dari jaringan tulang akibat berkurangnya

hormone estrogen. Dengan menurunnya kadar estrogen,

maka proses osteoblast yang berfungsi dalam pembentukan

tulang akan tehambat dan fungsi osteoclast dalam merusak

tulang akan meningkat. Karena tulang tua diserap dan

dirusak oleh osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh

osteoblast, maka tulang menjadi osreoporosis.

3. Sakitkepala

Sakit kepala disebabkan karena syaraf pada pembuluh darah

yang menuju ke otak dan kepala melar atau mengkerut.

Perubahan bulanan dalam penimbunan air adalah penyebab

sakit kepala dan pandangan kabur. Pada waktu menopause

saat melewati beberapa masa haid, ada banyak ciri yang

dialami ketika menyelesaikan siklus haid. Banyak wanita

yang memproduksi penambahan aldosteron sebelum waktu


dimana biasanya mengalami haid. Hal itu yang menyebabkan

penyimpanan cairan tubuh. Saat cairan yang berlebihan

masuk tertahan di otak akan menyebabkan sakit kepala.

4. Bengkak

Dalton seorang ahli dalam bidang siklus wanita mengatakan

bahwa wanita menopause rentan mengalami bengkak, hal ini

disebabkan karena tubuh menghasilkan progesterone yang

bertindak sebagai lawan estrogen juga menghasilkan terlalu

banyak aldosteron atau tidak cukup penawarnya, sehingga

menyebabkan adanya pengaturan kimia tubuh yang tidak

seimbang.

5. Jantungkoroner

Penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan penurunan

HDL (High Density Lipoprotein) dan meningkatkan LDL

(Low Density Lipoprotein), trigliserida dan kolesterol total,

yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner.

Penimbunan lemak tubuh juga merupakan faktor resiko

penyakit jantung koroner.

6. Kanker

Penyakit lain yang dapat terjadi masa menopause adalah

kanker, seperti kanker endometrium, kanker indung telur,

kanker mulut rahim, kanker payu dara dan kanker vagina.

Selain pengaruh hormon tubuh juga.


2.3 Hubungan Sosial

Aspek hubungan sosial yaitu hubungan antara dua individu atau

lebih dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi,

mengubah, atau memperbaiki tingkah laku individu lainnya. Yang berupa

hubungan sosial yaitu hubungan pribadi, dukungan sosial, dan aktivitas

seksual. Aspek sosial meliputi relasi personal, dukungan sosial dan

aktivitas seksual. Relasi personal merupakan hubungan individu dengan

orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanya bantuan yang

didaptkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya.

Sedangkan aktivitias seksual merupakan gambaran kegiatan seksual yang

dilakukan individu (Sekwiri (2008) dalam Marwah, 2018).

Kualitas hidup yang positif pada wanita menopause dimana

individu memiliki pandangan psikologis yang positif, memiliki kesehatan

fisik dan mental yang baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan

hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik dengan teman,

keluarga, dan tetangga, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan rekreasi,

tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik, dan juga

memiliki cukup uang dan mandiri (Bowling, dalam Prastiwi, 2012).

Dalam beberapa kasus wanita yang mengalami menopause mulai

menarik diri dari pergaulan sosial karena merasa dirinya tidak ada

harganya dan merasa tidak berguna lagi. Seperti membatasi untuk

berinteraksi sosial dengan teman maupun dengan keluarga. Mereka lebih

suka menyendiri jauh dari keramaian. Wanita yang mengalami menopause


akan membutuhkan keluarga dan teman-teman terdekat sebagai dukungan

agar tidak minder dalam beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu adanya

motivasi dari dirinya untuk menjalani hidupnya dengan penuh semangat

(kualitas hidup yang baik). (Proverawati, 2010)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

wanita menopause salah satunya adalah dengan adanya dukungan sosial.

Menurut Noviarini, dkk (2013) apabila dukungan sosial berkurang maka

kualitas hidup akan berkurang. Didalam lingkungan yang baik, dukungan

sosial lebih efektif. Sumber dukungan sosial yang paling penting adalah

dari pasangan, orang tua, dan keluarga.

2.4 Konformitas

1. Pengertian

Menurut Kartono (2010) konformitas adalah kecenderungan untuk

dipengaruhi oleh tekanan kelompok dan tidak menentang norma-norma

yang telah digariskan oleh kelompok. Sedangkan menurut Jalaludin (2011)

Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang

mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial

yang ada. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan

menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau

yang dibayangkan.

2. Faktor-faktor

Faktor – faktor yang mempengaruhi konformitas adalah sebagai berikut:


a. Kohesivitas

Dapat didefinisikan sebagai derajat ketertarikan yang dirasa oleh

individu terhadap suatu kelompok. Ketika individu memiliki

ketertarikan yang besar terhadap suatu kelompok maka ia memiliki

kohesivitas tinggi. Tingginya rasa suka dan kagum kepada kelompok

orang-orang tertentu akan menimbulkan tekanan untuk melakukan

konformitas semakin kuat (Baron dan Byrne, 2012).

b. Ukuran kelompok

Semakin banyak anggota yang tergabung dalam kelompok akan

menambah kuat seseorang untuk melakukan konformitas.

Konformitas cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya

ukuran kelompok hingga delapan orang anggota tambahan atau lebih.

Jadi jelas bahwa semakin besar kelompok tersebut maka semakin

besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, bahkan meskipun itu

berarti kita akan menerapkan tingkah laku yang berbeda dari yang

sebenarnya kita lakukan (Baron dan Byrne, 2012).

c. Jenis norma yang berlaku

Norma sosial yang berlaku dapat berupa norma deskriptif atau norma

injungtif. Norma deskriptif yaitu norma yang hanya mengindikasikan

apa yang sebagian besar orang yang lakukan pada situasi tertentu.

Norma injungtif yaitu norma yang menetapkan tingkah laku apa yang

diterima atau tidak diterima pada situasi tertentu (Baron dan Byrne,

2012).
d. Identitas sosial

Salah satu faktor penentu kepercayaan kelompok adalah tingkat

keahlian anggotanya. Sejauh mana pengetahuan mereka tentang suatu

topik. Sejauh mana kewenangan mereka untuk memberikan informasi.

Semakin tinggi tingkat keahilan kelompok itu dalam hubungannya

dengan individu, semakin tinggi tingkat kepercayaan dan penghargaan

individu terhadap mereka (Sears, 2009).

3. Aspek

Sears dkk (2009) berpendapat bahwa konformitas akan mudah telihat serta

mempunyai aspek – aspek yang khas dalam kelompok. Adapun aspek –

aspek yang dimaksud adalah :

a. Aspek Kekompakan

Kekompakan dapat dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

1) Penyesuaian diri

Kekompakan yang tinggi dapat menimbulkan tingkat konformitas

yang tinggi. Alasannya adalah apabila individu merasa dekat

dengan anggota kelompok lain, akan menyenangkan bagi inidividu

tersebut untuk mengakuinya, dan semakin menyakitkan apabila

anggota kelompok mencelanya. Kemungkinan untuk

menyesuaikan diri akan semakin besar, apabila inidividu

mempunyai keiniginan yang kuat untuk menjadi anggota sebuah

kelmopok tertentu.
2) Perhatian terhadap kelompok

Peningkatan konoformitas terjadi karena anggotanya enggan

disebut sebagai orang yang menyimpang, dan penyimpangan

disebut sebagai orang yang menyimpang, dan penyimpangan

menibulkan resiko ditolak. Semakin tinggi perhatian seseorang

dalam kelompok, semakin tinggi tingkat rasa takutnya terhadap

penolakan, dan seakin kecil kemungkinan untuk tidak menyetujui

kelompok.

b. Aspek Kesepakatan

Kesepakatan dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

1) Kepercayaan

Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan menurun apabila

terjadi perbedaan pendapat, meskipu orang yang berbeda pendapat

sebenarnya kurang ahli bila dibandingkan anggota lain yang

membentuk mayoritas. Bila seseorang sudah tidak mempunyai

kepercayan terhadap kelompok, maka hal ini dapat mengurangi

ketergantungan individu terhadap kelompok sebagai sebuah

kesepakatan.

2) Persamaan pendapat

Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja tidak

sependapat dengan anggota kelompok yang lain, maka konformitas

akan menurun. Kehadiran orang yang tidak sependapat tersebut

menunjukkan terjadanya perbedaan serta berakibat pada


berkurangnya kesepakatan kelompok. Jadi dengan persamaan antar

kelompok maka konformitas akan semakin tinggi.

3) Penyimpangan terhadap pendapat kelompok

Apabila individu mempunyai pendapat yang berbeda dengan

individu lain, maka individu tersebut akan dikucilkan dan

dipandang sebagai orang yang menyimpang, baik dalam padangan

sendiri maupun pandangan orang lain. jadi individu yang

menyimpang akan menyebabkan penurunan kesepakatan.

c. Aspek Ketaatan

Jika ketaatan tinggi, maka konformitasnya juga tinggi. Ketaatan

tersebut dapat dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :

1. Tekanan karena ganjaran, ancaman atau hukuman

Salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah menignkatkan

perilaku yang diinginkan melalu ganjaran, ancaman atau hukuman

karena akan mnimbulkan ketaatan yang semakin besar. Semua itu

merupakan intensif pokok untuk mengubah perilaku seseorang.

2. Harapan orana lain

Seseorang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena

orang lain tersebut mengharapkannya. Harapan – harapan orang

lain dapat menimbulkan ketaatan, bahkan harapan itu bersifat

implisit. Salah satu cara untuk memaksimakan ketaatan adalah

menempatkan individu dalam situasi yang terkendali, segala


sesuatu yang diatur sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang

hampir tidak mungkin terjadi.

Sedangkan menurut (Baron dan Byrne, 2012) Aspek – aspek konformitas

terdapat dua dasar pembentukan yaitu:

1. Pengaruh normatif

Merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang

lain untuk mendapatkan penerimaan. Menurut (Baron dan Byrne,

2012), pengaruh individu berusaha untuk mematuhi standar norma

yang ada didalam kelompok. Apabila norma dilanggar, maka

efeknya adalah penolakan maupun pengasingan oleh kelompok

pada individu.

2. Pengaruh informasional

Merupakan penyesuaian individu ataupun keinginan indivdu untuk

memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat dari adanya

pengaruh menerima pendapat maupun asumsi pemikiran kelompok

dan beranggapan bahwa informasi dari kelompok lebih kaya dari

pada informasi milik pribadi.

2.5 Instrumen Pengukuran Perkembangan Menopause

1. Pengertian

Skala Penilaian Menopause (Menapause Rating Scale (MRS))

merupakan skala kualitas hidup yang dikembangkan pada awal tahun 90an

untuk menilai tingkat keparahan keluhan menopause sebagai respon

terhadap kurangnya skala yang terstandarisasi untuk mengukur keparahan


gejala penuaan serta efeknya terhadap kalitas hidup (Nugroho dan Utama,

2014). Sebenarnya, versi MRS yang pertama seharusnya diisi oleh dokter

yang menangani kasus yang bersangkutan, namun beberapan kritik dari

ahli metodologi akhirnya memunculkan skala baru yang dapat dengan

mudah diisi sendiri oleh wanita yang bersangkutan, bukan oleh dokternya.

Pembenaran penggunaan MRS dimulai beberapa tahun yang lalu dengan

tujuan untuk membentuk suatu alat untuk mengukur gambaran kualitas

hidup, yang secara mudah dapat diisi.

2. Tujuan pembuatan MRS adalah

a. Untuk memungkinkan perbandingan gejala penuaan antara diantara

kelompok wanita dengan kondisi yang berbeda,

b. Untuk membandingkan keparahan penyakit yang dialami dalam

selang waktu tertentu, dan

c. Untuk mengukur perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah

diberikan pengobatan. Skala MRS telah dibakukan secara resmi

berdasarkan peraturan psikometrik dan diterbitkan pertama kali di

Jerman.

Sewaktu alat ini sedang dibakukan, tiga dimensi yang terpisah

ternyata teridentifikasi, yang menjelaskan 59% variansi total yang

dijumpai (analisis faktor): psikologis, somato vegetatif, dan sub skala

urogenital. Skala MRS terdiri dari 11 item (gejala atau keluhan). Masing-

masing gejala yang terkandung didalam skala tersebut dapat diberikan


nilai 0 (tidak ada keluhan) sampai 4 (gejala berat) tergantung pada tingkat

keluhan yang diperoleh setelah wanita yang bersangkutan mengisi skala

tersebut (dengan cara mencentang kotak yang telah disediakan) (Nugroho

dan Utama, 2014).

3. Cara penilaian

Pada dasarnya sederhana, contohnya: skornya akan semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat keparahan subjektivitas

gejala yang diperoleh dari setiap item (skor 0 : tidak ada keluhan, skor 4:

gejala yang sangat berat]). Responden dengan sendirinya akan

menunjukkan persepsinya sendiri dengan mencentang 1 dari kemungkinan

5 kotak “keparahan” yang tersedia untuk setiap item. Hal ini terlihat pada

kuesioner yang tersedia pada file tambahan yang dilampirkan dalam

penelitian ini. Skor komposit untuk setiap dimensi (sub-skalanya)

diperoleh setelah menambahkan skor pada setiap item dari masing-masing

dimensi. Skor kompositnya (skor total) diperoleh setelah menjumlahkan

semua skor dimensi (Nugroho dan Utama, 2014).

Ketiga dimensi tersebut, pertanyaan yang tercantum didalamnya

diuraikan secara terperinci dan disimpulkan dalam satu file yang terlampir

dalam penerbitan ini. 12,13,14,15 Saat ini, skala MRS diterima secara

Internasional. Skala ini pertamaka kali dialihbahasakan ke bahasa Inggris,

yang diikuti dengan terjemahan ke dalam bahasa yang lain. Rekomendasi

metodologi Internasional yang terbaru juga dimasukkan. Saat ini skala ini
tersedia dalam beberapa bahasa: bahasa Brasil, Inggris, Perancis, Jerman,

Indonesia, Italia, Mexico/Argentina, Spanyol, Swedia, dan Turki (Nugroho

dan Utama, 2014).

Gambar 2.1. Menopause Rating Scale


Hubungan antara sub-skala dengan skor total dari skala adalah hal yang

penting dalam metodologi penilaian dari skala. Skor untuk tingkat/derajat

keparahan keluhan berdasarkan sub-skala adalah sebagai berikut:

a. Skor Keluhan Somatis-vegetatif

Tidak ada/sedikit : 0-2 Sedang : 5-8

Ringan : 3-4 Berat : 9+

b. Skor Keluhan Psikologi

Tidak ada/sedikit : 0-1 Sedang : 4-6

Ringan : 2-3 Berat : 7+

c. Skor Keluhan Urogenital

Tidak ada / sedikit :0 Sedang : 2-3

Ringan :1 Berat :4

d. Skor Total

Tidak ada sedikit : 0-4

Ringan : 5-8

Sedang : 9-16

Berat : 17+
BAB 3
PENUTUP

3. 1 Simpulan

Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak

lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 59

tahun (Harlow, 2012). Pada masa ini sangat kompleks bagi perempuan

karena akan mengalami perubahan kesehatan fisik yang akan

mempengaruhi kesehatan psikologisnya.

Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi

seorang wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur

mengalami penuaan.Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon

estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan LH.

Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus

menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi.

Seorang wanita yang mengalami menopause membutuhkan

pengertian emosi dan dukungan praktis dari orang lain. faktor yang

mempengaruhi konformitas Kurangnya Informasi Rasa Takut Terhadap

Celaan Sosial. Aspek konformitas Informational influence dan Normative

influence. Instrumen pengukuran perkembangan menopause menggunakan

Menopause rating scale/ Skala Penilaian Menopause (MRS).


3.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita melakukan edukasi kepada

wanita-

wanita premanopause agar dapat melewati masa menopause dengan sehat

dan aman. Penyuluhan tentang kebutuhan dasar masa menopause sangat di

perlukan untuk menghundari penyakit-penyakit penyerta saat masa

menopause. Dan Dengan penulisan makalah ini penulis berharap bidan

mampu meningkatkan pemahaman tentang perkembangan fisik menopause

sehingga dapat memberikan asuhan yang berkualitas berkualitas pada

wanita menopause.
DAFTAR PUSTAKA

Kartono. (2010). Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: CV. Rajawali


Expres.
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Remaja (Edisi Kesebelas). Jakarta: Erlangga

Myers, D.G. (2012). Social Psychology Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba


Humanika.
Sears, David O. (2009). Psikologi Sosial 2. Jakarta: Erlangga.

Mulyani S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia


Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Sindrome Premenopause. Yogyakarta:
Mulia Medika
Nugroho, T. (2012). Obsgyn : Obstetri dan ginekologi. Yogyakarta : Nuha

Medika

Baziad A (1), 2013. Menopause dan Andropause. 1st ed. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Baron dan Byrne, 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Reid, 2014. Managing Menopause. Journal of Obstetrics and Gynaecology


Canada, Volume 36, p. 9.

Suparni, 2016. Menopause: Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: CV Budi


Utama.

Jalaludin, R., 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja .

Noviarini A. N., Dewi P, M., & Prabowo, H. (2013). Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada Pecandu Narkoba Yang Sedang Menjalani
Rehabilitas. Jurnal Psikologi. Vol.5 No.2. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma. Diakses tanggal 15 Februari 2021 dari:
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ pesat/article/view/957.
LAMPIRAN

1. Nungki Tri

Dalam fisiologis menopause di sebutkan jika Kadar hormon gonadotropin tetap

tinggi setelah menopause. Tolong jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Jawab: Kadar hormon gonadotropin tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun

setelah menopause. Tingginya kadar hormon gonadotropin disebabkan oleh

negative feedback terhadap produksi gonadotropin akibat berkurangnya

produksi estrogen.

2. Abidah B.C.R

Salah 1 perubahan fisik pada menopause adalah perubahan pola menstruasi.

Tolong jelaskan bagaimana sajakah perubahannya dan bagaimana batas

normalnya.

Jawab: Selama masa menopause inilah kadar hormon mulai berubah-ubah,

yang tentu saja akan berdampak pada siklus ovulasi serta menstruasi. Pada usia

subur, kadar hormon estrogen dan progesteron perempuan naik-turun dalam

pola yang teratur. Ovulasi akan terjadi di tengah-tengah siklus menstruasi, dan

bila tidak ada pembuahan, menstruasi pun muncul pada sekitar dua minggu

setelah ovulasi. Di masa menopause, kadar hormon dalam tubuh tidak lagi

naik-turun mengikuti pola yang teratur. Akibatnya, siklus menstruasi juga jadi

berantakan. Wanita menopause bisa tiba-tiba mengalami spotting, siklus haid

yang memanjang atau memendek, darah menstruasi yang keluar menjadi lebih
banyak atau lebih sedikit, serta periode haid yang lebih panjang atau pendek.

Kondisi ini juga sering dianggap sebagai gejala haid jelang menopause.

3. Ratfi Larasati

Tadi disebutkan terdapat faktor faktor konformitas secara umum. untuk faktor

konformitas pada keadaan wanita menopause seperti apa bisa dijelaskan?

Jawab: untuk faktor konformitas ada 2 yaitu 1. Pada wanita menipause

kurangnya informasi menganai masa menopause akan menyebabkan ketidak

stabilan dalam hubungan konformitas . 2. Merasa takut pada celaan sosial akan

sering terjadi pada wanita menopause dikarenakan kurangnya infirmasi dan

krtidaktauaan masyarakat sosial terhadap masa menopause.

4. Melisa Putri

Di silide disebutkan beberapa faktor dalam perubahan emosi saat menopause.

Bagaimana cara untuk mengatasi perubahan emosi tersebut?

Jawab:

1. Pola makan seimban

Menopause juga sering kali dikaitkan dengan penambahan berat badan

yang cukup drastis sehingga memengaruhi citra diri dan suasana hati.

Untuk menopause dianjurkan makan makan tinggi serat untuk melindungi

kesehatan usus dan pencernaan. Hindari konsumsi kafein yang dapat

meningkatkan hot flashes dan keringat di malam hari pada wanita

menopause.
2. Olahraga rutin

Olahraga merupakan kegiatan yang ampuh meredakan stres karena

memiliki efek antidepresan. Selain itu, olahraga juga dapat merangsang

hormon endorfin yang mampu mengurangi rasa sakit dan dapat

meningkatkan mood.

3. Menyalurkan emosi pada aktivitas lainnya yang bermanfaat

Misalnya saja kegiatan seperti melukis, menulis, berkebun, atau

mendekorasi rumah bisa memberikan ruang bagi Anda untuk memproses

emosi dengan cara yang positif.

4. Mengendalikan stres dengan meditasi

Melakukan kegiatan meditasi dilaporkan dapat membantu mendapatkan

kembali kesadaran positif dan kemampuan untuk mengatasi gejala

menopause. Lakukan teknik pernapasan dalam-dalam atau luangkan waktu

sekitar 10 menit untuk mengembalikan rasa percaya diri.

5. Dona Luvita

Banyak Kasus Mengatakan Setelah Menopause Banyak Wanita Yang

Mengeluh Sakit Saat Berhubungan Seksual. Bisa Tolong Jelaskan Kenapa Hal

Tersebut Bisa Terjadi?

Jawab: Hal ini terjadi karena penurunan kadar hormon estrogen yang

berdampak akan timbulnya rasa sakit pada saat melakukan hubungan seksual.

Pada masa klimakterium terjadi involusi vagina dan vagina kehilangan

rugae. Epitel vagina mengalami atrofi dan mudah cedera. Vaskularisasi dan
aliran darah ke vagina berkurang sehingga lubrikasi berkurang yang

mengakibatkan hubungan seksual menjadi sakit.

6. Devi Indah

Tadi di slide dijelaskan beberapa faktor perubahan fisiologis. Salah satunya

insomnia kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Jawab: Hot flush juga menyebabkan wanita terbangun dari tidurnya.

Kesulitan untuk tidur disebabkan karena rendahnya kadar serotonin, yang

dipengaruhi pada masa premenopause. kadar serotonin sendiri

memengaruhi suasana hati, sehingga jika wanita tersebut gelisah atau cemas

maka akan menganggu pola istirahatnya

7. Kharisma Dyah Larasati

Bisa dijelaskan apakah ada dampak negatif dan dampak positif adanya

konformitas pada wanita menopause?

Jawab: 1. Dampak positif konformitas: mengajarkan untuk berperilaku taat

dalam berkehidupan sosial, wanita menopause akan bersikap positif ketika

orang lain tau bagaimana cara berperilaku. 2. Dampak negative: kurangnya

informasi bagaimana berperilaku baik pada wanita menopause, cemooh

masyarakat pada wanita yang mengalami menopause masih.

8. Yola vindi

Sebagai bidan bagaimana cara anda apa saja konseling yg diberikan untuk

menyikapi perubahan yang terjadi pada menopause ?

Jawab: bidan adalah pendamping wanita mulai dari siklus hisup wanita. Saat

menopaus peran bidan sangat penting seperti:


a. Memberitahu ibu fisiologis menopause dan ketidaknyamanan saat

menopause serta cara mengatasinya.

b. Mengajarkan pola hidup sehat dan juga personal hygiene kepada wanita

menopause.

c. Menjelaskan penyakit-penyakit penyerta saat menopause dan cara

mencegahnya.

d. Memberikan penyuluhan tentang iva dan pap smear sebagai upaya

pencegahan kanker serviks.

9. Trisiwi R

Dalam penggunaan MRS apakah saat ini masih di gunakan, dan seberapa

efektifnya penggunakan tersebut, serta bagaimana penilaina MRS itu sendiri?

Jawab: untuk Efektifitas MRS sendiri yaitu 70-85. Dan intervensi dari MRS

adalah skor komposit untuk setiap dimensi (sub skalanya) diperoleh setelah

menambahlan skor pada setiap item dari masing-masing dimensi, skor

kompositnya atau skor total iperoleh setelah menjumlahkan semua skala

dimensi.

10. Septi Dewi J

Pada penyakit penyerta disebutkan bengkak sebagai salah satunya, bisaa

tolong dijelaskan bagian tubuh mana yang sering terjadi bengkak akibat

menopause dan bagaimana untuk penatalaksanaannya?

Jawab: Dalton seorang ahli dalam bidang siklus wanita mengatakan bahwa

wanita menopause rentan mengalami bengkak, hal ini disebabkan karena

tubuh menghasilkan progesterone yang bertindak sebagai lawan estrogen juga


menghasilkan terlalu banyak aldosteron atau tidak cukup penawarnya,

sehingga menyebabkan adanya pengaturan kimia tubuh yang tidak seimbang

(Lestary, 2010).cara mngatasi bisa dengan olahraga teratur atau merendam di

air hangat

11. Dari Umi Maftuah


Tadi di sebutkan manopause sering terjadi kenaikan BB, tetapi Saya sering
menemui manopause tersebut mengalami penurunan BB apakah faktor
penyebab penurunan BB tersebut? Apakah faktornya sama dengan kenaikan
BB ?
Jawab:
Menurut saya, menopause cenderung mengalami kenaikan berat badan. Jika
terdapat menopause yang mengalami penurunan berat badan itu mungkin
menopause tersebut memiliki penyakit yang dapat menurunkan berat
badannya seperti diabetes, kanker, penyakit radang usus, depresi atau
HIV/AIDS.
12. Dari Yola Vindi
Jelaskan fluktasi hormon pada kejadian mudah lelah yang dialami oleh
menopause?
Jawab:
Fluktasi hormon adalah keadaan dimana terjadi perubahan hormon pada
menopause. Hormon yang mengalami penurunan antara lain hormon
esterogen dan progesteron. Penurunan hormon tersebut dapat menyebabkan
keadaan mudah lelah pada menopause.
13. Dari Kharindra Alfina
Mengenai palpitasi yang berkaitan dengan hormon estrogen dan lainnya. Apa
dampak yang signifikan bagi perempuan menopause ?
Jawab:
Secara umum palpitasi tidak membahayakan. Jika terjadi palpitasi perlu
dilihat apakah palpitasi tersbut disertai gejala yang lain. Jika tidak terdapat
gejala lain hanya cukup diobservasi saja, jika disertai gejala maka perlu
dilakukan pemeriksaan dokter.
14. Dari Lingga Kur Anasari
Jelaskan faktor internal dan eksternal yang menyebabkan terjadinya
kerontokan rambut pada wanita menopause.
Jawab:
Faktor internal:
a. Terjadinya perubahan hormonal
b. Usia
c. Bahan kimia yang digunakan selama muda
Faktor eksternal:
Perubahan musim akan mengakibatkan penambahan jumlah rambut yang
rontok.
15. Dari Kharisma Dyah
Apakah ada cara lain yang lebih mudah dilakukan untuk mengatasi hot
flushes selain terapi hormon tersebut?
Jawab:
a. Tetap tenang. Sebaiknya jaga suhu kamar Anda di malam hari, jangan
sampai membuat Anda kedinginan atau kepanasan. Sesuaikan pakaian
Anda, sebaiknya pakai pakaian yang terbuat dari bahan katun.
b. Bernapaslah secara perlahan, tarik napas dalam-dalam dan keluarkan (6-8
kali tarikan per menit). Cobalah untuk melakukan hal ini selama 15 menit
setiap pagi dan sore hati, atau setiap Anda mulai merasakan hot flashes.
c. Batasi konsumsi kopi dan teh, serta berhenti untuk minum alkohol dan
merokok.
d. Makan dengan gizi seimbang, dengan porsi terkontrol. Makan makanan
yang mengandung protein (kacang, daging, telur, yogurt), lemak baik
(terutama asam lemak omega-3, seperti minyak zaitun, kacang, salmon,
dan alpukat), serta sayuran dan buah-buahan yang mengandung
fitonutrien (brokoli, kale, kol, kol brussel, seledri, bawang putih) dapat
membantu menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga dapat
mengurangi hot flashes.
e. Lakukan olahraga secara teratur. Tidak perlu yang berat. Olahraga seperti
berjalan kaki, berenang, menari, dan bersepeda merupakan pilihan yang
tepat untuk Anda.
f. Anda juga bisa mencoba menggunakan kompres es. Letakkan kompres es
tersebut di kepala Anda pada malam hari, hal ini mungkin bisa membantu.
Atau, usap wajah Anda dengan air dingin, mandi air hangat juga bisa
membantu.
16. Dari Lathifa Nurani
Apakah ada perawatan khusus dalam menghadapi perubahan kulit yang
terjadi pada fase menopause? dan kerontokan rambut seperti apa yg masih
dikatakan normal dan tidak normalnya ketika memasuki fase menopause?
Jawab:
a. Mengatasi kulit kering dan keriput
1) Cuci dengan pembersih ringan, bukan sabun. Untuk kulit dewasa,
sabun bisa terlalu membuat kulit kering.
2) Oleskan pelembab setelah mandi dan sepanjang hari ketika kulit Anda
terasa kering. Pelembab dengan asam hialuronat atau gliserin bisa
sangat membantu.
3) Lindungi kulit Anda dari sinar matahari. Ini dapat mengurangi kerutan
yang terlihat dan mencegah kerutan baru.
4) Pertimbangkan untuk menggunakan produk perawatan kulit yang
mengandung retinol atau peptida. Bahan-bahan ini dapat
meningkatkan kolagen di kulit Anda.
b. Cara membedakan rambut rontok yang normal dan abnormal
Yaitu dilihat dari jumlah rambut yang rontok. Jika rambut yang rontok
sedikit dan dalam keadaan yang wajar, maka itu adalah normal.
17. Dari Deby Safitri
Bagaimana tatalaksana menopause yang mengalami osteoporosis?
Jawab:
Dengan menganjurkan wanita menopause trsebut untuk makan makanan yang
mengandung kalsium yang tinggi dan menghindari mengangkat beban yang
berat.
18. Dari Farihatul Mufaidah
Jelaskan aspek-aspek pada konfirmitas
Jawab:
a. Kekompakan
Kekompakan dapat dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut:
1) Penyesuaian diri
Kekompakan yang tinggi dapat menimbulkan tingkat konformitas
yang tinggi. Alasannya adalah apabila individu merasa dekat dengan
anggota kelompok lain, akan menyenangkan bagi inidividu tersebut
untuk mengakuinya, dan semakin menyakitkan apabila anggota
kelompok mencelanya. Kemungkinan untuk menyesuaikan diri akan
semakin besar, apabila inidividu mempunyai keiniginan yang kuat
untuk menjadi anggota sebuah kelmopok tertentu.
2) Perhatian terhadap kelompok
Peningkatan konoformitas terjadi karena anggotanya enggan disebut
sebagai orang yang menyimpang, dan penyimpangan disebut sebagai
orang yang menyimpang, dan penyimpangan menibulkan resiko
ditolak. Semakin tinggi perhatian seseorang dalam kelompok, semakin
tinggi tingkat rasa takutnya terhadap penolakan, dan seakin kecil
kemungkinan untuk tidak menyetujui kelompok.
b. Kesepakatan
1) Kepercayaan
Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan menurun apabila terjadi
perbedaan pendapat, meskipun orang yang berbeda pendapat
sebenarnya kurang ahli bila dibandingkan anggota lain yang
membentuk mayoritas. Bila seseorang sudah tidak mempunyai
kepercayan terhadap kelompok, maka hal ini dapat mengurangi
ketergantungan individu terhadap kelompok sebagai sebuah
kesepakatan.
2) Persamaan pendapat
Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja tidak sependapat
dengan anggota kelompok yang lain, maka konformitas akan
menurun. Kehadiran orang yang tidak sependapat tersebut
menunjukkan terjadanya perbedaan serta berakibat pada berkurangnya
kesepakatan kelompok. Jadi dengan persamaan antar kelompok maka
konformitas akan semakin tinggi.
3) Penyimpangan terhadap pendapat kelompok
Apabila individu mempunyai pendapat yang berbeda dengan individu
lain, maka individu tersebut akan dikucilkan dan dipandang sebagai
orang yang menyimpang, baik dalam padangan sendiri maupun
pandangan orang lain. jadi individu yang menyimpang akan
menyebabkan penurunan kesepakatan.
c. Aspek Ketaatan
Jika ketaatan tinggi, maka konformitasnya juga tinggi. Ketaatan tersebut
dapat dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut:
1) Tekanan karena ganjaran, ancaman atau hukuman
Salah satu cara untuk menimbulkan ketaatan adalah menignkatkan
perilaku yang diinginkan melalu ganjaran, ancaman atau hukuman
karena akan mnimbulkan ketaatan yang semakin besar. Semua itu
merupakan intensif pokok untuk mengubah perilaku seseorang.
2) Harapan orang lain
Seseorang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena
orang lain tersebut mengharapkannya. Harapan-harapan orang lain
dapat menimbulkan ketaatan, bahkan harapan itu bersifat implisit.
Salah satu cara untuk memaksimakan ketaatan adalah menempatkan
individu dalam situasi yang terkendali, segala sesuatu yang diatur
sehingga ketidaktaatan merupakan hal yang hampir tidak mungkin
terjadi.
19. Dari Intan Tiara
Upaya yang perlu dilakukan menopause untuk tetap bisa melakukan
hubungan seksual saat vaginanya kering
Jawab:
a. Memakai pelumas
Pelumas berbahan dasar air biasanya efektif untuk beberapa jam. Selain
untuk melembapkan vagina, pelumas juga berfungsi juga untuk
memudahkan pembukaan vagina, sehingga proses penetrasi berjalan lebih
mudah, dan tidak menimbulkan nyeri saat berhubungan seksual. Pelumas
yang berbentuk krim biasanya dapat bertahan selama satu hari penuh.
b. Memanfaatkan pelembap vagina
Pelembap vagina efektif untuk mengurangi kekeringan pada vagina
selama beberapa hari dengan satu kali pemakaian.
c. Menggunakan cincin estrogen vagina
Benda lembut berbentuk cincin ini akan dimasukkan ke dalam vagina.
Cincin ini akan melepaskan hormon estrogen secara bertahap ke jaringan
vagina. Cincin butuh diganti setiap 12 minggu.
d. Memakai tablet estrogen vagina
Tablet ini bukan untuk diminum. Cara menggunakan tablet ini yaitu
dengan memasukkan tablet ke dalam vagina, satu kali dalam sehari
selama dua minggu pertama. Setelah itu, Anda dapat menggunakannya
dua minggu sekali, hingga waktu yang ditentukan dokter.
e. Mengoleskan krim estrogen vagina
Anda dapat menggunakan aplikator untuk mengoleskan krim ke dalam
vagina. Krim digunakan setiap hari selama 1-2 minggu, kemudian kurangi
frekuensinya menjadi 1-3 kali seminggu atau sesuai rekomendasi dokter.
20. Dari Galih Kresmayanti
Bagaimana penatalaksanaan nilai MRS jika skor total tergolong berat?
Jawab:
Jika skor MRS tergolong tinggi maka perlu dilakukan rujukan ke Rumah
sakit atau ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi untuk dilakukan
penanganan.
21. Bagaimana menjaga kesehatan kulit pada masa menopause?(abidah) 

Jawab : cara mengatasi masalah kulit pada wanita menopause adalah

a. Memakai pelembab

b. Olahraga

c. Minum air putih yang cukup

d. Istirahat cukup

e. Kelola stress

22. Apa yang dimaksud dengan kladiokasio?(zunita)

Jawab : kladiokasio adalah rasa tidak nyaman pada otot ekstremitas bawah

yang diinduksi oleh aktivitas dan hilang dengan istirahat. Rasa tidak nyaman

muncul dapat berupa nyeri, lemas atau kram yamg umunya dirasakan pada

betis.

23. Apakah keluhan pada sisitem integument pada masa menopause bisa

diminimalkan?(laela)

Jawab: keluhan integument bisa diminimalkan, yaitu dengan cara

mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen dan vit. E alami

seprti kacang-kacangan, tempe, tahu, sayur dan buah, sehingga kadar estrogen

dalam tubuh dapat terpenuhi yang dapat membantu memperbaiki elastisitas

dan kelembapan kuli. Selain itu dianjurkan untuk olahraga teratur, minum air

putih dan istirahat yag cukup, lalu hindari setres dan merokok.
24. Bagaimana edukasi linu pada persendian pada masa menopause dan apakah

kita sebagai bidan boleh memberikan terapi atau tidak?(tungga dewi)

Jawab : edukasi linu pada menopause adalah jelaskan linu pada masa ini

adalah normal dikarenakan berkurangnya kadar estrogen dan kalsium dalam

tulang sehingga mengganggu kepadatan tulang. Untuk mengurangi linu

pada persendian wanita menopause dianjurkan untuk melkukan olahraga

ringan seperti yoga, jalan-jalan, jogging kecil, dan bersepeda. Untuk terapi

yang diberikan adalah berikan vitamin b6, vit. D dan tablet calk.

25. Bila score MRS berat asuhan apa yang diberikan?(herlina)

Jawab : pada score MRS yang berat lakukan asuhan sesuai kewenangan

yaitu melakukan rujukan ke faskes yang lebih tinggi dan lakukan kolaborasi

dengan dokter spesialis.

26. Bagaimana peran bidan dalam menyiapkan wanita menghadapi masa

menopause?(nungki)

Jawab : peran bidan dalam menyiapkan wanita yang akan menghadapi

menopause adalah melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative contohnya yaitu memberikan penjelasan tentang menopause

meliputi pengertian menopause, penyebab, masalah yang dihadapi masa

menopause, cara mengatasi keluhan menopause serta cara penggunaan

vitamin dan hormone pada masa ini.


27. Bagaimana solusi menghadapi ibu yang sudah menopause dan murung?

(umi)

Jawab : murung pada masa menopause disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang masa ini dan kurangnya dukungan orang-orang

terdekat dalam menghadapi masa ini. Berikan pengetahuan pada ibu

mengenai masa menopause secara lengkap meliputi pengertian, penyebab,

masalah dan cara mengatasinya. Ajak keluarga khususnya anak dan suami

untuk selalu memberikasn dukungan kepada wanita menopause bahwa tetap

menarik sebagai seorang wanita dan mereka menerima perubahan tersebut

dengan senang hati sehingga wanita menopause tetap merasa dihargai,

dicintai, dan percaya diri.

28. Bagaimana cara mengatasi pada wanita yang menopause dini?(puput)

Jawab : penyebab menopause dini sendiri adalah kegagalan ovarium secara

premature, genetic, terapi radiasi, kemoterapi, tindakan bedah, obat-obatan

dan penyakit lainnya , kebiasaan merokok serta indeks masa tubuh. Cara

mengatasi menopause dini yaitu dengan cara terapi hormone, penggunaan

gel atau pelumas vagina, pil kb, obat antidepresan dan teknologi reproduksi

buatan.

29. Bagaimana mengedukasi masyarakat mengenai stereotip negative

menopause?(shinta)

Jawab : berikan pengetahuan tentang menopause bahwa menopause adalah

sesuatu yang normal yang dialami oleh semua wanita sehingga wanita tidak

perlu cemas, serta berikan pengetahuan bagaimana penyebab dan cara


mengatasi masalah yang timbul pada saat masa menopause sehingga

keluhan yang timbul dapat diatasi.

30. Apakah MRS bisa digunakan pada kegiatan prolanis di puskesmas?

(karindra)

Jawab : prolanis adalah program di puskemas yang diperuntukkan bagi

para lansia, score MRS sendiri merupakan score untuk menilai sejauh mana

masalah yang terjadi pada masa menopause sehingga MRS sendiri bisa

digunakan pada kegiatan prolanis tersebiut.

31. Apakah yang menyebabkan berat badan naik pada masa menopause dan

bagimana cara mengatasinya?(eva)

Jawab : berat badan naik pada wanita menopause disebabkan karena

metabolism dan sistem pencernaan pada wanita menopause tidak optimal

dikarenakan faktor hormone estrogen yang rendah, selain itu aktivitas fisik

pada wanita menopause juga kurang karena pada masa ini sering

dikeluhankan linu pesrsendian yang membuat enggan bergerak. Metabolism

yang tidak optimal dan asupan banyak lemak serta aktivitas yang kurang

mengakibatkan penumpukan lemak pada tubuh sehingga mengakibatkan

terjadinya kenaikan berat badan. Untuk mengatasi hal ini wanita masa

menopause harus sering melakukan aktivitas dan mengontrol pola makan

dan jenis makanan yang dikonsumsi seperti lebih banyak mengkonsumsi

sayur dan buah serta minum air putih yang banyak.


32. Bagaimana menghadapi wanita menopause yang menrik diri dari

lingkungannya?

Jawab: Berikan pengertian bahwa menopause adalah sesuatu yang normal

dan ajak keluarga untuk memberikan dukungan positif kepada wanita

menopause dengan memberikan sugesti posisit dan memfasilitasi serta

mengajak aktifitas positif di luar rumah seperti yoga, bersepeda, kursus

memasak atau yang disenangi oleh wanita tersebut.

33. Dalam slide dijelaskan salah satu penyakit penyerta dalam menapause

adalah keluhan sakit kepala, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dan bagaimana

mengatasinya ? (Devi Indah, absen 07)

Jawab : Sakit kepala disebabkan karena syaraf pada pembuluh darah yang

menuju ke otak dan kepala melar atau mengkerut. Perubahan bulanan dalam

penimbunan air adalah penyebab sakit kepala dan pandangan kabur. Pada

waktu menopause saat melewati beberapa masa haid, ada banyak ciri yang

dialami ketika menyelesaikan siklus haid. Banyak wanita yang

memproduksi penambahan aldosteron sebelum waktu dimana biasanya

mengalami haid. Hal itu yang menyebabkan penyimpanan cairan tubuh.

Saat cairan yang berlebihan masuk tertahan di otak akan menyebabkan sakit

kepala (Lestary, 2010). Cara mengatasinya Ketika sakit kepala hormonal

menyerang, coba lakukan cara-cara ini untuk meredakannya:

a. Berbaring dalam kamar gelap dan tenang

b. Tarik napas dalam berkali-kali

c. Kompres kepala dengan es batu yang dibungkus kain


d. Pijat perlahan area yang terasa sakit

e. Banyak minum air

f. Mengubah pola makan

g. Kelola stress

h. Obat-obatan

34. Di slide dijelaskan bahwa perubahan fisiologis menopouse salahsatunya

adalah perubahan seksual, apa faktor penyebab dari perubahan seksual dari

wanita menopause? (Dwi Ayu, absen 09)

Jawab : Adapun penyebab hilangnya gairah seksual pada perempuan

menopause disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Penurunan hormon yang dapat membuat jaringan vagina kering dan tipis

sehingga ketika melakukan aktivitas seksual sakit dan tidak nyaman.

b. Penurunan hormone dapat mengurangi dorongan seks.

c. Berkeringat di malam hari yang dapat mengganggu tidur wanita dan

membuat wanita menjadi terlalu lelah. Untuk mengatasinya, ibu

menopause bisa menggunakan pelumas vagina atau krim sebagai

pengganti hormone estrogen dengan mengusapkannya pada vagina dan

melakukan komunikasi dengan suami agar melakukan foreplay lebih

lama. Hal ini bisa menyebabkan rasa tenang dan nyaman pada ibu

menopause dalam melakukan hubungan seksual (Rosella, 2008)

35. Bagaimana dukungan dan peran keluarga dalam mengatasi perubahan

psikologis menopause? (Lingga Kur A, absen 24)


Jawab : Dukungan keluarga meliputi kemampuan keluarga memperoleh

pengetahuan, pendidikan dan keterampilan. Hal ini akan mempengaruhi

pola asuh dan dukungan yang dapat diberikan pada anggota keluarga

lainnya (Depkes RI,  2000). Menurut Johnson dan Johnson cit Kuntjoro

(2002), dukungan emosional dapat diberikan dengan memberikan dorongan

atau motivasi  yang berupa perhatian. Kepedulian yang berarti bagi individu

sehingga dapat merasakan ketenangan jiwa. Dukungan keluarga meliputi

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan

dukungan informatif. Manfaat dukungan keluarga yaitu menjadikan seorang

wanita dalam menghadapi masa menopause lebih nyaman.

36. Tadi dijelaskan salah satu perubahan fisiologis menopause yaitu kulit kering

dan keriput. Bagaimana edukasi yang anda berikan agar wanita menopause

bisa menyikapi hal ini dengan baik (Deby Safitri, absen 06)

Jawab : Dijelaskan terlebih dahulu penyebab Perubahan kulit menjadi

kering dan keriput adalah Lemak di bawah kulit berkurang sehingga kulit

menjadi kendur disamping kelenjer kulit kurang berfungsi sehingga kulit

menjadi kering dan keriput. Kulit menjadi mudah terbakar sinar matahari

dan mengalami pigmentasi serta menjadi hitam bahkan terkadang pada kulit

timbul bintik- bintik hitam. Gizi memainkan peran yang penting bagi wanita

menopause dalam menjaga kesehatan, karena wanita pada masa menopause

kehilangan hormon estrogen. Untuk menggantikannya, ia perlu

mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen yang tergantung

dalam banyak bahan makanan seperti serealia (beras merah), biji-bijian


(wijen), buah-buahan (stroberi, jeruk), kacang-kacangan (kedelai, kacang

hijau), dan sayuran (buncis, brokoli). Selain itu, Pengendalian emosi Dapat

dilakukan dengan melakukan kegiatan seperti menikmati pijitan, mandi air

hangat dengan shower, mendengarkan musik, dan olah nafas. Lalu cara

yang berikutnya adalah Olahraga, Olahraga bermanfaat bagi wanita-wanita

dalam tahun-tahun menopause. Menurut Susan Lark seperti yang ditulis

oleh Nirmala (2003), bahwa olahraga membantu meringankan bahwa

mencegah banyak gejala menopause seperti “hot flushes” dan mengucurnya

keringat pada malam hari, penipisan dan iritasi vagina serta saluran kencing,

depresi, insomnia, pengencangan kulit  osteoporosis, dan meningkatnya

faktor resiko kardiovaskuler (yang berkaitan dengan jantung)

37. Bagaimana cara wanita tidak mengalami penurunan aktivitas sosial dan apa

dampaknya bila aktivitas sosial wanita tersebut terus menurun? (Aldila Dewi,

absen 03)

Jawab : 

a. Dengan memberi pengetahuan akibat dari penurunan aktivitas sosial

berupa badan akan terasa pegal-pegal ataupun depresi jika terlalu murung

berkepanjangan

b. Memberitahu wanita tersebut untuk memenuhi pikiran-pikiran yang positif

dari manfaat bersosialisasi atau aktivitas sosial di sekitar

c. mengalihkan pikiran negatif dengan bergaul bersama teman sesama atau

shabat disekitar lingkungan rumah dengan sharing-sharing ide atau

bercerita tentang hidupnya


d. memperhatikan gaya hidup dan asupan makanan agar tubuh menjadi bugar

dan tidak mengalami penurunan aktivitas sosial.

38. Abidah (01)


Perubahan pada menopause adalah gangguan pada pola tidur yaitu tidak dapat
tidur nyenyak. Bagaimana kiat-kiat untuk mendukung agar menopause
mendapat istirahat secara cukup?
Jawaban:
Faktor yang mempengaruhi insomnia yaitu faktor fisik, faktor lingkungan,
gaya hidup, dan faktor psikologis. Pada wanita premenopause yaitu berusia
sekitar 40-50 tahun ke atas, salah satu gejala pada masa premenopause adalah
susah tidur (insomnia). Hal ini akan membuat mereka menjadi susah tidur di
malam hari atau jika terbangun di malam hari mereka akan sulit untuk
mendapatkan tidur mereka kembali. Insomnia dapat terjadi sebagai reaksi
simptom yang sederhana atau mungkin berkaitan dengan kondisi-kondisi
psikiatrik lain seperti kecemasan
Cara bagi perempuan yang mengalami menopause agar bisa tidur nyenyak
yaitu
a. Tidur teratur
Dengan pergi ke tempat tidur pada waktu yang sama, maka akan
mengajari tubuh untuk tidur pada waktu yang tepat.
b. Santai dan kurangi stres
Bagi sebagian wanita, ketidaknyamanan akibat menopause bisa menambah
stres sehari-hari. Padahal, menopause adalah keniscayaan. Jadi, belajarlah
untuk rileks dan mengurangi tekanan psikologi. Caranya bisa dengan
bermeditasi, berlatih yoga, tai chi, mendekor ulang kamar dengan warna
menenangkan juga bisa membantu.
c. Evaluasi jadwal tidur
Jika semua metode yang dilakukan tidak berhasil, cobalah mengevaluasi
tidur menopause. Perhatikan apa yang membuat tidur ibu menopause
menjadi tidak nyenyak. Dengan melakukan evaluasi, ibu menopause bisa
membuat rencana menghindari hal yang membuat tidur ibu menopause
tidak nyaman.
d. Pertimbangkan untuk mengambil terapi hormon
Beberapa wanita mungkin menghindar dari terapi hormon karena ada
beberapa studi yang menghubungkannya dengan risiko seperti pembekuan
darah dan kanker payudara, terutama jika digunakan untuk jangka waktu
yang lama. Namun, terapi hormon sebetulnya bisa diambil dalam jangka
waktu yang singkat. Bukti menunjukkan bahwa mereka yang mengambil
terapi hormon mengalami kesulitan tidur lebih sedikit daripada wanita
menopause yang tidak menjalaninya.
39. Melisa (26)
Mengapa pada menapouse gigi sering sakit, bagaimana cara mencegahnya
dan bagaimana intervensinya jika menapouse tersebut sering mengalami sakit
gigi?
Jawaban:
Menopause tak cuma bikin sakit gig, tetapi juga menyebabkan sensasi terbakar
pada mulut, perubahan kemampuan mengecap, gigi sensitif, hingga mulut
kering. Apabila mulut terlalu kering, bakteri pun akan dapat bertahan dimulut
lebih lama dan membuat gigi rentan membusuk serta berlubang. Jadi,
umumnya perubahan sulih hormonlah yang menjadi penyebab sakit gigi pada
wanita lebih sering dibanding pria. Meski kondisi naik turunya hormon tak
bisa dicegah, bukan berarti bisa menghindari sakit gigi. Tingkatkan lagi
kebersihan mulut dan gigi agar tidak sering mengalami sakit gigi.
40. Pravita Ayulola (30)
Menurut anda sebagai bidan bagaimana cara mengatasi dan memberi edukasi
kepada seorang menopause yang sudah terbiasa mengalami insomnia?
Jawaban:
Cara mengatasi insomnia
a. Pertahankan jam tidur yang teratur
b. Ciptakan lingkungan tidur yang nyenyak
c. Pastikan tempat tidur nyaman
d. Berolahragalah secara teratur
Edukasi kepada menopause akibat dari kebiasaan insomnia yaitu lebih mudah
menderita depresi. Kurang tidur dapat memberi kontribusi pada timbulnya
suatu penyakit, termasuk penyakit jantung. Maka perlu mengubah perilaku
dan gaya hidup agar seorang menopause dapat tidur.
41. Ratfi Larasati (33)
Jelaskan mengenai aspek aspek konformitas pada wanita menopause seperti
apa?
Jawaban:
Aspek-aspek Konformitas pada wanita menopause
a. Kepercayaan terhadap kelompok
Semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber
informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk
menyesuaikan diri terhadap kelompok.
b. Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian sendiri
Individu yang percaya terhadap penilaiannya sendiri akan menurunkan
tingkat konformitas karena kemudian kelompok bukan merupakan sumber
informasi yang unggul lagi.
c. Rasa takut terhadap celaan sosial
Alasan konformitas adlah demi memperoleh persetujuan atau menghindari
celaan kelompok.
d. Rasa takut terhadap penyimpangan
Orang yang tidak mau mengikuti apa yang berlaku di dalam kelompok
akan menanggung resiko mengalami akibat yang tidak menyenangkan.
42. Mia (27)
Jelaskan terapi sulih hormon, apakah terapi tersebut aman untuk wanita
menopouse dan adakah efek sampingnya?
Jawaban:
Terapi sulih hormon dapat bermanfaat untuk mengurangi gejala yang
disebabkan oleh perubahan hormon saat menopause. Terapi sulih hormon
tidak dapat diberikan untuk semua wanita menopause. Terapi sulih hormon
dapatmemberikan efek samping seperti peningkatan resiko kanker,
tromboemboli dan gangguan kandung empedu. Oleh karena itu pemberian
terapi sulih hormon harus dievaluasi secara berkala.
43. Deby Safitri (06)
Bagaimana peran bidan memberikan kiat-kiat pada menopause agar lebih
produktivitas dan kreatif untuk meminimalkan rasa stress?
Jawaban:
Dengan memberikan penyuluhan terkait dengan hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesehatan dan memulai semangat baru
Dengan perubahan dan gejala yang muncul, sugestikan bahwa menopause
adalah kesempatan untuk meningkatkan kesehatan. Mengubah rutinitas tak
hanya dapat mengatasiperubahan yang terjadi dalam tubuh, tapi juga dapat
membantu mengurangi gejala saat memasuki menopause.
b. Mengatasi stres
Hal ini sangat penting. Dengan meluangkan waktu untuk mengendalikan
pikiran dan perasaan, efek stres dan perubahan yang dialami tubuh dapat
dikurangi. Mengajarkan diri menopause tentang bagaimana hasil emosi
dan pikiran positif dapat membawa menopause pada gaya hidup yang
lebih sehat dan makin bahagia serta makin produktif.
c. Memandang menopause secara positif
Tidak apa-apa untuk merasa sensitif karena menopause. Hal terpenting
adalah memandang segenap proses perubahan ini sebagai sesuatu yang
positif. Tidak perlu malu atas perubahan yang terjadi. Terbuka kepada
orag-orang terdekat agar mereka bisa lebih memahami dan diri pun akan
merasa lebih baik
44. Anggi widya (04)
Contoh atau gambaran konformitas pada menopause seperti apa?
Jawaban:
Contohnya seperti diri individu menggagumkan kemudaan dan kecantikan,
anggapan hilangnya segi kewanitaan yang ada dalam dirinya, hilangnya daya
pikat untuk lawan jenis atau suami dan hilangnya kesuburan.
45. Puput ( 31)
Saat laki laki dan wanita mengalami andropause dan menopause apakah ada
perbedaan konformitas?
Jawaban:
Konformitas pada andromenopause dan menopause memiliki kesamaan paling
umum yang dialami secara emosi terhadap perubahan dalam perilaku, mereka
akan kembali ke dalam semula seperti kurangnya atau bahkan tidak adanya
gairah seksual
46. Aisyah Zahra(02)
Apakah terapi hormon itu terdapat dampak negatif bagi seorang wanita
menopause, jika ada tolong dijelaskan mengapa dampak itu dapat terjadi?
Jawaban:
Iya akan berdampak negatif karena terapi hormonal jangka panjang untuk
menopause, baik pada wanita perimenopause maupun wanita menopause,
dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular,
tromboemboli vena, stroke, kanker payudara, dan penyakit kandung kemih.
47. Septi Dewi (34)
Pada kenyataan ini apakah semua pelayanan kesehatan menggunakan MRS
untuk ibu yang sudah menopause? jika digunakan pada saat kapan
kemungkinan dilakukan penilaian tersebut?
Jawaban:
Untuk dapat menilai keluhan klimakterik dapat digunakan Menopause Rating
Scale (MRS). Skala ini dapat mengukur tiga kelompok keluhan, yaitu:
a. Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau
tekanan, sulit tidur, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, hilang minat
pada banyak hal, perasaan tidak bahagia dan mudah menangis.
b. Keluhan somatik berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan sebagian
tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan
atau kaki terasa gatal dan kesulitan bernapas.
c. Keluhan vasomotor berupa gejolak panas (hot flushes) dan berkeringat di
malam hari.
Kemungkinan pada saat seorang menopause mengalami gejala dan periksa ke
dokter.
48. Saya axcella (05)
Bagaimana cara sederhana yang dapat dilakukan oleh ibu yang sudah
menopause menangani keluhan perut kembung seperti perut terasa penuh dan
terkadang sampai terasa panas pada lambung. Sehingga mengakibatkan nafsu
makan menurun.
Jawaban:
Cara Mengatasi Perut Kembung
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi perut kembung yang bisa dengan
mudah dilakukan secara mandiri:
a. Dianjurkan untuk tidak makan terlalu banyak dan terlalu cepat, serta
mengunyah makanan hingga benar-benar hancur.
b. Hindari terlalu sering mengunyah permen karet, makan sambil berbicara,
dan minum menggunakan sedotan.
c. Hindari makanan dan minuman yang dapat menghasilkan gas berlebih,
seperti kubis, kacang-kacangan, dan minuman bersoda.
d. Jika tidak dapat mencerna laktosa dengan baik, pilihlah produk olahan
susu yang tidak mengandung laktosa.
e. Mengonsumsi probiotik.
f. Berhenti merokok.
g. Jika memakai gigi palsu, gunakan yang ukurannya pas untuk menghindari
udara masuk dari sela-sela gigi dan gusi.
49. Umi maftuah (40) Apakah denyut jantung tidak teratur itu bisa menyebabkan
nyeri dada? Jika iya bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Jawaban:
iya bisa menyebabkan nyeri dada. Cara sederhana yang dapat lakukan untuk
mengurangi denyut jantung tidak teratur:
a. Menghindari faktor pemicu, seperti nikotin dalam rokok, minuman
berkafein, minuman berenergi, atau obat-obatan yang dapat memicu
gejala. Diskusikan dengan dokter jika obat yang dikonsumsi menimbulkan
keluhan jantung berdebar.
b. Meredakan kecemasan dan stres dengan metode relaksasi seperti yoga,
meditasi, olah pernapasan, atau aromaterapi.
c. Hindari konsumsi narkoba, seperti kokain yang berisiko memicu jantung
berdebar.

Anda mungkin juga menyukai