Anda di halaman 1dari 12

Tatanus

Kelompok 2 A
Tetanus
Pengertian

Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh


infeksi Clostridium tetani, pada kulit/ luka. Tetanus merupakan manifes dari
intoksikasi terutama pada disfungsi neuromuscular, yang disebabkan oleh
tetanospasmin, toksin yang dilepaskan oleh Clostridium tetani. Keadaan sakit
diawali dengan terjadinya spasme yang kuat pada otot rangka dan diikuti
adanya kontraksi paroksismal. Kekakuan otot terjadi pada rahang (lockjaw)
dan leher pada awalnya, setelah itu akan merata ke seluruh tubuh.(Brook I.,
2002)
Etiologi
1. infeksi telinga tengah,
2. pemakaian obat-obatan intravena atau subkutan.
3. Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing
atau sepsis dengan kontaminasi tanah,
4. lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah,
5. trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tu-
lang jari dan
6. luka pada pembedahan.
Gejala Klinis
Masa inkubasi tetanus umumnya 3-21 hari, tetapi bisa lebih pendek (1 hari atau hingga
beberapa bulan.
Ada empat bentuk tetanus yang dikenal secara klinis, yakni
1. Generalized tetanus (Tetanus umum)
Tetanus umum merupakan bentuk yang sering ditemukan. Masa inkubasi sekitar
7-21. Spasme dapat berlangsung hingga 3-4 minggu. Pemulihan sempurna memer-
lukan waktu hingga beberapa bulan.
2. Localized tetanus (Tetanus lokal)
Tetanus lokal terjadi pada ektremitas dengan luka yang terkontaminasi. Spasme
dapat terjadi hingga beberapa minggu sebelum akhirnya menghilang secara
bertahap.
3. . Cephalic tetanus (Tetanus sefalik)
Tetanus sefalik umumnya terjadi setelah trauma kepala atau terjadi setelah infeksi
telinga tengah. Gejala terdiri dari disfungsi saraf kranialis motorik (seringkali pada
saraf fasialis). masa inkubasi 1-2 hari
4. Tetanus Neonatorum
Bentuk tetanus ini terjadi pada neonatus. Tetanus neonatorum terjadi
pada negara yang belum berkembang dan menyumbang sekitar setengah
kematian neonatus. Penyebab yang sering adalah penggunaan alat-
alat yang terkontaminasi untuk memotong tali pusat pada ibu yang
belum diimunisasi. Masa inkubasi sekitar 3-10 hari. Neonatus biasanya
gelisah, rewel, sulit minum ASI, mulut mencucu dan spasme berat.
Angka mortalitas dapat melebihi 70%.
Selain berdasarkan gejala klinis, berdasarkan derajat beratnya penyakit, tetanus dapat dibagi menjadi
empat (4) tingkatan:
I: Ringan
Trismus ringan sampai sedang;spastisitas umum tanpa spasme atau gangguan pernapasan;tanpa
disfagia atau disfagia ringan.
II: Sedang
Trismus sedang; rigiditas dengan spasme ringan sampai sedang dalam waktu singkat; laju
napas>30x/menit; disfagia ringan.
III: Berat
Trismus berat; spastisitas umum; spasmenya lama; laju napas>40x/menit; laju nadi > 120x/
menit, apneic spell, disfagia berat.
IV: Sangat Berat
(derajat III + gangguan sistem otonom termasuk kardiovaskular) Hipertensi berat dan takikardia
yang dapat diselang-seling dengan hipotensi relatif dan bradikardia, dan salah satu keadaan
tersebut dapat menetap.
Pemeriksaan fisik
1. trismus adalah kekakuan otot mengunyah (otot maseter) sehingga sukar untuk membuka
mulut
2. Risus sardonikus, terjadi sebagai akibat kekakuan otot mimik
3. opistotonus adalah kekakuan otot yang menunjang tubuh seperti otot punggung, otot leher,
otot badan
4. otot dinding perut kaku sehingga dinding perus seperti papan.
5. bila kekauan makin berat, akan timbul spasme umum yang awalnya hanya terjadi setelah
dirangsang misalnya dicubit
6. pada tetanus neonatorum awalnya bayi tampak sulit untuk menghisap dan cenderung terus
menganggis
7. pada tetanus yang berat akan terjadi gangguan pernafasan sebagi akibat spasme yang terus
menerus atau oleh karena kekakuan otot laring yang adapat menimbulkan anoksia dan
kematian.,
Penatalaksanaan
1. Umum
a. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
b. Menjaga saluran napas tetap bebas, pada kasus yang berat perlu trakeostomi.
c. Memberikan tambahan O2 dengan sungkup (masker).
d. Mengurangi spasme dan mengatasi spasme.
e. Jika karies dentis atau OMSK dicurigai sebagai port d’entree, maka diperlukan
konsultasi dengan dokter gigi/THT.
2. Khusus
f. Anti serum atau Human Tetanus Immunoglobuline (HTIG) 10,11,21 Dosis ATS yang
dianjurkan adalah 100.000 IU dengan 50.000 IU im dan 50.000 IU iv.
g. Antibiotika
Pencegahan

1. Imunisasi aktif
Untuk mencegah tetanus neonatorum, salah satu pencegahan adalah dengan pemberian imunisasi
TT pada wanita usia subur (WUS). Jika belum mendapatkan imunisasi TT harus diberi imunisasi
TT minimal 2 kali dengan jadwal sebagai berikut :
a. Dosis pertama diberikan segera pada saat WUS kontak dengan pelayanan kesehatan atau
sendini mungkin
b. dosis kedua diberikan 4 minggu setelah dosis pertama.
c. Dosis ketiga dapat diberikan 6 - 12 bulan setelah dosis kedua atau setiap saat pada kehamilan
berikutnya.
d. Dosis tambahan sebanyak dua dosis dengan interval satu tahun dapat diberikan pada saat
WUS tersebut kontak dengan fasilitas pelayanan kesehatan atau diberikan pada saat kehamilan
berikutnya.
Total 5 dosis TT yang diterima oleh WUS akan memberi perlindungan seumur hidup.
Tabel Jadwal imunisasi Vaksin Usia/Waktu

2 bulan 4bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun 12 tahun

Vaksin dasar DPT DPT DPT

Vaksin booster DPT DPT dT

Vaksin untuk TT 1 TT 2 TT 3
wanita hamil/
WUS
2. Perawatan luka
Untuk pencegahan kasus tetanus neonatorum sangat bergantung pada penghindaran
persalinan yang tidak aman, aborsi serta perawatan tali pusat selain dari imunisasi ibu. Pada
perawatan tali pusat, penting diperhatikan hal-hal berikut ini :
- Jangan membungkus punting tali pusat/mengoleskan cairan/bahan apapun ke dalam
punting tali pusat
- Mengoleskan alkohol/povidon iodine masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan
karena menyebabkan tali pusat lembab
- Pemberian ATS dan HTIG profilaksis
Profilaksis dengan pemberian ATS hanya efektif pada luka baru (< 6 jam) dan harus segera di-
lanjutkan dengan imunisasi aktif. Dosis ATS profilaksis 3000 IU. HTIG juga dapat diberikan se-
bagai profilaksis luka. Dosis untuk anak < 7 tahun : 4 U/kg IM dosis tunggal, sedangkan dosis un-
tuk anak ≥ 7 tahun : 250 U IM dosis tunggal
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai