Anda di halaman 1dari 21

ASKEP TETANUS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TETANUS

I.

Pendahuluan

Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.

Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1 minggu. Dari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

II.

Pengertian

Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.

III.

Epidemiologi

Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di manamana. Port 1. 2. 3. 4. 5. Pemotongan Penjahitan Luka of entry Luka operasi tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga luka dengan melalui :

tusuk, yang OMP, tali luka tidak

gigitan dirawat

binatang, dan dibersihkan caries

bakar baik gigi

pusat robek

yang yang

tidak tidak

steril. steril.

IV. Terpapar Ganglion Saraf Otak

Web

of kuman Sumsum

Caution

(Hubungan Clostridium Tulang

Sebab

Akibat) tetani Belakang Otonom

Pengangkutan Eksotoksin Tonus Gangliosides otot

toksin

melewati

saraf

motorik

Menempel

pada

Cerebral

Mengenai

Saraf

Simpatis

Menjadi pada -Hipotermi Hilangnya -Takikardi Kekakuan Sistem Sistem

kaku

Kekakuan

dan tetanus

kejang

khas

-Keringat

berlebihan -Hipertermi

keseimbangan

tonus

otot

otot

-Aritmia

otot Pernafasan Pencernaan Hipoksia berat

O2

di

otak

Kesadaran

-Ggn. -Ggn. -Gangguan Verbal Ortu -Dx,Prognosa,

Eliminasi Nutrisi (< dr.

-Ketidakefektifan kebut) jalan -Ggn. -Kurangnya

jalan nafas -Ggn.

-PK. Perfusi

Hipoksemia Jaringan Gas pengetahuan

Komunikasi

Pertukaran

Perawatan

V. V.1. 1. Riwayat kehamilan prenatal.

Proses Pengkajian Ditanyakan apakah ibu sudah

Keperawatan Keperawatan diimunisasi TT.

2. Riwayat natal ditanyakan. Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan persalinan yang bersih/higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat persalinan.

3. Riwayat postnatal. Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat menetek (incubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat menetek dengan gejala kejang yang pertama (period of onset).

4. Riwayat imunisasi pada tetanus anak. Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir

5. 5.1. 5.2. 6. Kebiasaan

Riwayat anak Hygiene Pemeriksaan

psiko bermain di

sosial. mana sanitasi fisik.

6.1. Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari tetanus, bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama. Hari berikutnya bayi sukar menetek, mulut mecucu seperti mulut ikan. Risus sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis.

6.2. Pada anak keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan kesukaran untuk membuka mulut (trismus). 6.3. Pada wajah : Risus Sardonikus ekspresi muka yang khas akibat kekakuan otot-otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata agak menyipit, sudut mulut keluar dan ke bawah.

6.4. Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot punggung, otot pinggang, semua trunk muscle. 6.5. Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum, mula-mula terjadi setelah dirangsang lambat laun anak jatuh dalam status konvulsius.

6.6. Pada daerah ekstrimitas apakah ada luka tusuk, luka dengan nanah, atau gigitan binatang.

7. 7.1. 7.2. 7.3.

Pengetahuan Pemahaman Pengetahuan/penerimaan Rencana

anak tentang

dan

keluarga. diagnosis prognosa

terhadap perawatan ke

depan.

Tata Umum

laksana

pasien

tetanus

1. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi. Pemberian cairan secara i.v., sekalian untuk memberikan obatobatan 2. 3. Menjaga secara saluran nafas tetap syringe bebas, oksigen pada pump kasus secara yang (valium berat perlu atau pump). tracheostomy. sungkup.

Memeriksa

tambahan

nasal

4. Kejang harus segera dihentikan dengan pemberian valium/diazepam bolus i.v. 5 mg untuk neonatus, bolus i.v. atau Khusus 1. Antibiotika PP 50.000-100.000 IU/kg BB. perectal 10 mg untuk anak-anak (maksimum 0.7 mg/kg BB).

2. Sera anti. Dapat diberikan ATS 5000 IU i.m. atau TIGH (Tetanus Immune Globulin Human) 500-3.000 IU. Pemberian sera anti harus disertai dengan imunisasi aktif dengan toksoid (DPT/DT/TT)

3. Perawatan luka sangat penting dan harus secara steril dan perawatan terbuka (debridement). 4. Konsultasi dengan dokter gigi atau dokter bedah atau dokter THT

Pencegahan 1. Perawatan luka harus dicegah timbulnya jaringan anaerob pada pasien termasuk adanya jaringan mati dan nanah. 2. 3. Pemberian Imunisasi ATS profilaksis. aktif.

4. Khusus untuk mencegah tetanus neonatorum perlu diperhatikan kebersihan pada waktu persalinan terutama alas tempat tidur, alat pemotong tali pusat, dan cara perawatan tali pusat.

5. Pendidikan atau penjelasan kepada orang tua mengenai kebersihan individu dan lingkungan serta cara pemeriksaan dan perawatan di RS dan perlunya pemeriksaan lanjutan.

V.2.

Diagnosa

Keperawatan

Setelah pengumpulan data, menganalisa data, dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat. 2. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan sirkulasi (hipoksia berat).

3. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring). 4. Koping keluarga tidak efektif b.d. kurang pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit anak 5. Gangguan komunikasi verbal b.d. sukar untuk membuka mulut (kekakuan otot-otot masseter) 6. Risti gangguan pertukaran gas b.d. penurunan oksigen di otak.

7. Risti injuri b.d. kejang spontan yang terus-menerus (kurang suplai oksigen karena adanya oedem laring).

1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat. Tujuan : nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan pertumbuhan normal. Kriteria Intervensi 1. 2. 3. 4. Gunakan Catat Berikan Berikan aliran intake makan dan minum perawatan oksigen untuk output personde kebersihan menurunkan distress secara tepat Hasil Tidak lab. Tidak tidak Tidak terjadi menunjukkan menunjukkan penurunan hasil terjadi penurunan albumin dan : dehidrasi BB Hb malnutrisi : akurat. waktu. mulut. nafas.

tanda-tanda

5.

Berikan

formula

yang

mengandung

kalori

tinggi

dan

protein

tinggi

dan

sesuaikan 6. 7. Ajarkan Tegakkan diet dan yang awasi ditentukan

dengan penggunaan dalam bekerja makanan sama dengan

kebutuhan. sehari-hari. ahli gizi.

2. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring) Tujuan Kriteria Intervensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lakukan Ajarkan Ajarkan Ajarkan pasien pada Berikan penghisapan bila pasien Berikan pasien atau orang orang tehnik terdekat O2 batuk untuk untuk mengatur menjaga kebersihan batuk secara efektif dengan melihat yang frekuensi kebersihan Bunyi Rongga mulut Tidak napas bebas : kelancaran lalu lintas udara (pernafasan) hasil terjadi terdengar dari terpenuhi secara maksimal. : aspirasi bersih sumbatan : nebulizer benar. batuk. mulut. mulut. waktu.

terdekat perawatan tidak dapat

PENDAHULUAN http://72.14.235.104/search?q=cache:Bmq-xfKW6OsJ:library.usu.ac.id/download/fk/penysarafkiking2.pdf+tetanus&hl=id&ct=clnk&cd=5&gl=id

Tetanus dihasilkan berat .(5) Tetanus

adalah oleh

suatu Clostridium

toksemia tetani

akut ditandai

yang dengan

disebabkan spasme

oleh otot

neurotoksin yang periodik

yang dan

ini

biasanya

akut

dan

menimbulkan

paralitik

spastik yang

yang

disebabkan oleh tetani

tetanospasmin. Clostridium .(6,7) Tetanus disebut

Tetanospamin

merupakan

neurotoksin

diproduksi

juga

dengan seperti tanah tersebut

"Seven strichnine, anaerob

day

Disease

". dikenal

Dan

pada dengan

tahun

1890,

diketemukan yang diisolasi

toksin dari derivat

kemudian yang

tetanospasmin, dengan Nicalaier ).

mengandung pencegahan Kitasato

bakteri. dari

lmunisasi (

mengaktivasi 1884,

menghasilkan dan

tetanus. 1890

Behring

(14) Spora kulit pusat (1,2,3,9,10,14) ETIOLOGI Tetanus berspora, juga tahan atau pada disebabkan dijumpai tanah oleh pada yang bulan dengan lalu tinja bakteri binatang gram positif; kuda, tinja jika Cloastridium juga bisa tetani pada Bakteri manusia ini ini dan bisa Clostridium oleh karena tetani terpotong biasanya , tertusuk masuk ataupun kedalam luka tubuh bakar melalui serta pada luka infeksi pada tali ).

(Tetanus

Neonatorum

terutama dengan

terkontaminasi bahkan benda

binatang ia lain, yang

tersebut. menginfeksi ia akan bernama

Spora luka

beberapa bersamaan

beberapa daging

tahun, atau

seseorang tubuh

bakteri toksin

memasuki

penderita (1) Pada bakteri dikenal (1,8,11)

tersebut,

mengeluarkan

tetanospasmin.

negara masuk

belum melalui tali

berkembang, pusat

tetanus

sering

dijumpai yang tetanus tidak

pada baik,

neonatus, tetanus ini

sewaktu nama

persalinan

dengan

neonatorum.

PATOGENESE Tetanospasmin level a.Tobin pelepasan b.Kharekteristik mengganggu c.Kejang ganglioside. d.Beberapa (ANS ) penderita dengan aritmia mengalami gejala : gangguan berkeringat, peninggian dari hipertensi Autonomik yang Nervous fluktuasi, dalam System periodisiti urine (1,9,12) dari dari tetanospamin arcus refleks analog yaitu dengan cara strychninee, menekan dimana neuron spinal ia dan mengintervensi menginhibisi otak. pada dari menghalangi adalah toksin susunan yang menyebabkan pusat, transmission terminal ( seperti strichmine synaptik pengikatan dari spasme,bekerja dengan dengan nerve ) di toksin terjadi cara di karena spinal oleh pada cara beberapa :

syaraf

neuromuscular dari tetanus dari mungkin

menghambat otot. toksin cord. cerebral

acethyl-choline spasme fungsi tetanus, dari

refleks disebabkan

takikhardia, . Kerja fungsi terhadap (1) 2004 1

jantung,

cathecholamine

dengan

batang

Digitized

by

USU

digital

library

Page Timbulnya meningkatnya trismus. tetanus kuat, spasme Ada (5) 1. Toksin diabsorbsi kekornu diabsorbsi masuk oleh pada ujung anterior susunan limfatik, syaraf motorik susunan masuk kedalam dari melalui syaraf sirkulasi syaraf darah sumbu dua Oleh kegagalan aktifitas karena mekanisme dari otot neuron masetter terhadap inhibisi Yang adalah afferen kontraksi yang mensarafi otot tidak agonis yang tentang cara bekerjanya yang hanya dan normal, otot yang

2 menyebabkan sehingga terhadap kontraksi sehingga terjadi toksin yang timbul . toksin, yaitu:

masetter sensitif

paling

tersebut. tetapi juga

Stimuli

menimbulkan antagonis khas

dihilangkannya otot hipotesis

silindrik pusat arteri pusat.

dibawa 2. Toksin

kemudian PATHOLOGI Toksin secara axis

kedalam

susunan

tetanospamin sentripetal silinder dari atau

menyebar secara

dari retrogard

saraf

perifer

secara CNS.

ascending terjadi

bermigrasi didalam juga

mcncapai terbaru (hematogen)

Penjalaran

sarung luas

parineural. melalui

Teori

berpendapat dan

bahwa

toksin

menyebar . GEJALA Masa atau (9) Ada (1) 1. 2. 3. Selain (11,13,14) Kharekteristik (4,5,9,12,13) Kejang Setelah

secara

darah

jaringan/sistem

lymphatic (1) KLINIS

inkubasi

5-14

hari,

tetapi beberapa

bisa

lebih

pendek

(1

hari

atau

lebih

lama

3 ).

minggu

tiga

bentuk

tetanus

yang

dikenal

secara

klinis,

yakni

Localited

tetanus Cephalic

Tetanus

Lokal

) Tetanus

Generalized itu ada lagi

tetanus pembagian

(Tctanus berupa neonatal

umum) tetanus

dari

tetanus

bertambah

berat

selama

hari

pertama,

dan

menetap

selama

-7

hari.

10

hari

kejang

mulai

berkurang

frekwensinya

Setelah Biasanya Kemudian Otot Kejang Risus keatas, Gambaran dengan Eksistensi, Karena retensi Ad Pada daerah merupakan bertahan bertahap. Lokal bentuk dijumpai terutama 2004 2 Page Ad.2. Cephalic 2 hari, tetanus yang muka adalah berasal dan bentuk dari kepala, otitis yang media Cephalic jarang kronik adanya dari tetanus. Masa di inkubasi India ), 3 tetanus berkisar luka 1 tetanus yang ini ringan bisa dan berlanjut jarang dari menjadi generalized kematian. atau pemberian USU tetanus, Bisajuga secara profilaksis digital lokal tetapi dalam ini ini lokal tempat tanda dalam kontraksi urin, otot yang dapat sangat terjadi kuat, fraktur dapat collumna lokal adanya terjadi lokal. tanpa kontraksi otot terjadi asfiksia ( dan pada sianosis, anak ). lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik. Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai sardonicus sudut karena mulut spasme keluar otot dan muka ke dengan bawah, gambaran bibir alis tertarik kuat . otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal rigidity ) didahului timbul dengan kesukaran ketegangaan membuka otot mulut ( terutama trismus, pada lockjaw rahang ) dari leher. spasme masetter. 2 minggu kejang mulai hilang.

karena

tertarik

tertekan

bahkan 1. tetanus dimana dari

vertebralis (lokalited yang dan

tetanus dijumpai luka tetanus bulan

Tetanus) persisten, pada inilah bisa secara

(agonis, Kontraksi

antagonis, otot

fixator). biasanya

Hal ringan,

tersebut dan

beberapa

progressif

biasanya

menghilang

menimbulkan tetanus

tetanus Hal

sebagai

prodromal dijumpai Digitized

klasik

dijumpai

terpisah.

sesudah by

antitoksin. library

(seperti benda

dilaporkan asing

pada hidung.

daerah

termasuk

dalam

rongga

(12) Ad.3 Bentuk dikenal ini yang paling tetanus utama banyak lokal yang Generalized dikenal. oleh sering Sering gejala ( menyebabkan timbul 50 komplikasi yang Tetanus tidak Trismus oleh yang berupa (

beberapa gejala otot-otot

karena

secara %), yang

diam-diam. disebabkan leher lain

merupakan kekakuan menyebabkan Risus kekakuan pernafasan disuria dan

dijumpai

masseter, kaku

bersamaan kuduk grin) dan yakni dinding

dengan kesulitan spasme perut.

kekakuan menelan. otot-otot

otot Gejala muka, laring asfiksia. didalam

terjadinya

Sardonicus otot bisa

(Sardonic

opistotonus dan Bisa otot. 40 dan

punggung), menimbulkan

kejang

Spasme nafas,

dari

otot-otot terjadi Kenaikan C. Bila

sumbatan frak

saluran tur dan

sianose

retensi biasanya

urine,kompressi hanya ataupun biasanya sedikit,

pendarahan bisa tidak

temperatur dijumpai takhikardia, gejala Ad.4. Biasanya proses pertolongan terkontaminasi yang Kebiasaan yang (8,10) Menurut pada .(8) Biasanya ditolong 56 kasus 6 tidak

tetapi

begitupun darah

mencapai stabil hanya

hipertermi penderita

hipotermi,

tekanan

dijumpai berdasarkan klinis.

meninggal.

Diagnosa

ditegakkan

Neotal disebabkan pertolongan persalinan spora infeksi C. tetani, Spora steril, yang yang baik masuk masuk oleh melalui tali pusat oleh alat Wltuk yang tali

tetanus sewaktu proses telah pusat

persalinan. yang C.tetani, tidak

disebabkan penggunaan

maupun telah

penggunaan

obat-obatan

terkontaminasi. persalinan dalam dan terjadinya obat neonatal tradisional tetanus.

menggunakan steril,merupakan

alat faktor

pertolongan yang utama

penelitian tahun 1981.

E.Hamid.dkk, ada 42

Bagian kasus

Ilmu dan

Kesehatan tahun

Anak 1982

RS ada

Dr.Pringadi 40 kasus

Medan, tetanus

melalui (

tenaga % ( 7, ),

persalianan tenaga 32 %)

tradisional 20 Berikut

( (

TBA

=Traditional % ) ,dan

Birth

Attedence

68,29

bidan ).

kasus ini

24,39

selebihnya

melalui

dokter Untuk Tabel 2004 3 Page

kasus

tabel.

Yang tali

memperlihatkan

instrument pusat.

memotong I : Digitized BAHAN by UNTUK

MEMOTONG USU digital

TALI

PUSAT library

Sedangkan untuk TABEL Jadi dari

berikut

ini

pada

tabel

2.

Memperlihatkan tali

material

yang

dipergunakan pusat.

2. tabel diatas alkohol 31,70 %) (

: Tabel 2 )

MATERIAL terlihat untuk dari 29

UNTUK kasus ( 35,37 % tali

TALI ) biasanya pusat,

PUSAT mereka

mempergunakan 26 kasus (

/spiritus mereka

perlindungan

terhadap yang

sedangkan herbal

mempergunakan

material

berbeda

berupa

origin. DIAGNOSIS Diagnosis berupa 2. 3. 4. (1.16.18) DIAGNOSIS Untuk dijumpati normal CPK riwayat tetap Berikut 2004 4 Page Tabel PROGNOSIS Prognosis 1. 2. 3. Masa atau masa Prognosa Ringan; tetanus bila diklassikasikan tidak bila bila tetanus kejang berkisar adanya dari kejang sekali umum antara 3 tingkat umum muncul yang -14 hari, juga biasanya berat tetapi keganasannya, ( generalized kejang sering bisa lebih pada makin dimana spsm : ) umum terjadi. pendek lamanya jelek. bila: 3. : DIAGNOSIS BANDING 5 TETANUS ini Tabel 3 yang memperlihatkan by differential USU diagnosis digital Tetanus : membedakan dari dan dan diagnosis banding fisik, rutin dari tetanus, test sedikit tidak (dimana meninggi, akan cairan sular BANDlNG sekali Lab : Kejang Adanya tetanic, luka trismus, yang Kultur: SGOT, CPK dysphagia, mendahuluinya. C. meninggi serta tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan :1.Gejala risus sardonicus Luka ( sardonic sudah smile fisik pasien sewaktu istirahat, klinik ).

adakalanya tetani

dilupakan. (+). myoglobinuria.

dijumpai

pemeriksaan darah

laboratorium normal meninggi tubuh), atau

serebrospinal SGOT, serta yang normal. (16) library

pemeriksaan SERUM

sedangkan tubuh),

aldolase kekakuan

sedikit otot-otot

karena risus

kekakuan sardinicus

otot-otot dan

imunisasi,

kesadaran

Digitized

Sedang; Berat inkubasi pun ; neonatal

lebih

panjang. makin

Berat pendek

ringannya masa

penyakit inkubasi

tergantung prognosa jelek

inkubasi,

tetanus

neonatal

1. 2. 3. 4. (1,6.8,10,12,13) Case

Umur Masa Periode

bayi inkubasi timbulnya Dijumpai

kurang 7 gejala hari kurang

dari atau dari

hari kurang 18 ,jam spasm.

muscular

Fatality

Rate

CFR)

tetanus >

berkisar

44-55%,

sedangkan

tetanus 60%.

neonatorum (1,2) KOMPLIKASI Komplikasi otot-otot atelektase itu (11,13) PENATALAKSANAAN A. Tujuan toksin, Dan 1. terapi mencegah tujuan Merawat dan ini berupa spasme otot tersebut mengeliminasi dan pada pematasan serta bisa tetanus atau yaang terjadinya fraktur

sering akumulasi dan

dijumpai: sekresi laserasi

laringospasm, berupa lidah akibat renal

kekakuan dan Selain failure

pneumonia kejang.

kompressi terjadi

vertebra

rhabdomyolisis

dan

UMUM kuman tetani, bantuan menetralisirkan pemafasan peredaran pulih. : berupa:

memberikan dapat

sampai sbb

diperinci luka sebaik-baiknya,

membersihkan

-membersihkan luka, debridement nekrotik),membuang 2004 5 Page hal dan 2. makanan tergantung membuka personde 3. Isolasi untuk menghindari rangsang mulut dan menelan. Hila ada atau luar seperti suara dan tindakan trismus, makanan dapat kemampuan diberikan parenteral. terhadap ini penata laksanaan, terhadap Antibiotika. cukup kalori luka tersebut Sekitar dan dilakukan luka 1 -2 jam disuntik protein, setelah 6 ATS ATS. bentuk benda Digitized luka asing dalam by luka serta USU irigasi (eksisi kompres dengan digital H202 luka, jaringan ,dalam library

pemberian Diet

penderita

4. 5. B. B.1. Diberikan

Oksigen, Mengatur

pernafasan

buatan

dan cairan

trachcostomi dan

bila

perlu. elektrolit. obatan :

keseimbangan ObatAntibiotika

parenteral tetanus secafa IM

Peniciline pada anak

1,2juta dapat selama lain

unit

hari

selama dosis 50.000 terhadap 30-40 terbagi

10 Unit

hari, /

IM. KgBB/ obat jam, Bila

Sedangkan 12 dapat tetapi tersedia 24 Antibiotika bukan jam

diberikan 7-10 seperti hari.

Peniciline Bila

diberikan preparat 2

sensitif dosis dosis

peniciline, 24 ).

diganti dosis

dengan tidak

tetrasiklin dalam

mg/kgBB/ ( 4 dosis unit 10 dari

melebihi

gram dapat

dan

diberikan digunakan

Peniciline jam, ini

intravena, dibagi hanya

dengan

dosis selama

200.000

/kgBB/ hari. C.tetani, pemberian dilakukan

6 bertujuan

dosis membunuh Bila bentuk dijumpai

vegetatif adanya dapat

untuk

toksin

yang broad

dihasilkannya.

komplikasi

antibiotika (1,8.10). B.2. Antitoksin dosis dapat U,

spektrum

Antitoksin digunakan satu TIG ini ada, kali Human pemberian "anti Tetanus saja, Immunoglobulin IM tidak ( boleh TIG) diberikan of yang antitoksin, dengan secara ",

3000-6000 karena mana TIG dari U tidak

secara

intravena yang Bila berawal 20.000 diberikan menit. pada .(1.8.9) B.3.Tetanus Pemberian pemberian Pemberian dasar Berikut pada 2004 6

mengandung dapat dianjurkan dosis

complementary reaksi menggunakan U, dengan 200 sudah U) cc

aggregates allergi tetanus cara cairan

globulin

mencetuskan untuk 40.000

serius. yang : dan 30-45 daerah luar

hewan, dari

dengan

pemberiannya NaC1 dalam IM

adalah

antitoksin intravena, dosis

dimasukkan pemberian tersisa

kedalam harus (20.000 sebelah

fisiologis waktu pada

secara Setengah

diselesaikan diberikan

yang

secara

Toksoid Tetanus antitoksin dilakukan Toksoid tetapi secara pada I.M. (TT) sisi yang yang pertama,dilakukan dengan harus tetanus petunjuk pencegahan terhadap alat bersamaan suntik yang dengan berbeda. imunisasi selesai. tetanus luka USU digital library

berbeda TT

Pemberian

dilanjutkan

sampai

terhadap ini, tabel 4. Memperlihatkan

keadaan Digitized by

Page Tabel 4. : PETUNJUK PENCEGAHAN TERHADAP TETANUS PADA KEADAAN

7 LUKA.

___________________________________________________________________ RIWAYAT Luka Luka __________________________________________________ (dosis) Tet. Antitoksin Tet.Toksoid (TT) Antitoksin Toksoid (TT) bersih, IMUNISASI Kecil Lainnya

___________________________________________________________________ Tidak ya tidak ya ya 0 ya tidak ya ya 2 ya tidak ya tidak* 3 tidak** tidak tidak** tidak ___________________________________________________________________ * ** *** : : : Kecuali Kecuali Kecuali bila bila imunisasi luka terakhir > terakhir > 5 >5 24 tahun tahun (8, jam 16) (8,16) atau lebih 1 diketahui

imunisasi

B.4. (5,8,10,14,15) Penyebab yang utama hebat, obat kematian dan pada tetanus neonatorum spasm relaxans, beserta diharapkan JENIS adalah

Antikonvulsan

kejang

klonik Dengan diatasi.

muscular 5

laryngeal sedasi/muscle :

komplikaisnya. kejang dapat

penggunaan Tabel

obatan

ANTIKONVULSAN

___________________________________________________________ Jenis Dosis Efek ________________________________________________________ Diazepam 0,5 Stupor, Berat Meprobamat 300 Klorpromasin 25 Hipotensi Fenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM) Depressi pernafasan 75 mg/ 4 jam (IM) 400 mg/ 4 jam (IM) Tidak Ada badan / 4 jam 1,0 mg/kg Koma (IM) Samping Obat

________________________________________________________ Di yang Bagian llmu Kesehatan untuk Anak tetanus RS Dr. Pirngadi/ berupa FK USU, obat obat anti ini konvulsan diberikan

dipergunakan

noenatal

diazepam,

melalui bolus injeksi yang dapat diberikan setiap 2 4 jam. Pemberian berikutnya tergantung pada basil evaluasi setelah pemberian anti kejang. Bila dosis optimum diazepam pada dibagi telah yang saat dalam dimulai 8 tercapai tetap dan kejang dan ( telah tepat setelah (pemberian terkontrol, baru kejang maka jadwal disusun. ) 3 adalah jam ).

pemberian Dosis 20

dapat terkontrol tiap

diazepam mg/kgBB/hari,

pengobatan kali pemberian

dilakukan

Kemudian dilakukan evaluasi terhadap kejang, bila kejang masih terus berlangsung dosis diazepam dapat dinaikkan secara bertahap sampai kejang dapat teratasi. Dosis maksimum Bila ini dosis dipertahan adalah optimum selama telah 2-3 40 didapat, hari , mg/kgBB/hari( maka dan bila skedul dalam dosis pasti evaluasi telah maintenance dapat dibuat, tidak ). dan

berikutnya

dijumpai

adanya 15 %

kejang, dari oleh ke

maka dosis karena

dosis optimum bila

diazepam tersebut.

dapat

diturunkan dosis sukar tentu

secara

bertahap, tidak

yaitu boleh dan

10

Penurunan sangat belum

diazepam untuk dapat kejang, bila

secara penaikkan yang segera kejang hal ini masih library

drastis, dosis

terjadi yang

kejang, efektif bertahap semula.

diatasi mengontrol dosis tidak

dosis dengan kembali

semula

kejang harus terjadi

terjadi.Bila dinaikkan dipertahankan dilakukan 2004 7 Page terjadi, kejang Pengobatan beri tuk jam Jika cara 3000 1,2 juta

penurunan ke 2dosis 3 .

dijumpai Sedangkan dirurunkan

selama

hari Bila

dan

lagi

secara

bertahap, kejang

untuk

selanjutnya Digitized

dalam

penggunaan USU

diazepam, digital

by

8 sedang dosis maksimal lainnya menurut unit 6000 Procaine tetracycline Perawatan luka, kejang dibersihkan, tonik berulang, Adam unit, penicilin .R.D. tetanus sehari telah tercapai, maka harus (1): immune selama 2 sekitar lakukan luka 10 Pada globulin hari, satu Intramuscular. gram beri ini ATS harus saat kali Jika penggabungan dengan anti

dilakukan onset, saja. alergi sehari. (infiltrasi) dilakukan apnoe. mulut. 15 mg setiap dengan

Semua

penderita

trachcostomi, dan

mencegah Paraldehyde diatas gagal, dapat baik diberi begitu

cyanosis diberikan d-Lubocurarine juga IM

melalui dengan dosis

sepanjang

diperlukan,

pernafasan

dipertahankan

respirator. Sedangkan Penderita tanpa cyanose pengobatan Kasus : 90 180 begitu juga menurut ringan promazine mengurangi penderita dirawat Endotracheal setiap yang diberi secukupnya Digitized by mencegah spasme USU sampai digital 2 3 hari di ICU tube ETT (satu minimal harus 6 jam dan Gilroy: : barbiturat spasme. team )

secukupnyanya 2. Kasus berat : 1.

untuk Semua

Dilakukan setiap

tracheostomi satu jam

segera. dan

harus diganti baru. jam. library

dibersihkan dengan 3.Curare 2004 8 Page

Pernafasan berpengalaman 4.Penderita tiap 5. 6. 7. 8.Rontgen 9.Pemakaian dihentikan Tracheostomy dipertahankan beberapa hari, kemudian dicabut/dibuka PENCEGAHAN Seorang ulangan terjadi Pasang

dijaga

dengan

respirator

oleh

tenaga

yang

rubah 2 NGT, Urine Kontrol

posisi/

miringkan jam

setiap

jam.

Mata

dibersihkan conjuntivitis

mencegah cukup kateter, elektrolit, foto ureum tinggi, jika beri dan perlu

diet

tinggi, pasang

cairan

1./hari antibiotika. AGDA thorax

serum

curare

yang

terlalu Jika

lama, KU

pada membaik,

saatnya NGT

obat

dapat dihentikan.

pemakaiannya.

dan

bekas

luka

dirawat

dengan

baik.

penderita artinya luka dia

yang mempunyai seperti pada

terkena

tetanus yang yang setelah sanggup poten

tidak sama tidak ianya untuk

imun untuk pernah sembuh

terhadap mendapat di

serangan tetanus bila Tidak toksin

kesempatan lainnya

sama

orang

imunisasi. dikarenakan

terbentuknya yang antitoksin walaupun tidak konsentrasi Ada sejak didalam toksin masuk (

kekebalan kedalam kaena dalam

penderita tidak sangat yang

tubuh

merangsang bisa mana

pembentukkan sangat hal cepat, ini dalam

tetanospamin konsentrasi

dan

toksisitasnya yang

minimal,

yang

adekuat dimana diisolasi melepaskan toksin pada

untuk dijumpai tinja

merangsang natural manusia. quantity

pembentukan imunitas. Hal organisme Ini ini

kekebalan). diketahui berada dari di yang orang kali.

beberapa C. tetani lumen dijumpai dan

kejadian dapat usus anti

dari

Mungkin dari

yang diketahui

imunogenic serum

toksin. riwayatnya

seseorang titer imune tetanus ini, seperti tidak hal yang

dalam

belum

pernah

imunisasi, karakteristik yang Dengan mengapa negara

dijumpai/adanya reaksi

peninggian secondary dengan

antibodi response toksoid ini

dalam pada untuk

serum beberapa pertama

merupakan

diberikan dijumpai insiden dimana

imunisasi natural tetanus pemberian

imunitas tidak tinggi,

mungkin

dapat terjadi pada

menjelaskan beberapa baik.

semestinya tidak

imunisasi

lengkap/

terlaksana

dengan

Sampai

pada

saat cara

ini dalam telah

pemberian

imunisasi

dengan

tetanus

toksoid Pencegahan

merupakan dengan cara ).

satu-satunya pemberian pemberian

pencegahan dapat dimulai aktif(

terjadinya sejak anak DPT

tetanus. berusia 2

imunisasi

bulan,

dengan DT

imunisasi

atau

http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=924

Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus seringkali ditemukan di negaranegara berkembang.

Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri anaerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi, baik pada luka yang dalam maupun pada luka yang dangkal. Selain itu, setelah proses persalinan, bisa juga terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (disebut dengan tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, bukan dari bakteri itu sendiri. Gejala-gejala tetanus biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling umum terjadi adalah kekakuan pada rahang. Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, serta kejang otot, lengan, dan tungkai. Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang pada otot-otot perut, leher, dan punggung dapat menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang, sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah akan menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih. Gangguan-gangguan dari luar yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, dapat memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama terjadinya kejang di seluruh tubuh, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang pada tenggorokan. Hal tersebut menyebabkan gangguan pernafasan sehingga penderita akan kekurangan oksigen. Tetanus biasanya terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka itu bisa menetap selama beberapa minggu. Pengobatan tetanus dilakukan dengan cara menetralisir racun, yaitu dengan cara diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin biasanya diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya juga bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang

tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Obat tertentu bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya. Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Sedangkan pada dewasa, sebaiknya menerima booster. Pada seseorang yang memiliki luka, jika:

Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi

Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.

Perlu diketahui, tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian tersebut biasanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua, dan pemakai obat suntik. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan yang mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.

http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?iddtl=91&keyword=tetanus;lockjaw;Clostridium;tetani;bakteri;an aerob;spora;infeksi;vaksinasi;racun;penyakit;kejang;otot;tanah;kotoran;hewan;pusar;bayi;neonatorum;demam;ny eri;trismus;rahang;sfingter;refleks;immunoglobulin;ventilator;antibiotik;tetrasiklin;penisilin;&idktg=20&UID=200803 06092130125.160.92.2

Tetanus

DEFINISI

Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.

PENYEBAB

Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.

GEJALA

Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang. Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus). Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih. Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen. Biasanya tidak terjadi demam. Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat. Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.

DIAGNOSA

Diduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki luka. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.

PENGOBATAN

Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia. Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya. PROGNOSIS Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka

prognosisnya

buruk.

PENCEGAHAN

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dewasa sebaiknya menerima boosterPada seseorang yang memiliki luka, jika:

Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi

Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.

TetanusDEFINISIhttp://www.indonesiaindonesia.com/f/11482-tetanus/ Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani.Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang.Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.PENYEBABBakteri an-aerob Clostridium tetani.Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan.Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal.Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum).Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.GEJALAGejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang.Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai.Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus).Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat.Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan.Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen.Biasanya tidak terjadi demam.Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat.Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.DIAGNOSADiduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki

luka.Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.PENGOBATANUntuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut.Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot.Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang.Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.Untuk membuang kotoran, dipasang kateter.Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein.Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung.Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.PROGNOSISTetanus memiliki angka kematian sampai 50%.Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka prognosisnya buruk.PENCEGAHANMencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya.Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).Dewasa sebaiknya menerima boosterPada seseorang yang memiliki luka, jika:# Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut# Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi# Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. You might also like:

Anda mungkin juga menyukai