I.
Pendahuluan
Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1 minggu. Dari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka sebagai seorang perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
II.
Pengertian
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan oleh kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang dihasilkan kuman.
III.
Epidemiologi
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran di manamana. Port 1. 2. 3. 4. 5. Pemotongan Penjahitan Luka of entry Luka operasi tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga luka dengan melalui :
gigitan dirawat
pusat robek
yang yang
tidak tidak
steril. steril.
Web
of kuman Sumsum
Caution
Sebab
toksin
melewati
saraf
motorik
Menempel
pada
Cerebral
Mengenai
Saraf
Simpatis
kaku
Kekakuan
dan tetanus
kejang
khas
-Keringat
berlebihan -Hipertermi
keseimbangan
tonus
otot
otot
-Aritmia
O2
di
otak
Kesadaran
-PK. Perfusi
Komunikasi
Pertukaran
Perawatan
2. Riwayat natal ditanyakan. Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan persalinan yang bersih/higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat persalinan.
3. Riwayat postnatal. Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat menetek (incubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat menetek dengan gejala kejang yang pertama (period of onset).
4. Riwayat imunisasi pada tetanus anak. Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir
psiko bermain di
6.1. Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari tetanus, bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama. Hari berikutnya bayi sukar menetek, mulut mecucu seperti mulut ikan. Risus sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis.
6.2. Pada anak keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan kesukaran untuk membuka mulut (trismus). 6.3. Pada wajah : Risus Sardonikus ekspresi muka yang khas akibat kekakuan otot-otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata agak menyipit, sudut mulut keluar dan ke bawah.
6.4. Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot punggung, otot pinggang, semua trunk muscle. 6.5. Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum, mula-mula terjadi setelah dirangsang lambat laun anak jatuh dalam status konvulsius.
6.6. Pada daerah ekstrimitas apakah ada luka tusuk, luka dengan nanah, atau gigitan binatang.
anak tentang
dan
terhadap perawatan ke
depan.
Tata Umum
laksana
pasien
tetanus
1. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi. Pemberian cairan secara i.v., sekalian untuk memberikan obatobatan 2. 3. Menjaga secara saluran nafas tetap syringe bebas, oksigen pada pump kasus secara yang (valium berat perlu atau pump). tracheostomy. sungkup.
Memeriksa
tambahan
nasal
4. Kejang harus segera dihentikan dengan pemberian valium/diazepam bolus i.v. 5 mg untuk neonatus, bolus i.v. atau Khusus 1. Antibiotika PP 50.000-100.000 IU/kg BB. perectal 10 mg untuk anak-anak (maksimum 0.7 mg/kg BB).
2. Sera anti. Dapat diberikan ATS 5000 IU i.m. atau TIGH (Tetanus Immune Globulin Human) 500-3.000 IU. Pemberian sera anti harus disertai dengan imunisasi aktif dengan toksoid (DPT/DT/TT)
3. Perawatan luka sangat penting dan harus secara steril dan perawatan terbuka (debridement). 4. Konsultasi dengan dokter gigi atau dokter bedah atau dokter THT
Pencegahan 1. Perawatan luka harus dicegah timbulnya jaringan anaerob pada pasien termasuk adanya jaringan mati dan nanah. 2. 3. Pemberian Imunisasi ATS profilaksis. aktif.
4. Khusus untuk mencegah tetanus neonatorum perlu diperhatikan kebersihan pada waktu persalinan terutama alas tempat tidur, alat pemotong tali pusat, dan cara perawatan tali pusat.
5. Pendidikan atau penjelasan kepada orang tua mengenai kebersihan individu dan lingkungan serta cara pemeriksaan dan perawatan di RS dan perlunya pemeriksaan lanjutan.
V.2.
Diagnosa
Keperawatan
Setelah pengumpulan data, menganalisa data, dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat. 2. Gangguan perfusi jaringan b.d. penurunan sirkulasi (hipoksia berat).
3. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring). 4. Koping keluarga tidak efektif b.d. kurang pengetahuan keluarga tentang diagnosis/prognosis penyakit anak 5. Gangguan komunikasi verbal b.d. sukar untuk membuka mulut (kekakuan otot-otot masseter) 6. Risti gangguan pertukaran gas b.d. penurunan oksigen di otak.
7. Risti injuri b.d. kejang spontan yang terus-menerus (kurang suplai oksigen karena adanya oedem laring).
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan tidak adekuat. Tujuan : nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan pertumbuhan normal. Kriteria Intervensi 1. 2. 3. 4. Gunakan Catat Berikan Berikan aliran intake makan dan minum perawatan oksigen untuk output personde kebersihan menurunkan distress secara tepat Hasil Tidak lab. Tidak tidak Tidak terjadi menunjukkan menunjukkan penurunan hasil terjadi penurunan albumin dan : dehidrasi BB Hb malnutrisi : akurat. waktu. mulut. nafas.
tanda-tanda
5.
Berikan
formula
yang
mengandung
kalori
tinggi
dan
protein
tinggi
dan
2. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot faring) Tujuan Kriteria Intervensi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Lakukan Ajarkan Ajarkan Ajarkan pasien pada Berikan penghisapan bila pasien Berikan pasien atau orang orang tehnik terdekat O2 batuk untuk untuk mengatur menjaga kebersihan batuk secara efektif dengan melihat yang frekuensi kebersihan Bunyi Rongga mulut Tidak napas bebas : kelancaran lalu lintas udara (pernafasan) hasil terjadi terdengar dari terpenuhi secara maksimal. : aspirasi bersih sumbatan : nebulizer benar. batuk. mulut. mulut. waktu.
PENDAHULUAN http://72.14.235.104/search?q=cache:Bmq-xfKW6OsJ:library.usu.ac.id/download/fk/penysarafkiking2.pdf+tetanus&hl=id&ct=clnk&cd=5&gl=id
adalah oleh
suatu Clostridium
toksemia tetani
akut ditandai
yang dengan
disebabkan spasme
oleh otot
yang dan
ini
biasanya
akut
dan
menimbulkan
paralitik
spastik yang
yang
Tetanospamin
merupakan
neurotoksin
diproduksi
juga
day
Disease
". dikenal
Dan
pada dengan
tahun
1890,
kemudian yang
bakteri. dari
lmunisasi (
mengaktivasi 1884,
menghasilkan dan
tetanus. 1890
Behring
(14) Spora kulit pusat (1,2,3,9,10,14) ETIOLOGI Tetanus berspora, juga tahan atau pada disebabkan dijumpai tanah oleh pada yang bulan dengan lalu tinja bakteri binatang gram positif; kuda, tinja jika Cloastridium juga bisa tetani pada Bakteri manusia ini ini dan bisa Clostridium oleh karena tetani terpotong biasanya , tertusuk masuk ataupun kedalam luka tubuh bakar melalui serta pada luka infeksi pada tali ).
(Tetanus
Neonatorum
terutama dengan
Spora luka
beberapa bersamaan
beberapa daging
tahun, atau
seseorang tubuh
bakteri toksin
memasuki
tersebut,
mengeluarkan
tetanospasmin.
negara masuk
berkembang, pusat
tetanus
sering
pada baik,
sewaktu nama
persalinan
dengan
neonatorum.
PATOGENESE Tetanospasmin level a.Tobin pelepasan b.Kharekteristik mengganggu c.Kejang ganglioside. d.Beberapa (ANS ) penderita dengan aritmia mengalami gejala : gangguan berkeringat, peninggian dari hipertensi Autonomik yang Nervous fluktuasi, dalam System periodisiti urine (1,9,12) dari dari tetanospamin arcus refleks analog yaitu dengan cara strychninee, menekan dimana neuron spinal ia dan mengintervensi menginhibisi otak. pada dari menghalangi adalah toksin susunan yang menyebabkan pusat, transmission terminal ( seperti strichmine synaptik pengikatan dari spasme,bekerja dengan dengan nerve ) di toksin terjadi cara di karena spinal oleh pada cara beberapa :
syaraf
refleks disebabkan
jantung,
cathecholamine
dengan
batang
Digitized
by
USU
digital
library
Page Timbulnya meningkatnya trismus. tetanus kuat, spasme Ada (5) 1. Toksin diabsorbsi kekornu diabsorbsi masuk oleh pada ujung anterior susunan limfatik, syaraf motorik susunan masuk kedalam dari melalui syaraf sirkulasi syaraf darah sumbu dua Oleh kegagalan aktifitas karena mekanisme dari otot neuron masetter terhadap inhibisi Yang adalah afferen kontraksi yang mensarafi otot tidak agonis yang tentang cara bekerjanya yang hanya dan normal, otot yang
2 menyebabkan sehingga terhadap kontraksi sehingga terjadi toksin yang timbul . toksin, yaitu:
masetter sensitif
paling
Stimuli
dibawa 2. Toksin
kedalam
susunan
menyebar secara
dari retrogard
saraf
perifer
secara CNS.
ascending terjadi
Penjalaran
sarung luas
parineural. melalui
Teori
berpendapat dan
bahwa
toksin
menyebar . GEJALA Masa atau (9) Ada (1) 1. 2. 3. Selain (11,13,14) Kharekteristik (4,5,9,12,13) Kejang Setelah
secara
darah
jaringan/sistem
inkubasi
5-14
hari,
tetapi beberapa
bisa
lebih
pendek
(1
hari
atau
lebih
lama
3 ).
minggu
tiga
bentuk
tetanus
yang
dikenal
secara
klinis,
yakni
Localited
tetanus Cephalic
Tetanus
Lokal
) Tetanus
tetanus pembagian
umum) tetanus
dari
tetanus
bertambah
berat
selama
hari
pertama,
dan
menetap
selama
-7
hari.
10
hari
kejang
mulai
berkurang
frekwensinya
Setelah Biasanya Kemudian Otot Kejang Risus keatas, Gambaran dengan Eksistensi, Karena retensi Ad Pada daerah merupakan bertahan bertahap. Lokal bentuk dijumpai terutama 2004 2 Page Ad.2. Cephalic 2 hari, tetanus yang muka adalah berasal dan bentuk dari kepala, otitis yang media Cephalic jarang kronik adanya dari tetanus. Masa di inkubasi India ), 3 tetanus berkisar luka 1 tetanus yang ini ringan bisa dan berlanjut jarang dari menjadi generalized kematian. atau pemberian USU tetanus, Bisajuga secara profilaksis digital lokal tetapi dalam ini ini lokal tempat tanda dalam kontraksi urin, otot yang dapat sangat terjadi kuat, fraktur dapat collumna lokal adanya terjadi lokal. tanpa kontraksi otot terjadi asfiksia ( dan pada sianosis, anak ). lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik. Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai sardonicus sudut karena mulut spasme keluar otot dan muka ke dengan bawah, gambaran bibir alis tertarik kuat . otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal rigidity ) didahului timbul dengan kesukaran ketegangaan membuka otot mulut ( terutama trismus, pada lockjaw rahang ) dari leher. spasme masetter. 2 minggu kejang mulai hilang.
karena
tertarik
tertekan
(agonis, Kontraksi
antagonis, otot
fixator). biasanya
Hal ringan,
tersebut dan
beberapa
progressif
biasanya
menghilang
menimbulkan tetanus
tetanus Hal
sebagai
klasik
dijumpai
terpisah.
sesudah by
antitoksin. library
(seperti benda
dilaporkan asing
pada hidung.
daerah
termasuk
dalam
rongga
(12) Ad.3 Bentuk dikenal ini yang paling tetanus utama banyak lokal yang Generalized dikenal. oleh sering Sering gejala ( menyebabkan timbul 50 komplikasi yang Tetanus tidak Trismus oleh yang berupa (
karena
dijumpai
masseter, kaku
terjadinya
(Sardonic
punggung), menimbulkan
kejang
Spasme nafas,
dari
sumbatan frak
sianose
retensi biasanya
temperatur dijumpai takhikardia, gejala Ad.4. Biasanya proses pertolongan terkontaminasi yang Kebiasaan yang (8,10) Menurut pada .(8) Biasanya ditolong 56 kasus 6 tidak
tetapi
begitupun darah
hipertermi penderita
hipotermi,
tekanan
meninggal.
Diagnosa
ditegakkan
Neotal disebabkan pertolongan persalinan spora infeksi C. tetani, Spora steril, yang yang baik masuk masuk oleh melalui tali pusat oleh alat Wltuk yang tali
disebabkan penggunaan
maupun telah
penggunaan
obat-obatan
menggunakan steril,merupakan
alat faktor
E.Hamid.dkk, ada 42
Bagian kasus
Ilmu dan
Kesehatan tahun
Anak 1982
RS ada
Dr.Pringadi 40 kasus
Medan, tetanus
melalui (
tenaga % ( 7, ),
persalianan tenaga 32 %)
tradisional 20 Berikut
( (
TBA
=Traditional % ) ,dan
Birth
Attedence
68,29
bidan ).
kasus ini
24,39
selebihnya
melalui
kasus
tabel.
Yang tali
memperlihatkan
instrument pusat.
TALI
PUSAT library
berikut
ini
pada
tabel
2.
Memperlihatkan tali
material
yang
dipergunakan pusat.
: Tabel 2 )
PUSAT mereka
mempergunakan 26 kasus (
/spiritus mereka
perlindungan
terhadap yang
sedangkan herbal
mempergunakan
material
berbeda
berupa
origin. DIAGNOSIS Diagnosis berupa 2. 3. 4. (1.16.18) DIAGNOSIS Untuk dijumpati normal CPK riwayat tetap Berikut 2004 4 Page Tabel PROGNOSIS Prognosis 1. 2. 3. Masa atau masa Prognosa Ringan; tetanus bila diklassikasikan tidak bila bila tetanus kejang berkisar adanya dari kejang sekali umum antara 3 tingkat umum muncul yang -14 hari, juga biasanya berat tetapi keganasannya, ( generalized kejang sering bisa lebih pada makin dimana spsm : ) umum terjadi. pendek lamanya jelek. bila: 3. : DIAGNOSIS BANDING 5 TETANUS ini Tabel 3 yang memperlihatkan by differential USU diagnosis digital Tetanus : membedakan dari dan dan diagnosis banding fisik, rutin dari tetanus, test sedikit tidak (dimana meninggi, akan cairan sular BANDlNG sekali Lab : Kejang Adanya tetanic, luka trismus, yang Kultur: SGOT, CPK dysphagia, mendahuluinya. C. meninggi serta tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan :1.Gejala risus sardonicus Luka ( sardonic sudah smile fisik pasien sewaktu istirahat, klinik ).
adakalanya tetani
dijumpai
pemeriksaan darah
pemeriksaan SERUM
sedangkan tubuh),
aldolase kekakuan
sedikit otot-otot
karena risus
kekakuan sardinicus
otot-otot dan
imunisasi,
kesadaran
Digitized
lebih
panjang. makin
Berat pendek
ringannya masa
penyakit inkubasi
inkubasi,
tetanus
neonatal
1. 2. 3. 4. (1,6.8,10,12,13) Case
muscular
Fatality
Rate
CFR)
tetanus >
berkisar
44-55%,
sedangkan
tetanus 60%.
neonatorum (1,2) KOMPLIKASI Komplikasi otot-otot atelektase itu (11,13) PENATALAKSANAAN A. Tujuan toksin, Dan 1. terapi mencegah tujuan Merawat dan ini berupa spasme otot tersebut mengeliminasi dan pada pematasan serta bisa tetanus atau yaang terjadinya fraktur
pneumonia kejang.
kompressi terjadi
vertebra
rhabdomyolisis
dan
memberikan dapat
sampai sbb
membersihkan
-membersihkan luka, debridement nekrotik),membuang 2004 5 Page hal dan 2. makanan tergantung membuka personde 3. Isolasi untuk menghindari rangsang mulut dan menelan. Hila ada atau luar seperti suara dan tindakan trismus, makanan dapat kemampuan diberikan parenteral. terhadap ini penata laksanaan, terhadap Antibiotika. cukup kalori luka tersebut Sekitar dan dilakukan luka 1 -2 jam disuntik protein, setelah 6 ATS ATS. bentuk benda Digitized luka asing dalam by luka serta USU irigasi (eksisi kompres dengan digital H202 luka, jaringan ,dalam library
pemberian Diet
penderita
4. 5. B. B.1. Diberikan
Oksigen, Mengatur
pernafasan
buatan
dan cairan
trachcostomi dan
bila
keseimbangan ObatAntibiotika
unit
hari
10 Unit
hari, /
Peniciline Bila
diberikan preparat 2
peniciline, 24 ).
diganti dosis
dengan tidak
tetrasiklin dalam
melebihi
gram dapat
dan
diberikan digunakan
dengan
dosis selama
200.000
6 bertujuan
untuk
toksin
yang broad
dihasilkannya.
komplikasi
spektrum
Antitoksin digunakan satu TIG ini ada, kali Human pemberian "anti Tetanus saja, Immunoglobulin IM tidak ( boleh TIG) diberikan of yang antitoksin, dengan secara ",
secara
intravena yang Bila berawal 20.000 diberikan menit. pada .(1.8.9) B.3.Tetanus Pemberian pemberian Pemberian dasar Berikut pada 2004 6
globulin
hewan, dari
dengan
adalah
secara Setengah
diselesaikan diberikan
yang
secara
Toksoid Tetanus antitoksin dilakukan Toksoid tetapi secara pada I.M. (TT) sisi yang yang pertama,dilakukan dengan harus tetanus petunjuk pencegahan terhadap alat bersamaan suntik yang dengan berbeda. imunisasi selesai. tetanus luka USU digital library
berbeda TT
Pemberian
dilanjutkan
sampai
keadaan Digitized by
7 LUKA.
___________________________________________________________________ RIWAYAT Luka Luka __________________________________________________ (dosis) Tet. Antitoksin Tet.Toksoid (TT) Antitoksin Toksoid (TT) bersih, IMUNISASI Kecil Lainnya
___________________________________________________________________ Tidak ya tidak ya ya 0 ya tidak ya ya 2 ya tidak ya tidak* 3 tidak** tidak tidak** tidak ___________________________________________________________________ * ** *** : : : Kecuali Kecuali Kecuali bila bila imunisasi luka terakhir > terakhir > 5 >5 24 tahun tahun (8, jam 16) (8,16) atau lebih 1 diketahui
imunisasi
B.4. (5,8,10,14,15) Penyebab yang utama hebat, obat kematian dan pada tetanus neonatorum spasm relaxans, beserta diharapkan JENIS adalah
Antikonvulsan
kejang
muscular 5
laryngeal sedasi/muscle :
penggunaan Tabel
obatan
ANTIKONVULSAN
___________________________________________________________ Jenis Dosis Efek ________________________________________________________ Diazepam 0,5 Stupor, Berat Meprobamat 300 Klorpromasin 25 Hipotensi Fenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM) Depressi pernafasan 75 mg/ 4 jam (IM) 400 mg/ 4 jam (IM) Tidak Ada badan / 4 jam 1,0 mg/kg Koma (IM) Samping Obat
________________________________________________________ Di yang Bagian llmu Kesehatan untuk Anak tetanus RS Dr. Pirngadi/ berupa FK USU, obat obat anti ini konvulsan diberikan
dipergunakan
noenatal
diazepam,
melalui bolus injeksi yang dapat diberikan setiap 2 4 jam. Pemberian berikutnya tergantung pada basil evaluasi setelah pemberian anti kejang. Bila dosis optimum diazepam pada dibagi telah yang saat dalam dimulai 8 tercapai tetap dan kejang dan ( telah tepat setelah (pemberian terkontrol, baru kejang maka jadwal disusun. ) 3 adalah jam ).
pemberian Dosis 20
diazepam mg/kgBB/hari,
dilakukan
Kemudian dilakukan evaluasi terhadap kejang, bila kejang masih terus berlangsung dosis diazepam dapat dinaikkan secara bertahap sampai kejang dapat teratasi. Dosis maksimum Bila ini dosis dipertahan adalah optimum selama telah 2-3 40 didapat, hari , mg/kgBB/hari( maka dan bila skedul dalam dosis pasti evaluasi telah maintenance dapat dibuat, tidak ). dan
berikutnya
dijumpai
adanya 15 %
diazepam tersebut.
dapat
secara
bertahap, tidak
10
drastis, dosis
terjadi yang
semula
terjadi.Bila dinaikkan dipertahankan dilakukan 2004 7 Page terjadi, kejang Pengobatan beri tuk jam Jika cara 3000 1,2 juta
penurunan ke 2dosis 3 .
selama
hari Bila
dan
lagi
secara
bertahap, kejang
untuk
selanjutnya Digitized
dalam
penggunaan USU
diazepam, digital
by
8 sedang dosis maksimal lainnya menurut unit 6000 Procaine tetracycline Perawatan luka, kejang dibersihkan, tonik berulang, Adam unit, penicilin .R.D. tetanus sehari telah tercapai, maka harus (1): immune selama 2 sekitar lakukan luka 10 Pada globulin hari, satu Intramuscular. gram beri ini ATS harus saat kali Jika penggabungan dengan anti
dilakukan onset, saja. alergi sehari. (infiltrasi) dilakukan apnoe. mulut. 15 mg setiap dengan
Semua
penderita
trachcostomi, dan
sepanjang
diperlukan,
pernafasan
dipertahankan
respirator. Sedangkan Penderita tanpa cyanose pengobatan Kasus : 90 180 begitu juga menurut ringan promazine mengurangi penderita dirawat Endotracheal setiap yang diberi secukupnya Digitized by mencegah spasme USU sampai digital 2 3 hari di ICU tube ETT (satu minimal harus 6 jam dan Gilroy: : barbiturat spasme. team )
untuk Semua
Dilakukan setiap
segera. dan
Pernafasan berpengalaman 4.Penderita tiap 5. 6. 7. 8.Rontgen 9.Pemakaian dihentikan Tracheostomy dipertahankan beberapa hari, kemudian dicabut/dibuka PENCEGAHAN Seorang ulangan terjadi Pasang
dijaga
dengan
respirator
oleh
tenaga
yang
posisi/
miringkan jam
setiap
jam.
Mata
dibersihkan conjuntivitis
mencegah cukup kateter, elektrolit, foto ureum tinggi, jika beri dan perlu
diet
tinggi, pasang
cairan
serum
curare
yang
terlalu Jika
lama, KU
pada membaik,
saatnya NGT
obat
dapat dihentikan.
pemakaiannya.
dan
bekas
luka
dirawat
dengan
baik.
terkena
terhadap mendapat di
kesempatan lainnya
sama
orang
imunisasi. dikarenakan
terbentuknya yang antitoksin walaupun tidak konsentrasi Ada sejak didalam toksin masuk (
tubuh
tetanospamin konsentrasi
dan
toksisitasnya yang
minimal,
yang
dari
Mungkin dari
yang diketahui
imunogenic serum
toksin. riwayatnya
dalam
belum
pernah
dijumpai/adanya reaksi
merupakan
mungkin
semestinya tidak
imunisasi
lengkap/
terlaksana
dengan
Sampai
pada
saat cara
pemberian
imunisasi
dengan
tetanus
toksoid Pencegahan
tetanus. berusia 2
imunisasi
bulan,
dengan DT
imunisasi
atau
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=924
Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus seringkali ditemukan di negaranegara berkembang.
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri anaerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia akan terjadi infeksi, baik pada luka yang dalam maupun pada luka yang dangkal. Selain itu, setelah proses persalinan, bisa juga terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (disebut dengan tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, bukan dari bakteri itu sendiri. Gejala-gejala tetanus biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling umum terjadi adalah kekakuan pada rahang. Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, serta kejang otot, lengan, dan tungkai. Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang pada otot-otot perut, leher, dan punggung dapat menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang, sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah akan menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih. Gangguan-gangguan dari luar yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, dapat memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama terjadinya kejang di seluruh tubuh, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang pada tenggorokan. Hal tersebut menyebabkan gangguan pernafasan sehingga penderita akan kekurangan oksigen. Tetanus biasanya terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka itu bisa menetap selama beberapa minggu. Pengobatan tetanus dilakukan dengan cara menetralisir racun, yaitu dengan cara diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin biasanya diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya juga bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang, dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang
tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Obat tertentu bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya. Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Sedangkan pada dewasa, sebaiknya menerima booster. Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Perlu diketahui, tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian tersebut biasanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua, dan pemakai obat suntik. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan yang mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
Tetanus
DEFINISI
Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.
PENYEBAB
Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.
GEJALA
Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang. Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus). Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih. Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen. Biasanya tidak terjadi demam. Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat. Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.
DIAGNOSA
Diduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki luka. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.
PENGOBATAN
Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia. Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya. PROGNOSIS Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka
prognosisnya
buruk.
PENCEGAHAN
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dewasa sebaiknya menerima boosterPada seseorang yang memiliki luka, jika:
Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
TetanusDEFINISIhttp://www.indonesiaindonesia.com/f/11482-tetanus/ Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani.Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang.Tetanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.PENYEBABBakteri an-aerob Clostridium tetani.Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan.Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal.Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum).Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.GEJALAGejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang.Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai.Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus).Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat.Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan.Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen.Biasanya tidak terjadi demam.Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat.Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.DIAGNOSADiduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki
luka.Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.PENGOBATANUntuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut.Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot.Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang.Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan.Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.Untuk membuang kotoran, dipasang kateter.Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein.Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung.Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.PROGNOSISTetanus memiliki angka kematian sampai 50%.Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka prognosisnya buruk.PENCEGAHANMencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya.Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).Dewasa sebaiknya menerima boosterPada seseorang yang memiliki luka, jika:# Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut# Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi# Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. You might also like: