Anda di halaman 1dari 33

Disusun oleh :

Kelompok 4
Ely Yulianti 88211023
Iva Syawaliyah Kristi 88212014
Irma Nur Farida 88214070
Rohmatusadiah 88214055
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tubercolosis yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit.
Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang yang
terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia A price)
1. Kategori 1, ditujukan terhadap:
• Kasus baru dengan sputum positif
• Kasus baru dengan bentuk TB berat 2
2. Kategori 2, ditujukan terhadap:
• Kasus kambuh
• Kasus gagal dengan sputum BTA positif
3. Kategori 3, ditujukan terhadap:
• Kasus BTA negative dengan kelainan paru yang luas
• Kasus TB ekstra paru.selain dari yang disebut dalam kategori
4. Kategori 4, ditujukan terhadap: TB kronik
Penyebab tuberkolosis adalah Mycobacterium tubercolosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,sinar matahari,dan
sinar ultraviolet. Ada dua macam mycobakterium tuberculosis yaitu Tipe
Human Dan Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberkolosis usus. Basil Tipe Human bisa berada di
bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC,dan
orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya.(Wim de Jong)
1. Demam 40-41°C, serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak napas dan nyeri dada
3. Malaise , Keringat malam
4. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Pada anak
• Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab
yang jelas atau gagal
tumbuh.
• Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai
2 minggu.
• Batuk kronik >3 minggu, dengan atau tanpa wheeze.
• Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau
dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar Ultraviolet, ventilasi yang buruk
dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat
tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas
atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya
kurang dari 5 mikromilimeter.
Pemeriksaan penunjang TBC
Menurut Mansjoer, dkk (1999: hal 472), pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan
pada klien dengan tuberculosis Paru, yaitu:
1. Laboratorium darah rutin
2. Pemeriksaan sputum BTA untuk memastikan diagnostik TB paru, namun
pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30 -70 % pasien yang
dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini
3. PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen
staining untuk menentukan adanya lgG spesifik terhadap basil TB
4 Tes Mantoux/Tuberkulin
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk
menentukan adanya lgG spesifikterhadap basilTB
Penatalaksanaan TBC
Petalaksanaan pasien dengan Tuberkulosis paru dibagi menjadi 2 yaitu
farmakologis dan non farmakologis
Farmakologi Non Farmakologi
Terbagi menjadi 2 fase: fase intensif (2-3 1. Penerapan teknik batuk efektif
bulan) dan fase lanjutan 4
dan fisioterapi dada
atau 7 bulan. Jenis obat anti
2. Memposisikan posisi semi
tuberculosis:
1) Jenis obat utama yang digunakan
fowler
adalah 3. Pemberian terapy vit.A dan D
• Rifampisin 4. Penatalaksaan diet makanan
• INH Tinggi Kalori Tinggi Protein
• Pirazinamid (TKTP).
• Steptomisin 5. Dukungan keluarga
• Etambutol
1. Hemomtisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian tersumbatnya jalan nafas karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi brochial.
3. Bronkiektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat
pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan: kolaps spontan
karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya.
6. Mal nutrisi.
7. Efusi pleura.
8. Gangguan gastrointestinal (sebagai efek samping obat-obatan)
I. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
(mis.nyeri saat bernafas, kelemahan otot pernafasan).
3. Gangguan pertukaran gas bd perubahan membran alveolus-kapiler
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Hipertemi berhubungan dengan proses penyakit (mis. Infesi, kanker) ditandai
dengan suhu tubuh diatas nilai normal.
6. Intolcransi aktifitas berhubungan dengan imobilitas.
7. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan (misalnya
lingkungan / Tindakan).
A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi Klien
1) Identifikasi klien
Nama : An. Ep
Umur : 7 Tahun
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Sulaksana Bandung
Tanggal MRS : 6 oktober 2023
Tanggal pengkajian : 7 oktober 2023
Diagnosa medis : Tuberculosis Paru
2) Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. P Agama : Islam
Usia : 45 Tahun Suku : Bugis
Agama : Islam Pendidikan : SMP
Suku : Banjar Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA Alamat : Sulaksana Bandung
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Sulaksana Bandung
Nama Ibu : Ny. S
Usia : 35 tahu
2. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Saat MRS : ibu klien mengatakan anaknya batuk terus menerus.
Keluhan Saat Pengkajian : ibu klien mengatakan anaknya mengalami,
batuk, sesak dan anoreksia.
2) Riwayat Penyakit Sekarang : klien dating ke rumah sakit pada tanggal 6
oktober 2023 pukul 09.00 WIB dengan keluhan batuk. Pada saat dikaji pada
tanggal 7 oktober 2023 pukul 07.00 WIB, Ibu klien mengatakan anaknya
batuk sejak 1 minggu yang lalu, batuk terjadi secara terus-menerus disertai
secret, sehingga anaknya kelelahan. Batuk pasien akan bertambah parah
pada malam hari. Karena khawatir dengan keadaan anaknya, ibu pasien
membawa pasien ke rumah sakit.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan termasuk kecelakaan lahir/persalinan : Tidak ada
b. Operasi (jenis dan waktu): Tidak ada
c. Penyakit kronis/akut:Klien sering menderita batuk- batuk sejak usia 6
tahun kemudian di beri obat dan sembuh.
d. Terakhir kali MRS : Tidak ada
4) Imunisasi
4) Imunisasi
Klien telah mendapat imunisasi yang tidak lengkap
a. BCG:-
b. Campak 1 kali
c. DPT: 3 kali
d. Polio : 4 kali
e. Hepatitis 3 kali
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang di derita kelurga : Ibu mengungkapakan bahwa sepupu klien menderita
TBC sudah 2 bulan dan sudah mulai di obati.
b. Lingkungan rumah dan komunitas : Ibu klien mengatakan bahwa klien dan
keluarganya tinggal yang tidak padat penduduknya. Rumah klien tepat di dalam gang
kecil.
c. Prilaku yang mempengaruhi kesehatan : ibu klien mengatakan anaknya hanya mau
makan telur dan ayam tapi tidak mau makan sayur.
d. Presepsi kelurga terhadap penyakit : Kelurga klien sangat khawatir dengan
kondisi yang di derita anaknya.
6) Riwayat Kehamilan dan Persalinan: Klien lahir dengan berat badan dan
lahir 3000 gram, lahir langsung dan menangis, menurut ibu klien selama
hamil ibu sering periksa ke dokter maupun bidan praktek. Klien juga di beri
ASI selam 1 tahun dan di berikan susu formula sampai sekarang.
7) Pemeriksaan fisisk
1. Keadaan Umum : Anak tampak batuk-batuk dan tampak sesak.
a. Kesadaran : Compos mentis
b. GCS : 4-5-6
c. BB SMRS : 30 Kg
d. BB MRS : 29 Kg
e. TB : 110 cm
2. Tanda-tanda vital
a. TD:110/70 mmHg
b. HR: 85 x/menit
c. RR: 37 x/menit
d. Suhu tubuh: 37,8°C
Integumen
Inspeksi palpasi : Kuku sianosis, Akral kering, tekstur kasar, turgor > 2 detik, kulit
kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.
Hidung
Inspeksi : Secret (+)
Mulut
Inspeksi : Sianosis, mukosa bibir kering, faring kemerahan
Thoraks
Inspeksi : Ekspansi dinding dada tidak simetris, retraksi otot bantu pernafasan berat,
rasio inspirasi ekspirasi 1:2
Palpasi : Fremitus lemah dekstra sinistra
auskultasi : Bunyi ronki kasar pada apek paru ki/ka, ronki (+)
Abdomen
auskultasi : Bising usus 3x/menit
Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Masalah : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan
berat badan
Istirahat dan tidur
Masalah : Sering terbangun pada malam hari karena batuk,
merasa lemah, cepat lelah
aktivitas/Latihan
Masalah : Merasa lemah, cepat lelah saat beraktivitas dan jika
terlalu banyak beraktivitas akan sering timbul batuk
TERAPY OBAT

Tanggal 7 oktober 2023


- Inf. NS 1000cc/24 jam (14 Tpm, untuk sebagai pengganti
cairan)
- OBH 3 x sehari 1cth (untuk meredakan batuk)
- Nebul Ventolin 3 x sehari 1resp (untuk membantu meredakan
sesak nafas dan
mengencerkan sekret)
- Nebul Pulmicort 3 x sehari 1resp + pz2cc (untuk meredakan
sesak nafas dan
mengencerkan sekret)
- Ranitidin oral 2x 1⁄2 tablet (untuk lambung)
Kesimpulan
Dapat kami simpulkan bahwa TBC merupakan penyakit anak yang masih
menjadi persoalan utama yang belum teratasi sepenuhnya. Sebagai penyakit yang
memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi, TBC masih menjadi perhatian serius
badan kesehatan dunia (WHO). Hal ini disebabkan oleh tingkat penularan yang
tinggi karena kurangnya kesadaran masyarakat yang ditambah dengan iklim yang
sangat menunjang perkembangan penyakit ini. Kondisi ini semakin diperburuk oleh
gizi anak yang tidak memenuhi standart, pengetahuan yang kurang, serta kesadaran
terhadap pengobatan yang benar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai