NAMA : SUGITO
NIM : 5021031103
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021-2022
1. DEFINISI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang
secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.
Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain.
(Brunner and Suddarth, 2012).
2. ETIOLOGI
Penyebab tuberculosis adalah Myobacterium tubercolusae, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Tergolong dalam
kuman Myobacterium tubercolusae complex adalah :
1. M. tubercolusae
2. Varian Asian
3. Varian African 1
4. Varian African II
5. M. Bovis
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam (asam alcohol) sehingga disebut bakteri tahan asam
(BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat bertahan
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan bertahun-tahun
dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman bersifat dormant, tertidur lama selama
bertahun-tahun dan dapat bangkit kembali menjadikan tuberculosis aktif lagi. Di dalam
jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma maktofag yang
semula memfagositasi malah kemudian disenanginya karena banyak mengandung lipid.
3. PATOFISIOLOGI
Patofisologi tuberculosis paru (TB paru) melibatkan inhalansi Mycobacterium
tuberculosis, suatu basil tahan asam(Acid fast bacilli). Setelah inhalansi, ada beberapa
kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung dari
bakteri tuberculosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.
Ketika seorang pengidap Tb paru aktif betuk, bersin, menyanyi atau meludah, orang ini
dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara bebas. Droplet yang berisi
Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalansi orang lain akan masuk sampai di
antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan tumbuh dan berkembang biak
dalam waktu tumbuh 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai 1000-10.000. jumlah
tersebut akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler yang mampu dideteksi
melalui reaksiterhadap tes tuberkolin. Namun, tubuh tidak tinggal diam, dan akan
mengirimkan pertahanan berupa sel-sel makrofag yang memakan kuman-kuman TB ini.
Selanjutnya, kemampuan basil tahan asam ini untuk bertahan dan berproliferasi dalam
sel-sel makrofag paru menjadikan organisme ini mampu untuk menginvasi parenkim,
nodus-nodus limfatikus local, trakea, bronkus (intrapulmonary TB), dan menyebar ke
luar jaringan paru (extrapulmonary TB). Organ di luar jaringan paru yang dapat di invasi
oleh mycobacterium tuberculosis diantarnya adalah sum-sum tulang belakang, hepar
limpa, ginjal, tulang dan otak. Penyebaran ini biasanya melalui rute hematogen.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada kasus TB Paru antara lain meliputi :
1. Sputum culture
2. Ziehl neelsen : positif untuk BTA
3. Skin test ( PPD, nabtoux, tine, and vollmer, patch)
4. Chest X-ray
5. Histologi atau kultur jaringan : positif untuk Mycobacterium tuberculosis)
6. Needle biopsy of lung tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar yang
mengindikasi nekrosis
7. Elektrolit
8. Bronkografi
9. Ters fungsi paru dan pemeriksaan darah
6. PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan tuberkulosis paru (TB paru) dapat dibagi menjadi dua fase, yaitu
fase intensif dan fase lanjutan. Penggunaan obat juga dapat dibagi menjadi obat utama
dan tambahan.
Medikamentosa
Obat anti tuberkulosis (OAT) yang dipakai sebagai tatalaksana lini pertama
adalah rifampisin, isoniazid, pirazinamid, streptomisin, dan etambutol, yang tersedia
dalam tablet tunggal maupun dalam sediaan dosis tetap (fixed dose combination). Jenis
obat lini kedua adalah kanamisin, kuinolon, dan derivat rifampisin dan isoniazid.