Abandonment
Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan.
Sesaat setelah persalinan, ibu merasa menjadi
pusat karena semua orang menanyakan keadaan
dan kesehatannya. Beberapa jam setelah itu,
perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan
ibu merasa “cemburu” kepada bayi. Saat pulang
kerumah, ayah akan merasakan hal yang sama
dengan ibu, karena istri akan lebih fokus pada bayi.
Perawat harus membicarakan hal ini pada ayah dan
ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga peran
orang tua adalah sama dalam perawatan bayi.
Melakukan perawatan bayi secara bersamaan akan
membantu orang tua memiliki peran yang sama
dalam perawatan bayi.
2. Disappointment
Adalah perasaan orang tua yang merasa
kecewa terhadap kondisi bayi karena tidak
sesuai yang diharapkan saat hamil. Orang
tua yang menginginkan bayi yang putih,
berambut keriting, dan selalu tersenyum
akan merasa kecewa ketika mendapati
bayinya berkulit gelap, berambut tipis dan
menangis terus. Perawat harus membantu
orang tua untuk dapat menerima bayinya,
dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan
bayi, seperti, sehat, mata yang bersinar dan
kondisi yang lengkap tanpa cacat.
3. Pospartal Blues
80% wanita post partum mengalami
perasaan sedih yang tidak mengetahui
alasan mengapa sedih. Ibu sering menangis
dan lebih sensitif. Pospartal blues juga
dikenal sebagai baby blues. Kejadian ini
dapat disebabkan karena penurunan kadar
estrogen dan progesteron. Pada beberapa
wanita dapat disebabkan karena respon dari
ketergantugan pada orang lain akibat
kelelahan, jauh dari rumah dan
ketidaknyamanan fisik. Jika hal ini berlanjut
maka ibu perlu dikonsulkan ke psikiatri agar
tidak berlanjut ke depresi.
ADAPTASI FISIOLOGIS
1. SISTEM REPRODUKSI
UTERUS
1. Proses Involusi
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke
kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai
sesaat setelah pengeluaran plasenta dengan
kontraksi otot uterus. Dalam 12 jam
persalinan, tinggi fundus uteri kurang lebih
1 cm di atas umbilicus dan turun 1-2 cm
tiap harinya. 6 hari postpartum, fundus uteri
setinggi pertengahan anatara umbilicus dan
simfisis.
9 hari postpartum, uterus tidak teraba karena
masuk ke rongga pelvis. 1 – 2 minggu
postpartum, berat uterus berkisar antara 350-
500 gr. Dan pada minggu ke 6 postpartum,
berat uterus antara 50-60 gr.
2. Kontraksi Uterin
Intensitas kontraksi uterin meningkat secara
bermakna segera setelah persalinan bayi,
yang merupakan respon untuk segera
mengurangi jumlah volume intra uterin.
Selama 1 sampai 2 jam pertama
postpartum, aktivitas uterin menurun
dengan halus dan dengan progresif dan
stabil
3. Afterpains
Relaksasi dan kontraksi secara bergantian
dan periodik menyebabkan kram uterus
yang tidak nyaman dan disebut sebagai
afterpains dan terjadi pada awal
postpartum. Afterpains lebih dirasakan ibu-
ibu yang melahirkan bayi yang besar,
gemeli atau hidramnion. Menyusui dan
oksitosin injeksi dapat memperberat
afterpains karena menyebabkan kontraksi
uterus lebih kuat
4. Tempat Perlekatan Plasenta
Segera setelah plasenta dan selaput amnion
keluar, terjadi vasokonstriksi dan trombosis untuk
mencegah tempat perlekatan plasenta melebar.
Pertumbuhan endometrium menyebabkan
terlepasnya jaringan nekrotik dan mencegah
timbulnya jaringan scar. Hal ini akan
mempengaruhi tempat perlekatan plasenta pada
kehamilan yang akan datang. Regenerasi
endometrium akan selesai pada minggu ke-3
postpartum, sedangkan pada tempat plasenta
akan pulih pada minggu ke-6 postpartum
5. Lokhea
Pengeluaran uterus setelah melahirkan
disebut sebagai lokhea. Pengeluaran
lokhea meliputi 3 tahap yang
dikarakteristikkan dengan warna, jumlah
dan waktu pengeluaran.
a. Lokhea Rubra
Mengandung darah, sel desidua, dan
bekuan darah, berwarna merah menyala
berbau amis. Pada 2 jam setelah
melahirkan, jumlah lokhea mungkin
seperti saat menstruasi. Hal ini
berlangsung sampai hari ke 3-4
postpartum.
b. Lokhea Serosa
Mengandung sisa darah, serum, dan
leukosit. Warna pink atau kecoklatan dan
berlangsung sampai hari ke-10 postpartum.
c. Lokhea Alba
Mengandung leukosit, desidua, sel epitel,
mucus, serum dan bakteri. Berwarna
kekuningan hingga putih dan berlangsung
sampai minggu ke 2-6 postpartum
b. Cerviks
a. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun
dengan cepat setelah persalinan seperti
human plasenta laktogen (hPL), human
corionik gonadotropin (hCG). Estrogen
dan progesteron mencapai kadar
terendah pada minggu pertama
postpartum
b. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Hormon prolaktin meningkat secara progresif
selama kehamilan dan setelah melahirkan akan
tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar
prolaktin akan ditentukan oleh lama dan frekuensi
menyusui, status nutrisi ibu, serta kekuatan bayi
dalam menghisap. Penurunan kadar estrogen dan
progesteron juga menyebabkan kadar hormon
prolaktin meningkat. Pada ibu tidak menyusui kadar
prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar
seperti sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6
postpartum.
a. Volume Darah
Perubahan volume darah dipengaruhi oleh
kehilangan darah saat persalinan dan
edema fisiologi saat kehamilan. Volume
darah yang bertambah (1000-1500 ml)
selama kehamilan akan berkurang sampai
2 minggu postpartum dan kembali ke
kondisi sebelum kehamilan pada bulan ke-
6 postpartum.
b. Cardiac Output (CO)