Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

KHUSUSNYA PADA TN. S DENGAN TB PARU

DI KELURAHAN PENGAWU RT 01 RW 01

KOTA PALU

Disusun Oleh

NUR DINA
SRI INDRININGSI
CAHYA KAMILA
NI KADEK GAETY
RIVAL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TA 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia.Penyakit Tuberculosis
adalah suatu penyakit menular yang angka kejadiannya masih tinggi. Tuberculosis adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang di kenal
dengan nama mikrobakterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui perantaran
dahak/ludah yang mengandung basil Tuberculosis paru, pada waktu penderita batuk
butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk
ke dalam paru-parunya yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberculosis Paru.
Penyakit Tubercolosis, jaringan yang paling sering di serang adalah paru-paru
(96,9%). Dari hasil pengkajian Didesa Karangmukti khususnya RW 003 dan 004 di
dapatkan hasil untuk TB Paru sebanyak 11 orang.64% dari penderita tidak berobat secara
teratur.Oleh sebab itu diperlukan perhatian khusus untuk penanganan TB Paru agar tidak
menularkan lebih luas lagi. Dan pada makalah ini penulis akan membahas mengenai
Asuhan Keperawatan Keluarga pada TB Paru semoga dapat dijadikan pedoman sebagai
penatalaksanaan pada TB Paru.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga
pada anak dengan TB Paru.\
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar TB Paru
b. Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan keperawatan pada anak
dengan TB Paru.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar TB Paru


1. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (IPD, FK, UI, 2005).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009). Tuberculosis
Paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycrobacterium
tuberculosis (Sallin, 2007)
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/μm dan tebal 0,3-0,6/μm. Spesies lain
dari kuman ini yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia adalah mycobacterium
bovis, mycobacterium kansasii, mycobacterium intracellulare.
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas
badan mencapai 40ºC-41ºC.
b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi untuk
membuang produk-produk radang keluar.Karena terlibatnya bronkus pada setiap
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-minggu atau berulan-
bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif) kemudian setelah timbul perandangan menjadi produktif
( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah
(hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.Kebanyakan batuk
berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga terjadi ulkus dinding
bronchus.
c. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan ditemukan
pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah setengah bagian
paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan.Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Mailase
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun.Gejala mailase sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.
Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur
(Bahar, 1998)
4. Patofisiologi
TB. Primer
a. Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)
b. Terisap organ sehat
c. Menempel di jalan nafas / paru-paru
d. Menetap / berkembang biak
e. Sitoplasma makroflag
f. Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
(sarang primer / efek primer)
g. Radang saluran pernafasan
(limfangitis regional)
h. Komplek primer
Sembuh Sembuh dengan bekas           
5. Komplikasi
TB Sekunder
a. Kuman dormat (TB Primer)
b. Infeksi endogen
c. TB DWS (TB. Post Primer)
d. Sarang pneumenia kecil
6. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.Disamping itu
juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang diberikan.Kadang-
kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama pada penderita yang
tidak batuk maupun batuk tetapi non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, penderita
dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan batuk
efektif.Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik ekspektoran atau
dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30 menit.Bila masih sulit
sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy.Sputum yang sudah didapat harus
mengandung kuman BTA.Criteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-
kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTApada sediaan. Dengan kata lain
diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan,
setelah 4-6 minggu penanaman sputum dalam medium biakan, koloni kuman
tuberculosis mulai tampak.Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak,
biakan dinyatakan negatif.Medium biakan yang sering digunakan adalah
Lowenstien Jensen dan ATS.
c. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1 cc
Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni persenyawaan antara
anti bodi dan antigen tuberculin.
7. Penatalaksanaan /Pengobatan
1. Tujuan :
a. Menyembuhkan Penderita
b. Mencegah kematian
c. Mencegah kekambuhan
d. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
e. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137
2. JENIS OBAT DAN DOSIS OBAT (Obat anti tuberculosis)
a. Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90% populasi
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan.Obat ini sangat efektif dalam
keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis
hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk pengobatan intermitten 3
kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB
b. Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister)
yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama untuk
pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali 
c. Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35mg/kgBB.
d. Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis yang sama.
Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas usia 60 tahun
diberikan 0,5 gr/hari.
e. Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis 30mg/kgBB.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TB PARU


1. Pengkajian
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data
pasien dapat dikumpulkan untuk menentukan masalah–masalah keperawatan yang
mungkin timbul pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut
Doenges (1999) meliputi :
a. IdentitasPasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa
medis, ruang dan nomor register.
b. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat,
hubungan dengan klien.
c. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau
berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
d. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
e. Makanan/cairan
Gejala :Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
g. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
h. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
i. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
j. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk 
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi
dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat
dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak
adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan,
Malnutrisi ,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari
pemaparan patogen.
b. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk
,burukEdema tracheal.
c. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis
,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
d. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.
3. Intervensi Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
1) Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
2) Kerusakan jaringan
3) Penurunan ketahanan
4) Malnutrisi
5) Terpapar lngkungan
6) Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan pathogen
Kriteria hasil :
1) Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko   individu
2) Mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
3) Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan
yang aman
Intervensi :
1) Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
2) Identifikasi orang lain yang beresiko
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan
menghindari meludah
4) Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
5) Awasi suhu sesuai indikasi
6) Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7) Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap
sputum
9) Dorong memilih makanan seimbang
10) Kolaborasi pemberian antibiotic
11) Laporkan ke departemen kesehatan local
b. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis
,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan
GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan   upaya
pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2) Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan
pada warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan
diri sesuai kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi
sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup
untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat.
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB,
Integrtas     mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau
diare
2) Pastikan pola diet biasa pasien
3) Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodic
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan
obat .
5) Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohodrat.
7) Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
8) Kolaborasi antipiretik

 
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


A. Identitas kepala keluarga

Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Sariya

Usia : 38 th

Agama : Islam

Suku : kaili

Pendidikan : Sma

Pekerjaan : Karyawan

Alamat/ No. Telp : kelurahan pengawu RT 1/RW 1

B. Komposisi Keluarga                              : Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak


 
No Nama Hub.dgn Agama Pekerjaan
JK Umur Pendidikan
Kel
1 Sariya L Ayah 38 th Sma Islam Karyawan
Siti
2 P Ibu 30 th Sma Islam IRT
Nurhayati
Siti
3 P Anak 11 th SD Islam Pelajar
Nurlela
Ipi Belum
4 P Anak 3 th Islam Pelajar
Ilpiyanti sekolah

C. Genogram
1.  Genogram
A B

C D

KETERANGAN:
A : Orang tua suami klien : Perempuan : meninggal
B : Orang tua klien
C : Suami klien bersaudara : Laki-laki
D : istri Klien bersaudara
E : Anak klien bersaudara : Klien

D. Tipe Keluarga
1. Jenis type keluarga
Keluarga Tn. S adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.

E. Suku bangsa
1. Latar Belakang Budaya (Etnis)
Tn. S berasal dari suku kaili dan Ny.S juga berasal dari kaili. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah Bahasa indonesia, Tn. Sa sudah lama tinggal di palu
dan istrinya pun sudah tinggal di palu sejak lahir. Lingkungan tempat tinggal klien
saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang sama yaitu kaili, yang
memang kampung mereka sendiri.
2. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian
bapak-bapak, namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut
karena terkadang pekerjaan Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S
bekerja di luar rumah dan pulang pada sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan
dengan pamannya yang rumanya dekat dengan mereka. Anak pertamanya sekolah
pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain dilingkungan sekitar
rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi secara rutin bersama
keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih
memilih untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan
keluarganya saat malam hari.Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti
halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya sederhana saja.
Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga
kultur budaya kaili .
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya
biasanya seperti sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadang pun Ny.S membuat olahan
makanan yang dipelajari dari orang tuanya makanan khas kaili.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya kaili, Anak-anak selalu
mengikuti apa yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran
Tn.Sa saat ini sebagai Kepala Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya.
Anak pertama yang bernama An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat saat
sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI menemani adiknya bermain
dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya.Di Keluarga Tn.Sa yang
mengambil keputusan adalah Tn.Sa.Tetapi biasanya keputusan diambil setelah
bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tertata dengan baik. Tn.Sa
dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan
terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.
F. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama
Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat,
Puasa dan Mengaji.Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan
puasa dibulan Ramadhan.Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji
bersama pada sore hari di pengajian anak-anak dekat rumahnya.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan pabrik dan Ny. s
Sebagai buruh kerja borongan di konveksi setiap hari. Semua kebutuhan keluarga
dipenuhi secukup-cukupnya.Ny.S mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang
yang di dapatkan habis untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar cicilan
kendaraan.
H. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena
mengingat kondisinya yang kurang stabil. menurutnya waktu liburnya yang hanya
satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi. Ny.S
mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi dengan anak-
anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan anaknya.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah.
tahap ini di mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas
perkembangan sebagai berikut :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal
2) Privacy dan rasa aman
3) Membantu anak bersosialisas
4) Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
5) Membiasakan anak belajar secara teratur
6) Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
7) Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan:
Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu
mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak,
orang tua hanya mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol
dan untuk meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar
belakang pendidikan yang rendah dan kurangnya waktu untuk keluarga.
c. Riwayat kesehatan keluarga Inti
1. Riwayat keluarga saat ini
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya
adalah Tn.Sa yang menderita flek paru kurang labih 2 tahun yang lalu di tandai
dengan badan terasa lemah kadang batuk-batuk . Saat in Tn. S sedang manjalani
pengobatan selama 2 bulan.. Saat ini Tn Sa masih sering mengalami batuk. Ny.S
mengataka bahwa Tn S masih terkadang mengalami batuk disertai dahak dan
sesak . Ny.Si tidak mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita
suaminya. Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk –batuk yang di alami suaminya,
Tn.S jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S
mengatakan, saat suaminya mengalami batuk Ny S hanya di memberikan air
hangat untuk mengencerkan dahak.
Dan Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S
mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya
kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus
menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh
Ny,S menyegerakan untuk makan dan dan meminum obat maag.
2. Riwayat penyakit keturunan
Tn. S mengatakan didalam keluarganya tidak memilki penyakit keturunan
3. Riwayat masing - masing kesehatan keluarga

No Nama Umur BB Keadaan imunisasi Masalah Tindakan yang


kesehatan kesehatan telah dilakukan
1 Sariya 62 kg Sakit - Tb paru Dalam pengobatan
2 Siti -
47 Kg Sehat - -
Nurhayati
3 Siti Nurlela 23 kg Sehat - - -
4 Ipi 14,5 -
Sehat -  -
Ilpiyanti kg

4. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Tn. S mengatakan jika ada ada anggota keluarganya yang sakit biasanya hanya
membawa ke puskesmas terdekat
5. Riwayat Keluarga sebelumnya
Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit.Sedangkan orangtua dari Ny.S
juga sudah meninggal.

III. DATA LINGKUNGAN


a. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas
kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat
dari kayu, rumah tak memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum
diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum rumah
tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang yang diletakkan tidak pada
tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat dibuka
sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan dari sumur pompa.
Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah
ditimbun kemudian dibakar.
b. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. S Sebagian besar penduduknya
merupakan penduduk asli kota palu yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah
tersebut. Lingkungan masih dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum
harus berjalan terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk
mendapatkan angkot. Keadaan jalan di lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-
gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan
sampah yang dikelola dengan cara dibakar menyebabkan ketidaknyamanan di area
tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada
pustu dengan jarak sekitar 1 km. Bisa diakses menggunakan ojek atau angkutan
umum. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
c. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.01 Rw. 01kelurahan pengau palu ..
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :    
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar
rumahnya.Di sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya
berinteraksi dengan tetangganya setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara
berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya biasanya hanya
bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya.Ny.S tidak mengikuti mengikuti
kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan keadaan kesehatannya jika
salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa disembuhkan dengan obat
warung.Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke
bidan desa.
6. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.S, istri dan anaknya
mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial
keluarga seperti asuransi kesehatan.Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya
memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.S jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam
dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada
dari pagi hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya
untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak
keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan pamannya nya yang
tinggal berdekatan dengannya. .Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah
Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S
c. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya
walaupun tn S sedang sakit. Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua
kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengasuh
anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika
sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu
menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu
menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja.An.Si
berperan sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya
An.Si sekolah didekat balai desa dengan jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar
untuk kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si
makan siang dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan
sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.

d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya kaili
Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan
mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang
mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu
mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan selalu meminta izin apabila ingin
pergi keluar rumah.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya
akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu
mengontrol perkembangan anak-anaknya.Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-
anaknya agar tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi
perintah paman yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik,
setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk
berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa
kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An.I
yang terlihat dapat bersosialisasi dengan lingkungan disekitar rumahnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga
masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang ini sudah ada
jaminan untuk masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang.
Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah
tidak bisa ditangani sendiri atau oleh obat warung.
Keluarga Tn.S sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.S
mengatakan tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja
dan Ny.S masih meiliki anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.\
VI. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Tn.S sebenarnya ingin mengontrol secara rutin minimal 2 kali dalam sebulan namun
dikarenakan Tn s sibuk bekerja sehingga Tn S hanya dapat mengontrol kesehatan
sekali dalam sebulan.

b. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor


Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi.
Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa .Anak-
anak belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-
anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.
c. Strategi adaptasi disfungsional
Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.
VII. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)

Komponen Bp. Sa Ibu. S Anak Si Anak I


Rambut dan kulit
Rambut dan kulit Rambut dan kulit
Rambut dan kulit kepala bersih, warna
kepala bersih, warna kepala bersih, warna
kepala bersih, warna hitam, lurus,
hitam, lurus, sebahu hitam. Rambut
hitam, lurus, tebal.
Kepala dan tipis. sebahu. Rambut pendek
Distribusi menyebar sebahu dan berkilau.
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
rata. Distribusi menyebar
rata. rata.
rata.
Isokor, bola mata Isokor, bola mata
Isokor, bola mata Isokor, bola mata
dapat mengikuti dapat mengikuti arah
dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah
arah gerakkan gerakkan tangan
gerakkan tangan gerakkan tangan
tangan pemeriksa, pemeriksa, tidak ada
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
tidak ada nyeri nyeri tekan, diameter
nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
Mata tekan, diameter pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi cahaya +/+,
cahaya +/+, cahaya +/+,
cahaya +/+,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis,   kornea anemis,   kornea
anemis,   kornea anemis,   kornea tidak
tidak ikhterik. tidak ikhterik.
tidak ikhterik. ikhterik.

Bentuk simetris, Bentuk simetris,


Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit sama warna kulit sama
warna kulit sama warna kulit sama
dengan kulit dengan kulit
dengan kulit dengan kulit
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau terdapat lesi atau
terdapat lesi atau terdapat lesi atau
Hidung cairan, mukosa cairan, mukosa
cairan, mukosa cairan, mukosa
hidung lembab, hidung lembab,
hidung lembab, hidung lembab,
terdapat bulu hidung, terdapat bulu
terdapat bulu hidung, terdapat bulu hidung,
uji pen hidung, uji
uji penciuman baik uji penciuman baik
penciuman baik (N
(N I) (N I)
ciuman baik (N I) I)
Daun telinga
Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris
simetris kiri dan
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
kanan,bersih, tidak
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
ada benjolan , tidak
tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak
bengkak, tidak ada
Telinga ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada
nyeri tekan pada
masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus, tidak ada
masteudeus, tidak
ada serumen. Klien ada serumen. Klien serumen. Klien dapat
ada serumen. Klien
dapat mendengar dapat mendengar mendengar dengan
dapat mendengar
dengan baik dengan baik baik
dengan baik

Bibir simetris, Bibir simetris,


Bibir simetris, Bibir simetris,
mukosa lembab, mukosa lembab, lidah
mukosa lembab, mukosa lembab,
lidah simetris, dapat simetris, dapat
lidah simetris, dapat lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan bergerak ke kiri dan
bergerak ke kiri dan bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII), kekanan (N XII),
kekanan (N XII), kekanan (N XII),
Mulut tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah
tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah
dapat merasakan dapat merasakan
dapat merasakan dapat merasakan
asam, asin, dan asam, asin, dan manis
asam, asin, dan asam, asin, dan
manis dengan baik. dengan baik. karang
manis dengan baik., manis dengan baik.
Gigi putih, karang gigi (-), gigi bolong
karang gigi (+). karang gigi (-).
gigi (+). 1.

 
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan, tidak ada menelan, tidakada menelan, tidak ada menelan, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
Leher dan getah bening getah bening getah bening getah bening
Tenggorokan
(-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak jugularis(-), tidak ada
tanda radang. tanda radang ada tanda radang tanda radang
Simetris, namun
Simetris, Simetris, Simetris,
pada saat batuk suara
Dada bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, bronkovesikuler, RR:
nafas terdapat ronchi
18 X/ menit. RR: 22 X/ menit. 24 X/ menit.
RR: 26 X/ menit.
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
Abdomen tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Gerakan tak terbatas,
Gerakan tak
mampu fleksi/
Gerakan tak terbatas, terbatas, mampu Gerakan tak terbatas,
ekstensi tanpa rasa
mampu fleksi/ fleksi/ ekstensi mampu fleksi/
nyeri tidak ada
ekstensi tanpa rasa tanpa rasa nyeri ekstensi tanpa rasa
benjol
nyeri tidak ada tidak ada benjolan, nyeri tidak ada
an, bengkak (-), benjolan, bengkak bengkak (-), benjolan, bengkak (-),
kemerahan (-), (-), kemerahan (-), kemerahan (-), kemerahan (-),
Ekstremitas
kekuatan otot normal kekuatan otot normal kekuatan otot kekuatan otot normal
mampu menahan mampu menahan normal mampu mampu menahan
tahan tahan an, refleks (+) menahan tahan an, tahan an, refleks (+)
refleks (+)
an, refleks (+) 55555 55555 55555 55555
55555 55555
55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555
55555 55555
Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
radang (-), sawo radang (-), kuning
Kulit radang (-), kuning radang (-), kuning
matang, tekstur langsat, tekstur
langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus
sedikit kasar. halus
Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang
Sedikit panjang,
panjang, terawat panjang, terawat panjang,
Kuku sianosis (-), tanda
bersih,sianosis(-), bersih,sianosis(-), bersih,sianosis(-),
radang (-), terawat.
tanda radang (-) tanda radang (-) tanda radang (-).
Suhu tubuh 36.6 o C 36,8 oC o
36.5 C 36.6 o C
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
TD 130/90 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg  

VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada
didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya
agar lebih menjaga kesehatan.
IX. Fungsi Perawatan Kesehatan ( Pengkajian Tahap II)
a. Masalah Kesehatan Keluarga pertama
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah
Tn.Sa yang menderita flek paru kurang labih 2 tahun yang lalu di tandai dengan
badan terasa lemah kadang batuk-batuk . Saat in Tn. S sedang manjalani pengobatan
selama 2 bulan.. Saat ini Tn Sa masih sering mengalami batuk. Ny.S mengataka
bahwa Tn S masih terkadang mengalami batuk disertai dahak dan sesak . Ny.Si tidak
mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita suaminya. Ny.Si
mengatakan, akibat dari batuk –batuk yang di alami suaminya, Tn.S jadi terganggu
tidurnya tidak nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat
suaminya mengalami batuk Ny S hanya di memberikan air hangat untuk
mengencerkan dahak. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat rapih. Ada
barang-barang yang diletakkan sesuai pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi
permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik
terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di
sekitaran sudut rumah. Ny. S mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke
puskesmas pembantu atau ke bidan karena puskesmas kecamatan letaknya jauh.Dan
kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap untuk pemeriksaannya.
b. Masalah Kesehatan Keluarga kedua
Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S
mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya
kambuh bila ia telat makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus
menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S
menyegerakan untuk makan dan minum obat maag. Penataan ruangan dirumah klien
masih terlihat kurang rapih.Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada
tempatnya.Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di
plester.Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa
dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah.
X. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah


Data Subyektif: Bersihan jalan nafas
Tidak efektif pada Tn S
 Keluarga mengatakan Tn masih
di keluarga Tn.Sa
sering mengalami batuk disertai
dahak dan sesak.
 Keluarga mengatakan Tn S
sementra dalam pengobatan
 Keluarga mengatakan hanya
memberikan air hangat pada saat
Tn S mengalami batuk
 
 Tn S mengatakan sulit tidur jika
batuknya kambuh.
Data Obyektif:
 Tn S tampak batuk
 TD.130/90 mmHg
 Nadi 80x/mnt
 RR 26x/ mnit
 Suhu 36,7ºC

2 Data Subyektif:  Gangguan rasa nyaman Gangguan rasa nyama


nyeri
 Ny.S mengatakan sudah
menderita maag sejak 2 tahun
lalu.
 Ny.S mengatakan sakit kambuh
ketika ia telat makan/ makan
tidak teratur.
 Ny.S mengatakan nyeri pada ulu
hati saat maagnya kambuh.
 Ny.S mengatakan hanya
mengkonsumsi obat warung saat
maagnya kambuh.

Data Obyektif :

Ttv

 TD: 110/80 mmHg


 N: 80x/menit
 RR: 18x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 BB : 47 kg

XI. SKALA PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


a. Diagnosa keperawatan keluarga I
Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan secret pada Tn.S di keluarga Tn.S

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah : aktual 3/3 X 1   1 Masalah adalah ancaman, dilihat dari
riwayat Tn.Si yang masih sering
Skala
mengalami batuk disertai dahak dan
sesak. Keluarga hanya memberikan
Aktual: 3
air hangat untuk mengencerkan
Risiko : 2 dahak.
Potensial : 1
Kemungkinan masalah Pengetahuan keluarga yang kurang
dapat diubah: Sebagian tentang penyakit dan cara
perawatannya. Keluarga hanya
Skala
memberikan air hangat untuk
2 ½X2 1
Mudah : 2 mengatasi keluhan batuk jika muncul.

Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
Masalah ini sudah cukup lama, dan
dicegah: Cukup
keluarga berkeinginan untuk
memeriksakan dan kontrol ke
Skala
puskesmas. Dan juga Ny.S
  3/3 X 1 1
Tinggi : 3 berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
Cukup : 2
dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani

Ny.S menginginkan agar dapat


Skala
  2/2 X 1 1 membantu mengatasi masalah Tn S
Segera : 2 dengan segera saat keluhannya timbul

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
  Jumlah     4  
b. Diagnosa keperawatan keluarga II
Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : aktual

Skala Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/


perutnya saat dirinya terlambat makan
1 Aktual: 3 3/3 X 1   1
dan memakan makanan pedas dan

Risiko : 2 asam.

Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian

Ny.S mengetahui jika dirinya telat


Skala
makan mkan maka maagnya akan
2 ½X2 1
Mudah : 2 kambuh namun prilaku Ny.S belum
bisa ia kontrol.
Sebagian : 1

Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup

Skala Masalah ini sudah lama,Ny,S


  2/3 X 1 2/3 berkeinginan agar dia bisa mengontrol
Tinggi : 3
pola makannya.

Cukup : 2

Rendah : 1
  Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Ny.S mengatakan nyeri saat gastritis
masalah perlu segera nya kambuh itu sangat mengganggu  
ditangani ia sangat ingin sekali disembuhkan.
Skala

Segera : 2

Tidak perlu segera 1:

Tidak dirasakan : 0
  Jumlah       3 2/3  

XII. Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
b. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)

XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa
No Tujuan Evaluasi
Keperawatan
    Umum Khusus Kriteria Standard
1 Bersihan Jalan Setelah di lakukan Setelah dilakukan Respon verbal TB Paru adalah
Nafas tidak efektif kunjungan rumah pertemuan 1 x 45 menit penyakit yang me
  dari keluarga
pada An.Si selama 5 x 45 diharapkan: yang dapat meny
terkait pengertian,
dikeluarga Tn. Sa menit keluarga siapa saja
 
1. Keluarga dapat penyebab, tanda
mampu merawat disebabkan oleh ba
mengenal tentang TB dan gejala TB
  anak dengan TB mycobacterium
Paru : Paru
Paru tuberculosis, tanda
  2. Menjelaskan
gejalanya adalah b
 
  pengertian TBC Paru
batuk terus me
 
dengan bahasa yang
  selama kurang leb
 
sederhana
  minggu dan berd
3. Menyebutkan
sesak nafas, k
penyebab TBC Paru keringat dingin
     
4. Menyebutkan tanda malam hari, dan
dan gejala TBC Paru badan menuru
     

 Setelah dilakukan  Akibat dari TB


     
pertemuan 1×45 menit adalah tuberku
    keluarga mampu  Respon verbal meningen, pnem
mengambil keputusan dan sikap dari tuberkulosis,
   
yang tepat untuk keluarga tentang kematian, dan
mengatasi maslaah TB akibat TB Paru penderita tidak te
   
Paru dengan cara dan keputusan minum obat pen
    menyebutkan akibat dari keluarga untuk akan menjadi lebih
TB Paru serta akibat dari mengatasi TB penyakitnya, pen
    tidak teratur minum obat Paru. menjadi makin
dan memutuskan untuk diobati, dan perlu w
   
 
merawat An. Si dengan lebih lama untuk
    TB Paru. sembuh.
 

       
 

  1. Setelah dilakukan Cara perawatan pen


 
pertemuan 1 x 45 TB Paru adalah m
    menit keluarga Respon verbal, obat secara te
mampu sikap,dan makan makanan
   
melakukan psikomotor bergizi, istirahat cu
    perawatan pada keluarga tentang menjaga keber
anggota keluarga cara perawatan lingkungan.
    yang menderita TB Paru & pencegahan penu
penyakit TB Paru pencegahan TB Paru de
   
dengan cara penularan TB memisahkan
    menjelaskan cara Paru perlengkapan m
perawatan dan anggota keluarga de
    pencegahan   pasien, menutup m
penularan TB saat bersin dan b
     
Paru, serta membuang d
mendemonstrasika pada tempatnya. P
     
n cara batuk batuk efektif: tarik
    efektif dan   dalam melalui hi
pembuangan dan hembuskan se
     
dahak pada pasien meniup balon seba
TB Paru. 3x dan waktu
     
ketiga batukkan
 
      buang dahak ke te
yang
 
      lysol/desinfektan
  tutup.
     

 
     

  Cara memodi
     
lingkungan yang
1. Setelah dilakukan
    mendukung
pertemuan 1×45
penyembuhan pen
    menit keluarga Respon verbal, TB Paru a
mampu sikap dan pencahayaan rua
    memodifikasi psikomotor yang cukup, ven
lingkungan untuk keluarga tentang rumah
    yang c
mencegah lingkungan yang jendela dibuka agar
    terjadinya dapat mendukung matahari bisa m
penularan dengan penyembuhan
kedalam ru
    cara menyebutkan penyakit TB Paru.
menjemur kasur, b
lingkungan-
    minimal 1minggu s
lingkungan yang  
dijemur,
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
   
   
 
    
  baik bagi pasien
  penyakit TB Paru.
   
   
    membuang d
    sembarangan tem
   
tapi gunakan k
   
    yang didalamnya s

  diisi cairan desinf


 
    seperti lysol, air s
    bayclean, agar k
   
TB Paru dapat mati.
   
   
 
   
   
 
   
 
 
 
 
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Dan Jam TUK
9 desember Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 : Subjektif:
2018 pada An.Si dikeluarga Tn. Sa
1. Mendiskusikan dengan keluarga  Keluarga d
tentang;
Pukul 10.00   kembali peng
 Pengertian TB Paru penyakit yang
Dx.1    Penyebab TB Paru paru-paru.
 Tanda dan gejala TB Paru
   
 Keluarga d
2. Memberi pendidikan kesehatan pada
    kembali Peny
keluarga tentang Pengertian TB Paru,
oleh bakte
    Penyebab TB Paru, Tanda dan gejala
tuberculosis.
TB Paru.
    3. Memberi kesempatan pada keluarga  Keluarga d
untuk mengiden-tifikasi Pengertian TB kembali tanda
   
Paru, Penyebab TB Paru, Tanda dan yaitu : batuk-
    gejala TB Paru. selama kurang
berdahak, se
     
keringat ding
dan berat bada
   

    4. Memberikan reinforcement positif Objektif:


seperti pujian atas kemampuan
 Keluarga tam
    keluarga mengidentifikasi
dengan seksa
Pengertian TB Paru, Penyebab TB
    diskusi berlan
Paru, Tanda dan gejala TB Paru.
 Terjadi ko
   
  berinteraksi d
 Keluarga t
   
5. Mengevaluasi pengetahuan menganggukk
    keluarga dan memberikan mengerti penj
kesempatan pada keluarga untuk berikan
  membandingkan pengetahuan yang  Keluarga ter
diberikan puji
  dimiliki keluarga dengan standar.
Analisa:
   
Masalah teratasi
   
memahami tenta
Paru, penyebab
   
gejala TB Paru.
   
 
   
Perencanaan:
   
Lanjutkan TUK 2
   
 
   

   

   

   

   

   

   

   

   

   
   

   

   

   

    Subjektif:

  TUK.2  Keluarga d
kembali Aki
  1. Menjelaskan dan berdiskusi pada
adalah pnemo
keluarga mengenai akibat dari penyakit TB
kematian, dan
 
Paru
teratur minum
  menjadi lebih
2. Menanyakan kembali pada keluarga
penyakit me
akibat TB Paru
 
diobati, dan
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil lama untuk da
 
keputusan dalam mengatasi TB Paru.  Keluarga m
  mengatasi d
4. Memberikan reinforcement positif atas
yang menderi
  keputusan yang diambil keluarga dalam
mengatasi TB Paru. Objektif
 
   Tampak kelu
9 desember dengan seks
2018  
berlangsung
 Terjadi ko
Pukul 16.00  
berinteraksi d
Dx.1    Tampak ke
menganggukk
mengerti penj
berikan
   
 Keluarga ters
diberikan puji
   
 Keluarga
    keputusan
anaknya.
   
 
   
Analisa
   
Masalah teratasi
   
memahami tenta
Paru jika tidak se
   
bahaya dari putu
    sudah mampu me

     

    Perencanaan:

    Lanjutkan TUK 3

     

     

     

   

   

    Subyektif
     Keluarga
kembali c
   
dengan
secara tera
  TUK 3:
yang berg
  1.Menjelaskan cara perawatan, pencegahan menjaga
penyakit TB Paru lingkunga
 
 Keluarga
2.Mengajarkan klien cara batuk efektif dan
kembali b
 
membuang dahak yang benar
penularan
  dengan
3.Menanyakan kembali cara perawatan,
memisahk
pencegahan penyakit TB Paru
 
makan
4.Menganjurkan kelien mempraktekkan dengan pa
 
kembali cara batuk efektif dan membuang saat bersi
  dahak ke tempatnya. membuang
tempatnya
  5.Memberikan reinforcement positif atas
hasil yang dicapai.  
 
  Objektif:
 
   Keluarga d
 
mempraktikka
 
nafas dalam
 
mengeluarkan
 
  tarik nafas da
  dan hembusk
 
balon sebany
 
yang ketiga ba
10 Mei 2014
 Keluarga tam
dengan seks
Pukul 11.00  
berlangsung
 Terjadi ko
Dx.1  
berinteraksi d
     Keluarga t
menganggukk
   
mengerti penj
berikan
   
 Keluarga ters
    diberikan puji

    Analisa

    Masalah teratasi

     

    Perenanaan

    Lanjutkan TUK 4

     

    Subjektif

     Keluarga d
tentang mod
    yang dapat
penyembuhan
   
dengan cara p
  TUK 4: yang cukup, v
cukup, jendel
  1. Mendiskusikan dengan keluarga matahari bis
tentang modifikasi lingkungan yang rumah, menj
  tepat untuk mendukung penyembuhan minimal 1min
TB Paru tidak me
 
2. Mendorong keluarga untuk sembarangan
mengidentifikasi lingkungan yang tepat kaleng yang
 
untuk mencegah TBC Paru diisi cairan de
  3. Memotivasi keluarga untuk
Objektif:
mengungkapkan kembali terhadap
 
bahasan yang telah didiskusikan
 Keluarga tam
4. Memberi reinforcement terhadap
  memikirkan
kemampuan keluarga mengungkapkan
keluarga
  kembali apa yang telah didiskusikan
memodifikasi
5. Memberi kesempatan keluarga
mencegah TB
  bertanya tentang hal yang belum jelas
 
   
Analisa:
   
Masalah teratas
   
sebagai fasilitator
   
Perencanaan:
   
Mempertahankan
  kemampuan
 
memodifikasi ling
   
Lanjtkan ke TUK
   
 
   
 
   
    Subjektif:

     Keluarga d
fasilitas kese
   
digunakan o
mencegah TB
   
sakit, Puskesm
  TUK 5:  Keluarga d
manfaat fasili
  6. Mendiskusikan dengan keluarga
memberikan
tentang fasilitas kesehatan yang
memberikan
 
tersedia
memberikan p
7. Mendiskusikan dengan keluarga
  membantu
untuk menyebutkan manfaat
kesehatan
  fasilitas kesehatan
 keluarga m
8. Mendorong keluarga untuk
membawa An
 
memanfaatkan fasilitas kesehatan
TB Paru ke
untuk mengatasi TBC Paru
  yang ada
9. Memberi reinforcement seperti
  pujian terhadap kemampuan  
keluarga menyebutkan kembali
11 Mei 2014 Objektif:
manfaat fasilitas kesehatan
10. Memberi kesempatan keluarga
Pukul 11.00  Keluarga
bertanya tentang hal yang belum
bertanya tenta
Dx.1 jelas
kesehatan
 Keluarga m
   
anggota kelua
  fasilitas keseh
 Keluarga tam
  dengan seks
berlangsung
 Terjadi ko
 
berinteraksi d
 Keluarga t
 
menganggukk
  mengerti penj
berikan
 
 Keluarga ters
diberikan puji
 

 
 

Analisa:
 

Masalah teratas
 
sebagai fasilitato
  untukmemeriksak
keluarganya ke fa
 
 
 
Planning:
 
Mempertahankan
  kemampuan
menggunakan fas
 
melakukan kintro
  TB Paru.

 
 

 
 

 
 

BAB V

PENUTUP

 Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada Tn S


sendiri denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan TB Paru.

A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn S dengan TB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko,
sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir
seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD,
FK, UI, 2005).
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah,
Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi
tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB
Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang
dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk
mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini Tn S tengah melakukan pengobatan. Oleh karena itu diperlukan perhatian
khusus untuk kepatuhan minum obat agar tidak terjadi putus obat dan perlunya PMO. Setelah
dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada Tn S secara baik dan
tuntas dengan harapan anaknya dapat sembuh total.Keluarga menyatakan keseriusannya
untuk menjalani pengobatan.

B. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada Tn S
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya


dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada Tn S dikeluarga
Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Malagya.2002.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta EGC.

Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina
Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I.


Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta. 

Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.

Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika. 

Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika. 

Padila.(2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga.Jogjakarta : Nuha Medika.

Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.

Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai