LAPORAN HASIL
OBSERVASI LAPANGAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
Penyakit dalam Keluarga di Puskesmas Cendrawasih
Andi Mardhatillah
11020130032
11020130048
11020130064
11020130080
Zainulhaq Hambali
11020130094
11020130114
Lesthary Kadir
11020130115
Merindafaulin Herman
11020130128
Wahyudi Kurnianto
11020130136
11020130149
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
2.
Keadaan Demografi
Adapun jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih
pada tahun 2015 adalah 38.497 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga sebanyak
8.950 Rumah Tangga. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin dan
jumlah Rumah Tangga ditiap Kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas
Cendrawasih tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel berikut:
N
Kelurahan
Laki -
Perempuan
Rumah
o
1
2
3
4
5
6
7
Sambung Jawa
Tamparang Keke
Karang Anyar
Baji M.Sunggu
Parang
Pabatang
Bontolebang
Laki
5.214
2.529
1.981
2.079
3.106
2.316
1.932
5.528
2.520
2.068
2.186
3.321
2.450
2.009
Tangga
2.264
1.138
849
1005
1617
1124
1106
3. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan milik Pemerintah, Swasta dan partisipasi masyarakat
yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas Cendrawasih turut berperan
dalam peningkatan status derajat kesehatan masyarakat dalam wilayah kerja
Puskesmas Cendrawasih.
Jenis sarana kesehatan yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas
Cendrawasih tahun 2015 terdiri dari :
1. Puskesmas
: 1 buah
2. Puskesmas Pembantu
: 1 buah
: 2 buah
4. Dokter Praktek
: 18 orang
: 3 Orang
: 5 orang
7. Apotik
: 13 buah
8. Posyandu
: 40 buah
MODUL 2
PENYAKIT DALAM KELUARGA (Kunjungan Ke Rumah)
LAPORAN KASUS I
TB PARU
IDENTITAS PASIEN :
Nama
: Tn. Y
Umur
: 52 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Bangsa/suku
: Makassar
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Nelayan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: 12 April 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: Batuk
Anamnesis Terpimpin
Dialami sejak 1 tahun yang lalu, terus menerus, disertai dengan lendir, keringat
malam, sesak tapi tidak mengalami penurunan berat badan. Setelah berobat 1
bulan diakui lendir sudah berkurang.
Riwayat Penyakit sebelumnya : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga (-)
PEMERIKSAAN FISIS:
Tinggi Badan
: 165 cm
Berat Badan
: 51 kg
Tanda Vital :
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 37,2C
Kepala
Abdomen
Thoraks
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BTA sputum (+) pada saat datang pertama kali 24 April 2016
BTA sputum (-) pada saat pemeriksaan terakhir 15 Juni 2016
DIAGNOSIS
TB paru
PENATALAKSANAAN
Pengobatan farmakologi yang diberikan :
OAT merah
Istirahat teratur
1. Profil Keluarga
Pasien tersebut (Tn. Y) adalah seorang Bapak yang tinggal bersama empat
anak dan istrinya status pendidikan terkahir SD dan berprofesi sebagai seorang
nelayan namun sekarang sedang beristirahat dan digantikan oleh anaknya.
6. Lingkungan
Pemukiman pasien terdapat pada lingkungan yang padat penduduk sehingga
kurang tertata. Kondisi kebersihan sekitar rumah cukup baik. Tidak terdapat
sampah yang berserakan disekitar rumah. Hubungan dengan tetangga juga
baik. Kurang lebih setahun lalu, ada seorang tetangga pasien sekaligus teman
kerjanya sebagai nelayan yang menderita TB. Namun, batuk yang dialami
teman pasien sudah lebih berat karena disertai pula darah. Saat ini teman
pasien tersebut masih dalam pengobatan.
DISKUSI
yang
.berobat
bulan
terakhir
maka
TINJAUAN TEORI
TB PARU
A.
Pengertian
Tuberkulosis (TB) adalah
penyakit
infeksius
terutama
yang
menyerang
(TB)
adalah
penyakit
tuberculosis
dengan
tuberkulosis
sistemik
Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4 m dan tebal 0,3-0,6
m dan digolongkan dalam basil tahan asam
(BTA).
Karakteristik
kuman
Mycobacterium
membangkitkan
sensitivitas
tuberculin,
juga
dapat
merangsang
LAPORAN KASUS II
DIABETES MELITUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Wiraswasta
Bangsa/suku
: Jawa
Agama
: Nasrani
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan utama
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak 2 hari tanpa ada riwayat trauma serta tidak disertai dengan rasa
nyeri. Sebelumnya pasien mengaku sering merasa kakinya kebas sehingga saat
ada luka pasien sulit menyadarinya. Tidak ada keluhan terkait sistem lain. Belum
pernah berobat sebelumnya. Nafsu makan baik, BAB dan BAK lancar.
Riwayat Penyakit sebelumnya: Riwayat Penyakit dalam Keluarga: Tidak ada riwayat DM dalam keluarga.
PEMERIKSAAN FISIS:
Tinggi badan
: 174 cm
Berat badan
: 80 kg
Tanda vital
Kepala
Abdomen
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Radiologi
: Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
Ulkus diabetik (Kaki diabetik)
PENATALAKSANAAN:
1. Farmakologi:
a. Metformin 500 mg, 2 x 1
b. Vitamin 1 x 1
c. Antibiotik
2. Non Farmakologi:
a. Atur asupan makanan
b. Olahraga teratur
c. Hindari stress
d. Istirahat yang cukup
pendidikan
terakhir
ialah
Sekolah
Menengah
Atas
(SMA),
pekerjaannya ialah seorang pegawai salon X, karir dari Tn.H sudah melonjak
dengan tingginya jam terbang sebagai pegawai salon, beliau sudah berkeliling
berbagai kota karena pekerjaannya. Tn.H juga baru menetap di Makassar
setelah ia mengetahui bahwa dia terkena penyakit gula, sebelumnya ia
menetap di Tenggarong, KalimantanPekerjaan sehari-hari adalah pegawai
salon. Rumah pasien dalam keadaan baik. Rumah terdiri dari 1 lantai.
Ventilasi dan pencahayaan dari rumah pasien termasuk kurang baik. Udara
dalam rumah cukup pengap. Pasien menggunakan sepeda motor untuk
transportasi sehari-harinya bekerja.
3. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga
4. Pola konsumsi makanan keluarga
Sebelum
terdiagnosis
Diabetes
Melitus,
pasien
memiliki
kebiasaan
TINJAUAN TEORI
KAKI DIABETIK
Definisi
Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan
komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes
bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).
3. Nyeri saat istirahat.
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak
dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.
Faktor Risiko Terjadinya Kaki Diabetik
Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami
masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)
membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi
karena tidak dirasakannya. Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma
misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal
yang sempit dan bahan yang keras. Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam
waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau
yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang
yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk
mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan
tulang).
Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel
pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara
lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama).
Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan
bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian
dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak
jarang memerlukan tindakan amputasi.
Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah
dan hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi
dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu,
dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat
munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri
patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh
subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes
yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi.
Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan
tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob
berkembang biak.
Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum
penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan
sel darah putih memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar
gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD
menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena
penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok. Kuman pada
borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa
berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat).
Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita
diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain:
1. Luka kecelakaan
2. Trauma sepatu
3. Stress berulang
4. Trauma panas
5. Iatrogenik
6. Oklusi vascular
7. Kondisi kulit atau kuku
Faktor Risiko Demografis
a. Usia Semakin tua semakin berisiko
b. Jenis kelamin Laki-laki dua kali lebih tinggi. Mekanisme perbedaan jenis
kelamin tidak jelas mungkin dari perilaku, mungkin juga dari psikologis
c. Etnik Beberapa kelompok etnik secara signifikan berisiko lebih besar terhadap
komplikasi kaki. Mekanismenya tidak jelas, bisa dari faktor perilaku,
psikologis, atau berhubungan dengan status sosial ekonomi, atau transportasi
menuju klinik terdekat.
d. Situasi social hidup sendiri dua kali lebih tinggi
Faktor Risiko Perilaku
Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi
kaki diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.
Faktor risiko lain
a. Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus)
b. Berat badan
c. Merokok
Patofisiologi dan Patogenesis Kaki Diabetik
Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang
menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar
arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian
bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap timbulnya
kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke
kulit maupun jaringan lain, sehingga menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh.
Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa penyebab
seperti sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai kelainan seperti
neuropati, angiopati yang merupakan faktor endogen dan trauma serta infeksi
yang merupakan faktor eksogen yang berperan terhadap terjadinya kaki diabetik.
Predileksi paling sering terjadinya ulkus pada kaki diabetik adalah bagian
dorsal ibu jari dan bagian proksimal & dorsal plantar metatarsal.
Klasifikasi Kaki Diabetik
Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi :
1. Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan pembentukan
kalus claw
Referensi:
Armstrong, D & Lawrence, A . Diabetic Foot Ulcers,Prevention,Diagnosis and
Classification. 1998. http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html,. Diakses
tanggal 16 Juni 2016.harcot Foot.
Lampiran Foto