Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI

Stenosis Katup Mitral (Mitral Stenosis) merupakan penyempitan pada lubang katup
mitral yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri
ke ventrikel kiri.Merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri
melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup mitral.kelainan struktur mitral ini
menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat
diastol.
Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal,
kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek. Diameter
transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup mitral dan
pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat. Meningkatnya tekanan vena pulmonalis
menyebabkan diversi darah yang nampak dengan radiografi berupa pelebaran relatif pembuluh
darah untuk bagian atas paru dibandingkan dengan pembuluh darah untuk bagian bawah paru.
Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan
menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit
(stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan
seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya.
EPIDEMIOLOGI
Di negara-negara maju, insidens dari mitral stenosis telah menurun karena berkurangnya
kasus demam rematik sedangkan di negara-negara yang belum berkembang cenderung
meningkat.
Negara berkembang, seperti Indonesia, menjadi sarang penyakit infeksi. Dengan
kekerapan faringitis yang tinggi, risiko terjadinya stenosis mitral akibat penyakit jantung rematik
menjadi makin tinggi, pada akhirnya juga akan meningkatkan tindakan intervensi penggantian
katup menggunakan balloon mitral valvuloplasty (BMV) dengan metode yang terus direvisi.
ETIOLOGI
Penyebab tersering adalah endokarditis reumatika,akibat reaksi yang progresif dari
demam reumatik oleh infeksi steptokokus.penyebab lain walaupun jarang dapat juga stenosis
mitral kongenital, deformitas parasut mitral,vegestasisystemic lupus erythematosus (SLE),
karsinosis sistemik, deposit amiloid, akibat obat fenfluramin/phenteramin,Rhematoid arthritis
(RA),serta kalsifikasi annulus maupun daun katup pada usia lanjut akibat proses degeneratif.
Beberapa keadaan juga dapat menimbulkan obstruksi aliran darah ke ventrikel kiri
seperti cor iriatrium,miksoma atrium serta trombus sehingga menyerupai stenosis mitral.
Dari pasien dengan penyakit jantungkatup ini 60% dengan riwayat demam
reumatik,sisanya menyangkal.selain daripada itu 50% pasien dengan karditis reumatik akut tidak
berlanjut sebagai penyakit jantung katup secara klinik (Rahimtoolo).
FAKTOR RESIKO

Katup mitral adalah katup jantung yang paling banyak terkena pada pasien dengan
penyakit jantung rematik.yang pada saat ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa
Barat. Karena itu di wilayah tersebut, stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang
pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak mendapatkan
antibiotik.
Dua pertiga pasien kelainan ini adalah wanita.Gejala biasanya timbul antara umur 20
sampai 50 tahun. Gejala dapat pula nampak sejak lahir, tetapi jarang sebagai defek tunggal. Bayi
yang lahir dengan kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, kecuali jika telah
menjalani pembedahan.
PATOFISIOLOGI
Stenosis mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fungsi komisura katup mitral pada
waktu fase penyembuhan demam rematik.terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa mengakibatkan
lubang katup mitral pada waktu diastolik lebih kecil dari normal. Mitral stenosis murni terdapat
pada kurang lebih 40% dari semua penderita penyakit jantung reumatik. Terdapat periode laten
antara 10-20 tahun, atau lebih, setelah suatu episode penyakit jantung rematik; dengan demikian
tidak akan terjadi onset dari gejala mitral stenosis sebelumnya.
Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir katup
mitral.hal ini akan meningkatan tekanan diruang atrium kiri,sehingga timbul perbedaan tekanan
antara atrium kiri dan ventrikel kiri waktu diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak berhasil
mengalirkan jumlah darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.akan terjadi bendungan
pada atrium kiri dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan kapiler paru.bendungan
ini akan menyebabkan terjadinya sembab interstisial kemudian akan terjadi sembab
alveolar.pecahan vena bronkialis akan menyebabkan hemoptisis.
Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat,kemudian terjadi
pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada katub trikuspid atu pulmonal.akhirnya vena2
sistemik akan mengalami pembendungan pula.bendungan hati yang berlangsung lama akn
mendapatkan fungsi hati. Kompensasi pertama tubuh untuk menaikkan curah jantung adalah
takikardi.tetapi kompensasi ini tidak selamanya menambah curah jantung karena pada tingkat
tertentu akan mengurangi masa pengisian diastolik.rengangan otot-otot atrium dapat
menyebabkan gangguan elektris sehingga terjadi fibrilasi atrium.hal ini dapat menganggu
penggisian ventrikel dari atrium dan memudahkan pembentukan trombus di atrium kiri.
Derajat berat ringannya stenosis mitral,selain berdasarkan gradien transmitral,dapat juga
ditentukan oleh luasnya area katup mitral,serta hubungan antara lamanya waktu antara penutupan
katup aorta dan kejadian opening snap.Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis
mitral sebagai berikut:
1.
Minimal : bila area >2,5 cm2
2.
Ringan: bila area 1,4-2,5 cm2
3.
Sedang: bila area 1-1,4 cm2
4.
Berat: bila area <1,0 cm2
5.
Reaktif : bila area <1,0 cm2

Keluhan dan gejala stenosis mitral mulai akan muncul bila luas area katup mitral menurun
sampai seperdua normal (<2-2,5 cm2).
PERJALANAN PENYAKIT
Stenosis mitral merupakan suatu proses progresif kontinyu dan penyakit seumur
hidup.merupakan penyakit a disease of plateaus yang pada mulanya hanya ditemui tanda dari
stenosis mitral yang kemudian dengan kurun waktu (10-20 thn)akan diikuti dengan
keluhan,fibrilasi atrium dan akhirnya keluhan disabilitas. Di luar negeri periode laten bisa
berlangsung lebih lama sampai keluhan muncul,sedangkan dinegara kita manifestasi muncul
lebih awal,hal ini dapat karena tidak atau lambatnya terdeteksi,pengobatan yang kurang adekuat
pada fase awalnya.
Angka 10 tahun survival pada stenosis mitral yang tidak diobati berkisar 50%-60%, bila
tidak disertai keluhan atau minimal angka meningkat 80%.Dari kelompok ini 60% tidak
menunjukan progresi penyakitnya. Tetapi bilo simtom muncul biasanya ada fase plateu selama 520 tahun sampai keluhan itu benar2 berat,menimbulkan disabilitas.pada kelompok pasien dengan
kelas III-IV prognosis jelek dimana angka hidup dalam 10 tahun <15%.
Apabila timbul fibrilasi atrium prognosisnya kurang baik (25% angka harapan hidup 10
th) dibanding pada kelompok irama sinus (46% angka harapan hidup 10 tahun). Risiko terjadinya
emboli arterial secara bermakna meningkat pada fibrilasi atrium.
MANIFESTASI KLINIK
Sebagian besar pasien menyangkal riwayat demam reumatik sebelumnya keluhan
berkaitan dengan tingkat aktifitas fisik dan tidak hanya ditemukan oleh luasnya lubang
mitral,misalnya: wanita hamil.keluhan dapat betupa takikardi,dispnea,takipnea,atau ortopnea,dan
denyut jantung tidak teratur.tak jarang terjadi gagal jantung,batuk darah,atau tromboemboli
cerebral maupun perifer Jika kontraktilitas ventrikel kanan masih baik sehingga tekanan arteri
pulmonalis belum tinggi sekali,keluhan lebih mengarah pada akibat bendungan atrium kiri,vena
pulmonal dan interstisial paru.
Jika ventrikel kanan sudah tak mampu mengatasi tekanan tinggi pada arteri
pulmonalis,keluhan beralih kearah bendunga vena sistemik,terutama jika sudah terjadi
insufisiensi trikuspid dengan atau tanpa fibrilasi atrium. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
bising mid diastolik yang bersifat kasar, bising menggerendang (rumble), aksentuasi
peristolik,dan mengerasnya bunyi jantung satu.Komponen pulmonal bunyi jantung kedua dapat
mengeras disertai bising sistolik karena adanya hipertensi pulmonal.
Pada fase lanjutan,ketika sudah terjadi bendungan interstisial dan alveolar paru,akan
terdengar ronki basah atau mengi pada pada fase ekspirasi. Jika hal ini berlanjut terus dan
menyebabkan gagal jantung kanan. Keluhan dan tanda - tanda edema paru akan berkurang atau
menghilang dan sebaliknya tanda - tanda bendungan sistemik akan menonjol (peningkatan
tekanan vena jugularis,hepatomegali,asites dan edema tungkai).pada fase ini biasanya tanda tanda gagal hati akan mencolok, seperti ikterus, menurunnya protein plasma, hiperpigmentasi
kulit (fase mitral), dan sebagainya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiogram
Perubahan elektrokardiogram pada penderita stenosis mitral tergantung pada derajat
stenosis,lamanya stenosis dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada stenosis mitral yang
ringan mungkin hanya akan terlihat gambaran P mitral berupa takik (notching) gelombang P
dengan gambaran QRS yang masih normal.
Pada tahap yang lebih jauh akan terlihat perubahan aksis frontal yang bergeser
kekanan dan kemudian akan terlihat gambaran rs atau RS pada hantaran prekordial
kanan.bila terjadi perputaran jantung karena dilatasi/hipertrofi ventrikel kanan, gambaran
EKG prekordial kanan dapat menyerupai gambaran komplek intrakaviter kanan atau infark
dinding anterio r(qR atau qr di V1). Pada keadaan ini biasanya sudah terjadi regurgitasi
trikuspid yang berat karena hipertensi pulmonal yang lanjut.
Gambaran elektrokardiogram dapat pula normal jika terjadi keseimbangan listrik
karena suatu stenosis katup aorta yang menyertainya.pada stenosis mitral reumatik sering
dijumpai adanya fibrilasi/flutter atrial. fibrilasi/flutter atrium sering dimulai dengan suatu
ekstra sistol atrium paroksimal.

Rontgen Thorax
Gambaran foto thorax pada stenosis mitral dapat berupa pembesaran atrium kiri,
pelebaran arteri pulmonal (karena peninggian tekanan), aorta yang relatif kecil (pada
penderita dewasa dan fase lanjut penyakit), dan pembesaran ventrikel kanan. Kadang terlihat
perkapuran didaerah katup mitral atau perikard. Pada paru terlihat tanda tanda bendungan
vena.
Mitral stenosis menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahanperubahan pembuluh darah paru-paru. Perubahan pembuluh darah paru ini tergantung pada
beratnya mitral stenosis dan kondisi dari jantung.
Konveksitas dari batas kiri jantung mengindikasikan bahwa stenosis menonjol. Pada
kebanyakan kasus terdapat dua kelainan yakni stenosis mitral dan insufisiensi mitral, dimana
salah satunya menonjol. Ventrikel kiri juga sangat melebar ketika insufisiensi mitral terlibat
secara signifikan. Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan mitral stenosis yaitu
adanya double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya
garis-garis septa yang terlokalisasi.

Ekokardiogram
Pemeriksaan ekokardiografi M-mode dan 2D-doppler sangat penting peranannya dalam
diagnostik. Teknik ini mampu menentukan derajat stenosis katup mitral, dimensi ruang
ruang jantung,ada tidaknya kelainan penyerta terutama regurgitasi mitral, stenosis atau
regurgitasi aorta, serta ada tidaknya trombus pada atrium kiri. Untuk menentukan morfologi

dan dinamik katup mitral dan struktur subvalvar dapat dilakukan dengan cara Gerald atau
Wilkins.

Laboratorium
Tidak adanya gambar yang khas,pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk membantu
penentuan adanya reaktivasi reuma.

Penyadapan jantung dan angiografi


Tujuan penyadapan jantung pada stenosis mitral adalah mengukur tekanan di ruang ruang jantung untuk menilai derajat hipertensi pulmonal,penentuan gradien lewat katub
mitral (kurva simultan wedge dan ventrikel kiri atau kurva simultan atrium kiri dan ventrikel
kiri jika dilakukan pungsi transpetal), adanya regurgitasi mitral (kurva wedge
pulmonal),adanya regurgitasi atau stenosis trikuspid (kurva atrium kanan).
Pungsi transpetal pada penyadapan jantung untuk diagnostik dilakukan bila sulit
mendapat tekanan wedge baik karena kesulitan menempatkan kateter misalnya pada
regurgitasi trikuspid atau pulmonal yang hebat atau kesulitan mendapatkan tekanan wedge
yang representatif karena hipertensi pulmonal.
Fluroskopi pada waktu penyadapan jantung dapat digunakan untuk menilai
pengapuran pada katup mitral/struktur subvalvular,struktur atrium kiri serta perikardium.
Perkapuran atrium kiri terutama terjadi dari perkapuran trombus yang terlihat
didaerah apendiks atrium kiri (pinggang jantung), di daerah posterior atau daerah septum
atrium. Perkapuran perikardium terlihat didaerah siluet luar dari jantung dan menunjukan
adanya proses perikarditis yang terjadi sewaktu demam rematik.
Angiokardiografi dilakukan dengan tujuan terutama menentukan bentuk anatomik
ruang-ruang jantung terutama ventrikel kiri,menghitung rasio jarak mitral subvalvular (mitral
subvalvular distance ratio/MSDR), dan adanya regurgitasi mitral, aorta atau trikuspid.

Kateterisasi
Seperti disebutkan diatas dulu kateterisasi merupakan standar baku untuk diagnosis dan
menentukan berat ringan stenosis mitral. Walaupun demikian pada keadaan tertentu masih
dikerjakan setelah suatu prosedur eko yang lengkap. Saat ini kateterisasi dipergunakan secara
primer untuk suatu prosedur pengobatan intervensi non bedah yaitu valulotomi dengan balon.

DIAGNOSIS BANDING
1. Insufisiensi mitral
Bentuk jantung pada insufisiensi mitral ini hampir sama dengan stenosis mitral. Pada
insufisiensi mitral, ventrikel kiri nampak besar; sedang pada stenosis mitral ventrikel kiri
normal atau mengecil.

2. Regurgitasi Aorta
Hipertrofi ventrikel kiri yang jelas, pengurangan bunyi jantung pertama (S1) dan tidak
adanya opening snap pada auskultasi menyokong kearah regurgitasi aorta.
PROGNOSIS
Prognosis penyakit ini bervariasi. Gangguan dapat saja ringan, tanpa gejala, atau menjadi berat.
Riwayat yang banyak terjadi pada mitral stenosis adalah:
a) Timbulnya murmur 10 tahun setelah masa demam rematik
b) 10 tahun berikutnya gejala berkembang
c) 10 tahun berikutnya sebelum penderita mengalami sakit serius.
Komplikasi dapat berat atau mengancam jiwa. Mitral stenosis biasanya dapat dikontrol dengan
pengobatan dan membaik dengan valvuloplasty atau pembedahan. Tingkat mortalitas post
operatif pada mitral commisurotomy adalah 1-2% dan pada mitral valve replacement adalah 25%.
TATALAKSANA
Pada setiap pasien stenosis mitral anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap harus
dilakukan. Prosedur penunjang EKG, foto toraks ekokardiografi seperti yang telah disebutkan
diatas harus dilakukan secara lengkap.
Pada kelompok pasien stenosis mitral yang asimtomatik, tindakan lanjutan sangat tergantung
dengan hasil pemeriksaan eko. Sebagai contoh pasien aktif asimtomatik dengan area > 1,5 cm 2,
gradient <5 mmHg, maka tida perlu dilakukan evaluasi lanjutan, selain pencegahan terhadap
kemungkinan endokarditis. Lain halnya bila pasien tersebut dengan area mitral < 1,5 cm2.
Prinsip dasar penatalaksanaan adalah melebarkan lubang katup mitral yang
menyempit.tetapi indikasi intervensi ini hanya untuk pasien kelas fungsional III (NYHA) ke
atas.intervensi dapat bersifat bedah dan non bedah.pengobatan farmakologis hanya diberikan
apabila ada tanda-tanda gagal jantung,aritmia,ataupun reaaktivasi reuma. Profilaksis reuma harus
diberikan sampai umur 25 tahun, walaupun sudah dilakukan intervensi.bila sudah umur 25 tahun
masih terdapat tanda-tanda reaktivasi, maka profilaksis dianjurkan 5 tahun lagi.
Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut
jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium. Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga
akan memperkuat denyut jantung.
Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara mengurangi
volume sirkulasi darah. Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan,
mungkin perlu dilakukan perbaikan atau penggantian katup. Pada prosedur valvuloplasti balon,
lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui
vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam katup, balon digelembungkan dan akan
memisahkan daun katup yang menyatu. Jika penyakitnya berat, katup perlu diperbaiki atau
diganti sebelum ventrikel kiri menjadi sangat tidak normal sehingga kelainannya tidak dapat
diatasi.

Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki katup (valvuloplasti) atau


menggantinya dengan katup mekanik maupun katup yang sebagian dibuat dari katup babi.
Memperbaiki katup bisa menghilangkan regurgitasi atau menguranginya sehingga gejala dapat
ditolerir dan kerusakan jantung dapat dicegah. Setiap jenis penggantian katup memiliki
keuntungan dan kerugian. Katup mekanik biasanya efektif, tetapi menyebabkan meningkatnya
resiko pembentukan bekuan darah, sehingga biasanya untuk mengurangi resiko tersebut
diberikan antikoagulan.
Katup babi bekerja dengan baik dan tidak memiliki resiko terbentuknya bekuan darah,
tetapi tidak mampu bertahan selama katup mekanik. Jika katup pengganti gagal, harus segera
diganti. Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan. Jika
kerusakan katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian
dibuat dari katup babi. Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada
penderita diberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup
jantung.
PENCEGAHAN
Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik,
yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi
tenggorokan oleh streptokokus) yang tidak diobati.
DAFTAR PUSTAKA
1.

Lily ismudianti rilantono, Faisal baraas, Santoso karo-karo, Poppy surwianti roebiono, Buku
Ajar KARDIOLOGI,FKUI Jakarta 1996;hal135-139

2.

Mansjoer Arief, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi,Wardhani Wahyu Ika, Setiowulan


Wiwiek, Kardiologi Dalam Kapita Selekta Kedokteran,Edisi ketiga jilid satu, Media Aesculapius
FKUI,Jakarta 2001;hal 443-444

3.

Prof.Dr.Ahmad H.Asdie,Sp.PD-KE.Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam,Edisi


13,Volume 3,EGC,Jakarta 2000;hal 1185-1190

4.

Aru W Sudoyo,Bambang setiyohadi,Idrus Alwi,Narcellus Simadibrata K,Siti Setiati, Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Edisi IV,Jilid III,Balai Penerbitan FKUI,Jakarta Mei 2007;hal 15811586

5.

http ://www.Astaqauliyah.com 2008

6.

http ://www.Majalah.farmacia.com Edisi Febuari 2008 (vol.7 no.7)

7.

http ://www.Medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai