Anda di halaman 1dari 14

EFIKASI KLINIK BISOPROLOL

SEBAGAI TERAPI TUNGGAL DAN KOMBINASI


Hermawan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Pariwisata semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf sosial dan ekonomi. Dari
tahun ke tahun semakin banyak orang yang melakukan wisata, baik secara lokal maupun
mancanegara. Wisatawan memiliki beberapa faktor risiko kesehatan yang akan
mengganggu perjalanan wisata mereka, salah satunya hipertensi. Penatalaksaan hipertensi
mencangkup 2 hal, yaitu modifikasi gaya hidup dan terapi farmakologis. Pasien hipertensi
pada mulanya disarankan untuk melakukan terapi modifikasi gaya hidup. Akan tetapi
pasien yang gagal mencapai target tekanan darah dengan modifikasi gaya hidup, disarankan
untuk melanjutkan terapi dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi. Obat-obatan
hipertensi dapat dibagi kedalam beberapa kelas besar, antara lain ACE Inhibitor, Beta
Blocker, ARB, Calcium Channel Blocker, dan Diuretic. Bisoprolol merupakan salah satu
agen antihipertensi yang termasuk dalam kelas beta blocker. Bisoprolol dapat digunakan
sebagai terapi tunggal maupun terapi kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya.
Mekanisme kerja bisoprolol masih belum banyak dapat dimengerti. Terdapat beberapa
hipotesis mengenai mekanisme bisoprolol antara lain menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin, serta menghambat sistem saraf simpatis. Terdapat banyak
penelitian yang menguji efikasi bisoprolol dalam menurunkan tekanan darah. Suatu studi di
India menyatakan bahwa bisoprolol dapat digunakan secara efektif sebagai terapi lini
pertama dalam hipertensi. Penelitian lain yang membandingkan efikasi bisoprolol dengan
nebivolol melaporkan bahwa penggunaan bisoprolol dapat menurunkan tekanan darah
secara efektif sama seperti nebivolol. Selain itu bisoprolol juga dapat dikombinasikan
dengan HCTZ dalam menurunkan tekanan darah secara lebih efektif karena menimbulkan

efek sinergis. Selain dapat menurunkan tekanan darah, bisoprolol juga memiliki efek yang
menguntungkan pada berbagai parameter metabolik, seperti penurunan LDL, peningkatan
HDL, penurunan trigliserida, serta penurunan CRP. Penggunaan bisoprolol dihubungkan
dengan terjadinya beberapa efek samping, misalnya pusing, nyeri kepala, mual, muntah,
disfungsi ereksi, serta peningkatan berat badan.
Kata kunci : efikasi, bisoprolol, terapi tunggal, terapi kombinasi

CLINICAL EFFICACY OF BISOPROLOL AS MONOTHERAPY AND


COMBINATION THERAPY
ABSTRACT
Tourism increased along with the increase in the social and economic level. From year to
year more and more people are doing the tours, both locally and overseas. Travelers have
several health risk factors that would interfere with their travel, including hypertension.
Management of hypertension covers two things, namely lifestyle modification and
pharmacologic therapy. Hypertensive patients initially recommended lifestyle modification
therapy. However, patients who fail to achieve a target blood pressure with lifestyle
modifications, is advisable to continue therapy using antihypertensive drugs. Hypertensive
drugs can be divided into several major classes, including ACE inhibitors, beta blocker,
ARB, calcium channel blocker, and diuretic. Bisoprolol is one antihypertensive agent that
belongs to a class of beta blockers. Bisoprolol may be used as monotherapy or combination
therapy with other antihypertensive drugs. Mechanism of action of bisoprolol is not widely
understood. There are several hypotheses about the mechanism of bisoprolol including
lowering cardiac output, inhibits renin release, and inhibit the sympathetic nervous system.
There are many studies that tested the efficacy of bisoprolol in lowering blood pressure. A
study in India states that bisoprolol can be used effectively as a first-line therapy in
hypertension. Another study comparing the efficacy of nebivolol and bisoprolol reported

that the use of bisoprolol can lower blood pressure as effectively as nebivolol. Besides that,
bisoprolol can also be combined with HCTZ in lowering blood pressure more effectively
because of synergistic effect. In addition to lowering blood pressure, bisoprolol also has
beneficial effects on various metabolic parameters, such as decrease in LDL,
triglycerides, ,CRP, and increase in HDL. The use of bisoprolol associated with the
occurrence of some side effects, such as dizziness, headache, nausea, vomiting, erectile
dysfunction, and weight gain.
Key words : efficacy, bisoprolol, monotherapy, combination therapy
PENDAHULUAN
Sampai saat ini hipertensi merupakan suatu keadaan yang menjadi masalah karena
beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, meningkatnya jumlah pasien
yang masih belum mendapatkan pengobatan yang adekuat, serta adanya penyakit penyerta
yang memperburuk kondisi penderita hipertensi.1 Selain itu, hipertensi juga dikenal sebagai
salah satu faktor pencetus berbagai macam penyakit kardiovaskular, seperti stroke, gagal
jantung, serta penyakit ginjal.
Diperkirakan 600 juta penduduk diseluruh dunia menderita hipertensi. Suatu studi
di Amerika menunjukan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa
adalah sekitar 29-31%.1 Data itu menunjukan bahwa terdapat 58-65 juta orang hipertensi di
Amerika.1 Hipertensi essensial merupakan 95% dari kasus.1 Sedangkan studi di India
menyatakan bahwa prevalensi hipertensi adalah sebanyak 20%, dimana 70% dari penderita
tersebut menderita hipertensi stage 1.2
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7), hipertensi
digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain normal, prehipertensi, hipertensi stage 1,
dan hipertensi stage 2. Pasien dikategorikan memiliki tekanan darah normal jika memiliki
tekanan darah sistolik <120 mmHg dan diastolik sebesar <80 mmHg. Dikategorikan
sebagai prehipertensi jika tekanan darah sistolik sebesar 120-139 mmHg dan diastolik

sebesar 80-89 mmHg. Penderita dikategorikan sebagai hipertensi stage 1 jika memiliki
tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
Dikategorikan sebagai hipertensi stage 2 jika tekanan darah sistoliknya 160 atau tekanan
darah diastoliknya 100.3
Selain dikategorikan menurut JNC 7, hipertensi juga dapat dikategorikan menurut
penyebabnya, antara lain hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang penyebab pastinya belum diketahui,
sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang telah diketahui penyebabnya.
Penyebab hipertensi sekunder misalnya penyakit pada ginjal, kelainan kelenjar adrenal,
kelainan neurogenik, pengaruh obat-obatan, dan lain sebagainya.1
Penatalaksaan hipertensi dapat dibagi menjadi 2, yaitu dengan modifikasi gaya
hidup dan terapi farmakologis. Penderita hipertensi yang gagal mencapai target tekanan
darah hanya dengan modifikasi gaya hidup, disarankan untuk melakukan terapi
farmakologis.

Terapi

farmakologis

dilakukan

dengan

menggunakan

obat-obatan

antihipertensi yang dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain ACE inhibitor, ARB, Beta
Blocker, Calcium Channel Blocker, dan Diuretic dengan berbagai kebaikan dan keburukan
masing-masing. Terapi ini dapat dilakukan secara monoterapi ataupun secara kombinasi.
Beta blocker pada mulanya dianggap memiliki efikasi yang lebih rendah
dibandingkan dengan obat antihipertensi golongan lain. Akan tetapi setelah dilakukan
beberapa penelitian, ditemukan bahwa ternyata beta blocker mampu menurunkan tekanan
darah, baik sistolik maupun diastolik. Walaupun tidak semua obat pada golongan ini dapat
menurunkan tekanan darah secara signifikan, obat golongan beta blocker memiliki manfaat
pada pasien penyakit kardiovaskular. Bisoprolol merupakan salah satu obat golongan beta
blocker. Terdapat beberapa studi yang menyimpulkan bahwa bisoprolol dapat digunakan
secara efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.4
Mekanisme kerja bisoprolol
Bisoprolol merupakan salah satu obat dari kelas beta blocker yang selektif terhadap
reseptor 1.5 Cara kerja bisoprolol sebagai terapi hipertensi masih belum banyak dapat
dimengerti. Terdapat beberapa hipotesis mengenai mekanisme bisoprolol dalam

menurunkan tekanan darah, antara lain dalam kaitannya dengan penurunan denyut dan
curah jantung, menghambat pelepasan renin, dan menghambat sistem saraf simpatis.5
Katekolamin dapat mengaktivasi reseptor 1 yang ada pada jantung yang akan
mengakibatkan peningkatan denyut dan kontraktilitas otot jantung. Peningkatan denyut dan
kontraktilitas jantung akan mengakibatkan peningkatan curah jantung yang berujung pada
peningkatan tekanan darah. Bisoprolol bekerja dengan cara memblok reseptor 1 sehingga
akan mengakibatkan terjadinya penurunan kontraktilitas otot dan denyut jantung, yang
selanjutnya akan berakibat pada penurunan curah jantung dan juga tekanan darah.6
Renin merupakan suatu substansi yang dilepas oleh ginjal yang dapat meningkatkan
tekanan darah. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I yang
selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan suatu
vasokonstriktor yang kuat. Pelepasan renin dimediasi oleh sistem saraf simpatis melalui
reseptor 1 yang ada pada sel juxtaglomelural yang terdapat pada ginjal. Bisoprolol dapat
memblok reseptor 1 pada ginjal, sehingga dapat menghambat pelepasan renin yang akan
mengakibatkan penurunan tekanan darah.6
Bisoprolol juga dapat menghambat sistem saraf simpatis pada sistem saraf pusat
dengan cara memblokade area presinap. Blokade ini mengakibatkan terhambatnya
pelepasan katekolamin. Seperti yang telah disebutkan, katekolamin dapat merangsang
reseptor 1 pada jantung dan ginjal, sehingga penghambatan pelepasan katekolamin akan
berefek pada penurunan curah jantung dan pelepasan renin. Penurunan curah jantung dan
penurunan pelepasan renin akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara
signifikan.6
Selain itu terdapat pula beberapa mekanisme bisoprolol dalam mengurangi tekanan
darah, antara lain mengurangi aliran balik vena dan volume plasma, meningkatkan NO
sehingga mengurangi tahanan vaskuler, mengurangi tonus vaskuler dan vasomotor,
meningkatkan compliance vaskuler, serta me-reset level baroreseptor. Akan tetapi belum
terdapat studi yang menjelaskan mekanisme ini secara lebih terperinci.6

EFIKASI KLINIK BISOPROLOL


Efikasi bisoprolol sebagai monoterapi pada pasien hipertensi
Suatu studi di India (BRIGHT) menyatakan bahwa bisoprolol dapat digunakan
secara efektif sebagai terapi lini pertama hipertensi. Studi yang diikuti oleh 2161 pasien ini
mendapatkan hasil bahwa penggunaan bisoprolol selama 12 minggu dapat menurunkan
tekanan darah sistolik secara signifikan dari 155,59 mmHg menjadi 130,29 mmHg (-25,29
mmHg). Sama seperti tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik juga mengalami
penurunan yang signifikan dari 95,66 mmHg menjadi 81,52 mmHg (-14,14 mmHg). Selain
itu, rata-rata denyut jantung juga mengalami penurunan yang signifikan dari 85,34 menjadi
73,28 (-12,06) denyut permenit. Kecepatan respon dari penggunaan bisoprolol pada minggu
kedua adalah sebesar 40,77%, kemudian meningkat sebesar 26,19%, 17,82%, 11,66% pada
minggu ke-4, ke-8, dan ke-12. Sehingga kecepatan respon total selama 12 minggu adalah
sebesar 96,44%. Studi ini juga melaporkan sebesar 98,76% dari pasien dapat meneruskan
pengobatan terhadap obat ini (menggunakan lebih dari 80% dari tablet yang diberikan).
Tekanan darah ditemukan mencapai target pada 80,9% dari pasien pada dosis 5 mg perhari.2

Tabel 1. Hasil penelitian BRIGHT dikutip dari Channaraya V dkk.2


Perbandingan efikasi bisoprolol dengan nebivolol
Czuriga dkk. pada tahun 2003 melaporkan penelitian yang membandingkan efikasi
bisoprolol dengan nebivolol, suatu beta blocker selektif lainnya. Penelitian ini dilakukan
pada 265 pasien yang dibagi kedalam 2 kelompok. Pada kelompok pertama yang berjumlah
135 pasien mendapatkan nebivolol 5 mg perhari, sedangkan pada kelompok kedua yang

berjumlah 130 pasien mendapatkan bisoprolol 5 mg perhari. Setelah dilakukan observasi


selama 12 minggu, didapatkan hasil tekanan darah sistolik dan diastolik menurun secara
gradual dan signifikan di kedua kelompok. Pada nebivolol terjadi penurunan tekanan
sistolik sebesar 20,5 mmHg dari tekanan darah sebelum terapi dan penurunan tekanan
diastolik sebesar 15,7 mmHg dari tekanan darah sebelum terapi. Pada bisoprolol terjadi
penurunan sebesar 20 mmHg pada tekanan sistolik dan penurunan sebesar 16 mmHg pada
tekanan diastolik. Selain itu, pada kedua kelompok juga terjadi perubahan kecil pada
denyut jantung pada 2 minggu pertama. Pada akhir minggu ke-12, denyut jantung
didapatkan 68,7 denyut permenit pada nebivolol dan 68,1 denyut permenit pada bisoprolol.7
Perbandingan nebivolol dan bisoprolol juga memperoleh kesimpulan yang sama
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simova dkk. pada tahun 2009. Penelitian ini
dilakukan selama 8 minggu yang diikuti oleh 25 pasien yang dibagi kedalam kelompok
nebivolol atau bisoprolol. Setelah 8 minggu diperoleh hasil penurunan tekanan sistolik dari
152,4 menjadi 131,8 mmHg dan penurunan tekanan diastolik dari 99,3 menjadi 82,4 mmHg
pada nebivolol. Pada bisoprolol terjadi penurunan tekanan darah sistolik menjadi 129,7
mmHg dan diastolik menjadi 83,1 mmHg. Selain itu penelitian ini juga meneliti efek
nebivolol dan bisoprolol terhadap peningkatan fungsi endotel yang ditandai dengan
peningkatan FMD (flow-mediated endothelial-dependent vasodilatation) pada arteri
brachialis. Pada bisoprolol tidak terjadi peningkatan terhadap FMD, sehingga bisoprolol
tidak dapat meningkatkan fungsi endotel pada pasien hipertensi.8
Kombinasi bisoprolol dengan HCTZ
Selain dapat digunakan sebagai monoterapi, bisoprolol juga dapat dikombinasikan
dengan obat antihipertensi golongan lain untuk menimbulkan efek sinergis. NS Neki
melaporkan bahwa kombinasi bisoprolol dan HCTZ dosis kecil dapat menimbulkan efek
yang maksimum dalam menurunkan tekanan darah, serta meningkatkan toleransi dan
menurunkan efek samping. Penelitian ini diikuti oleh 40 pasien yang memiliki tekanan
darah sistolik antara 140-179 mmHg dan tekanan diastolik 90-110 mmHg. Tiap pasien
diberikan kombinasi bisoprolol 2,5 mg dan HCTZ 6,25 mg sekali sehari selama 4 minggu.
Setelah 4 minggu, didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada posisi

supinasi dari 172,6 menjadi 140,1 mmHg pada tekanan sistolik dan penurunan 102,18
menjadi 83,10 mmHg pada tekanan diastolik.9

Tabel 3. Efek kombinasi bisoprolol dan HCTZ dikutip dari NS Neki. 9


Studi lain yang meneliti efikasi kombinasi bisoprolol dengan HCTZ juga telah dilakukan di
Sub-sahara Afrika. Penelitian ini meneliti 140 pasien yang memiliki hipertensi kategori
sedang dan ringan. Setelah dilakukan follow up didapatkan kesimpulan bahwa kombinasi
bisoprolol dan HCTZ masing-masing sebesar 5 mg dan 6,25 mg dapat menurunkan tekanan
darah secara signifikan.10
Efek bisoprolol pada arteri sentral retina
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Madej dkk. pada tahun 2010 menguji efek
bisoprolol pada aliran darah arteri sentral retina. Penelitian ini diikuti oleh 20 pasien
(berumur 32 46 tahun) dengan diagnosis hipertensi essensial yang membutuhkan
monoterapi obat antihipertensi. Pada studi ini pasien dibagi kedalam 2 kelompok, dimana
kelompok 1 yang terdiri dari 10 pasien diberikan obat cilazapril 2,5 mg dan kelompok 2
diberikan obat bisoprolol 5 mg. Evaluasi aliran darah retina dilakukan dengan cara tes
Doppler sebelum dan 3 jam setelah mengadministrasikan obat. Parameter yang digunakan
pada tes ini adalah maximum velocity, minimum velocity, dan Pourcellots index of
resistance (RI).11
Setelah dilakukan uji Doppler, didapatkan hasil bahwa kedua obat dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik secara signifikan. Akan tetapi pada
kelompok yang mendapatkan terapi bisoprolol didapatkan penurunan nilai aliran darah
maximum dan minimum pada arteri retina, serta peningkatan dari Pourcellots resistance
index (RI). Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa bisoprolol dapat menurunkan aliran
8

darah arteri sentral retina, sehingga efek dari bisoprolol ini dapat berakibat kurang baik
pada pasien hipertensi dengan gangguan mata.11

Tabel 4. Efek bisoprolol pada arteri sentral retina dikutip dari Madej A dkk.11
Efek bisoprolol pada berbagai parameter metabolik
beta blocker yang tidak selektif menurut penelitian dapat meningkatkan trigliserida
dan low-density lipoprotein (LDL), serta dapat menurunkan kadar high-density lipoprotein
(HDL), khususnya HDL2. Sedangkan beta blocker selektif seperti bisoprolol menurut
Drexel et al tidak meningkatkan LDL dan trigliserida, serta tidak menurunkan kadar HDL.11
Penelitian ini diikuti oleh 86 pasien (46 pria dan 40 wanita). Sebelum dilakukan terapi,
profil lipid diperiksa pada masing-masing pasien, yang mencangkup : konsentrasi
trigliserida, kolesterol, HDL, LDL, Apo A1, dan Apo B. Bisoprolol diadministrasikan sekali
sehari dengan dosis 5 mg. jika tekanan darah tidak mencapai 155/90 mmHg selama 2
minggu, maka dosis bisoprolol dinaikan menjadi 10 mg.12
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan tekanan darah diastolik
sebesar 15 mmHg dari tekanan darah semula dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar
20 mmHg dari tekanan darah semula. Pada profil lipid ditemukan terjadi sedikit penurunan
pada kadar trigliserida dan LDL, serta peningkatan yang tidak signifikan pada kadar HDL 2
dan HDL3.12

Tabel 5. Efek bisoprolol pada profil lipid dikutip dari Drexel H dkk.12
Selain penelitian oleh Drexel dkk. pada tahun 2001, penilitian BRIGHT juga
menguji efek dari bisoprolol pada parameter metabolik. Pada penelitian ini diuji parameter
gula darah puasa, gula darah post prandial, kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL, serum
creatinin, creatinin clearance. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terjadi penurunan
kolesterol total dan trigliserida masing-masing sebesar 18,5 mg/dl dan 13 mg/dl. Selain itu
terdapat peningkatan kadar HDL sebesar 2,6 mg/dl dan penurunan LDL sebesar 10,1 mg/dl.
Gula darah puasa dan post prandial mengalami penurunan masing-masing sebesar 5,8
mg/dl dan 8,32 mg/dl. Serum creatinin dan creatinin clearance mengalami penurunan
sebesar 0,04 mg/dl dan 1,98 mg/dl.2

Tabel 6. Efek bisoprolol pada berbagai parameter metabolik dikutip dari Channaraya V
dkk.2

10

Terdapat beberapa studi yang menyatakan bahwa peningkatan tekanan darah diikuti
oleh peningkatan pada C-reactive protein (CRP). CRP dinilai merupakan suatu indikator
terhadap penyakit infark miokard, angina, dan stroke. Madej dkk. pada tahun 2012
melaporkan bahwa penggunaan bisoprolol dapat menurunkan kadar CRP dalam plasma.
Studi ini melibatkan 67 subjek yang dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu kelompok 1 yang
memiliki hipertensi sedang, dan kelompok 2 dan 3 yang memiliki hipertensi ringan. Pada
kelompok 1 pasien diberikan kombinasi perindopril dan bisoprolol. Sedangkan pada
kelompok 2 dan 3 masing-masing diberikan perindopril dan bisoprolol. Penelitian ini
mendapatkan hasil terdapat penurunan CRP yang signifikan di 3 kelompok penelitian. Pada
kelompok bisoprolol terjadi penurunan CRP dari 2,04 mg/L menjadi 1,35 mg/L. Penurunan
ini mencapai sebesar 35%.13
Efek samping bisoprolol
Pada penelitian yang dilakukan oleh Channaraya dkk. pada tahun 2012 ditemukan
bahwa 41 (1,9%) pasien yang menggunakan bisoprolol selama 12 minggu mengalami efek
samping ringan berupa pusing, nyeri kepala, kelelahan, mual dan muntah. Tidak ada pasien
yang mengalami efek samping yang serius yang memerlukan penghentian pengobatan pada
penelitian ini.2 Drexel dkk melaporkan sebanyak 12 pasien (14%) dari 86 pasien mengalami
efek samping minor seperti kelelahan pada pengobatan selama 8 minggu. Penelitian ini
juga tidak mendapatkan pasien dengan efek samping yang serius. 12 Selain itu, penelitian
lain juga menemukan bahwa penggunaan bisoprolol dapat meningkatkan berat badan,
terutama pada wanita.8 Mekanisme efek samping ini masih belum dapat dijelaskan secara
lebih jelas.
Czuriga dkk. Pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa dari 135 pasien yang
menggunakan bisoprolol dengan dosis 5 mg, didapatkan efek samping sebanyak 12 pasien.
Efek samping ini antara lain berkeringat, depresi, palpitasi, bradikardi, dan lain sebagainya.
Terdapat 3 pasien dalam penelitian ini yang menghentikan pengobatan, karena efek
samping berupa nyeri kepala, disfungsi ereksi, serta perburukan dari hipertensi.7

11

Tabel 7. Efek samping bisoprolol dikutip dari Czuriga dkk.7


RINGKASAN
Sampai saat ini hipertensi merupakan suatu keadaan yang menjadi masalah karena
beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi, serta meningkatnya jumlah
pasien yang masih belum mendapatkan pengobatan yang adekuat. Hipertensi menurut JNC
7 dapat digolongkan menjadi normal, prehipertensi, hipertensi stage 1, hipertensi stage 2.
Selain itu, dapat juga digolongkan menjadi hipertensi primer dan sekunder menurut
kausanya.
Bisoprolol merupakan salah satu agen antihipertensi golongan beta blocker yang
selektif terhadap reseptor 1. Mekanisme kerja bisoprolol terhadap hipertensi masih belum
banyak dimengerti. Diduga bisoprolol menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan
cardiac output, menghambat sistem renin, serta efeknya pada sistem saraf pusat.

12

Terdapat beberapa studi yang meneliti mengenai efikasi bisoprolol dalam


menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian BRIGHT di India
menyatakan bisoprolol dapat digunakan secara efektif sebagai terapi lini pertama
hipertensi. Penelitian lain yang menguji efikasi kombinasi antara bisoprolol dan HCTZ
melaporkan bahwa kombinasi ini dapat menimbulkan efek yang maksimum dalam
menurunkan tekanan darah, disamping itu juga dapat meminimalkan efek samping yang
ditimbulkan. Bisoprolol juga memiliki efek yang baik dalam meningkatkan berbagai
parameter metabolik pada pasien hipertensi, seperti menurunkan kolesterol total,
menurunkan trigliserida, meningkatkan HDL, menurunkan LDL, menurunkan kadar gula
darah puasa dan setelah makan, serta menurunkan kadar CRP dalam plasma. Akan tetapi
bisoprolol memiliki efek yang merugikan pada retina, karena bisoprolol dapat mengurangi
aliran darah arteri sentral. Sehingga penggunaannya dibatasi hanya pada pasien hipertensi
yang tidak memiliki masalah pada mata. Selain itu terdapat beberapa efek samping ringan
pada pasien yang menggunakan bisoprolol. Efek samping ini antara lain pusing, nyeri
kepala, kelelahan, mual muntah, peningkatan berat badan, bradikardi, serta disfungsi ereksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yogiantoro M. Hipertensi esensial. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta:
InternaPublishing, 2009; h. 1079-85.
2. Channaraya V, Marya RK, Somasundaram M, Mitra D, Tibrewala KD. Efficacy and
tolerability of 1 selective blocker, bisoprolol, as a first-line antihypertensive in
Indian patients diagnosed with essential hypertension (BRIGHT): an open-label,
multicentric observational study. BMJ Open. 2012;2:e000683.
3. Chobanian AV, chair. The Seventh Report of the Joint National Committee. Prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. NIH Publication. 2004.
4. Ong HT. blocker in hypertension and cardiovascular disease. BMJ. 2007;334:946-9.
5. Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. Edisi ke 10. New York: McGraw-Hill,
2006.

13

6. Che Q, Schreiber MJ, Rafey MA. Beta-blockers for hypertension: are they going out of
style. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2009;76:533-42.
7. Czuriga I, Riecansky I, Bodnar J, Fulop T, Kruzsicz V, Kristof E, dkk. Comparison of the
new cardioselective beta-blocker nebivolol with bisoprolol in hypertension: the
nebivolol, bisoprolol multicenter study (NEBIS). Cardiovascular Drug and Therapy.
2003;17:257-263.
8. Simova II, Konstantinova RRT, Denchev SV. Effects of nebivolol versus bisoprolol on
endothelial function in hypertensive patients. Exp Clin Cardiol. 2009;14.
9. Neki NS. Clinical safety and efficacy of combination of bisoprolol and
hydrochlorthiazide (2.5 mg and 6.25 mg) as monotherapy in mild-to-moderate essential
hypertension. JIACM. 2002;3(2):173-6.
10. Odili AN, Adikaibe BE, Anisiuba BC, Kamdem MM, Ndiaye MB, Ijoma CK, dkk.
Progress report on the first sub-saharan trial of newer versus older antihypertensive
drug on native black patients. Biomed Central; 2012.
11. Madej A, Ciaciura SG, Haberka M, Madej JL, Basiak M, Domanska O, dkk. Effects of
bisoprolol and cizapril on the central retinal artery blood flow in patients with essential
hypertension-preliminary results. Upsala Journal of Medical Sciences. 2010;115:249252.
12. Drexel H, Schmid HR, Follath F, Amann FW. Effects of bisoprolol on lipoprotein
cholesterol subfractions and apolipoproteins in patients with hypertension. J Clin Basic
Cardiol. 2001;4:57-60.
13. Madej A, Boldys A, Buldak L, Labuzek K, Basiak M, Okopien B. Short-term
antihypertensive therapy lowers the C-reactive protein level. Postepy Hig Med Dosw.
2012;66:78-84.

14

Anda mungkin juga menyukai