Anda di halaman 1dari 32

ANGINA LUDWIG

IKA AMALIA.R / 13.094

DEFINISI
Angina Ludwig adalah infeksi progresif yang terjadi
pada dasar mulut dibawah lidah, disertai dengan
adanya pembengkakan jaringan lunak.
Penyakit ini sering berkembang setelah infeksi akar
gigi (seperti abses gigi) atau cedera mulut.

EPIDEMIOLOGI
- Sekitar 90% kasus angina Ludwig merupakan
infeksi odontogen baik melalui infeksi dental
primer, post ekstraksi gigi, maupun oral hygiene
yang kurang.
-Infeksi polimikrobial terjadi pada lebih dari 50%
kasus.
-Lebih sering pada dewasa, jarang pada anak.

ETIOLOGI
- Organisme yang paling banyak ditemukan adalah
Streptococcus viridans, Staphylococcus aureus,
dan bakteri anaerob seperti bacteroides,
peptostreptococci, & peptococci.
- Pasien dengan kondisi immunocompromising,
seperti HIV, diabetes, penerima transplantasi, dan
pecandu alkohol, yang berisiko terinfeksi dari
berbagai organisme atipikal. Organisme atipikal :
Pseudomonas, Escherichia coli, Klebsiella ->
Gram (-)
Candida, dan Clostridium -> Gram (+)

GEJALA
- Pada pemeriksaan fisik, lebih dari 95% pasien
memiliki pembengkakan submandibula bilateral
(bulls neck) dan lidah yang menonjol / elevasi
lidah. Karakteristik bengkaknya keras dan tegang
disertai dengan eritema.
- Fluktuasi (-)
- Demam, malaise, kelemahan,
confusion/perubahaan mental lain.
- Nyeri leher, disfonia, disfagia, odinofagia,
disartria, drooling (hipersalivasi), sakit telinga
(rasa sakit yg tajam,tumpul,atau terbakar).
- Gangguan pernapasan dengan dyspnea,
takipnea, atau stridor.

- Karies gigi.
- Trismus (gangguan motorik nervus trigeminus,
terutama spasme otot penguyah, disertai
kesulitan membuka mulut (rahang
terkunci/lockjaw)).

MEKANISME
Infeksi bakteri infeksi odontogen
menyebar ke ruang submandibula
rx.inflamasi
pembengkakan, eritema, neck pain
lidah terdorong ke atas-belakang
menyumbat jalan napas

Ruang submandibula
menyebar ke ruang
pharyngomaxillary & retropharyngeal
obstruksi jalan napas
dispnea, takipnea, stridor

Infeksi di ruang submandibula


trismus
Spasme otot pengunyah

lockjaw
disartria

DIAGNOSIS
1. Anamnesis biasanya pasien melaporkan nyeri
gigi, ada riwayat prosedur gigi baru-baru ini,
dan leher bengkak. Dagu terasa tegang dan
nyeri saat menggerakan lidah.
2. Px. Fisik 4 tanda kardinal :
1.Keterlibatan bilateral jaringan.
2.Gangren dgn serosanguinus, bisa juga ada pus.
3.Keterlibatan jar.ikat, fascia, & otot tapi tidak
kelenjar.
4.Penyebaran melalui fascia kontinuitas ruang
bukan sistem limfatik.

- Dasar mulut akan terlihat merah dan


membengkak.
Peradangan dasar mulut akan menyebabkan lidah
terdorong ke atas-belakang sehingga menyumbat
jalan napas.
- Jika laring ikut membengkak, akan terdengar
stridor.
- Demam
- Dehidrasi / malnutrisi

3. Px. Penunjang
Laboratorium :
-Darah -> leukositosis (indikasi infeksi akut).
-Kultur -> menentukan bakteri yg menginfeksi.

Pencitraan

TATALAKSANA
1. Airway management
Segera lakukan intubasi untuk menjaga jalan napas.
Bisa juga melakukan trakeostomi yang menciptakan
pembukaan melalui leher ke tenggorokan.
2. Antibiotik
Antibiotik harus dimulai sesegera mungkin. Antibiotik
harus awalnya menjadi spektrum luas dan
mencakup organisme Gram positif, Gram negatif,
dan anaerobik. Antibiotik biasanya diberikan
melalui pembuluh darah sampai gejala hilang.
Antibiotik peroral dapat dilanjutkan sampai tes
menunjukkan bahwa bakteri telah pergi.

Antibiotik :
-Penisilin 600.000 1.200.000 unit
-Ampisilin 2 4 x 500 1000 mg
-Gentamisin 2 x 40 80 mg
-Kloramfenikol 3 4 x 250 500 mg
-Metronidazol 3 x 250 500 mg

4. Drainase bedah diindikasikan bila ada infeksi


suppurative, gambaran radiologi menunjukkan
adanya cairan, atau gas di jaringan lunak, fluktuasi
(+)
3. Perawatan gigi diperlukan untuk infeksi gigi
yang menyebabkan angina Ludwig.

PROGNOSIS
Angina Ludwig dapat mengancam nyawa. Namun,
dapat disembuhkan dengan mendapatkan
perawatan untuk menjaga saluran udara terbuka
dan pemberian antibiotik IV dan peroral.

KOMPLIKASI
- Sepsis
- Obstruksi jalan napas yang berat
- Syok sepsis

DD
-

Selulitis
Lingual carcinoma
Abses peritonsilar
Limfadenitis

SELULITIS
Selulitis adalah infeksi Streptococcus,
Staphylococcus akut dari kulit dan jaringan
subkutan. (Tucker)
Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga
melibatkan sebagian jaringan subkutan (Brunner)
Etiologi : Bakteri Streptococcus grup A,
Streptococcus piogenes, & Staphylococcus aureus.

GEJALA
- Eritema lokal pada kulit.
- Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan
limfatik pada kedua ekstremitas.
- Adanya infiltrat difus subkutan.
- Nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif ke
jaringan dibawahnya.
- Nyeri tekan (+)
- Px lab : peningkatan sel darah putih, eosinofil &
peningkatan LED.

TATALAKSANA
- Antibiotik IV (oksasilin, nafsilin) atau antibiotik
oral.
- Analgesik
- Antipiretik
- Imobilisasi ekstremitas
- Kompres hangat

ABSES RETROFARING
Abses retrofaring adalah suatu peradangan yang
disertai pembentukan pus pada daerah retrofaring.
Sumber infeksi pada ruang retrofaring berasal dari
proses infeksi di hidung, adenoid, nasofaring dan
sinus paranasal, yang menyebar ke kelenjar limfe
retrofaring.
Kelenjar atrofi pada umur 4 5 tahun.
Dewasa trauma di dinding dinding posterior
faring, pasca tindakan endoskopi atau adanya
riwayat batuk kronis.

ETIOLOGI
Pada banyak kasus sering dijumpai adanya kuman
aerob dan anaerob secara bersamaan. Beberapa
organisme yang dapat menyebabkan abses
retrofaring adalah:
1. Kuman aerob : Streptococcus beta hemolyticus
group A ( paling sering ), Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus non hemolyticus,
Staphylococcus aureus , Haemophilus sp
2. Kuman anaerob : Bacteroides sp, Veillonella,
Peptostreptococcus

GEJALA
- demam, nyeri, sukar menelananak
rewel tidak mau makan & minum
- leher kaku & nyeri
- perubahan suara
- sesak nafas
- inspeksi: ddg RF menonjol
- palpasi : fluktuasi

DIAGNOSIS
Riwayat ISPA/trauma faring.
Gejala & tanda klinik
Rontgen soft tissue leher lateral: pelebaran ruang
retrofaring & berkurangnya lordosis kolumna
vertebralis.

ABSES SUBMANDIBULA
Abses submandibula adalah suatu peradangan
yang disertai pembentukan pus pada daerah
submandibula.
Sumber infeksi pada ruang submandibula berasal
dari proses infeksi dari gigi, dasar mulut, faring,
kelenjar limfe submandibula.
Etiologi : Bakteri aerob & anaerob.

GEJALA
- nyeri di rongga mulut
- Hipersalivasi
- Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan
di daerah submandibula, fluktuatif, lidah terangkat
ke atas dan terdorong ke belakang, angulus
mandibula dapat diraba.
- Pada aspirasi didapatkan pus.
- Biasanya akan mengenai kedua sisi submandibula.
- trismus, nyeri, disfagia, massa di submandibula,
sesak nafas akibat sumbatan jalan nafas oleh lidah
yang terangkat ke atas dan terdorong ke belakang.

TATALAKSANA
- Insisi & drainase abses.
- Antibiotik IV :
kombinasi penesilin G, klindamisin dan gentamisin
kombinasi ceftriaxone dan klindamisin
kombinasi ceftriaxone dan metronidazole
kombinasi cefuroxime dan klindamisin
kombinasi pinisilin dan metronidazole

REFERENSI
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/0
01047.htm
http://www.medscape.com/viewarticle/551650_4
http://www.turnerwhite.com/pdf/hp_jul02_angina.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34
64/1/tht-andrina2.pdf
http://repository.unand.ac.id/18384/1/Pola
%20Kuman%20Abses%20Leher%20Dalam.pdf

Anda mungkin juga menyukai