Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tandarts menurut kamus terjemahan Belanda adalah dokter gigi.
Tandarts adalah seorang dokter gigi atau juga dikenal sebagai ahli bedah gigi yang
berspesialis dalam kedokteran gigi diagnosis, pencegahan, dan pengobatan penyakit
kondisi rongga mulut. Tim pendukung dokter gigi membantu dalam memberikan layanan
kesehatan mulut.
Dokter gigi adalah ilmu mengenai pencegahan dan perawatan, penyakit atau kelainan
pada gigi dan mulut melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan. Tindakan
perawatan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi umum antara lain penambalan
gigi berlubang, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, pembuatan gigi tiruan, dan
merapikan gigi dengan alat ortodonsia.

1.2. Rumusan Masalah

1. Mengapa pada era 90 an yang digunakan untuk menambal gigi adalah baham
amalgam?
2. Bagaimana perilaku profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan?
3. Apa yang menyebabkan amalgam tidak digunakan lagi?
4. Mengapa profesi dokter gigi merupakan tugas mulia?
5. Resiko apa yang dialami pasien apabila menambal gigi dengan amalgam?
6. Bagaimana bisa terbuktinya bahwa amalgam bersifat toksit?
7. Paradigm apa yang digunakan saat ini?
8. Darimana dokter gigi dapat mengikuti perkembangan ilumu teknologi serta perubahan
paradigm pelayanan kesehatan?
9. Apa keunggulan dari amalgam sehingga digunakan pada era 90 an

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelasskan tentang sejarah Fakultas Kedokteran


Gigi di Indonesia.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah Fakultas Kedokteran
Gigi di Baiturahmah.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perubahan paaradigma dan
pelayanan kesehatan.

1
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penggunaan material dan
teknologi di Kedokteran Gigi ( salah satunya Amalgam)
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar profesi
Kedokteran Gigi.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar etika dan hokum
kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Skenario I

TANDARTS

Mahasiswa baru fakultas kedokteran gigi Universitas Baiturrahamah ingin


mengetahui sejarah perkembangan berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia.
Keingintahuan mahasiswa tersebut berlandaskan karena profesi dokter gigi merupakan
tugas mulia bagi kehidupan manusia dalam bidang kesehatan khususnya Gigi Mulut.
Untuk itu profesi dokter gigi dituntut mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan paradigma pelayanan kesehatan. (contohnya pada era 90an
dipakai bahan tambalan amalgam,dengan perkembangan ilmu pemngetahuan bahan
tersebut tidak digunakan lagi karena terbukti toksit). Dalam menjalani tugasnya Dokter
Gigi memberikan pelayanan kepada masyarakat dituntut bersikap, berperilaku
profesional dan bertanggungjawab.

2.1 Klarifikasi istilah


a. Paradigma
Pemikiran dasar sehat, berorientasi, pada peningkatan pada peningkatan
dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya menyembuhkan org sakit.
b. Amalgam
Sejenis bahan yang berfungsi menambal gigi berlubang yang di dalamnya
terdapat campuraan beberapa logam yang salah satunya adalah merkuri.
c. Toksit
Suatu zat maupun segala sesuatu yang dapat meracuni makhluk hidup
baik itu kesehatan maupun mental dari makhluk hidup maupun manusia.
d. Tandarts
Istilah lain dari dokter gigi
e. Gigi dan mulut
Gigi: alat pencernaan makanan
Mulut: sistem pencernaan makanan

3
f. Sikap profesional dokter gigi

Orang yang memiliki keahlian dan profesi yang dilakukan dengan memiliki
kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada moral dan perbuatan. Sikap
profesional dokter gigi: kedisiplinan, mengutamakan pasien, bertanggung jawab
dalam pekerjaan tersebut.

g. Profesi dokter gigi


Suatu pekerjaan yang melayani kesehan masyarakat di bagian gigi dan
mulut.

2.2 Menetapkan Permasalahan


1. Mengapa pada era 90an yang digunakan untuk menambal gigi adalah bahan
amalgam?
2. Bagaiman perilaku profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan?
3. Apa yang menyebabkan amalgam tidak digunakan lagi?
4. Mengapa profesi dokter gigi merupakan tugas mulia?
5. Resiko apa yang dialami pasien apabila dia menambal gigi dengan amalgam?
6. Bagaimana bisa terbuktinya bahwa amalgam bersifat toksit?
7. Teknologi paradigma apa yang digunakan saat ini?
8. Darimana dokter gigi dapat mengikuti perkembangan ilmu teknologi serta
perubahan paradigma pelaksanaan kesehatan?
9. Apa keunggulan dari amalgam sehingga digunakan pada era 90an?

2.3 Curah Pendapat


1. Mengapa pada era 90an yang digunakan untuk menambal gigi adalah
bahan amalgam?
Karena bahan amalgam mudah ditemukan, sehingga amalgam yang
digunakan untuk menambal gigi melalui 2 reaksi aloibinari dan aloikinari.
2. Bagaiman perilaku profesionalisme dalam melakukan pelayanan kesehatan?
Rasa tanggung jawab kepada pasien, ramah kepada pasien, dan
mengutamakan kepentingan pasien dibanding diri dokter itu sendiri
3. Apa yang menyebabkan amalgam tidak digunakan lagi?
Karena amalgam mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti merkuri dan
raksa.

4
4. Mengapa profesi dokter gigi merupakan tugas mulia?
Karena dokter gigi mengabdi kepada masyarakat dengan luar biasa dalam
menjaga kesehatan gigi mulut serta mengobatinya.
5. Resiko apa yang dialami pasien apabila dia menambal gigi dengan amalgam?
Dapat menyebakan kerusakan gigi (kropos), kerusakan jantung, kerusakan
paru-paru, dan mengganggu kekebalan tubuh, serta yang paling fatal adalah
kerusakan otak.
6. Bagaimana bisa terbuktinya bahwa amalgam bersifat toksit?

Karena didalam amalgam terdapat merkuri, yang berbahaya pada kesehatan


manusia, yang dapat mengancam kesehatan gigi pasien, mengganggu sistem saraf,
pencernaan, ginjal, paru-paru, serta kerusakan otak.

7. Teknologi paradigma apa yang digunakan saat ini?

Sebelumnya, masih banyak masyarakat yang takut ke dokter gigi, tetapi pada
saat ini masyarakat bisa ke dokter gigi bukan untuk pengobatan saja, melainkan
untuk tujuan lain, sperti untuk perawatan, kecantikan, dan sebagainya.

8. Darimana dokter gigi dapat mengikuti perkembangan ilmu teknologi


serta perubahan paradigma pelaksanaan kesehatan?

Dokter gigi melihat dari amalgam yang tidak sehat sehingga mendapatkan
ilmu baru lagi.

9. Apa keunggulan dari amalgam sehingga digunakan pada era 90an?


Dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan gigi yang ditambal.

5
2.4 Menganalisis Permasalahan

TANDRARTS

Sejarah Fakultas
Perubahan Paradigma Pelayanan
Kediokteran Gigi
Pelayanan Kesehatan Kesehatan Gigi
Di Indonesia

Sikap Dan
Pengunaan Bahan
Sejarah Fakultas Perilaku Dokter
Tambalan Amalgam
Kedokteran Gigi Di Gigi
Universita
Baiturrahmah

Bahan Campuran Keunggulan Tanggung


Profesi
Amalgam Amalgam Jawab

Kesimpulan

2.5 Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah fakultas


kedokteran gigi di Indonesia.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah fakultas
kedokteran gigi di Universitas Baiturrahmah.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perubahan paradigma
dan pelayanan kesehatan.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penggunaan material
dan teknologi di kedokteran gigi (salah satunya amalgam).
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar profesi
kedokteran gigi.
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar etika dan
hukum kesehatan.

6
2.6 Belajar Mandiri

Dalam step ini kami melakukan belajar mandiri, yaitu dengan mencari
berbagai literature yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran baik dari internet,
buku, maupun dari pakarnya langsung.

2.7 Melaporkan Hasil Belajar Mandiri

2.7.1 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah fkg di


Indonesia

Pada tahun 1950, indonesia hanya memiliki dua universitas negri yakni
UGM dan UI yang mendirikan fakultas kedokteran gigi di indonesia.
Selanjutnya, pada tanggal 10 november 1954 secara resmi UNAIR (
Universitas Airlangga ) berdiri, dengan berdirinya UNAIR indonesia memiliki
fakultas kedokteran gigi baru, awalnya fakultas kedokteran gigi itu sendiri
merupakan cabang fakultas dari UI.

2.7.2 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang sejarah fkg di


Baiturrahmah

Fakultas kedokteran gigi termasuk fakultas tertua yang ada dalam


lingkungan Universitas Baiturrahmah. Sampai tahun 1985, di sumatera barat
atau lebih tepatnya di sumatera bagian tengah yang mencakup Sumatera
barat, Riau dan Jambi. Belum didapati program studi pendidikan dokter gigi.
Mencermati hal tersebut maka yayasan pendidikan Baiturrahmah
mengembangkan pendidikan tinggi Sumatera barat.

Melalui kompertis wilayah 1 Medan keluarlah izin operasional Sekolah


Tinggi Kedokteran Gigi Yayasan Pendidikan Baiturrahmah pada tahun 1985
dan setelah itu dengan terbitnya keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 0284/0/1988 tanggal 18 juni 1988 diberikanlah status
terdaftar kepada sekolah tinggi kedokteran gigi tersebut. Dengan berdirinya
Universitas Baiturrahmah tahun 1994 maka Sekolah Tinggi ini di masukkan ke
dalam wadah Universitas dan statusnya menjadi Fakultas Kedokteran Gigi.
Kegiatan tahap Sarjana dan Profesi dilakukan di Aie Pacah. Sejak tahun
pendirian tadi dijalinlah kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi

7
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan terutama dalam hal pembantuan
tenaga dosen. Ketergantungan ini sangat besar sekali apalagi mengingat
program baru ini dalam status terdaftar sehingga tenaga uji negara pun
dibantu oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Setelah
memperoleh rekomendasi dari BAN PT melalui Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan Program Studi Pendidikan
Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, terakreditasi C sampai September
2014. Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 2014 Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Baiturrahmah untuk bagian profesi dan program studi
terakreditasi B.

Pada tahun 1990 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah


mulai membuka Poliklinik Gigi untuk umum dengan mengambil tempat di Jl.
Damar 1 no 16 Padang. Pada awalnya poliklinik ini hanya mempunyai 30 unit
gigi, untuk semua bagian atau depertemen yang ada di Kedokteran , namun
dengan perjalanan yang panjang mulai tahun 2014 Poliklinik gigi sudah
menempati gedung tersendiri dengan jumlah 3 lantai.

Pendidikan Dokter Gigi berpijak pada 2 landasan yaitu pendidikan


tahap akademik dan profesi. Pendidikan untuk memperoleh sebutan Profesi
Dokter Gigi didasari kemampuan di Poliklinik yang dimiliki Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. Poliklinik ini tidak lagi dapat
memenuhi kebutuhan sarana Pendidikan Profesi yang komprehensif karena
Poliklinik yang ada belum memenuhi kriteria suatu rumah sakit yang bersifat
akademik seperti belum tersedianya ruang operasi, rawat inap, laboratorium
klinik, dan unit gawat darurat. Dalam mengatasi kekurangan sarana
pendidikan tersebut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah
bekerja sama dengan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang serta beberapa
puskesmas.

Dengan semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang


kesehatan dan Kedokteran Gigi, maka masyarakat juga semakin meningkat
pengetahuannya tentang pentingnya kesehatan termasuk kesehatan Gigi. Hal
ini tentunya akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan suatu
8
pelayanan kesehatan kedokteran gigi yang dapat memberikan layanan
komprehensif dan mutahir. Disini dituntut adanya Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Pendidikan (RSGMP) menjadi pusat unggulan pelayanan, pendidikan
dan riset di bidang Kedokteran Gigi Mulut. Maka pada tanggal 18 Mei 2009
telah resmi Poliklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah
mempunyai RSGMP Baiturrahmah yang di bangun di atas tanah seluas 4000
meter yang peletakan batu pertamanya di lakukan oleh Menteri Kesehatan RI
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH., DR., PH pada tanggal 15 September
2010. Dan pada tanggal 12 September 2014 RSGMP diresmikan oleh Wakil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan RI Prof. Dr. Ir.
Musliar Kasim, M.Si

Perkembangan profesi kedokteran gigi di indonesia telah berkembang


pesat yang ditandai dengan terus meningkatnya minat ntuk meningkatkan
kemampuan profesi dikalangan dokter gigi dengan pendidikan formal dan
terstruktur. Perkembangan ini menjadi pemicu perlunya suatu sarana untuk
menjawab tuntutan perkembangan profesi tersebut antara lain adalah suatu
rumah sakit khusus gigi dan mulut tempat para mahasiswa dapat dilatih pada
suasana kerja dan lingkungan sebenarnya.

Tuntutan ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik kedokteran gigi


yang semakin meningkat, sudah saatnya dibutuhkan suatu tempat tempat
untuk dapat di padukan dengan tuntutan penyelenggaraan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang lebih baik.

9
Drg

10
11
2.7.3 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang konsep dasar profesi
kedokteran gigi.

Domain I : Profesionalisme
Mampu melakukan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian,
tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hokum yang relevan.
Domain ini terdiri dari 3 kompetensi,yaitu :
1. Menggunakan pendekatan evidience based dentistry dalam pengelolaan kesehatan
gigi dan mulut.
2. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi secara efektif dan bertanggung
jawab baik secara lisan maupun tertulis dengan pasien, keluarga atau pendamping
pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain yang terkait
3. Mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman social, ekonomi,
budaya, agama, dan ras melalui kerjasama dengan pasien dan berbagai pihak
terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu.
Domain II : Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran Gigi
Mampu memahami ilmu kedokteran gigi dasar dan klinik yang relevan sebagai
dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi.
Domain ini terdiri dari 3 kompetensi, yaitu :
1. Mengintegrasikan ilmu pengetahuan biomedik yang relevan sebagai sumber
keilmuan dan berbagai data penunjang untuk diagnosis dan tindakan medic
kedokteran gigi.
2. Memahami ilmu kedokteran gigi klinik yang relevan sebagai pertimbangan dalam
melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien medik kompromis.
3. Memahami prinsip kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk melakukan
pelayanan klinis kesehatan gigi dan mulut yang erfektif dan efesien.
Domain III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik Mampu
memeriksa, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.
Domain ini terdiri dari 3 kompetensi, yaitu :
1. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan system stomatognatik dengan
mencatat informasi klinis, laboratoris, radiologis, psikologis, dan sosial guna
mengevaluasi kondisi medik pasien.

12
2. Mengenal dan mengelola perilaku pasien secara professional
3. Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan
gigi dan mulut.
Domain IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik Mampu melakukan tindakan
pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik.
Domain ini terdiri ini dari 7 kompetensi, yaitu :
1. Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati.
2. Melakukan perawatan bedah sederhana pada jaringan keras dan lunak mulut.
3. Melakukan perawatan nonbedah sederhana pada jaringan lunak mulut
4. Melakukan perawatan penyakit/kelainan periodontal.
5. Melakukan perawatan ortodonsia pada pasien anak dan dewasa.
6. Melaukan perawatan prostodonsia pada pasien anak dan dewasa.
7. Mengelola kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi.

Domain V : Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Mampu Menyelenggarakan Upaya


Kesehatan Masyarakat Menuju Kesehatan Gigi dan Mulut yang Prima.
Domain ini memiliki 4 kompetensi, yaitu :

1. Mendiagnosis masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat.


2. Mengupayakan teknologi informasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan
masyarakat.
3. Bekerja bersama tim yang efektif dan efisien dalam usaha menuju kesehatan gigi
dan mulut yang optimal.
4. Memahami konsep perilaku kesehatan individu dan masyarakat di bidang
kedokteran gigi.
Domain VI : Manajemen Praktik Kedokteran Gigi Mampu Menerapkan Fungsi
Manajemen dalam Menjalankan Praktik Kedokteran Gigi.
Domain ini mempunyai 3 kompetensi, yaitu:
1. Menata manajemen praktik serta tatalaksana lingkungan kerja praktik kedokteran
gigi.
2. Menata lingkungan kerja kedokteran gigi secara ergonomic dan prinsip
keselamatan kerja.
3. Menerapkan prinsip dasar pengelolaan praktik dan hubungannya dengan aspek
sosial.

13
2.7.4 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang perubahan paradigma
dan pelayanan kesehatan

1. Paradigma baru kesehatan

Pada tahuan 1994 dianggap sebagai pertanda dimulianya era


kebangkitan kesehatan masyarakat baru. Karena 1974 terjadi diskusi
intensif tentang karateristik, konsep dan metode untuk mengingkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat.

Setelah deklarasi alma HFA – years 2000 (1976), pertemuan mexico


dan santiago para ahli kesehatan dan membuat kebijakan secara bertahap
beralih dari orientasi sakit ke orientasi sehat. Perubahan tersebut antara liain
disebabkan oleh :

a) Transisi epidemiologi pergeseran angka kesakitan dan kematian yang


semula disebabkan oleh penyakit infeksi ke penyakit kronis, degeneratif
dan kecelakaan.
b) Batasan tentang sehat dari keadaan atau kondisi ke alat/ sarana.
c) Makin jelasnya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan penduduk.

2. Upaya kesehatan

Program kesehatan yang mengutamakan upaya penyembuhan penyakit


dalam jangka panjang dapat menjadi bumerang terdapat program kesehatan
itu sendiri, maka untuk menyongsong PJP-II. Program kesehatan yang
dibutuhkan lebih “efekttif” yaitu yaitu program kesehatan yang mempunyai
model-model pembinaan kesehatan ( health development model) sebagai
paradigma pembangunan kesehatanyang diharapkan mampu menjawab
tantangan dan sekaigs memenuhi PJP-II.

a) Mempersiapkan bahan baku manusia berkualitas untuk 20-25 tahun ke


depan.
b) Meningkatankan sumber daya manusia yang ada.
c) Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-
preventif- protektif dengan penduduk pro-aktif.
d) Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sehat.

14
e) Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi
kesehatannya.
f) Mencegah penyakit melalui imunisasi.
g) Pencgah, pengendalian , penanggulangan pencemaran lingkungan.
h) Penggerakan peran serta masyarakat.
i) Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat hidup sehat.
j) Pendekatan mulai sektor dan inter disipliner.
k) Pengembangan kebijkan memberi perlindungan pada kepentingan
kesehatan masyarakat (tidak merokok di tempat umu).

3. Kebijakan kesehatan baru

Perubahan paradigma yang lebih menekankan upaya promotif-


preventif diharapkan bisa menjadi titik balik kebijakan depkes dalam
menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yag
menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa.

4. Konsekuensi implikasi dari perubahan paradigma

Paradigma sehat yang berorienstasi pada upaya promotif preventif


proaktif , community centered, partisipasi aktif dan pemberdayaan
masyarakat, maka semua wahana tenaga dan sarana perlu dilakukan
penyesuaian atau bahkan reformasi termasuk reformasi kesehat dan
program di pusat penyuluhan kesehatan.

5. Indikator kesehatan

WHO berpendapat sebagai indikator kesehatan penduduk harus


mengacu pada 4 hal :

a) Melihat kelainan potosiologis pada seseorang


b) Mengukurkemampuan fisik
c) Menilai atakesehatan sendiri
d) Indeks massa tubuh

6. Tenaga kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat, bidan dalam upaya kesehatan


yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting.

15
Penglolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yabg sehat di perlukan
kedekatan holistik yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan terhadap
masyarakat secara kolektif dan tidak individu.

7. Pemberdayaan masyarakat

Dalam pembinaan dan pemerdayaan masyarakat yang masyarakat


sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan
masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan
mereka sendiri dengan memobilisasi sumber daya yang ada pada mereka.

8. Kesehatan dan kumitmen politik

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena


itu untuk mencegahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik.
Saat ini masih terasa adanya anggapaan bahwa unsur kesehatan penduduk
tidak banyak berperan terhadap pembanguanan sosial ekonomi.

2.7.5 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang penggunaan


material dan teknologi di kedokteran gigi (salah satunya amalgam)

A. Revolusi material restorasi kedokteran gigi

Pertama kali ditemukan oleh bangsa Etruria (romawi kuno) sekitar


tahun 700SM. Sebelum resin momposit digunakan luas seperti saat ini,
terdapat material restorasi yang sangat lama penggunaannya di kedokteran
gigi, salah satunya amalgam. Amalgam merupakan material restorasi
direct, yang mengandung merkuri. Pertama kali ditemukan oleh Traveau
(1826) di Prancis. Karena amalgam bersifat toksit, maka amalgam mulai
ditinggalkan.

Selain amalgam, terdapat pula material restorasi yang digunakan pada


pertengahan abad ke-20 yaitu silikat. Tetapi karna silikat memiliki
kekurangan yaitu material ini tidak bertahan lama terutama jika digunakan
di gigi permanen. Tahun 1962 mulai ditemukan resin komposit oleh R.L.
Bowen yang digunakan sampai sekarang.

16
Material Restorasi Kedokteran Gigi terbagi 2:

a. Material Restorasi Direct

Suatu dental material yang bisa secara langsung diduplikasikan


pada kavitas gigi.

Contoh: material amalgam, komposit

b. Material Restorasi Indirect

Suatu dental material yang tidak bias diaplikasikan dalam


kavitas gigi, tetapi harus dikerjakan di dental laboratorium terlebih
dahulu.
Contoh: inlay, onlay, crown, dan sebagainya yang terbuat dari bahan
alloy, metal, porcelain, maupun kombinasi.

B. Teknologi kedokteran gigi


Teknologi itu seluruh sarana untuk menyediakan barang barang
yang di perlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi manusia diawali dengan pengubahan sumber
daya alam menjadi alat alat sederhana dalam dunia kedokteran gigi
banyak sekali teknologi yang udah berkembang mulai dari adanya
mesin robot yang digunakan untuk membuat “crown”gigi yang
memangkas prosesnya menjadi hanya beberapa jam saja.

2.7.6 Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar


etika dan hukum kesehatan

Menurut Priharjo (1995), etika merupakan suatu disiplin yang


diawali dengan mengidentifikasi, mengorganisasi, menganalisa, dan
memutuskan perilaku manusia dengan menerapkan prinsip-prinsip
untuk mendeterminasi perilaku yang baik terhadap suatu situasi yang
dihadapi.

Menurut Martin (1993), etika didefiniikan sebagai “the


discipline which can act as the performance index or reference for our

17
control system”. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam
batasan atau standar yang akan mengatur pergaulan manusia dalam
kelompok sosialnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K,


1998) etika dijelaskan dengan membedakan 3 arti:

 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak).
 Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan /
masyarakat.

Seorang dokter gigi harus mampu melakukan praktik di bidang


kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan,
etika, dan hokum yang relevan. Domain ini terdiri dari 9 kompetensi,
yaitu:

1. Menerapkan etika kedokteran gigi serta hukum yang berkaitan dengan


praktik kedokteran gigi secara professional.
2. Melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan kode
etik.
3. Memahami masalah-masalah yang berhubungan dengn hukum yang
berkaitan dengan praktik kedokteran gigi.
4. Menganalisis kesahihan informasi secara keritis.
5. Mengelola informasi kesehatan secara ilmiah, efektif, sistematis dan
komprehensif.
6. Berpikir keritis dan alternatif dalam mengmbil keputusan.
7. berbagai pihak terkait untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang bermutu.

Perundang-undang yang mengatur tentang kesehatan yaitu:

a. UU RI no.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran


b. UU RI no.36 tahun 2009 tentang kesehatan
c. UU RI no.4 tentang praktik kedokteran

18
BAB III

KESIMPULAN

Kedokteran gigi di Indonesia sudah ada sejak tahun 1950 di UNIVERSITAS


INDONESIA dan UNIVERSITAS GAJAH MADA. Selanjutnya, pada tahun 1985 didirikan
Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi Baiturahmah. Ada bebrapa konsep dasar kedokteran gigi,
yaitu profesionalisme, penguasaan ilmu kedokteran gigi, pemeriksaan fisik secara umum dan
stomatoganik, dan pemulihan fungsi stoatogenik. Mengenai paradigma kesehatan, pada tahun
1994 dianggap sebagai hari kebangkitan kesehatan. Dalam ilmu kedokteran gigi, ada banyak
material dan teknologi yang digunakan, salah satunya amalgam. Tetapi karena amalgam
bersifat toksit, maka amalgam tidak digunakan lagi. Sampai saat ini material yang masih
digunakan adalah resin komposit.

19
DAFTAR PUSTAKA

Gede Purnama, S. (2016). Modul Etika Dan Hukum Kesehatan Informed Consent. 1–8. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/a920a2d08689f26df3c42cbd437bc77e.
pdf

Rini, anggraeni zaura. (2008). Surat Keputusan Nomor: Skep/034/Pb Pdgi/V/2008 Tentang Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia, 1–13.

https://issuu.com/fadhahmadarifan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/5e88d2ae210687a66c376877e10fa7a1.pdf

https://fkg.unbrah.ac.id/sejarah/

https://ikortidiyjateng.files.wordpress.com/2012/10/kode-etik-kedokteran-gigi.pdf

https://books.google.co.id/books?id=W1RtDwAAQBAJ&pg=PA58&dq=perubahan+paradigma+pelay
anan+kesehatan&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiw0N3KwbbkAhU1heYKHWIGDS8Q6wEIEDAB -
v=onepage&q=perubahan%20paradigma%20pelayanan%20kesehatan&f=false

http://pdgi.or.id/?smd_process_download=1&download_id=1170

https://www.academia.edu/10354820/Konsep_Paradigma_Sehat_dan_Sejarah_Perkembangan_Pro
mosi_Kesehatan

https://books.google.co.id/books?id=NgCFDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=dental+resin+komp
osit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiWl7HVub7kAhWA_XMBHX0RDjYQ6AEILDAA

http://dental.id/sudah-tahu-sejarah-ilmu-kedokteran-gigi-baca-aja-disini/

20

Anda mungkin juga menyukai