Anda di halaman 1dari 28

INFEKSI CANDIDIASIS ORAL

OLEH :
ROZIQ BAGAS MAULANA, S. KED 19710114
I MADE GEDE LUKY PRASETYEO L, S. KED 19710078
DESSI SRIANI, S. KED 19710088
 
PEMBIMBING :
DRG. ENNY WILLIANTI, M.KES
DRG. THEODORA, SP.ORT
DRG. WAHYUNI DYAH PARMASARI, SP.ORT

SMF ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2020
PENDAHULUAN

 Kandidiasis atau kandidosis merujuk pada berbagai bentuk infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans
atau oleh anggota lain dari genus Candida. Organisme ini umumnya menginfeksi kulit, kuku, membrane
mukosa, dan traktus gastrointestinal namun mereka juga dapat menyebabkan penyakit sistemik
 Oral candidiasis disebabkan oleh Candida, yang biasanya terdapat dalam rongga mulut dari sekitar 50%
orang yang sehat sebagai organisme komensal.
 Candida albicans adalah spesies yang paling ganas dan paling sering dijumpai, diikuti oleh Candida
tropicalis, Candida glabrata, Candida parapsilosis, Candida guillermondii, Candida krusei, Candida kyfer,
dan yang terkini ditemukan: Candida dubliniensis
 Hal hal yang menyebabkan candida albican menjadi tidak normal dalam rongga mulut diantaranya oral
hygent yang buruk dan system imun yang tidak baik. Oral candidiasis dapat menyerang siapa saja yang
memiliki oral hygent yang buruk , system imun yang buruk ataupun hal hal lain yang dapat menyebabkan
terjadinya oral candidiasis
TINJAUAN PUSTAKA
 Mulut

Rongga mulut merupakan sebuah


bagian tubuh yang terdiri dari : lidah
bagian oral (dua pertiga bagian
anterior dari lidah), palatum durum
(palatum keras), dasar dari mulut,
trigonum retromolar, bibir, mukosa
bukal, ‘alveolar ridge’, dan gingiva.
Tulang mandibula dan maksila adalah
bagian tulang yang membatasi rongga
mulut
TINJAUAN PUSTAKA
 BIBIR DAN PALATUM
• Bibir adalah lekukan jaringan lunak yang mengelilingi
bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot
orbikularis oris dan dilapisi oleh kulit pada bagian
eksternal dan membran mukosa pada bagian internal.
Secara anatomi,bibir dibagi menjadi dua bagian yaitu
bibir bagian atas dan bibir bagian bawah.

• Palatum merupakan sebuah dinding atau pembatas


yang membatasi antara rongga mulut dengan rongga
hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut.
Struktur palatum sangat penting untuk dapat
melakukan proses mengunyah dan bernafas pada
saat yang sama. Palatum secara anatomis dibagi
menjadi dua bagian yaitu palatum durum (palatum
keras) dan palatum mole (palatum lunak).
TINJAUAN PUSTAKA
 LIDAH
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah
dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur
lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.
 Fungsi Lidah

• Menunjukkan kondisi tubuh

• Membasahi makanan di dalam mulut

• Mengecap atau merasakan makanan

• Membolak-balik makanan

• Menelan makanan

• Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata


CANDIDIASIS
 Definisi

Oral Candidiasis merupakan infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan
oleh jamur candida albican. Candida albican sebenarnya adalah flora normal yang
terdapat dalam rongga mulut, tetapi karena suatu hal candida albican akan berubah
menjadi tidak normal lagi
Hal hal yang menyebabkan candida albican menjadi tidak normal dalam rongga
mulut diantaranya oral hygent yang buruk dan system imun yang tidak baik. Oral
candidiasis dapat menyerang siapa saja yang memiliki oral hygent yang buruk ,
system imun yang buruk ataupun hal hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya
oral candidiasis.
CANDIDIASIS

 Etiologi

Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer atau sekunder yang disebabkan oleh jamur genus
kandida terutama Candida albicans. Selain C. albicans, genus kandida meliputi lebih dari 200
spesies, misalnya C. tropicalis, C. dubliniensis, C. parapsilosis, C. guilliermondii, C. krusei, C.
pseudotropicalis, C. lusitaniae, C. zeylanoides dan C. glabrata (dahulu dikenal dengan
Torulopsis glabrata), adakalanya dapat menyebabkan kandidiasis pada manusia, terutama
pada infeksi diseminata. Organisme tersebut dapat menginfeksi kulit, kuku, membran
mukosa, saluran pencernaan, dan juga dapat menimbulkan penyakit sistemik.
CANDIDIASIS
KLASIFIKASI ORAL CANDIDIASIS
1. Oral candidiasis akut

a.Kandidiasis Pseudomembranosus Akut


 Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut
juga sebagai thrush, pertama sekali dijelaskan
kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang
putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri
dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur,
dapat dihapus meninggalkan permukaan merah
dan kasar. Pada umumnya dijumpai pada mukosa
pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita
kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar
pada mulut. Kandidiasis seperti ini sering diderita
oleh pasien dengan sistem imun rendah, seperti
HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi
kortikosteroid, dan menerima kemoterapi
CANDIDIASIS
KLASIFIKASI ORAL CANDIDIASIS

b. Kandidiasis Atropik Akut


 Kandidiasis jenis ini membuat daerah
permukaan mukosa oral mengelupas dan
tampak sebagai bercak-bercak merah difus
yang rata. Infeksi ini terjadi karena pemakaian
antibiotik spektrum luas, terutama Tetrasiklin,
yang mana obat tersebut dapat mengganggu
keseimbangan ekosistem oral antara
Lactobacillus acidophilus dan Kandida albikan.
Pasien yang menderita Kandidiasis ini akan
mengeluhkan sakit seperti terbakar.
CANDIDIASIS
KLASIFIKASI ORAL CANDIDIASIS b.Kandidiasis Hiperplastik Kronik
2. Oral candidiasis kronik  Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal
atau tepi lateral lidah berupa bintik-
a. Kandidiasis atropik kronik bintik putih yang tepinya menimbul tegas
dengan beberapa daerah merah. Kondisi
ini dapat berkembang menjadi displasia
berat atau keganasan, dan kadang
disebut sebagai Kandida leukoplakia.
Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat
dihapus, sehingga diagnosa harus
ditentukan dengan biopsi. Kandidiasis ini
paling sering diderita oleh perokok.

c. Median Rhomboid Glositis


 Median Rhomboid Glositis adalah daerah
simetris kronis di anterior lidah ke papila
 Disebut juga “denture stomatitis” atau sirkumvalata, tepatnya terletak pada
“alergi gigi tiruan”. Mukosa palatum duapertiga anterior dan sepertiga
maupun mandibula yang tertutup basis posterior lidah.
gigi tiruan akan menjadi merah,
kondisi ini dikategorikan sebagai
bentuk dari infeksi Kandida.
CANDIDIASIS
KLASIFIKASI ORAL CANDIDIASIS

3. Keilitis Angularis
 Keilitis angularis merupakan infeksi
Kandida albikan pada sudut mulut,
dapat bilateral maupun unilateral. Sudut
mulut yang terkena infeksi tampak
merah dan pecah-pecah, dan terasa
sakit ketika membuka mulut. Keilitis
angularis ini dapat terjadi pada
penderita defisiensi vitamin B12 dan
anemia defisiensi besi.
CANDIDIASIS
Gejala Oral Candidiasis
Gejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau
pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah
sehingga mulut terasa perih.
Secara keseluruhan Gejala oral trush yaitu :
 Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.

 Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu

 Mukosa mulut mengelupas

 Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan
kemudian berdarah.
 Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga
beberapa tahun akan menyerang kulit anak.
 gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius

 Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus

 Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.
CANDIDIASIS

Diagnosis

Diagnosa yang tepat diperoleh dari pemeriksaan yang teliti. Diagnosa kandidiasis oral yang dapat
dilakukan meliputi anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaaan penunjang seperti
pemeriksaan sitologi eksfoliatif, metode kultur swab, uji saliva, dan biopsi.

Keluhan yang bisa terjadi pada kandidiasis oral seperti adanya rasa tidak nyaman, rasa terbakar,
rasa sakit, dan pedih pada rongga mulut. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan melihat gambaran
klinis lesi yang terdapat pada rongga mulut.
CANDIDIASIS
Diagnosis Banding
a. Leukoedema
 Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi tampak keputihan (white to
slate gray discoloration/ milky surface), diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-
lipatan permukaan yang diakibatkan mengkerutnya mukosa.Lesi asimptomatik, simetris pada permukaan
mukosa bukal, dan tidak dapat dikelupas, dapat menghilang atau memudar saat mukosa diregangkan.

b. White Sponge Nevus


 Suatu kondisi autosomal-dominant karena adanya mutasi gen keratin 4 dan atau 13

 Lesi asimptomatik pada mukosa rongga mulut bilateral, peninggian dengan permukaan irregular
(spongy texture) berbentuk plak dan fisur yang menyebar dan tidak dapat dikerok.Muncul pada waktu
lahir (khususnya sebelum pubertas), dan menetap seumur hidup.
CANDIDIASIS
Penatalaksanaan

Menajemen yang dilakukan pada kandidiasis oral adalah dengan pengobatan secara topikal.

Adapun tujuan utama dari pengobatan adalah;


 Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang berkontribusi.
 Untuk mencegah penyebaran sistemik.
 Untuk mengurangi kekurangnyamanan yang terjadi.
 Untuk mengurangi perkembangbiakan kandida.

Pengobatan kandidiasis oral lini pertama yaitu:


 Nistatin
 Ampoterisin B
 Klotrimazol

Pengobatan kandidiasis linikedua yaitu:


 Ketokonazol
 Flukonazol
 Itrakonazol
CANDIDIASIS

Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya oral kandidiasis menurut :
 Cuci tangan sebelum memberi makanan/ minuman kepada bayi.

 Memelihara kesehatan rongga mulut.

 Mengonsumsi makanan yang sehat.

 Beri bayi minum 2-5 sendok air hangat untuk membilas mulut bayi setelah minum susu.
CANDIDIASIS

prognosis
 Prognosis glossitis baik, meskipun akan membutuhkan waktu serta perawatan yang tepat. Selama perawatan penting
untuk menghindari makanan yang dapat mengiritasi lidah, dan selalu menjaga kebersihan mulut dengan menyikat
gigi dan menggunakan flossing5.

Komplikasi
 Gelisah

 Sumbatan jalan nafas

 Kesulitan dalam berbicara

 Kesulitan dalam mengunyah atau menelan

 Peradangan lidah yang kronis


ORAL CANDIDIASIS: AN OVERVIEW AND CASE REPORT
 Pasien usia 34 tahun dilaporkan ke departemen bedah mulut dan maksilofasial dengan keluhan rasa sakit dan
sensasi terbakar di sisi kiri dan kanan dari mukosa bukal (Gambar 1 & 2) sejak 30-35 hari. sejarah medis
mengungkapkan pasien pada terapi steroid. Tidak ada riwayat kebiasaan releavant diberikan oleh pasien.
Pada pemeriksaan Intra-oral itu terlihat bahwa lesi diperpanjang dari jing ke daerah molar kedua bilateral.
Lesi tampak kemerahan berwarna putih. Pada palpasi lesi mengungkapkan marjin didefinisikan dengan baik
dengan eversi mukosa bukal. Brush biopsi lesi dilakukan dan dikirim untuk pemeriksaan yang
mengungkapkan Candidiasis. terapi anti jamur dimulai dan hasil yang sukses diperoleh setelah 2 bulan.

Diskusi
 C albicans adalah komensal normal mulut. Pertumbuhan berlebih dari kandida, bagaimanapun, dapat
menyebabkan ketidaknyamanan lokal, sensasi rasa berubah, disfagia dari esofagus pertumbuhan berlebih
mengakibatkan gizi buruk, pemulihan yang lambat, dan rumah sakit berkepanjangan tinggal.

Kesimpulan
 Prognosis baik untuk kandidiasis oral dengan pengobatan yang tepat dan efektif. Kambuh ketika itu terjadi
lebih sering daripada tidak karena kepatuhan miskin dengan terapi, kegagalan untuk menghapus dan gigi
palsu bersih tepat, atau ketidakmampuan untuk menyelesaikan mendasari / faktor predisposisi infeksi.
ORAL CANDIDIASIS : AIDING IN THE DIAGNOSIS OF HIV—A CASE
REPORT
 Seorang pria 45 tahun dilaporkan ke Departemen Oral Medicine dan Radiologi dengan keluhan utama dari sensasi
terbakar di lidah dan pipi dari 3 bulan terakhir. Dia tidak punya yang signifikan masa lalu sejarah medis dan obat.
Itu pasien memberikan sejarah merokok 5 batang / hari selama 15 tahun tetapi telah keluar dari kebiasaan 6 bulan
kembali.

Diskusi
 Infeksi HIV ditandai dengan imunosupresi yang progresif karena jumlah CD4 rendah mutlak dan terganggu jaringan
sitokin yang nyata malapetaka di tingkat klinis. Konsekuensi klinis infeksi HIV mencakup spektrum mulai dari
sindrom akut yang berhubungan dengan infeksi primer berkepanjangan berdasarkan tanpa gejala untuk penyakit
lanjut.
 gangguan lisan terkait HIV yang paling umum adalah kandidiasis oral yang terjadi pada 17-43% kasus infeksi dengan
HIV dan di lebih dari 90% dari kasus AIDS .Kandidiasis orofaringeal adalah salah satu manifestasi awal HIV-diinduksi
immunodefisiensi dan biasanya berefek pada mayoritas orang dengan infeksi HIV yang tidak diobati. Berdasarkan
bulan atau tahun sebelum infeksi oportunistik yang lebih berat, mungkin sentinel event menunjukkan keberadaan
atau perkembangan penyakit HIV.

Kesimpulan

 Lesi oral berfungsi sebagai penanda awal infeksi HIV dan mungkin pemberita penurunan kesehatan umum dan
prognosis yang buruk. Dokter gigi harus menyadari karakteristik dan penyajian manifestasi infeksi HIV, sehingga
memungkinkan awal identifikasi dari HIV, memastikan inisiasi terapi. Sebuah infeksi candida sering mungkin yang
pertama tanda klinis infeksi HIV. Kehadiran kandidiasis oral tanpa penyebab lokal, seperti xerostomia atau terapi
dengan antimikroba, kortikosteroid, atau obat penekan kekebalan lainnya pada orang yang dinyatakan muncul
harus penyelidikan dengan cepat sehat ke dalam gaya hidup dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan risiko
infeksi HIV.
ACUTE OROPHARYNGEAL CANDIDIASIS (ATYPICAL
PRESENTATION): A CASE REPORT
 Perempuan Australia berusia 51 tahun disajikan ke UGD di King Fahd Militer Kompleks Medis, Arab Saudi, dengan
sejarah sakit tenggorokan (sensasi terbakar), demam dan mengurangi asupan oral selama 3 hari tidak diperbaiki
dengan lisan antibiotik. Dia memberikan sejarah kembali dari Pakistan 2 minggu sebelum presentasi mendatang.
Pasien medis gratis tanpa rekam medis dari setiap obat-obatan biasa.
Pemeriksaan
 Swap Tenggorokan diambil untuk kultur dan sensitivitas. Dua hari setelah pengakuan langit-langit lunak dan nekrosis
tonsil mulai meskipun gejala pasien membaik Hasil Swap pada waktu itu menunjukkan infeksi streptokokus sensitif
terhadap antibiotik yang diberikan meskipun bahwa infeksi dan nekrosis yang semakin parah.
 Hasil histopatologi menunjukkan imunitas akut seluler (reaksi granulomatosa aktif), Daripada kekebalan humoral.
Swap lain diambil dengan perhatian khusus untuk TB, infeksi jamur dan difteri. Hasil datang setelah tiga hari
menunjukkan pertumbuhan berat candida dan negatif untuk bentuk lain dari infeksi. Jadi keputusan itu untuk
menghentikan semua antibiotik dan untuk memulai antijamur IV sistemik sesuai dengan prosedur (flukonazol).
Peningkatan dramatis terjadi dengan obat antijamur. Kemajuan nekrosis berhenti, dan fibrosis dimulai dalam waktu 5
hari. Pasien itu habis pulang setelah 7 hari dari obat antijamur menindaklanjuti di klinik dengan sembuh langit-langit
lunak, tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada kelenjar leher getah bening.
Diskusi
 Pasien dengan akut jamur Candidiasis biasanya memiliki riwayat infeksi HIV, memakai gigi palsu, memiliki diabetes
mellitus, atau telah terkena antibiotik spektrum luas atau steroid inhalasi. Pasien sering tanpa gejala. Namun,
beberapa gejala mungkin termasuk: Radang tenggorokan dan sariawan yang menyakitkan, Burning mulut atau lidah,
Disfagia, patch tebal Keputihan pada mukosa mulut. Pemeriksaan fisik mengungkapkan eritema difus dan bercak
putih yang muncul pada permukaan mukosa bukal, tenggorokan, lidah, dan gusi
ORAL CANDIDIASIS: A SHORT REVIEW AND A CASE REPORT
 Seorang pasien laki-laki berusia 34 tahun asal Saudi dilaporkan kepada departemen pasien rawat
jalan di AFHJ, Jazan, KSA dengan keluhan mulut tidak nyaman, ketidakmampuan untuk membuka
mulutnya dan bau mulut dari dua minggu terakhir. Pasien dinyatakan non-kontribusi pada
pemeriksaan masa lalu kecuali bahwa ia didiagnosis untuk gangguan stres pascatrauma (PSTD)
sebelumnya. . sejarah obat masa lalu dan sejarah gigi yang tidak signifikan. Dia tidak memiliki
riwayat merokok Diagnosis segera dari OC dilakukan. Dia diperlakukan dengan dosis tunggal
kombinasi sistemik (200 mg ketokonazol sekali sehari selama 3 hari) serta terapi antijamur lokal
(nistatin mulut-bilas selama 7 hari). Dia menanggapi terapi anti jamur dan pulih sepenuhnya tanpa
perlunya terapi lebih lanjut.

Diskusi
 Berbagai anggota spesies Candida menghuni rongga mulut dan jamur oportunistik. Mereka terkait
dengan sejumlah penyakit mulut pada manusia. OC adalah entitas terkenal dan lesi umumnya
terlihat. hasil OC dari perubahan fisiologis dan gangguan homeostasis dalam sistem host kekebalan
tubuh. Di hadapan sejumlah sistem kekebalan yang sehat dan baik seimbang, Candida albicans
berperilaku sebagai komensal di ekosistem oral. Bahkan resistensi antijamur karena kerentanan
yang lebih rendah dari spesies tertentu, seperti Candida glabrata dan C. Candida glabrata dan C.
Candida glabrata dan C. krusei,untuk obat antijamur dapat dilihat.
 Oleh karena itu perhatian segera dengan diagnosis klinis yang tepat dan administrasi bijaksana
obat antijamur bersama dengan perhatian yang memadai untuk mengurangi respon host imun jika
ada sangat vita; dalam menangani OC ketika terpapar.
AMPICILLIN INDUCED ORAL CANDIDIASIS: A CASE REPORT

 Seorang anak berusia enam tahun dibawa ke rumah sakit dengan riwayat periorbital dan wajah bengkak, distensi abdomen,
penurunan output urin sekitar dua kali / hari dan pembengkakan dari kedua ekstremitas atas dan bawah sejak sembilan hari. Dia
juga mengeluhkan disfagia sejak dua hari dan tidak berhubungan dengan gejala lainnya. Itu pasien awalnya dirawat di rumah
sakit lain untuk pengobatan gejala di atas, maka dirujuk ke rumah sakit saat ini untuk pengelolaan selanjutnya. riwayat medis
masa lalunya mengungkapkan bahwa ia didiagnosa menderita sindrom nefrotik dengan hipertensi dengan infeksi saluran
pernapasan delapan hari kembali dan pada tablet prednisolon (40mg, sekali sehari) dan injeksi ampicillin (500mg, tiga kali sehari).

Diskusi
 Pada analisis kasus, injeksi ampicillin adalah penyebab paling mungkin dari candidosis oral. Pertama, waktu hubungan temporal
dan presentasi klinis sariawan. Kedua, untuk menyingkirkan penyebab sistemik yang mendasari untuk tes cepat kandidiasis oral
untuk HIV dilakukan yang mengungkapkan semua nilai dalam rentang normal dan status reaktif HIV. Ketiga, steroid diketahui
menyebabkan kandidiasis oral, tetapi dalam kasus kami, pasien sembuh dari candidiasis oral setelah penghentian ampisilin
bersama dengan manajemen gejala meskipun terapi steroid itu melanjutkan. Jadi kandidiasis oral dapat dikaitkan dengan injeksi
ampicillin saja.

Kesimpulan
 Berikut ini menandakan kasus ampisilin dosis terapi dapat menginduksi kandidiasis oral pada pasien. Jadi para profesional
perawatan kesehatan harus menyadari ampisilin oral thrush diinduksi untuk diagnosis yang lebih baik dan manajemen yang
sama.
CHRONIC HYPERPLASTIC CANDIDIASIS OF THE ORAL MUCOSA:
CASE REPORT
 Seorang pria 50 tahun membuat kunjungan pertamanya ke CEU-Cardenal Herrera Gigi Clinic. Alasan dari kunjungan ini
adalah untuk melaksanakan pemeriksaan dan pembersihan mulut melihat seperti itu sudah 3 tahun sejak kunjungan
terakhirnya ke dokter gigi. Pasien adalah perokok dari 10 batang per hari, tanpa penyakit sistemik lainnya. Kami
mengamati tak menyakitkan, berbatas tegas plak keputihan yang tidak terlepas pada serak, terletak di mukosa pipi, dan
pada kedua bibir retro-commissures (Gambar 1) pasien tidak tahu berapa lama ia telah memiliki lesi tersebut. Gambaran
klinis dari lesi putih dapat didiagnosis sebagai kronis hiperplastik Candidiasis (CHC). Oleh karena itu, diagnosis diferensial
dari semua lesi putih yang tidak bisa dihapus harus dibuat sebagai leukoplakia. Kami menasihati pasien tentang berhenti
merokok.
Hasil Dan Diskusi
 Diagnosis klinis kandidiasis hiperplastik dan ditegakkan menggunakan biopsi dari lesi dan deteksi Candida dalam
budaya mikrobiologis.
 Kronis hiperplastik Candidiasis (CHC) adalah varian dari candidiasis oral yang biasanya muncul sebagai berbatas tegas
teraba, lesi mengangkat yang mungkin berbeda dari tembus kecil keputihan daerah untuk plak buram besar yang tidak
dapat terhapus. Situs umum yang paling untuk lesi ini adalah mukosa bukal, terutama daerah komisura. Langit-langit dan
lidah mungkin juga terlibat, meskipun lebih jarang. Agen etiologi utama dari penyakit ini adalah jamur patogen lisan
Candida terutama milik Candida albicans, meskipun co-faktor sistemik lain, seperti kekurangan vitamin dan umum
penekanan kekebalan.
kesimpulan
 Diagnosis CHC rumit mengingat karakteristik yang mirip dengan orang-orang dari leukoplakia terinfeksi Candida. Untuk
alasan ini, itu adalah kunci untuk melaksanakan diagnosis diferensial menggunakan biopsi dan budaya mikrobiologi.
 Total pengampunan lesi setelah pengobatan antijamur menegaskan diagnosis CHC
CASE REPORT ON ORAL LEUKOPLAKIA WITH SUPERADDED
FUNGAL INFECTION
 Seorang pasien laki-laki 34 tahun dilaporkan ke departemen kami dengan keluhan utama patch keputihan dalam mulut selama 4 minggu. Lesi terasa saat menyikat gigi, dan
pasien mengalami sensasi terbakar pada mengkonsumsi makanan panas dan pedas. Pasien memiliki kebiasaan kunyah tembakau dengan sirih selama 20 tahun, 4-5 kali / hari.
Tidak ada riwayat medis yang signifikan. Pada pemeriksaan ekstraoral, tidak ada kelainan signifikan terdeteksi. Pada pemeriksaan intraoral, sebuah plakat-jenis patch yang
didefinisikan dengan baik terlihat pada bilateral mukosa bukal pengukuran sekitar 3 × 4 cm, membentang dari daerah commissural bilateral sampai trigonum retromolar
anteroposterior, superior-inferior 1 cm di atas dan di bawah mukosa. Borders baik-didefinisikan dengan sekitarnya mukosa eritematosa. Lesi memberikan penampilan “retak
lumpur”. Pada palpasi, lesi non-scrapable non-lunak, dengan tidak ada tanda-tanda indurations. Ini adalah gambar klinis kasus ini. biopsi insisi dilakukan

Diskusi
 merokok, konsumsi alkohol, dan mengunyah betal / tembakau kebiasaan telah berhubungan positif dengan lesi oral seperti fibrosis lisan submukosa (OSF), leukoplakia, dan
lichen planus oral, yang telah terbukti dengan potensi transformasi ganas. Telah dicatat bahwa ada tingkat kejadian potensi transformasi ganas. Telah dicatat bahwa ada
tingkat kejadian potensi transformasi ganas. Telah dicatat bahwa ada tingkat kejadian yang tinggi OL dan kanker mulut di kalangan anak muda yang sebelumnya
didiagnosis dengan OSF.

Kesimpulan
 Identifikasi awal OL adalah wajib. Seiring dengan itu, mendiagnosis lesi terkait adalah suatu keharusan. Karena probabilitas ganas dari leukoplakia tinggi, mengamati dan
mendiagnosis lesi klinis saja tanpa biopsi harus berkecil hati. Biopsi harus dilakukan untuk diagnosis yang pasti dan untuk melakukan perencanaan pengobatan yang cepat
tepat.
A CASE REPORT OF: PSEUDOMEMBRANOUS CANDIDIASIS
INDUCED BY LONG TERM SYSTEMIC CORTICOSTEROIDS THERAPY
 Sebuah negroid pasien Libya perempuan berusia 24 tahun, datang ke departemen Oral Medicine, Operasi, dan
Diagnosis, di Universitas Libya International, dengan keluhan kekasaran, mengupas jaringan mulut, sensasi
terbakar di lidah dan sakit mulut sejak satu setengah bulan lalu. Sejarah medis dan obat pasien
mengungkapkan bahwa dia memiliki operasi pengangkatan lesi kistik intrakranial sejak tiga bulan yang lalu,
dan sejak itu ia sedang terapi kortikosteroid sistemik (Deksametason 10mg / hari) sampai seminggu sebelum dia
mengunjungi ke departemen.
 Pada pemeriksaan intraoral, hampir seluruh mukosa mulut nya (bukal, labial, palatal mukosa) ditutupi oleh
bercak putih meningkat, menyebar eritema atas langit-langit lunak, uvula, dan orofaring (Gambar 1 A, B, C),
dengan bercak putih scrapable. Pada penggosokan lembut bercak putih, sebuah daerah eritematosa terlihat.

Diskusi
 Meskipun, Candida albicans adalah yang paling sering terlibat spesies secara melalui mulut, spesies lain
semakin sering ditemui. Faktor virulensi unik Candida albicans mencakup kemampuan untuk mematuhi
permukaan jaringan host, menghasilkan pertumbuhan jamur berserabut, dan melepaskan enzim hidrolitik yang
menyebabkan kerusakan pada jaringan host.
 Kandidiasis pseudomembran dapat berkembang sebagai hasil dari penggunaan jangka panjang kortikosteroid
sistemik, atau kasus di mana itu individu makhluk immunocompromised untuk jangka panjang

Kesimpulan
 Spesies candida merupakan normal oral commensals ditemukan di 17-75% dari individu yang sehat dan orang
yang paling lemah. Itu transisi ini tidak berbahaya untuk penyebab penyakit tersebut terkait dengan atribut
virulensi mikroorganisme. Penggunaan jangka panjang dari hasil kortikosteroid sistemik dalam pembangunan
akut Pseudomembran Candidiasis karena penumbuhan jamur yg terlalu cepat di status imunosupresi.
ORAL CANDIDIASIS: A CASE REPORT AND REVIEW OF
LITERATURE
 Seorang pasien wanita berusia 67 tahun dilaporkan ke departemen kami dengan keluhan utama dari sensasi terbakar di mulut
selama 1 minggu dan juga mengeluhkan pasangan longgar gigi palsu. Pasien relatif asimtomatik 1 minggu kembali ketika ia mulai
mengalami sensasi terbakar di mulut yang tiba-tiba onset, diperparah pada makan makanan dan lega atas membilas mulut. Dia juga
mengeluhkan gigi palsu atas dan bawah longgar yang dia pakai telah selama 20 tahun. Dia hipertensi dan pengobatan selama 7 tahun
terakhir. Pada pemeriksaan putih keabu-abuan longgar slough terlihat lebih punggungan mandibula membentang dari kanan ke kiri
daerah retromolar. Juga beberapa daerah eritematosa tidak teratur dicatat atas langit-langit keras dan punggungan rahang atas.
Pada palpasi tidak ada nyeri berhubungan dengan punggung mandibula, langit-langit keras dan punggungan rahang atas.

Diskusi
 A.Candidosis Oral Utama: a. bentuk akut: pseudomembranosa, eritematosa. b. bentuk kronis: Eritematosa, Pseudomembraanous,
seperti Plak, Nodularc. Candida lesi terkait: Denture stomatitis, sudut chealosis, Median rhomboid glossitis
 B.Candidosis Oral Sekunder: Familial mucocutaneous candidiasis, Diffuse mucocutaneous candidiasis kronis, Familial Kandidiasis
Mukokutan, Penyakit granulomatosa kronis, Sindrom Candidosisendocrinnopathy, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
 Baris utama pengobatan: Nistatin adalah obat pilihan sebagai garis utama dan pengobatan untuk kandidiasis ringan dan terlokalisasi
garis utama pengobatan ini digunakan obat lain termasuk Klotrimazol yang tersedia sebagai Lozenges dan Amphotercin B sebagai
suspensi oral.
 Baris kedua pengobatan: Baris kedua pengobatan digunakan untuk parah, lokal, immunosuppresan pasien dan pasien yang
merespon buruk terhadap baris utama dari pengobatan. Obat terutama digunakan di baris kedua dari pengobatan adalah:
Ketokonazol, Flluconazole, Itrakonazol.

Kesimpulan
 Pemeliharaan kebersihan oral dan diagnosis awal infeksi sangat penting. Manajemen melibatkan jejak rekam medis, pemeriksaan
klinis, dan pengobatan antijamur yang sesuai dengan sampel yang membutuhkan beberapa yang akan diambil untuk analisis
laboratorium. Prognosis kandidiasis oral baik ketika perawatan yang tepat diberikan dan faktor predisposisi yang terkait dengan
infeksi ini dieliminasi
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai