Ignatia Wurangian
Melly Lorianti
Pada waktu penderita datang yang pertama kali harus kita lakukan adalah :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan extra oral
3. Pemeriksaan intra oral
Tujuan :
1. Untuk menentukan indikasi perawatan
2. Untuk menentukan prognosa dari hasil perawatan
3. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat terjadi dari kasus tersebut.
4. Untuk menentukan alternatif apa yang akan diambil agar dapat mengatasi
masalah tersebut.
5. Untuk menentukan rencana therapy dan tahap-tahap perawatan yang akan
dilakukan.
Hasil pemeriksaan dicatat pada kartu status. Kartu status
bagian prosthodontia hanya ada satu jenis yang berlaku bagi gigi
tiruan lepasan maupun gigi tiruan cekat. Seorang pasien hanya
mempunyai satu status walaupun beberapa jenis gigi tiruan yang
dibuatnya.
No. status : misal : 01/GTC/4/85 (Diisi oleh penanggung jawab
status).
I.ANAMNESA :
Auto anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya langsung pada
penderita
Alo anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya tidak langsung pada
penderita tetapi misalnya pada yang menyertai penderita.
A. Data Pribadi
1. Nama, alamat, no. telepon penderita, guna :
− Agar dapat melakukan komunikasi dengan penderita.
− Untuk keperluan penyimpanan status (filing).
2. Umur, guna :
− Untuk menentukan cara komunikasi
− Untuk menentukan indikasi prothesa
− Untuk memperkirakan bagaimana adaptasi penderita
terhadap GT-nya nanti (GTL)
− Untuk membantu didalam memilih gigi (GTL)
− Untuk membantu didalam menyusun gigi (GTL)
III. DIAGNOSA
Disini secara singkat segala yang tercantum mulai dari anamnesa sampai
pemeriksaan intra oral dicatat.
B. Penyakit darah :
1. Anemia :
Mukosa mulut berwarna pucat, pengeluaran saliva berkurang rasa sakit pada
lidah, terlihat berwarna merah, sering terjadi perdarahan gingiva. Akibatnya
timbul kesulitan dalam pemakaian protesa.
2. Hemophilia :
Merupakan penyakit turunan dan hanya terjadi pada pria. Pada penyakit ini
terdapat kelainan dalam sistem pembekuan darah, sehingga pembuatan gigi
tiruan jangan tajam tetapi halus agar tidak terjadi luka.
C. Penyakit hormonal :
1. Hyperparathyroidism :
Pada keadaan norkal glandula parathyroid mempertahankan kadar Ca yang
normal di dalam darah. Parathyroid ini mempunyai pengaruh yang besar
bagi pembentukan maupun resorbsi tulang. Pada penderita
hyperparathyroidism terdapat kecenderungan terjadinya resorbsi tulang
alveolar osteoporosis, sehingga keberhasilan pembuatan gigi tiruan sangat
buruk.
2. Hyperthyroidism :
Penderita ini tidak memberikan gejala-gejala di dalam mulut, hanya gigi susu
tanggalnya lebih awal, sedangkan gigi permanent tumbuh lebih cepat.
Penderita ini cenderung sangat kritis, ambang kepuasannya sangat rendah
sehingga keberhasilan perawatan gigi tiruan sangat buruk.
3. Epilepsi :
Pada penderita ini sering diberikan obat dilantin sodium yang menyebabkan
hypertrophi mukosa mulut. Untuk pembuatan protesa kadang-kadang
dibutuhkan pembedahan. Sebaiknya pada dokter yang merawat penderita ini
dianjurkan untuk menggunakan obat yang lain.
4. Diabetes mellitus :
Tanda-tanda : dehydrasi, lidah merah dan sakit. Kemungkinan makroglossia.
Gigi goyang karena kerusakan pada alveolar bone, penimbunan calculus
dan predeleksi periapical absess. Pada penderita ini bila diberikan
anestesi jangan menggunakan bahan vasokonstriktor seperti adrenalin
karena adrenalin dapat mengubah glycogen menjadi glucosa dengan
akibat kadar gula darah naik – shock diabetic – fatal. Di dalam
pembuatan gigi tiruan sebaiknya tepi-tepi jangan kasar atau terlalu
panjang dan oklusi gigi tiruan harus dibuat teliti.
Instruksi pada penderita :
− Makanan makanan yang lunak
− Perhatikan OH
− Memberikan istirahat pada jaringan bila memakai GTL.
− Sering melakukan kontrol untuk penyesuaian basis GT maupun oklusi.
5. Penyakit jantung :
Perlu konsultasi dengan dokternya apabila diperlukan pemberian
anestetikum.
6. Hypertensi :
Bagi penderita ini sebaiknya hindari pemakaian anestetikum yang
mengandung vasokonstriktor.