Anda di halaman 1dari 15

MODUL 7

SKILLS LAB PROSTODONSIA


“GIGI TIRUAN”
PENUNTUN UNTUK MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2018
DIAGNOSTIK SURVEY

Tujuan pembelajaran (Learning Objective) :


1. Mahasiswa mampu berkomunikasi secara personal dengan pasien
2. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa dan pengisian status prosto dengan benar

Metode pembelajaran : Praktikum


 Melakukan anamnesa antar teman
 Melakukan pemeriksaan dan pengisian status antar teman

Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka + 1x pengambilan nilai

Bahan dan alat yang dibutuhkan :


 Lembar pengisian status prosto
 Dental unit / kursi untuk melakukan pemeriksaan
 Ruangan dengan penerangan yang cukup

Mahasiswa wajib membawa :


 Alat standar (2 buah kaca mulut no. 3, sonde halfmoon, excavator, pinset)
 Burnisher
 Nierbekken
 Lap putih
 Sarung tangan karet dan masker
 Alat tulis (ballpoint, tip-ex, pensil, spidol warna merah, biru, hitam)

TINJAUAN PUSTAKA
Pada waktu penderita datang yang pertama kali harus kita lakukan adalah :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan extra oral
3. Pemeriksaan intra oral

Tujuan anamnesa:
1. Menentukan indikasi perawatan
2. Menentukan prognosa dari hasil perawatan
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat terjadi dari kasus tersebut
4. Menentukan alternatif apa yang akan diambil agar dapat mengatasi masalah tersebut
5. Menentukan rencana terapi dan tahap-tahap perawatan yang akan dilakukan

I. ANAMNESA :
 Auto anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya langsung pada penderita
 Alo anamnesa : Pemeriksaan secara bertanya tidak langsung pada penderita tetapi
misalnya pada yang menyertai penderita.

A. Data Pribadi
1. Nama, alamat, no. telepon penderita, guna :
− Agar dapat melakukan komunikasi dengan penderita.
− Untuk keperluan penyimpanan status (filing).

2. Umur, guna :
− Untuk menentukan cara komunikasi
− Untuk menentukan indikasi prothesa
− Untuk memperkirakan bagaimana adaptasi penderita terhadap GT-nya
nanti (GTL)
− Untuk membantu didalam memilih gigi (GTL)
− Untuk membantu didalam menyusun gigi (GTL)

3. Jenis kelamin, guna :


− Untuk membantu didalam memilih gigi (GTL)
− Untuk membantu didalam menyusun gigi (GTL)
− Untuk menentukan bentuk dari gigi yang akan dibuat (GTC)
− Untuk faktor estetis / pengunyahan

4. Pekerjaan, guna :
− Untuk mengetahui status sosial ekonomi penderita sehingga dapat
ditentukan indikasi prothesa
− Untuk membantu didalam menentukan rencana terapi
− Untuk faktor estetis atau pengunyahan/bicara.

B. Kesehatan umum (Medical Case History) :


− Apakah penderita mempunyai kecenderungan terjadi pendarahan, menderita
alergi terhadap obat-obatan, menderita penyakit DM; TBC dan lain-lain. Bila
jawabannya adalah ya maka beri tanda +.
− Saat ini dalam perawatan dokter ya/tidak. Bila ya maka perlu diketahui untuk
penyakit apa.
Guna : untuk mengetahui penyakitnya terkontrol/tidak. Bila terkontrol, maka dapat
bekerja sama dengan dokter yang merawatnya. Bila tidak terkontrol maka perlu
dilakukan rujukan dengan seorang dokter.

C. Dental Case History


Perlu ditanyakan keluhan utama/maksud kedatangan penderita. Misal : penderita
datang ingin dibuatkan / diperbaiki giginya.
1. Sebab hilangnya gigi : misal dicabut/patah/lepas sendiri. Guna :
a. Untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pembuatan rontgen photo.
b. Untuk memperkirakan apakah hilangnya gigi akibat adanya kelainan
periodontal/tidak.

2. Pencabutan terakhir : misal 2 bulan/ 1 minggu dll.


a. Pencabutan yang baru dilakukan perlu ditulis elemen gigi yang dicabut
pada kolom regio.
b. Pencabutan yang sudah lama tidak perlu ditulis dikolom regio.
Guna :
a. Untuk mengetahui keadaan luka bekas pencabutan agar dapat
menentukan kapan pencetakan dapat dilakukan.
b. Untuk memperkirakan keadaan resorbsi tulangnya.

3. Pernah / sedang / tidak pernah memakai GT. Guna :


a. Untuk mengetahui adaptasi penderita terhadap GT-nya.
b. Untuk dijadikan pedoman didalam menentukan rencana perawatannya
nanti, misal didalam memilih, menyusun gigi nantinya; terutama bagi
penderita-penderita yang pernah / sedang memakai GT.

4. Macam gigi tiruan lama : misal, GTL, Jacket Crown dan lain-lain. Guna :
untuk menentukan konstruksi dari GT nya nanti.

5. Jenis gigi pada gigi tiruan lama : misal, akrilik / porselen. Guna :
a. Untuk dijadikan pedoman didalam menentukan rencana terapinya.
b. Untuk memperkirakan penyebab dari resorbsi processus
alveolaris/kelainan-kelainan jaringan yang terdapat didalam mulut.
6. Lamanya memakai GT, guna :
a. Untuk mengetahui bagaimana retensi dan stabilisasi GT lama.
b. Untuk mengetahui apakah penderita mempunyai kebiasaan jelek seperti
bruxism bila dalam waktu singkat permukaan gigi-gigi sudah
mengalami abrasi.

7. Pengalaman penderita terhadap gigi tiruannya. Guna : untuk dijadikan


pedoman didalam pembuatan GT nya yang baru.

8. Alasan untuk pembuatan / perbaikan GT, guna : untuk meningkatkan kualitas


GT nya yang baru.

9. Ciri khas gigi asli yang hilang, guna :


a. Untuk dijadikan pedoman didalam pembuatan GT nya yang baru.
b. Untuk memberikan kepuasan pada penderita bila dia ingin dibuatkan
GT yang sesuai benar dengan gigi aslinya.

10. Kebiasaan jelek, misal : bruxism, bruxomania dan lain-lain, guna :


a. Untuk menentukan konstruksi dari GT nya nanti.
b. Untuk approach penderita yang memakai GTL agar melepaskan GT
nya pada malam hari.

II. PEMERIKSAAN EXTRA ORAL :


1. Bentuk muka : ovoid, tapering, square
Cara pemeriksaan : dengan melihat bentuk muka penderita dari depan, guna :
a. Untuk membantu didalam memilih gigi anterior (GTL)  membentuk daerah
servikal disesuaikan dengan bentuk muka.
b. Untuk membantu didalam menentukan bentuk gigi anterior (GTC).

2. Mata : (GTL)
Cara pemeriksaan : tangkai kaca mulut digerakkan didepan mata penderita dan
penderita disuruh mengikuti arah gerakan kaca mulut. Ini untuk mengetahui apakah
mata kiri dan kanan simetris atau tidak.
Guna : untuk menentukan kesejajaran oklusal plane bagian anterior (sejajar garis
interpupil).

3. Telinga : (GTL)
Cara pemeriksaan : dilihat dari depan apakah telinga kiri dan kanan simetris / tidak.
Guna : untuk menentukan kesejajaran oklusal plane bagian posterior (sejajar garis
camper yaitu garis dari tragus ke alanasi.

4. Hidung : (GTL, GTC)


Cara pemeriksaan : menempatkan kaca mulut dibawah satu lubang hidung penderita
sedangkan lubang hidung yang lainnya ditutup. Penderita disuruh bernapas malalui
hidung dan dilihat apakah pada kaca mulut terdapat pengembunan. Bila ada berarti
penderita bernapas melalui hidung. Hal seperti ini juga dilakukan untuk lubang hidung
yang lainnya.
Gunanya:
a. Untuk menentukan ada/tidaknya penyumbatan dihidung penderita sehingga
dapat ditentukan langkah yang perlu diambil waktu akan mencetak.
b. Untuk menentukan rencana terapi yang perlu diambil agar dapat menambah
retensi suatu GTP
c. Untuk keperluan rujukan dengan seorang dokter THT.

5. Bibir : (GTL)
Cara pemeriksaan :
a. Dengan melihat dari depan apakah bibir penderita symetris/tidak.
b. Dengan menarik bibir atas dan bawah penderita untuk melihat tonus dari bibir
penderita.
Gunanya ;
a. Untuk membantu didalam menyusun gigi anterior.
b. Untuk membantu didalam menentukan bentuk serta ketebalan sayap labial GT.
6. Profil : (GTL, GTC)
Cara pemeriksaan : dengan melihat profil penderita dari samping.
Guna : untuk membantu didalam menentukan penyusunan gigi anterior.

7. Sendi : (GTL, GTC)


Cara pemeriksaan : dengan merasa pergerakan dari sendi waktu penderita membuka
dan menutup mulutnya.
Guna : untuk melihat ada / tidaknya kelainan sendi.

III. PEMERIKSAAN INTRA ORAL :


1. Oral hygiene : (GTSL, GTC)
Guna :
a. Untuk menentukan indikasi protesa
b. Untuk menentukan perlu/tidaknya dilakukan rujukan (pembersihan calculus)

2. Rontgen photo : (GTSL, GTC)


Guna :
a. Mengetahui abnormalitas pada rahang : akar gigi yang tersisa, gigi impaksi,
inflamasi, neoplastik
b. Kedalaman pocket periodontal  keadaan tulang disekitar akar gigi
c. Jumlah kehilangan tulang disekitar gigi yang tersisa dan didaerah tidak bergigi
d. Menunjukkan lokasi kanalis mandibula dan foramen mentalis
Extraoral radiografik  memberikan gambaran umum keadaan tulang untuk basis GT
dan struktur sekitar
a. Roentgen Panoramik
b. Roentgen Cephalometri
c. Roentgen TMJ
Intraoral radiografik  memberikan gambaran yang lebih mendetail
a. Roentgen Periapical
b. Roentgen Oklusal

3. Oklusi : (GTSL, GTC)


Cara pemeriksaan : dengan melihat hubungan gigi atas dan bawah terutama gigi-gigi
yang menentukan oklusi pada waktu penderita menutup mulutnya dalam keadaan
oklusi. Guna :
a. Untuk mendapatkan suatu GT yang sesuai dengan oklusi penderita waktu belum
memakai GT
b. Sebagai pedoman untuk memasang model di artikulator

4. Artikulasi : (GTSL, GTC)


Cara pemeriksaan : dengan menggunakan artikulating paper diantara gigi-gigi atas dan
bawah lalu penderita disuruh menggerakan rahangnya kekiri-kekanan, kemuka-
kebelakang.
Guna : untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan occlusal adjustment

5. Mukosa mulut : (GTL, GTC)


− Pemeriksaan adanya pigmentasi diperlukan untuk memilih warna dari basis gigi
tiruan.
− Pemeriksaan ada/tidaknya keadaan patologis dimaksudkan untuk :
a. Menentukan perlu tidaknya dilakukan rujukan
b. Menentukan kapan saatnya dapat dilakukan pencetakan

6. Vestibulum oris : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan kaca mulut no. 3 yang diletakkan di daerah vestibulum
tanpa tekanan. Kemudian dilihat seberapa banyaknya bagian dari kaca mulut yang
tertanam dibandingkan dengan tinggi processus alveolaris.
− Vestibulum dalam apabila lebih dari ½ kaca mulut tertanam
− Vestibulum sedang apabila ½ dari kaca mulut tertanam
− Vestibulum dangkal apabila kurang dari ½ kaca mulut tertanam
Guna :
a. Untuk menentukan panjang pendeknya sayap GT
b. Untuk mengetahui bagaimana retensi, stabilisasi GT

7. Frenulum : (GTL)
Cara pemeriksaan : dengan sedikit menarik bibir/pipi dan melihat seberapa jauh
perlekatan frenulum terhadap tinggi processus alveolaris.
− Frenulum tinggi apabila perlekatannya mendekati puncak processus alveolaris/
lebih dari ½ tinggi processus alveolaris.
− Frenulum sedang apabila perlekatannya pada ½ tinggi processus alveolaris.
− Frenulum rendah apabila perlekatannya kurang dari ½ tinggi processus alveolaris.
Guna :
a. Untuk mengetahui retensi, stabilisasi GT nya
b. Untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan rujukan.

8. Perlekatan dasar mulut : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan menyuruh penderita mengangkat lidahnya dan melihat
bagaimana perlekatan dasar mulut terhadap tinggi processus alveolaris. (perlekatannya
dikatakan tinggi, sedang atau rendah bila hasilnya seperti pada ad. 7).
Guna :
a. Untuk menentukan panjang-pendeknya sayap GT
b. Untuk mengetahui retensi, stabilisasi GT nya.

9. Tahanan jaringan : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan burnisher yang ditekankan pada daerah yang tidak bergigi.
− Tahanan jaringan tinggi bila submukosa-mukosanya tebal, kenyal dan mudah
bergerak.
− Tahanan jaringan rendah bila submukosa/mukosanya tipis, keras dan tidak
mudah bergerak.
Guna : untuk menentukan tehnik mencetak yang akan digunakan.

10. Residual ridge : (GTL/GTC)


Cara pemeriksaan adalah melihat bentuknya, ketinggiannya serta kepadatan
mukosanya.
Guna :
a. Untuk menentukan tehnik mencetak
b. Untuk membantu didalam menyusun gigi
c. Untuk mengetahui bagaimana retensi, stabilisasi GT.

11. Relasi residual ridge : (GTL)


Cara pemeriksaan : pada kasus rahang tidak bergigi dilihat relasi rahang pada waktu
penderita menutup mulut pada keadaan istirahat fisiologis. Pada kasus rahang bergigi
dilihat relasi rahang waktu penderita menutup mulut dalam keadaan oklusi.
Relasi anterior :
− Normal : ridge anterior bawah kira-kira 2 mm dibelakang ridge anterior atas.
− Prognathi : ridge anterior bawah lebih kemuka dari ridge anterior atas.
− Retrognathi : ridge anterior bawah terletak lebih dari 2 mm dibelakang ridge
anterior atas.
Guna : untuk menentukan cara penyusunan gigi.

12. Bentuk lengkung rahang : (GTC, GTL)


Guna : untuk menentukan cara penyusunan gigi.

13. Ruang prothesa : (GTC, GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat besar-kecilnya ruangan/jarak antara puncak ridge
atas dan bawah atau antara puncak ridge dengan permukaan oklusal gigi yang ada
serta jarak mesial distal nya.
− Cukup : apabila besarnya ruangan cukup untuk menyusun gigi.
− Kurang : apabila besarnya ruangan kurang untuk menyusun gigi.
Guna :
a. Untuk menentukan pemilihan gigi
b. Untuk menentukan konstruksi mahkota/jembatan yang akan dibuat.

14. Palatum : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat bentuk palatum serta kedalamannya.
Guna : untuk menentukan retensi & stabilisasi gigi tiruan.

15. Palatum Molle (GTL) – Pembagian menurut House


x = hubungan palatum durum dengan palatum molle
III II I
Guna : untuk menentukan pembuatan postdam.

16. Tubermaxilla : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat besar kecilnya tubermaxilla dengan bantuan kaca
mulut.
Guna :
a. Untuk menentukan retensi dan stabilisasi gigi tiruan
b. Untuk keperluan rujukan.

17. Retromolarpad : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan memakai burnisher yang ditekankan didaerah
retromolarpad. Hasilnya keras / kenyal
Guna :
a. Untuk menentukan retensi dan stabilisasi
b. Untuk menentukan teknik mencetak

18. Retromylohyoid : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan kaca mulut yang diletakkan didaerah retromylohyoid dan
dilihat dalam / dangkalnya dibandingkan dengan tinggi processus alveolaris.
(Retromylohyoid dikatakan dalam, sedang, dangkal bila hasil pemeriksaan seperti
pada ad. 6 ).
Guna :
a. Untuk menentukan retensi dan stabilisasi gigi tiruan
b. Untuk menentukan panjang pendeknya sayap gigi tiruan.

19. Exostosis : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat disertai perabaan.
Guna :
1. Untuk melakukan pertimbangan apakah perlu rujukan atau tidak.
2. Untuk menentukan arah pemasangan gigi tiruan.

20. Torus palatinus dan torus mandibularis : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat dibantu perabaan.
Guna : untuk melakukan pertimbangan apakah perlu rujukan atau tidak.

21. Lidah : (GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melihat besar kecilnya lidah serta posisi lidah waktu
penderita membuka mulut kecil.
− Besar : apabila processus alveolaris bawah kiri-kanan tertutup lidah.
− Sedang : apabila processus alveolaris bawah kiri-kanan tidak tertutup lidah.
− Kecil : apabila processus alveolaris bawah kiri-kanan tidak tertutup lidah tetapi
dasar mulut terlihat.
Dari crown Wright membagi klasifikasi lidah sebagai berikut :
 Kelas I : lidah terletak didasar mulut dan ujung lidah menyentuh permukaan
lingual gigi-gigi anterior bawah atau processus alveolaris bawah.
 Kelas II : lidah terletak didasar mulut dan ujung lidah tertarik sedikit
kebelakang sehingga dasar mulut terlihat sedikit.
 Kelas III: lidah tertarik kebelakang sekali sehingga dasar mulut terlihat
banyak.

Guna :
a. Untuk menentukan stabilisasi gigi tiruan bawah
b. Untuk approach pada penderita waktu akan dilakukan pencetakan.

22. Saliva : (GTL)


Guna : untuk menentukan retensi dari gigi tiruan.

23. Reflek muntah : (GTC, GTL)


Cara pemeriksaan : dengan melakukan perabaan didaerah palatum molle.
Guna :
a. Untuk approach penderita waktu akan dilakukan pencetakan.
b. Untuk mencegah pembuatan GT yang terlalu panjang didaerah distal palatum.

24. Kelainan lainnya : (Disini dicatat segala hal yang tidak tercantum di status).

25. Sikap Mental : (GTL, GTC)


House membagi sikap mental penderita sebagai berikut :
a. Philosophical mind : penderita yang kooperatif, mudah diajak kerja sama
karena mempunyai kepercayaan pada dokter gigi.
b. Exacting mind : penderita ini mempunyai kemampuan yang keras, sukar untuk
menerima nasehat-nasehat atau petunjuk-petunjuk. Penderita type ini
permintaannya macam-macam dan sering mendikte dokter gigi. Pada penderita
ini dokter gigi perlu memberikan penjelasan-penjelasan tentang tahap
pekerjaan yang akan dilakukan dengan jelas.
c. Indifferent mind : penderita ini umumnya datang kedokter gigi atau anjuran
orang lain. Pentingnya suatu GT kurang disadarinya sehingga adaptasi
terhadap GT sulit. Pada penderita type ini prognosa akan baik bila approach
yang diberikan berhasil dengan baik.
d. Histerical mind : penderita yang histeris
Guna :
a. Untuk menentukan daya adaptasi penderita terhadap GT nya.
b. Untuk membantu didalam melakukan approach.
III. DIAGNOSA
Kumpulan seluruh data-data yang diperlukan dan berkaitan dengan perawatan yang akan
dilakukan.

REFERENSI :
1. Osborne J., Lammie A. Partial Dentures, 4th ed. Toronto : Blackwell Scientific
Publications, 1974.
2. Zarb G., Bergman B.,Clayton J.A. Prosthodontic Treatment for Partially Edentulous
Patients. Saint Louis : CV Mosby. 1978
3. Zarb G.A., Bolender C.L. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. 12th ed.
USA : C.V Mosby. 2004.
4. Henderson D., Steffel V. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11th ed.
Saint Louis : CV.Mosby. 2005.

SKENARIO :
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke praktik dokter gigi dengan keluhan kesulitan
mengunyah karena ada gigi yang hilang. Pasien tersebut belum pernah menggunakan gigi
tiruan.

TUGAS :
1. Peragakan dan verbalkan cara melakukan anamnesa pada pasien!
2. Pilih dan verbalkan nama alat-alat yang anda gunakan untuk pemeriksaan!
3. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan vestibulum!
4. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan frenulum!
5. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan tahanan jaringan!
6. Verbalkan dan peragakan cara pemeriksaan residual ridge!
SURVEYING

Tujuan pembelajaran (Learning Objective)


Mahasiswa mampu melakukan survey pada model belajar

Metode pembelajaran :
 Tutorial
- Dosen pembimbing memperagakan cara melakukan survey pada model
 Praktikum
- Mahasiswa melakukan survey pada model

Rencana pelaksanaan :
2x tatap muka + 1x pengambilan nilai

Alat dan bahan yang dibutuhkan :


 Surveyor
 Model studi

TINJAUAN PUSTAKA
Surveying adalah suatu proses untuk memperoleh detail gigi penyangga dan jaringan
sekitarnya serta memilih path of insertion dari GTSL.

Tujuan surveying :
1. Menentukan arah pemasangan, mendapat kesejajaran dari 2 atau lebih permukaan gigi
atau struktur jaringan yang berdekatan.
2. Menentukan tempat dan mengatur daerah undercut pada gigi yang diperlukan untuk
retensi.
3. Menentukan ketinggian garis kontur gigi abutment yang sesuai dengan arah
pemasangan gigi tiruan.
4. Menentukan daerah undercut pada jaringan yang memerlukan tindakan bedah misal :
− Undercut pada tulang
− Undercut pada jaringan lunak yang mengganggu keluar masuknya GT.

Bagian-bagian surveyor :
Instrumen surveyor dan gunanya :
1. Analyzing rod : menganalisa daerah undercut

2. Undercut gauze : mengukur undercut

3. Wax trimmer : memotong, merapikan kelebihan wax pada waktu block out undercut

4. Carbon marker : isi pensil


5. Metal sheath for carbon marker : pelindung carbon marker supaya tidak mudah patah
Cara melakukan survey :
1. Model yang akan disurvey dipasang pada posisi netral

2. Menentukan kesejajaran gigi dengan analyzing rod

3. Memeriksa daerah undercut dengan arah tegak lurus dengan undercut gauze.

4. Pasang carbon marker untuk membuat garis survey.

TRIPODING
Pada waktu melakukan survey, desain atau pembuatan gigi tiruan sebagian lepas, seringkali
model dilepas dari cast holder. Untuk mengembalikan model dengan tepat perlu dilakukan
tripoding. Caranya :
• Tissue Surface Indexing
Metode tripoding dengan membuat tiga tanda pada model dengan carbon marker.
Ketiga tanda tersebut letaknya berjauhan. Kemudian model dilepas dari cast
holder. Bila model akan dikembalikan maka surveyor table diatur sedemikian rupa
sampai carbon marker menyentuh ketiga tanda tersebut.
• Art Portion Indexing
Metode tripoding dengan cara membuat garis vertikal dengan analyzing rod.
Dibuat tiga garis vertikal pada permukaan model : satu dibagian posterior, satu di
kiri dan satu di kanan.
REFERENSI :
1. Osborne J., Lammie A. Partial Dentures, 4th ed. Toronto : Blackwell Scientific
Publications, 1974.
2. Zarb G., Bergman B.,Clayton J.A. Prosthodontic Treatment for Partially Edentulous
Patients. Saint Louis : CV Mosby. 1978.
3. Henderson D., Steffel V. Mc Cracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11th ed.
Saint Louis : CV.Mosby. 2005.

SKENARIO :
Seorang pasien berusia 30 tahun datang ke dokter gigi ingin dibuatkan gigi tiruan. Dari hasil
pemeriksaan intra oral diketahui pasien kehilangan beberapa gigi di rahang atas dan rahang bawah.
Rencana perawatan untuk pasien tersebut adalah dibuatkan gigi tiruan kerangka logam. Untuk
menentukan arah pasang dari kerangka logam yang akan dibuat, terlebih dahulu harus dilakukan
surveying pada model.

TUGAS :
1. Siapkan alat dan pilih asesoris serta sebutkan nama dan fungsinya!
2. Peragakan cara melakukan survey pada model!

Anda mungkin juga menyukai