Skenario
Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun, datang ke tempat praktek dokter gigi ingin
dibuatkan gigi tiruan pada rahang atas dan bawah. Anamnesis: pasien menyatakan
bahwa semua giginya hilang oleh karena pencabutan dan pasien belum pernah
membuatkan gigi tiruan sebelumnya. Pemeriksaan klinis: kesehatan umum baik;
diagnosis oral: full edentulous ridge. Rencana perawatan yang dilakukan oleh
dokter gigi adalah pembuatan gigi tiruan lengkap (GTL). Tahapan yang dikerjakan
saat ini adalah pembuatan galengan gigit pada model kerja; kemudian pengukuran
dimensi vertikal fisiologis dan penentuan dimensi vertikal oklusal; serta melakukan
penetapan gigit dengan metode Niswonger.
1
STEP 1
1. Penetapan gigit : Cara untuk memperoleh kondisi ideal rahang atas dan
rahang bawah yang dapat diproyeksikan diluar rongga mulut dengan
bantuan galengan gigit.
2. Dimensi vertikal oklusal : Jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah pada
saat gigi geligi beroklusi.
3. Dimensi vertikal fisiologis : Jarak vertikal rahang atas dan rahang bawah
pada saat mandibula dalam keadaan istirahat fisiologis.
4. Full edentulous ridge : Diagnosa keadaan rahang tidak bergigi pada pasien
karena pencabutan.
5. Galengan gigit : Galengan yang terbuat dari malam yang digunakan sebagai
bantuan untuk pembuatan penetapan gigit.
6. Model kerja : Model yang digunakan sebagai media pembuatan gigi tiruan.
7. Metode Niswonger : Teknik pengukuran dimensi vertikal dan penetapan
gigit.
8. Gigi tiruan lengkap : Gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua
gigi asli beserta jaringan pendukung yang hilang.
STEP 2
(PROBLEM DEFINITION)
2
6. Bagaimana menentukan penetapan gigit dengan metode niswonger?
7. Bagaimana penatalaksanaan GTL yang dilakukan oleh dokter gigi?
STEP 3
3
(BRAINSTORMING)
1. Sebelum mencetak gigi tiruan baru, 24 jam sebelumnya gigi tiruan lama
harus dilepas agar otot dan jaringan yang tertekan kembali ke keadaan
semula. Gigi turuan yang lama juga dapat dijadikan acuan dalam
pembuatan gigi tiruan baru agar keluhan pada gigi tiruan lama dapat diatasi
dengan pembuatan gigi tiruan yang baru.
2. Setelah pencabutan dilakukan butuh waktu healing yang cukup lama untuk
kembali ke kondisi seperti semula. Pasca pencabutan tidak boleh langsung
dibuat gigi tiruan. Gigi yang sudah lama tidak bergigi juga berpengaruh
terhadap ukuran rahang.
3. Apabila kondisi sistemik pasien kurang baik maka tidak boleh langsung
diberikan tindakan dan perawatan, harus di konsultasikan atau dirujuk
terlebih dahulu. Durasi perawatan juga berpengaruh terhdap kondisi
kesehatan psikologis pasien sehingga harus dipertimangkan terlebih dahulu
apabila kondisi umum pasien kurang baik.
4. Galengan gigit terbuat dari malam yang ditempelkan pada model kerja
sehingga terbentuk lah galengan gigit yang digunakan sebagai alat bantu
untuk membuat penetapan gigit.
5. Pengukuran dimensi vertikal oklusal adalah jarak antara ujung hidung ke
ujung dagu pada saat rahang bawah dan rahang atas beroklusi. Untuk
pengukuran dimensi vertikal fisiologis adalah jarak antara ujung hidung
dengan ujung dagu pada saat rahang bawah atau mandibula dalam kondisi
istirahat.
6. PR
4
dilakukan pencetakan fungsional untuk mendapatkan model kerja yang digunakan
sebagai media pembuatan gigi tiruan.
5
STEP 4
(MAPPING)
Pembuatan Model
Rencana Perawatan GTL
Anatomis
Model Fisiologis
Galengan Gigit
Penetapan Gigit
STEP 5
(LEARNING OBJECTIVES)
6
7