ABSTRAK
Pendahuluan Estetik memiliki dampak pada tampilan personal dan kepercayaan diri
seseorang. Pada pasien edentulous parsial nilai estetik yang baik dan fungsi mastikasi yang
baik merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan. Pemeriksaan klinis pra-perawatan yang
komprehensif akan membantu dokter dalam mendesain gigi tiruan lepasan dari aspek biologis
maupun estetis. Posisi clasp juga perlu diperhatikan dan secara ideal tidak mengganggu estetik.
Terdapat clasp yang memiliki peluang tinggi untuk membantu nilai estetik dengan cara
disembunyikan pada bagian distobukal disebut gingival approach. Laporan kasus: Pasien
perempuan berusia 51 tahun datang dengan keluhan gigi sudah banyak yang hilang, merasa
kesulitan saat menguyah, dan mengganggu estetika. Pasien terakhir dicabut gigi 2 minggu yang
lalu akibat gigi tersebut sudah sisa akar. Sebelumnya pasien memakai Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan (GTSL) kurang lebih sejak 5 tahun yang lalu dan masih dipakai hingga sekarang.
Namun, pengalaman memakai gigi tiruan tersebut tidak baik karena pasien merasa gigi
tiruannya longgar. Kebiasaan membersihkan giginya 2 kali sehari. Pasien ingin dibuatkan gigi
tiruan. Pembahasan: Pada kasus ini, gingival approach digunakan karena gigi yang dijadikan
abutment adalah gigi premolar dan juga alasan estetik. Hal ini juga sesuai dengan teori yang
menyebutkan apabila clasp terdapat pada premolar atau caninus dalam kasus free-end akan
lebih baik menggunakan gingival approach. Kesimpulan: Gigi tiruan yang digunakan untuk
edentulous parsial harus memiliki retensi yang baik, estetik yang baik, oral-hygiene yang baik,
dan pasien harus memiliki kenyamanan saat memakainya.
Kata kunci: Edentulous parsial, Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL), Gingival approach.
ABSTRACT
Introduction: Aesthetics have an impact on a person's personal appearance and self-
confidence. In partially edentulous patients, good esthetic value and good masticatory function
are things that need attention. A comprehensive pre-treatment clinical examination will assist
doctors in designing removable dentures for both a biological and aesthetic perspective. The
position of the clasp also needs to be considered and ideally does not interfere the aesthetics.
There is a clasp that has a high chance of helping the esthetic value by hiding it in the
distobuccal area called the gingival approach. Case report: A 51-year-old female patient came
with complaints of missing teeth, having difficulty chewing, and disturbing aesthetics. The
patient's last tooth was extracted 2 weeks ago because the tooth had left roots. Previously, the
patient wore a Removable Partial Denture (RPD) approximately 5 years ago and is still being
used today. However, the experience of wearing the denture was not good because the patient
felt that the denture was loose. The habit of cleaning his teeth 2 times a day. The patient wants
a new denture. Discussion: In this case, the gingivally approaching was used because the teeth
used as abutments were premolars and also for aesthetic reasons. This is also in accordance
with the theory which states that if the clasp is on the premolars or canines in the free-end it is
better to use the gingival approach. Conclusion: Dentures used for partially edentulous must
have good retention, good esthetics, good oral-hygiene, and the patient must have comfort
when wearing them.
Keywords: Edentulous partial, Removable Partial Denture (RPD), Gingival approach.
PENDAHULUAN Laporan kasus ini membahas mengenai
Estetik memiliki dampak pada tampilan penggunaan gingival approach pada Gigi
personal dan kepercayaan diri seseorang. Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)
Pada pasien edentulous parsial nilai estetik
LAPORAN KASUS
yang baik dan fungsi mastikasi yang baik
Pasien perempuan berusia 51 tahun
merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan.1
datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Desain gigi tiruan lepasan yang
Pendidikan Universitas Jenderal Achmad
merupakan tanggung jawab praktisi.
Yani dengan keluhan gigi sudah banyak
Pemeriksaan klinis pra-perawatan yang
yang hilang, merasa kesulitan saat
komprehensif akan membantu dokter dalam
menguyah, dan mengganggu estetika.
mendesain gigi tiruan lepasan dari aspek
pasien terakhir dicabut gigi 2 minggu yang
biologis maupun estetis. Komunikasi yang
lalu akibat gigi tersebut sudah sisa akar.
baik antara dokter gigi dan pasien akan
Pendarahan setelah pencabutan tidak ada
membantu dalam proses perawatan gigi
kelainan. Sebelumnya pasien memakai Gigi
tiruan lepasan. Penggunaan dental surveyor
Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) kurang
untuk menentukan path of insertion, lokasi
lebih sejak 5 tahun yang lalu dan masih
dan kedalaman undercut yang akan sangat
dipakai hingga sekarang. Namun,
membantu dan penting dalam proses
pengalaman memakai gigi tiruan tersebut
pembuatan gigi tiruan lepasan.2
tidak baik karena pasien merasa gigi
Clasp biasanya digunakan pada gigi
tiruannya longgar. Kebiasaan
tiruan lepasan dengan kasus masih terdapat
gigi asli yang kemudian akan digunakan membersihkan giginya 2 kali sehari. Pasien
ingin dibuatkan gigi tiruan.
sebagai gigi abutment. Terdapat 6
Pemeriksaan ekstra oral, bentuk kepala
komponen biomekanikal yang diperhatikan
lonjong, bentuk wajah lonjong, profil
dalam penggunaan clasp yaitu retensi,
cembung, mata simetris, napas melalui
stabilisasi, support, reciprocation,
hidung, telinga simetris, bibir kategori
encirclement, dan kepasifan. Posisi clasp
sedang dan dalam keadaan normal (tidak
juga perlu diperhatikan dan secara ideal
hypertonua ataupun hypotonus), tidak
tidak mengganggu estetik. Terdapat clasp
terdapat pembesaran kelenjar, sendi
yang memiliki peluang tinggi untuk
temporomandibular tidak ada kelainan,
membantu nilai estetik dengan cara
Range of Motion (ROM) vertikal sebesar 50
disembunyikan pada bagian distobukal
mm, lateral sebesar 30 mm, otot maseter
disebut gingival approach.3,4
normal, dan otot temporalis normal.
a.