Anda di halaman 1dari 17

Analisis

Sefalometri
Metode Steiner
dan Downs

Syifa Khairunnisa M-4251201028


Analisis
Sefalometri
Pemeriksaan penunjang dalam menegakkan
diagnosis dan rencana perawatan
ortodonti. Dengan analisis sefalometri,
kita dapat mengetahui apakah kelainannya
skeletal, dental, atau dentoskeletal
Analisis Sefalometri

Steiner
Cecil C. Steiner

Downs
W. B. Downs
0
1steiner
Analisis
Analisis yang paling sering
digunakan karena cukup mudah
dan relativ cepat. Analisis ini
meliputi analisis skeletal, dental,
dan jaringan lunak.
Analisis sefalometri
• Analisis skeletal → melihat hubungan mandibula dan maksila terhadap basis cranii dan
hubungan antara mandibular dengan maksila sendiri
• Analisis dental → melibatkan hubungan antara I maksila terhadap RA, I mandibula
terhadap RB, dan hubungan antara I maksila dan I mandibula

• Jaringan lunak → menggunakan garis S sebagai patokan (ditarik dari kontur terluar
jaringan lunak dagu ketengah bentuk S yang dibentuk oleh tepi bawah hidung
Analisis sefalometri 1
Analisis Skeletal

1. < SNA : 84 derajat  Normal


2. < SNB : 86 derajat  prognatik
3. < ANB = < SNA - < SNB
= 84– 86
= -2 derajat  skeletal kelas III
4. < OP– SN : 16 derajat  bidang oklusal normal
5. < MP – SN : 32 derajat  bidang mandibular
normal
Analisis Dental
1.I-NA : 30 derajat / 7 mm
sudut gigi I maksila normal posisi gigi I maksila proposisi
2. I-NB : 30 derajat / 6 mm
sudut gigi I mandibula normal posisi gigi I mandibula normal
3. < I ke I : 115 derajat  gigi insisiv maksila /mandibula
protusif
4. I & Pog ke NB : 4 mm  acceptable

Analisis Jaringan Lunak


5.S line – Pog : bibir terlalu protusif
Kesimpulan
Foto sefalometri dengan hubungan skeletal kelas
III disertai sudut gigi I maksila normal posisi gigi
I maksila proposisi , gigi insisiv maksila
/mandibula protusif, dan bibir yang terlalu protusif
0
2Down
Analisis
Analisis downs menggunakan bidang
Frankfort Horizontal sebagai garis
referensi. Downs dalam analisisnya membagi
dua yaitu pola skeletal dan pola dental.
Analisis Down

Pola skeletal : Pola skeletal :

1. Sudut wajah 1. Kemiringan bidang oklusal


2. Sudut konveksitas 2. Sudut interinsisal
3. Bidang A-B 3. Sudut insisif mandibula –OP
4. Sudut bidang mandibula 4. Sudut insisif mandibula –MP
5. Sumbu Y 5. Protusif inisisif maksila
Pola Skeletal Pola Dental
1. Sudut wajah (FH ke N-Pog) 1. Kemiringan bidang oklusal (OP-FH)
90 = Dagu normal 10 = bidang oklusal normal
2. Sudut konveksitas (NA ke A- 2. Sudut interinsisal
Pog) 135 = kemiringan gigi insisif normal
0 = RA normal 3. Sudut I mandibula-OP (<I-OP)
3. Bidang A-B 90- 70 = -20 (retrusif)
-6 = normal 4. Sudut I mandibula-MP
(-) : A-B dibelakang N-Pog 90- 88 = -2 (retrusif)
4. Sudut bidang mandibula 5. Protusif I maksila
29 = bidang mandibula curam 1 mm = I RA normal
5. Sumbu Y (S-Gn ke FH)
57 = mandibula normal
kesimpulan

Foto sefalometri dengan hubungan


skeletal kelas I disertai sudut bidang
mandibula curam dan sudut gigi insisiv
RB retrusif
THANKS

Anda mungkin juga menyukai