Anda di halaman 1dari 11

Analisa Kasus, Senin 6 April 2020

Analisa Model

1. Bentuk Lengkung gigi


- Normal : Parabola
- Tidak Normal : lebar & sempit

2. Diskrepansi Pada Model


Adalah perbedaan antara tempat yang tersedia dan tempat yang dibutuhkan
- Cara pengukuran tempat yang tersedia bisa menggunakan bras wire

3. Kurva spee
Lengkung yang menghubungkan insisal insisiv dengan bidang oklusal molar terakhir
pada rahang bawah. Nilai normal tidak lebih 1,5 mm.
- Positif
- Datar
- Negatif

4. Diastema
Ruang diantara dua gigi yang berdekatan, pada gigi pergantian masih normal, tetapi perlu
diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah ditemukan ketidaknormalan.

5. Pergeseran Gigi-gigi
Bertujuan untuk mengetahui simetri gigi senama dalam jurusan sagital maupun tranversal
6. Gigi yang terletak salah
- Infraoklusi
- Supraoklusi
- Rotasi

7. Pergeseran garis median


Midlinedental adalah garis midsagital dari maksila dan mandibula saat gigi berada pada
interkuspasi maksimum Padafotometri pandangan frontal, midlinedental digambarkan
sebagai garis imajiner yang memisahkan insisivus sentralis kanan dan kiri. midlinedental
pada maksila dan mandibula harus sejajar satu sama lain.

8. Kelainan kelompok gigi


- Protrusi
- Retrusi
- Berdesakan
- Diastema
PR Tanggal 6 April 2020

Garis Median (Midline Dental)

Midlinedental adalah garis midsagital dari maksila dan mandibula saat gigi berada
pada interkuspasi maksimum Padafotometri pandangan frontal, midlinedental digambarkan
sebagai garis imajiner yang memisahkan insisivus sentralis kanan dan kiri. midlinedental
pada maksila dan mandibula harus sejajar satu sama lain.

Etiologi
- pencabutan satu sisi
- tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini
- gigi yang letaknya terbenam.

Cara Mengukur Garis Median

- Pada Pasien

Dapat dilakukan dengan cara pasien diintruksikan dalam posisi oklusi sentrik ditarik
garis imaginer yang menghubungkan antara Glabella, Philtrum, dan Symphisis lalu
diproyeksikan pada garis median gigi, gambar yang didapat dari penderita dipindahkan ke
model studi penderita serta dicatat oklusinya.

- Pada Model

Pada palatum terdapat struktur anatomi yang penting dalam menentukan garis
median. Di anterior terdapat papila insisivus dan di posterior terdapat rugae palatina
sebanyak 3 pasang di tiap sisi dan raphae palatina di tengah palatum dalam arah
anteroposterior. Titik pertemuan rugae palatina kedua antara kanan dan kiri dianggap
paling stabil sehingga dapat dipakai sebagai acuan. Bila dua titik di anterior dan posterior
dihubungkan akan didapat garis median rahang atas. Normalnya, garis ini melewati titik
kontak insisivus sentralis rahang atas.
Pada mandibula, penentuan garis median line dengan membuat titik pada perlekatan frenulum
labial dan lingual. Umumnya, garis ini melewati titik kontak insisivus sentralis rahang bawah.
Midlinedental pada maksila dan mandibula harus sejajar satu sama lain. Pada keadaan
normal, midlinedental dan midline wajah juga terletak pada satu garis berimpit
Analisa Kasus, Senin 13 April 2020

Analisa Fungsional

a. Free Way Space (FWS)


Adalah jarak inter-oklusal ( interoclusal clearence ) pada saat mandibula dalam posisi
istirahat.
Cara Pengukuran :
1. Penderita didudukkan dalam posisi istirahat ( rest position ), kemudian ditarik garis
yang menghubungkan antara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior)
dan dihitung berapa jaraknya.
2. Penderita dalam keadaan oklusi sentris , kemudian ditarik garis yang menghubungkan
antara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior) dan dihitung berapa
jaraknya.
3. Nilai FWS = jarak pada saat posisi istirahat dikurangi jarak pada saat oklusi sentris.

b. Path Of Closure
Adalah gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju oklusi sentris.
Normal apabila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan belakang.
Cara Pemeriksaan :
1. Penderita didudukkan pada posisi istirahat ( rest position), dilihat posisi garis
mediannya.
2. penderita diinstruksikan untuk oklusi sentris dari posisi istirahat dan dilihat kembali
posisi garis mediannya.

c. Temporo Mandibular Joint ( TMJ )


Adalah gerakan mandibula saat membuka dan menutup mulut.
Cara Pemeriksaan :
1. Penderita didudukkan pada posisi istirahat
2. Diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus acusticus externa kiri
dan kanan penderita
3. penderita di instruksikan untuk membuka dan menutup mulutnya.
Analisa Kasus, Kamis 16 April 2020

Analisa Umum
1. Berat dan Tinggi badan
Dengan menimbang berat dan mengukur tinggi diharapkandapat diketahui apakah
pertumbuhkembangan pasien normal sesuai dengan umur dan jenis kelaminnya.
2. Ras
Dimaksud untuk mengetahui ciri fisik pasien, karena setiap ras memiliki ciri yang
berbeda.
3. Bentuk seklet
- Endomorfik
- Mesomorfik
- Ektomorfik
4. Ciri keluarga
Herediter.
5. Penyakit anak
Untuk dapat diketahui tentang penyakit yang mempengaruhi pertumbuhkembangan
normal anak.
6. Alergi
Untuk mengetahuiapakah anak alergi pada bahan dan alat piranti ortodonti yang akan
digunakan.
7. Kelainan endokrin
Baik pralahir seperti hipoplasia gigi maupun kelainan endokrin pasca lahir yang dapat
menyebabkan percepatan atau hambatan pertumbuhan.
8. Kelainan saluran nafas
Kebiasaan bernafas melalui mulut dapat berpengaruh pada pertumbuhan kranofasial
dan letak gigi

Analisis Lokal

1. Ektra Oral

a. Type Profil
Ada 3 macam :
- Cekung
- Lurus
- Cembung

Cara pemeriksaan :
Dilihat dari arah samping penderita, kemudian ditarik garis imaginer yang
menghubungkan antara GLABELLA - LIP CONTOUR - SYMPHISIS.
b. Type Kepala
Ada 3 macam :
- Brachycephalic : Lebar dan pendek
- Dolicocephalic : panjang dan sempit
- Mesocephalic : bentuk rata – rata
Tipe kepala berhubungan dengan tipe muka dan bentuk lengkung geligi.

c. Type wajah
1. Sempit
2. Ovoid
3. Lebar
d. Bentuk wajah
Wajah pasien dilihat dari depan untuk memeriksa proporsi lebar mata, hidung dan
mulut, juga untuk melihat apakah wajah simetris dan asimetris.
e. Tonus Otot
Jaringan lunak yang berpengaruh adalah bibir, pipi, dan lidah. Bentuk dan aktivitas
jaringan tersebut sangat berpengaruh dalam menentukan bentuk lengkung gigi.
f. Fonetik
Terdapat hubungan maloklusi dengan kelainan fungsi bicara akan tetapi terkadang
karena adanya mekanisme adaptasi, anak dengan maloklusiyang parah tetap dapat
berbicara dengan tanpa gangguan.
g. Kebiasaan jelek
Ada tiga syarat yang harus ada untuk menjadi maloklusi yaitu:
- Durasi
- Frekuensi
- Intensitas
-
2. Intra Oral
a. Jaringan mukosa mulut
b. Lidah
c. Palatum
d. Kebersihan rongga mulut
e. Frekwensi karies
f. Fase Geligi

Pemeriksaan rontgen foto

Tujuannya untuk mengetahui :


- Benih gigi
- Letak benih gigi
- Ukuran benih gigi
- Bentuk benih gigi
- Urutan erupsi
- Ada tidaknya gigi impaksi
- Gigi kelebihan
- Kelainan periodontal.
Analisa Kasus, Sabtu 25 April 2020

Analisa Sefalo

Cephalometric Landmarks:

S (sella): terletak di tengah sela tursika, ditentukan


secara visual (diperkirakan) atau 3,5 mm dari dasar
•N (nasion): terletak pada anterior sutura
frontonasalis
•Po (porion) : titik terluar dan superior MAE
•Or (orbita) : titik inferior anterior kavum orbita
•SNA (spina nasalis anterior): ujung spina nasalis
anterior
•SNP (spina nasalis posterior): ujung spina nasalis
posterior, segaris dengan perpanjangan
pterigomaksila
-A (subspinale): titik terdalam pada kurvatura
alveolaris rahang atas
•B (supramentale): titik terdalam pada kurvatura
alveolaris rahang bawah
•Go (gonion): titik posterior inferior pada angulus
mandibula
•Pog (pogonion) : titik anterior pada dagu
•Gn (Gnathion) : titik inferior anterior pada dagu
•Me (menton): titik inferior pada dagu
Beberapa garis yang digunakan pada sefalometri yang menghubungkan dua titik
tertentu :
S-N
N-A
N-B
SNA – SNP (garis palatal, ada juga yang menyebut garis maksila)
Me – Garis singgung tepi bawah mandibula ( gars Mandibula)

Variabel Skletal yang Sering Digunakan

ANB = SNA – SNB

Jika:
ANB 2 o = klas I
ANB 4 o = Klas II
ANB Negatif = Klas III

Sudut Inklinasi Insisivus Normal

Kaukasoid Surabaya
21 – SN 103 117
21 – garis maksila 108 111
31 – garis mandibula 90 96
ANALISIS SEFALOMETRI
OPERATOR : Achwan Ardianto (40617087)
NAMA PASIEN :
JENIS KELAMIN :
TANGGAL LAHIR :
TANGGAL ANALISIS : 25 April 2020
SKELETAL KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN
KETERANGAN
STEINER Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI

SNA 82o 78o – 86o 84,3o 79o – 89o 75 o

SNB 80o 76o – 84o 81,4o 74o – 89o 72 o

ANB 2o 0o – 4o 3o 3o Kelas 1

SKELETAL KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN


KETERANGAN
DOWNS Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI

NA – APog 0o -8,5o – 10o 6,1o -4o – 16o 3

SGn – FH (Y-axis) 59,4o 53o – 66o 65,5o 57o – 73o 68

KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN


DENTAL KETERANGAN
Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI

U1 – Max Pl 108o 111,6o 107 o

Interinsisal 135,4o 130o – 150o 118,8o 105o – 133o 115 o

L1 – Man Pl 93 o 94 o

U1 – Na 22o 15o – 32o 26o 33o

U1 – Na (mm) 4 2–6 6,3 0 – 14 6 mm

L1 – Nb 25o 15o – 32o 29o 25 o

L1 – Nb (mm) 4 2–6 7,9 3 – 13 4 mm

JARINGAN PENGUKURAN
KAUKASOID SURABAYA KETERANGAN
LUNAK SEFALOMETRI

Nasolabial Angle 90o – 120o 96 o

Ls – E-line ± 2–3 3 mm Bibir Protrusif


Ricket’s Lip
mm Li – E-line ± 1–
Analysis 3 mm Bibir Protrusif
2 mm

Steiner Analysis Bibir pada S-line Bibir pada S-line Bibir Protrusif

TWEED TRIANGLE KAUKASOID SURABAYA PENGUKURAN KETERANGAN


Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI

IMPA (Incisor Mandibula 87o 85o – 95o 89o – 95o 94 o


Plane Angle)

FMA (Frankfurt 25o 22o – 28o 16o – 35o 35 o High Angle


Mandibula Angle)

FMIA (Frankfurt 68o 66o – 68,8o 60o – 75 52 o Retrusif


Mandibula Incisive Angle)

Anda mungkin juga menyukai