Sefalometri Anteroposterior

POSTERO
ANTERIOR
CEPHALOMETRY
Yogi Gladi Prayudi

18/435713/PKG/01275
Verastuti Indriasari
18/435712/PKG/01274
PENDAHULUAN
Kasus dentoalveolar dan asimetri wajah :
dentoskeletal, gigitan silang, perubahan posisi mandibula
secara fungsional 
Pasien ortodontik berhak mendapat pemeriksaan secara
komprehensif 
1.Jaringan lunak -- pemeriksaan klinis dan fotografi
2.Tulang dentofasial -- roentgen
3.Gigi -- model gigi, oklusogram
PENDAHULUAN
Radiografi sefalometrik muncul 

1.Sumber data primer data skeletal dan
dentoalveolar : sefalogram lateral
2. Tambahan untuk evaluasi regio dentofasial :
sefalometrik posteroanterior 
saat ini digunakan ± 20% ortodontis
TUJUAN SEFALOMETRI
POSTEROANTERIOR
1. Alat diagnostik tambahan 
penentuan lebar & simetri
2. Inspeksi  Ketersediaan
informasi : bentuk, ukuran
tulang, deteksi patologi
jaringan keras &lunak
3.Deskripsi & perbandingan
4. Informasi diagnostik 
dianalisis  rencana
perawatan
PERSIAPAN
Peralatan dasar = sefalometrik lateral :
1.Pemegang kepala / sefalostat
2.Sumber sinar X
3.Pemegang kaset berisi film
Sumber sinar X :
tegak lurus film, setinggi FHP Pasien : tegak
Jarak sumber sinar-pasien: 152,4 cm menghadap
Jarak film – porion : 13 – 15 cm
POSISI KEPALA
Fixed Head Position

-Posisi pasien tetap
pada pemegang kepala
(2 ear rod & headrest)
- FHP tidak boleh
berubah  dimensi
vertikal tetap
POSISI KEPALA
Natural Head Position

-Posisi kepala: orientasi
standar kepala 
memfokuskan titik yang jauh
setinggi mata
- Earrod diletakkan ke tragus
& berkontak ringan ke kulit
POSISI KEPALA
Teknik Chierici (1981) :

Ujung hidung & dahi Teknik Faber (1985) :
menyentuh ringan Mulut sedikit terbuka 
pemegang kaset  suspek mandibular
anomali kraniofasial displacement
ANATOMI (DEPAN)
ANATOMI (DEPAN)
ANATOMI (DEPAN)
ANATOMI (BELAKANG)
ANATOMI (BELAKANG)
ANATOMI (BELAKANG)
SARAN PENAPAKAN
-Posisi kepala &

hubungan oklusal
intermaksila tidak
berbeda mencolok
dengan identifikasi saat
evaluasi klinis /
fotografi / analisis gigi
-Kemungkinan patologi
jaringan keras & lunak
SARAN PENAPAKAN
-Menempatkan
sefalogram di depan
pemeriksa seperti
ketika melihat pasien
-Penapakan meliputi
sebagian besar struktur
penting wajah 
asesmen kualitatif
tulang kepala
SARAN PENAPAKAN
Penapakan dimulai
struktur pada garis
tengah, meliputi os
osipital, parietal,
frontal, nasal, maksila,
sphenoid, simfisis
mandibula
PENAPAKAN
1. Tepi luar permukaan tulang cranial
2. Processus mastoideus
3. Condylus occipital
4. Septum nasi, crista galli dan dasar hidung
5. Outline orbital dan permukaan inferior
dasar orbital tulang frontal
6. Garis obliq dibentuk oleh permukaan luar
sayap terbesar dari tulang spenoidal pada
area fossa temporal
7. Permukaan superior pars petrosa tulang
temporal
8. Permukaan lateral processus
frontosphenoidal dari zygoma dan arkus
zygomatikus
9. Persimpangan arkus zygomatikus
10. Permukaan infratemporal maksilla pada
area tuberositas
11. Badan dan rami, processus coronoideus
dan kondilus mandibula (jika terlihat)
12. Gigi-gigi yang bisa terlihat
 ag - antegonion - the highest point in the
antegonia/ notch (left and right)
PENAPAKAN  ans — anterior nasal spine
 cd - condylar - the most superior point of the
condylar head (left and right)
 cor - coronoid — the most superior point of the
coronoid process (left and right)
 i i f - incision inferior frontale - the midpoint
between the mandibular central incisors at the
level of the incisal edges
 isf - incision superior frontale - the midpoint
between the maxillary central incisors at the
level of the incisal edges
 Ipa - lateral piriform aperture - the most
lateral aspect of the piriform aperture (left and
right)
 lo - latero-orbitale - the intersection of the
lateral orbital contour with the innominate line
(left and right)
 m - mandibular midpoint - located by
projecting the mental spine on the lower
mandibular border, perpendicular to the line
ag-ag
 Im - mandibular molar - the most prominent
lateral point on the buccal surface of the
second deciduous or first permanent
 ma - mastoid - the lowest point of the mastoid process
PENAPAKAN (left &right)

 mx - maxillare - the intersection of the lateral contour
of the maxillary alveolar process and the lower
contour of the maxillozygomatic process of the
maxilla (left & right)
 um - maxillary molar - the most prominent lateral
point on the buccal surface of the second deciduous
or first permanent maxillary molar (left & right)
 mo - medio-orbitale - the point on the medial orbital
margin that is closest to the median plane (left &
right)
 mf - mental foramen - the centre of the mental
foramen (left and right)
 om - orbital midpoint - the projection on the line lo-lo
of the top of the nasal septum at the base of the crista
galli
 za - point zygomatic arch - point at the most lateral
border of the centre of the zygomatic arch (left &
right)
 tns - top nasal septum - the highest point on the
superior aspect of the nasal septum
 mzmf - zygomatic ofrontal medial suture point-in -
point at the medial margin of the zygomaticofrontal
suture (left & right)
 Izmf - zygomaticofrontal lateral suture point-out -
point at the lateral margin of the zygomaticofrontal
suture (left & right)
ANALISIS SEFALOMETRIK
POSTEROANTERIOR
Sifat : kuantitatif  evaluasi tulang
kraniofasial pada pengukuran linear
Contoh : lebar, tinggi, sudut, rasio,
perbandingan volumetrik
Proyeksi sinar X, pengukuran, dan atau
identifikasi landmark harus akurat 
kesalahan <<
Struktur, sisi kiri & kanan, wajah atas &

bawah dapat diperiksa posisi dan
proporsionalitasnya.
Analisis  evaluasi keparahan asimetri
secara kualitatif dengan menghubungkan
landmark ke bidang midsagital
METODE ANALISIS
SEFALOMETRIK
POSTEROANTERIOR
1. Analisis Ricketts (1961)

2. Analisis Svanholt dan Solow
(1977)
3. Analisis Grummons (1987)
4. Analisis Grayson (1983)
5. Analisis Hewitt (1975)
6. Metode Chierici (1983)
POSTEROANTERIOR : RICKETTS
Norma klinis
analisis
Ricketts
Pengukuran FIELD I
(DENTAL / OCCLUSAL) :
- Relasi molar atas thdp
bawah : beda lebar molar
atas & bawah
(pada permukaan bukal di
bidang oklusal)
- Lebar intermolar : dari
permukaan bukal molar
pertama permanen
Pengukuran FIELD I
(DENTAL / OCCLUSAL) :
- Lebar interkuspid :
antar ujung C bawah
- Simetri gigi : titik
tengah akar I1 atas &
bawah terhadap
bidang midsagital
Pengukuran FIELD II
(SKELETAL / RELASI MAKSILOMANDIBULAR):
- Lebar maksilomandibula  2 garis frontal
kiri & kanan : dr tepi medial sutura
zigomatikofrontal ke titik Ag serta antar
titik J (persimpangan garis luar tuberositas
& processus jugal)
- Garis tengah maksilomandibula  sudut
antara bidang midsagital (melalui puncak
septum nasi / krista galli & tegak lurus garis
antar arkus zigomatikus) dan ANS-Me
Pengukuran FIELD III
(DENTOSKELETAL):
- Molar ke rahang : jarak perm
bukal M1 RB dan bidang
maksilomandibula (J-Ag)
- Garis tengah dental (inter I

RB) ke maksilomandibula
(ANS-Me)
- Kemiringan bidang oklusal :

garis Z-Z ke bidang oklusal
setinggi M kiri & kanan
Pengukuran FIELD 4:
Simetri postural :
perbedaan sudut Z-AG-ZA
pada sisi kiri dan kanan
Pengukuran FIELD V
(STRUKTUR DALAM) :
- Lebar kavitas nasal 

titik terlebar kapsul nasal (NC-NC)
- Tinggi nasal 
jarak ANS dan bidang Z-Z
- Lebar maksila 
jarak antara titik J
Pengukuran FIELD V
(STRUKTUR DALAM) :
- Lebar mandibula 
jarak antar titik eminensia
trihedral di atas notch
(Ag-Ag)
- Lebar wajah 
Jarak antara titik ZA dan ZA
POSTEROANTERIOR : SVANHOLT
DAN SOLOW
Tujuan : menganalisis hubungan antara garis
tengah rahang dan lengkung gigi.
Kompensasi dentoalveolar  memindah titik

tengah lengkung gigi menjauhi garis simetri
pada 1 rahang menuju garis kompensasi CPL.
•Inkomplit : jika titik tengah lengkung gigi tidak

dapat mencapai garis kompensasi CPL
•Displastik : jika titik tengah lengkung gigi
menjauhi garis simetri rahang, berlawanan arah
CPL
DAN SOLOW
1. Posisi maksila transversal
– mx-om/ORP;
2. Posisi mandibula transversal
– m-om / ORP;
3. Hubungan transversal rahang
– CPL / MXP;
4. Posisi insisivus atas
– isf – mx / MXP;
5. Posisi insisivus bawah
– iif – m / MLP;
6. Kompensasi insisal atas – isf-mx/m;
7.Kompensasi insisal bawah - iif/m/mx
DAN SOLOW
POSTEROANTERIOR : GRUMMONS
Tujuan :
mengidentifikasi area
asimetri individual
(baik komponen dental
maupun skeletal)
melalui perbandingan
pengukuran trianguler
kanan dan kiri,
penilaian diskrepansi
garis tengah, dan
menentukan harmoni
individual
Merupakan analisis
komparatif & kuantitatif,
tidak berhubungan dengan
data normatif.
Bentuk : analisis asimetri

frontal komprehensif
meliputi semua data &
rangkuman analisis asimetri
frontal (pembuatan bidang
horizontal, analisis morfologi
mandibula, perbandingan
maksilomandibula)
Prosedur 1
Pembuatan bidang
horizontal :
-Menghubungkan aspek
medial sutura
zigomatikofrontal (Z)
-Menghubungkan pusat
arkus zigomatikus (ZA)
-Menghubungkan aspek
medial prosesus juga (J)
-Sejajar bidang Z melalui
menton
Prosedur 2
Pembuatan garis
referensi midsagital
(MSR):
1.dari krista galli (Cg)
melalui ANS ke area
dagu
2.Dari titik tengah
bidang Z melalui ANS
3.Melalui titik tengah
foramen rotundum
(garis Fr-Fr)
Prosedur 3
Analisis morfologi
mandibula
Cara : membuat segitiga

dengan titik kepala kondilus
(Co) ke notch antegonial (Ag)
dan menton (Me).
Bidang midsagital wajah

bawah : garis vertikal dari
ANS ke Me
Prosedur 4
Perbandingan volumetrik
Cara :
Membuat poligon dengan
menghubungkan titik
kondilus (Co), notch
antegonial (Ag), menton
(Me), dan titik persimpangan
yg tegak lurus dari Co & MSR
Prosedur 5
Perbandingan asimetri
maksilomandibular
Cara :
Membuat 4 garis, tegak
lurus MSR, dari Ag dan J
secara bilateral sehingga
terbentuk 2 pasang segitiga
yang terbagi oleh MSR.
Simetri : 2 segitiga 
J-Cg-J dan Ag-Cg-Ag
Contoh :
Contoh :
Asimetri di regio
Asimetri di regio maksila
zigomatikus
Prosedur 6
Penilaian asimetri linear
Cara :
Menghitung jarak linear
ke MSR atau diskrepansi
landmark bilateral
Co, NC, J, Ag, Me
Prosedur 7
Relasi maksilomandibula
 keseimbangan
Cara :
-Menentukan area mesioklusal
M1 atas sebagai bidang oklusal
posterior fungsional
-Mengukur jarak tonjol bukal
M1 atas ke garis tegak lurus J
-Menggambar garis Ag-Ag,
ANS-Me, dan MSR
Prosedur 8
Analisis proporsi frontal
vertikal
Cara :
Menentukan &
menghitung rasio
pengukuran skeletal &
dental sepanjang garis
Cg-Me
ANALISIS GRUMMONS
a. Rasio wajah atas –
Cg-ANS:Cg-Me;
b. Rasio wajah bawah –
ANS-Me:Cg-Me;
c. Rasio rahang atas (maksila) –
ANS-A1:ANS-Me;
d. Rasio total rahang atas (maksila) –
ANS-A1:Cg-Me;
e. Rasio rahang bawah (mandibula) –
B1-Me:ANS-Me;
f. Rasio total rahang bawah
(mandibula) – B1-Me:Cg-Me;
g. Rasio maksilomandibula –
ANS-A1:B1-Me.
(A1 : tepi I1 atas,
B1 : tepi I1 bawah)
POSTEROANTERIOR : GRAYSON
Merupakan metode analisis
asimetri kraniofasial
multibidang  identifikasi
landmark pada bidang
frontal berbeda pada
kedalaman tertentu 
sehingga titik dan garis
tengah dapat dikombinasikan
& bidang midsagital
melengkung dapat menjadi
keluaran.
Cara : penapakan pada 3

kertas asetat berbeda
Penapakan kertas asetat I

pada
aspek permukaan terluar
(Bidang A)
A. Garis luar tepi orbita

B. Apertura piriformis
C. Insisivus atas & bawah
D. Tepi bawah simfisis
Pembuatan garis tengah
Bidang A :
menghubungkan semua
titik tengah berikut ini
- Mce antara pusat orbita
- Mp antara titik terlateral
pada perimeter apertura
piriformis
-Mi antara insisivus atas &
bawah
-Mg pada area Gnathion
Penapakan kertas asetat II
pada/dekat bidang koronal
lebih dalam (Bidang B)
A. Sayap sphenoid
B. Persilangan lateral arkus
zygomatikus
C. Prosesus koronoid
D. M1 permanen RA & RB
E. Badan mandibula
F. Foramen mental
Bidang B : menghubungkan
-Msi pd garis bagi
antar titik Si
-Mz antara pusat arkus
zigomatikus
-Mc antara ujung prosesus
koronoideus
-Mx antara RA kiri & kanan
-Mf antara foramen mental
kiri & kanan
Penapakan kertas
asetat III (Bidang C)
A. Permukaan pars
petrosa os temporal
B. Kondilus mandibula
C. Prosesus mastoideus
Bidang C :
menghubungkan semua
-Md antara kepala
kondilus
-Mm antara titik bawah
terdalam prosesus
mastoideus
-Mgo antara dua gonion
Superimpos
ketiga penapakan
menghasilkan
fenomena garis
lengkung
Pembuatan garis
tengah  deviasi
ke lateral
POSTEROANTERIOR : HEWITT
Titik anatomis :
1.Sella
2.Perluasan medial
orbita
3.Perluasan inferior
orbita
4.Titik kondilar
5.Mastoideus
6.ANS
7.Arkus zigomatikus
8.Titik M RA
9.Titik insisivus
10. Gonion
11.Menton
Cara : membagi
kompleks kraniofasial
dengan triangulasi wajah
 sudut, segitiga, area
komponen dibandingkan
pada sisi kiri dan kanan
B. Lateral maxillary region

A.Cranial base region C. Upper maxillary region
D. Middle maxillary region F. Dental region

E. Lower maxillary region G. Mandibular region
METODE ANALISIS
SEFALOMETRIK
POSTEROANTERIOR : CHIERICI
Fungsi : pemeriksaan asimetri
wajah bagian atas
Cara :
1. Menghubungkan batas lateral
sutura zigomatikofrontal tiap
sisi (garis zmf-zmf)
2. Menggambar garis yg melalui
akar krista galli , tegak lurus
garis zmf-zmf (garis x)
3. Identifikasi asimetri kraniofasial
KESIMPULAN
1. Data sefalometri yang ada bernilai untuk diagnosis
berbagai macam anomali kraniofasial dan memantau
pertumbuhan
2. Data sefalometri yang telah dikumpulkan dapat
dikembangkan dan dipublikasikan karena
penggunaan radiografi sefalometrik posteroanterior
juga masih relatif sedikit
Daftar PUSTAKA
Athanasiou, A.E., 1995, Orthodontic Cephalometry,
Mosby-Wolfe, London, hal 141-162
Jacobson, A. dan Jacobson, R.L., 2006, Radiographic
Cephalometry: From Basic to 3-D Imaging,
Quintessence, Chicago, hal 267-292
Phulari, B.S., 2013, An Atlas on Cephalometric Landmark,
Jaypee Brothers, New Delhi, hal 170
Yogi Gladi Prayudi
18/435713/PKG/01275
Verastuti Indriasari
18/435712/PKG/01274

Sefalometri Anteroposterior

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Sefalometri Anteroposterior

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

POSTERO

Yogi Gladi Prayudi

Radiografi sefalometrik muncul 

Fixed Head Position

Natural Head Position

Teknik Chierici (1981) :

-Posisi kepala &

PENAPAKAN (left &right)

Struktur, sisi kiri & kanan, wajah atas &

1. Analisis Ricketts (1961)

- Garis tengah dental (inter I

- Kemiringan bidang oklusal :

- Lebar kavitas nasal 

Kompensasi dentoalveolar  memindah titik

•Inkomplit : jika titik tengah lengkung gigi tidak

Bentuk : analisis asimetri

Cara : membuat segitiga

Bidang midsagital wajah

Cara : penapakan pada 3

Penapakan kertas asetat I

A. Garis luar tepi orbita

B. Lateral maxillary region

D. Middle maxillary region F. Dental region

Anda mungkin juga menyukai