Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS CEPHALOMETRY

LANJUT

IKMAL HAFIZI
18/435309/PKG/01271
Ukuran,
Wajah
Unik bentuk, posisi
Manusia
& proporsinya
Kekurangan Ro
Sefalometri

Perbesaran Distorsi Radiasi Efek Kimiawi


Gambaran 2D Vs 3D
Ringkasan analisa 2D seorang wanita 30 tahun
dengan morfologi jaringan lunak dan keras yang baik secara
estetik.
Poin dan bidang skeletal untuk analisis 2D
• Anterior facial plane
• posterior facial plane
• superior super plane
• inferior facial plane
• mandibular plane
• mandibulae axis
• lower facial hieght
• total facial hieght
• mandibular axis angle
• facial axis angle
Analisis Jaringan Lunak 2D
Profil wanita dengan harmoni
wajah baik. Jarak posisi titik A
jaringan lunak (A’) dan Pogonion
Jaringan Lunak (Po’) terhadap
bidang fasial anterior adalah 4
mm. Selisih jarak jaringan lunak
bibir atas (labialis superior) dan
jaringan lunak bibir bawah
(labialis inferior) (Ls=6 dan Li=4)
adalah 2 mm. Titik lainnya yang
diinginkan juga dapat diukur
(misal: protrusi nasal=20mm)
Beberapa variasi sudut yang digunakan dalam analisis yaitu :

• Sudut Nasolabial : sudut yang dibentuk oleh perpotongan bibir atas


kolumela nasal pada subnasal (mean: 100 ± 10º ). Wanita memiliki
sudut NA sedikit lebih besar dari laki-laki.
• Sudut Labiomental : sudut yang dibentuk oleh perpotongan antara
bibir bawah dan dagu pada titik B. Sudut ini sedikit melengkung
(mean: 120±10º).
• Sudut Profil : Sudut yang dibentuk oleh titik Glabella (G) ke Subnasal
(S) dan Subnasal (S) ke Pogonion (Po), (mean: 165º-175º).
skeletal kelas III : ≤ 165º.
skeletal kelas II : ≥ 175º.
Analisis 3D
• Idealnya pengukuran 3D paling akurat
3D untuk menganalisis muka & kepala

• Walaupun dapat manual menggunakan


Caliper modern & Craniometri; lama &
2D membosankan

• Informasi yang dulu tidak dpt dicapai


Non sekarang bisa dianalisis.
invasiv
DIGIGRAPH
oleh :Dr. Mark Lemschen & Mr. Gary Engel.

DIGIGRAPH :
- Komputer
- Monitor
- Keyboard
- Video Kamera RGB
- Probe Sonic Digital & Mikrofon
- Penahan Kepala
Analisis 3D. beberapa titik
di muka dapat
ditempatkan dalam 3
bidang. Masing-masing
titik ditempatkan secara
otomatis oleh digigraf ke
dalam x, y dan z.
Sehingga jarak dan sudut
antara dua titik digital
dapat dinilai dan
dibandingkan secara 3
dimensi.
Digital probing

probe digital ditempatkan/disentuhkan langsung pada kulit


pasien, lokasi titik landmark pada space dan posisinya tercatat
secara elektronik
(kiri) Mikrofon diletakkan diatas kepala pasien untuk mencatat
landmark yang dipilih secara sonic. (kanan) Probe Digitalisasi
diletakkan langsung pada pasien untuk melokalisasi ruang landmark
dan mencatat posisinya secara elektronik
Gambaran klinis dapat disimpan secara elektronik dan diambil di
monitor chairside atau dicetak bila diinginkan. Gambar dapat
diubah ukurannya dan disusun menurut kebutuhan klinisi
Gambaran Landmark dari arah frontal dan lateral
Gambaran Landmark dari arah Oblique
INDEKS PROPORSIONAL :
Untuk menganalisa keharmonisan dan keseimbangan wajah manusia. Indeks ini dpt
diaplikasikan scr 2D dan 3D.

Index muka= ketinggian muka(Na-


Me)/lebar muka (Zy-Zy) x 100
(wanita 86 + 4; pria 88 + 4). Index
ini adalah perbandingan nilai relatif
dari panjang dan lebar muka.
Di usia 12, index ini sama dengan
anak laki-laki dan perempuan
(mean= 86 + 4).
Arti klinis:
euriprosofik, F = 80 + 4, M = 84 +
4;
mesoprosofik, F= 86 + 4, M = 88 +
4;
leptoprosofik, F = 90 + 4, M = 94 +
4.
Indek muka bawah =
tinggi muka bawah
(Sn-Me)/lebar muka
(Zy-Zy) x 100
(wanita, 52 + 4; pria,
54 + 4).
Arti klinis:
euriprosofik, F = 47 +
4, M = 49 + 4;
mesoprosofik, F = 52
+ 4, M = 54 + 4;
leptoprosofik, F = 57
+ 4, M = 59 + 4.
Index muka atas = tinggi
muka atas (Na-Sto)/ lebar
muka (Zy-Zy) x 100
(wanita, 53 + 3; pria, 54 +
3).
Arti klinis:
euriprosofik, F = 49 + 3,
M = 50 + 3;
mesoprosofik, F = 53 + 3,
M = 54 + 3;
leptoprosofik, F = 57 + 3,
M = 58 + 3
Indek tinggi muka-dagu =
tinggi dagu (B-Me)/tinggi muka
(Na-Me) x 100
(wanita, 25,5 + 2; pria, 25 + 2).
Index tinggi muka-dagu adalah
nilai tinggi relatif dagu
dibandingkan dengan muka.
Arti klinis:
euriprosofik, F = 23,5 + 2, M =
22 + 2;
mesoprosofik, F = 25,5 + 2, M
= 25 + 2;
leptoprosofik, F = 27,5 + 2, M
= 27 + 2.
Index dagu= tinggi dagu
(B’-Me)/ lebar muka (Zy-
Zy) x 100
(wanita, 22 + 2; pria, 22
+ 2).
Arti klinis:
euriprosofik, F = 19 + 2,
M = 19 + 2;
mesoprosofik, F = 22 +
2, M = 22 + 2;
leptoprosofik, F = 25 + 2,
M = 25 + 2.
Indek bibir atas =
panjang bibir atas
(Sn-Sto)/lebar muka
(Zy-Zy) x 100
(wanita, 22%; pria,
23%).
Index bibir atas
adalah nilai panjang
relatif bibir atas
dibandingkan dengan
lebar muka
Index tinggi anterior/ posterior
mandibula = tinggi anterior
mandibula (Sto-Me)/ tinggi ramus
posterior mandibula (Cd-Go) x 100
(wanita, 81 + 5; pria, 80 + 7).
Index tinggi anterior posterior
mandibula adalah nilai tinggi relatif
dari anterior mandibula
dibandingkan dengan tinggi ramus
posterior. Yang menunjukkan
kecuraman (kuadrat) dari sudut
mandibula.
Arti klinis:
euriprosofik, F = 75 + 5, M = 72 +
7; mesoprosofik, F = 81 + 5, M =
80 + 7; leptoprosofik, F = 86 + 5,
M = 87 + 5
Indek kraniofasial =
tinggi wajah
(Na-Me)/tinggi
kraniofasial (V-Me) x
100
(wanita, 49 + 2; pria,
50 + 3).
Index ini adalah nilai
tinggi relatif wajah
dibandingkan dengan
total tinggi wajah dan
kepala.
Keuntungan 3D

1. bisa memberikan informasi yang komprehensif


untuk identifikasi disproporsi wajah
2. dapat dilakukan dalam waktu kurang dr 5 mnt
3. tanpa resiko radiasi ( aman untuk anak)
4. untuk merencanakan bedah ortognatik
Muka yang terlihat memuaskan secara
estetis keseimbangan jelas terlihat saat
dilihat dari berbagai arah.
A. arah frontal
(1 = tinggi muka bawah;
2 = tinggi muka atas;
3 = tinggi dagu;
4 = tinggi bibir atas;
5 = tinggi ramus)
Dari arah oblik (pasien tersenyum)
Arah lateral
CEPHALOMETRI
TRACING DAN
ANALISIS 3D
ANALISIS
SUPERIMPOSISI
3D
SIMULASI BEDAH
ORTOGNATI dan
JARINGAN LUNAK
Tampilan dari arah lateral dan frontal gadis berusia 11 tahun dengan
Klas II skeletal sebelum perawatan ortodontik (A dan B) dan setelah
perawatan di usia 14,5 tahun (C dan D).
Analisis komputerisasi merefleksikan posisi mandibula pada maturitas
menjadi hampir normal, mengantisipasi pertumbuhan normal.
Wanita 34 tahun dengan vertical maksila
berlebih sebelum operasi (A, B dan C).

Meskipun ia telah mendapat perawatan


ortodontik, ia complain dengan adanya
‘gummy smile’. Pasien setelah menjalani
osteotomi Le Fort I dan genioplasti
wedge-advancing menunjukkan estetik
wajah yang lebih baik (D, E, dan F).

Analisis 3D membantu mengidentifikasi


disproporsi. Index wajah: sebelum
perawatan, 91; setelah perawatan 86
(normal, 86 + 4).
Index fasial atas: sebelum perawatan
58; setelah perawatan, 52 (normal, 52 +
3).
Kesimpulan

• Studi 3D dari kepala, wajah, dan gigi merupakan sebuah metode


komprehensif yang akurat dalam mencatat, mendeskripsikan, dan
menganalisa hubungan antara beberapa variasi komponen
anatomi
• Analisa dalam 2D dan 3D dapat secara simultan disimpan secara
elektronik, sehingga memungkinkan klinisi untuk membuka
kembali dengan cepat, membandingkan, dan melakukan proyeksi
• Dalam 10 tahun mendatang akan dihasilkan teknologi yang jauh
lebih sederhana dalam menganalisa kompleks kraniofasial
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai