Anda di halaman 1dari 31

STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

NOMOR MODEL :

NAMA PASIEN : M REDDHO

OPERATOR : AISYAH, S.KG

NO.MHS : 04074821618048

PEMBIMBING : drg. ARYA PRASETYA B, Sp.Ort

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017
STATUS PEMERIKSAAN

DAN PERAWATAN ORTHODONTI

Operator : Aisyah, S.KG

No.Mhs : 04074821618048

Pembimbing : drg. Arya Prasetya B, Sp.Ort

No. Kartu : 033648

No. Model : 01

I. IDENTITAS

Nama pasien : M Redho

Umur : 15 Tahun

Suku : Melayu

Jenis kelamin : Laki-laki

Status Kawin : Belum menikah

Alamat : Jl. Sukabangun 2 Km 6,5 Palembang

Telepon : 0895360456716

Pekerjaan : Pelajar

Rujukan dari : -

Nama Ayah : Hendra Wadi

Suku : Melayu
Umur : 41 tahun

Pekerjaan orang tua : PNS

Nama Ibu : Rosa Lina

Suku : Melayu

Umur : 38 Tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat orang tua : Jl. Sukabangun 2, Km 6,5 Palembang

II. WAKTU PERAWATAN

Pendaftaran : 4 Oktober 2017

Pencetakan : 6 Oktober 2017

Pemasangan alat : Tgl. -

Retainer : Tgl. -

III. PEMERIKSAAN
A. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )

a. Keluhan Utama :

Pasien mengeluhkan gigi depan bawah pasien berjejal. Pasien merasa hal
tersebut mengganggu penampilan sehingga pasien ingin giginya dirapikan.

 Riwayat Kesehatan :

 Kelahiran : normal

 Urutan kelahiran : anak ke-1 dari 3 bersaudara

 Nutrisi : baik

 Penyakit berat yang pernah diderita : -

 Kelainan Kongenital : -

 Lain-lain : -

b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :

a. Gigi Decidui :

Erupsi gigi baik sesuai waktunya. Pernah mengalami karies pada gigi
depan bawah dan graham.

b. Gigi Bercampur : -

c. Gigi Permanen :

Gigi anterior rahang bawah berjejal

 Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien): Tidak ada

 Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien): Gigi depan ibu


pasien tampak berjejejal.
Kelainan rahang dan gigi pada:
 Ayah : normal
 Ibu : gigi depan atas tampak berjejal
 Saudara :

B. Pemeriksaan Objektif

a. Ekstra Oral

 Wajah Depan

Bentuk kepala : Brakisefali Mesosefali Dolikosefali

Indeks kepala : Lebar kepala_ X 100 = 14 X 100 = 84,8 %

Panjang kepala 16,5

Bentuk muka : Hipereuriprosop Euriprosop Mesoprosop


Leptoprosop Hiperleptoprosop

Indeks muka : Jarak N – GN X 100 = 11 X 100 = 85,27 %

Lbr Bizigomatic 12.9

 Wajah Samping

Profil muka : Lurus Cekung Cembung

b. Intra Oral

 Pemeriksaan Gigi :
O At At At D3 O

I
V IV I II I I II III IV V
I

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

I
V IV I II I I II III IV V
I

O D4 Mp Mp Mp Mp O

Keterangan :

K : Karies R : Radiks T : Tambalan


I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi

Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi

Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik

IV. ANALISIS FOTOGRAFI

Tampak Depan Tampak samping


Analisis fotografi menurut Graber (1972) :

 Simetris

simetri wajah dapat dianalisis dengan membagi wajah menjadi dua


dengan menggunakan garis tengah simetris wajah melalui titik glabella,
puncak hidung, titik tengah bibir dan titik tengah dagu.

 Proporsi : normal

Wajah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian atas (dari batas
garis rambut ke titik glabella), bagian tengah (dari titik glabella ke titik
subnasal), dan bagian bawah (dari titik subnasal ke titik menton).
Proporsi dikatakan normal apabila didapat perbandingannya 1/3 bagian
atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah.

 Garis orbita kanan kiri – garis mulut : sejajar

 Profil muka: cembung

Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis yaitu


glabella (di tengah-tengah antara alis kanan dan kiri), lip contour atas
(titik terdepan dari bibir atas), lip contour bawah (titik terdepan dari
bibir bawah), pogonion (titik terdepan dari dagu, pada symphisis
mandibula). Pada pasien ini profil muka cembung karena titik
pertemuan lip contour atas dan lip contour bawah berada di depan garis
glabella- pogonion.

Kesimpulan : dari analisis fotografi didapat bahwa pasien memiliki wajah yang
simetris, proporsi wajah normal, garis orbita kanan dan kiri sejajar, dan memiliki
profil muka cembung.
A. Analisa Model Studi

1. Rahang Atas

 Arah Sagital
 Inklinasi gigi insisivus : Normal

 Arah Transversal

 Midline rahang atas bergeser 1 mm ke kiri

 Arah Vertikal
 Infra versi : tidak ada
 Supraversi : tidak ada

2. Rahang Bawah

i) Arah Sagital

- Inklinasi gigi insisivus : normal

- Kurva Spee : normal

ii) Arah Transversal :

- Midline rahang bawah segaris

iii) Arah Vertikal :

- Infra versi : tidak ada

- Supra versi : tidak ada


Lebar Mesiodistal Gigi ( mm )

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket

1 8,3 8,0 7.40-9.75 N 5,6 5,6 4.97-6.60 <N

2 6,4 6,6 6.05-8.10 N 6,0 5,5 5.45-6.85 <N

3 7,7 7,8 7.05-9.32 N 6,8 7,2 6.15-8.15 <N

4 7,6 7,2 6.75-9.00 <N 7,2 7,1 6.35-8.75 N

5 6,3 6,6 6.00-8.10 N 6,8 6,8 6.80-9.55 N

6 9,9 10,1 9.95-12.10 N 10,7 11,0 10.62-13.05 N

Kesimpulan : ukuran lebar mesio distal gigi pada rahang atas dan rahang bawah
berada dalam ukuran normal.

Model Dalam Keadaan Oklusi

Arah Sagital

Overjet : 11 : 2 mm 21 : 1,8 mm

41 31

Relasi Kaninus : Kanan : II Kiri : III

Relasi M1 permanen : Kanan : I Kiri : III

Arah Transversal

Garis Median : Pergeseran midline 1 mm ke kiri

Cross Bite Posterior : tidak ada


Arah Vertikal

Overbite : 11 : 2,7 mm 21 : 2,3 mm

41 31

Open bite : Tidak ada

B. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal

 Rahang Atas

Malposisi:

13 mesiolabio torsiversi

23 mesiolabio torsversi

 Rahang Bawah

Malposisi :

31 distolabio versi

32 linguo versi

33 mesiolabio torsiversi

42 mesiolabio versi
Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi

 Arah Anterior

Midline :

RA

Midline segaris : Midline gigi


rahang atas bergeser 1 mm ke kiri
terhadap midline wajah

RB

Midline rahang bawah segaris

 Arah Kanan
 Relasi Kaninus : klas II

 Overjet 11 : 2 mm

41

 Overbite 11 : 2,7 mm

41

 Relasi Molar Kanan ( 16 ) : klas I

46
 Arah Kiri

 Relasi Kaninus : klas III

 Overjet 21 : 1,8 mm

31

 Overbite 21 : 2,3 mm

31

 Relasi Molar Kiri ( 26 ) : klas I

36
C. Perhitungan

Metode Pont Ra

 Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 29,5 mm

 Jarak P1-P1 Pengukuran : 38,3 mm

 Jarak P1-P1 Penghitungan : Σmd I X 100

80

29,5  100

80

= 36,8 mm

 Diskrepansi = 1,5 mm kontraksi / distraksi

 Jarak M1-M1 Pengukuran = 47,9 mm

 Jarak M1-M1 Penghitungan : Σmd I X 100

64

29,5  100

64

= 46,1

Diskrepansi = 1,8 mm kontraksi / distraksi

 Keterangan :

 Perkembangan dan pertumbuhan lengkung gigi ke arah lateral pada regio


inter P mengalami distraksi ringan ( mild degree ) sebesar 1,5 mm.
 Perkembangan dan pertumbuhan lengkung gigi ke arah lateral pada regio
inter M mengalami distraksi ringan ( mild degree ) sebesar 1,8 mm.

Metode Howes RA

 Jarak inter tonjol P1-P1 : 42,2 mm

 Jumlah mesio distal M1-M1 : 92,5 mm

 Inter P1 : jarak inter tonjol P1-P1 X 100 %

Σ Md M1-M1

42,2
= x100%
92,5

= 45,6 %

 Keterangan : karena jarak inter P1 sebesar 45,6 % yang menyatakan inter


P1 lebih besar dari 43 %, maka lengkung gigi dapat
menampung gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.

 Jarak inter fossa canina : 44 mm

 Inter fossa canina = jarak inter fossa canina X 100 %

Σ Md M1-M1

44
= X 100%
92,5

= 47,56%
 Keterangan: karena jarak inter fossa canina sebesar 47,56% yang
menyatakan inter fossa canina berada dalam kisaran 37%-44
%, maka lengkung basal dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur

Metode KORKHAUS

 ∑ Insisivus rahang atas = 29,5 mm

 Jarak antara 2 gigi insisivus satu maksila ke titik tengah garis


interpremolar pada model gigi = 16 mm

 Tabel KORKHAUS = 17,3 mm

 Diskrepansi = 1,3 mm

 Keterangan: Dari perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa


pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior
posterior mengalami retraksi

Analisa Bolton

Diskrepansi ukuran gigi merupakan ketidakharmonisan antara lebar mesiodistal gigi


maksila dengan lebar mesiodistal gigi mandibula dalam lengkung rahang. Analisa
Bolton adalah analisa rasio interdigitasi yang dirancang untuk melokalisasi perbedaan
ukuran gigi dengan membandingkannya dengan standard yang normal sehingga
kekurangan ruang rahang dapat ditentukan. Tujuan lain adalah mengetahui perbedaan
ukuran gigi antara rahang mandibula terhadap rahang maksila. Keseimbangan yang
tepat harus ada antara lebar mesiodistal gigi pada maksila dan mandibula untuk
memastikan proper digilitation, overjet, overbite yang normal.

Rasio Keseluruhan : Jumlah lebar 12 gigi rahang bawah x 100


Jumlah lebar 12 gigi rahang atas

: 86,3 x 100

92,5

: 93,29

Keterangan :

Rasio keseluruhan yang ideal menurut Bolton adalah sebesar 93,29%. Apabila
diperoleh rasio keseluruhan lebih besar dari 91,3, maka kelebihan lebar materi gigi
terletak pada rahang bawah.

Rasio Anterior : Jumlah lebar 6 gigi rahang bawah x 100

Jumlah lebar 6 gigi rahang atas

: 36,7 x 100

44.8

: 81,91%

Keterangan :

Rasio anterior ideal 77,2 (overjet dan overbite baik). Apabila diperoleh rasio anterior
lebih besar dari 77,2 maka terdapat kelebihan lebar materi gigi anterior pada
rahang bawah.
V. ANALISIS RADIOGRAFI

 Jenis Foto : Panoramik

 Terdapat benih gigi 18, 28, 38,48

 Gigi 37, 47 belum erupsi sempurna

 Tulang kortikal pada mandibula terlihat radiopak, tidak ada gambaran


radiolusen yang patologis

 Semua gigi terlihat vital, tidak ada gambaran radiolusen di bawah akar
gigi
VI. DIAGNOSA ORTHODONTI

 Maloklusi Angle Kelas I tipe 1

 Overjet 11 : 2 mm, Overjet 21 : 1,8 mm

41 31

 Overbite 11 : 2,7 mm, Overbite 21 : 2,3 mm

41 31

 Relasi molar kanan 16 = kelas 1 Molar kiri 26 = kelas I

46 36

 Relasi caninus kanan 13 = kelas II Caninus kiri 23 = Kelas III

43 33

 Midline rahang atas bergeser 1 mm

 Midline rahang bawah segaris

PROBLEM LIST

- Retrusif = 1,3 mm

- Crowded anterior

Malposisi gigi individual

13 mesiolabio torsiversi

23 mesiolabio torsiversi

31 distolabio versi

32 linguo versi
33 mesiolabio torsiversi

42 mesiolabio versi

VII. ETIOLOGI

1. Faktor genetic ukuran gigi dan lengkung rahang

2. Riwayat karies pada periode gigi desidui

3. Riwayat premature loss gigi desidui

Determinansi Lengkung

Rencana Perawatan

Overjet awal : 2 ml Overjet akhir : 2 ml


Protraksi maksila : 1 ml
Protraksi mandibula: 1 ml

Rahang atas:

Panjang lengkung ideal : Kanan : 47,05 mm, Kiri : 47,1 mm


∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan : 46,2 mm, Kiri : 46,3 mm

Diskrepansi : Kanan : + 0,85 mm, Kiri : + 0,8 mm

Rahan g bawah:

Panjang lengkung ideal : Kanan : 43,8 mm, Kiri : 44 mm

∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan : 43,1 mm, Kiri : 43,2 mm

Diskrepansi : Kanan : +0,7 mm, Kiri : +0,8 mm

VIII. RENCANA PERAWATAN

A. Tahap 1

Rahang atas

Perencanaan ruang: menggunakan skrup ekspansi anterior untuk mendorong


gigi anterior ke arah labial. Skrup terletak sedekat mungkin pada gigi yang akan
digerakkan. Sumbu panjang skrup terletak digaris tengah. Skrup diputar 2x ¼
putaran seminggu sekali.

Adams klames dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 11,21, 16 dan 26

Rahang bawah

- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-44 untuk
retraksi gigi anterior.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan 46 sebagai
retensi dan stabilisasi.
- Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 31,32,41 dan 42
untuk mendorong gigi ke arah labial
B. Tahap 2

Rahang atas

- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 14-24 untuk
menjaga lengkung gigi dan retraksi gigi anterior
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 16 dan 26 sebagai
retensi dan stabilisasi.
Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 11, 12, 13, 21, 22,
dan 23

Rahang bawah

- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-44 untuk
retraksi gigi anterior.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan 46 sebagai
retensi dan stabilisasi.
- Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 31,32,41 dan 42
untuk mendorong gigi ke arah labial

C. Tahap 3 (Penyesuaian Oklusi)

Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna biru dalam


posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan
mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan tonjol-tonjol oklusal dan sisi
mesial gigi, apabila berwarna biru menandakan adanya traumatik oklusi sehingga
perlu dilakukan grinding pada gigi tersebut sampai warna biru seimbang pada
semua sisi insisal dan semua tonjol.

D. Tahap 4 Pemakaian Retainer

Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi yang telah


terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi yang baru serta
mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat terdiri dari busur labial kawat stainless
steel diameter 0,8 mm dan adam’s klamer diameter 0,7 mm pada gigi molar
pertama.

IX. SKETSA PESAWAT ORTODONTI

TAHAP I
Rahang Atas

Alat-alat yang digunakan :

- Skrup ekspansi
- Adam’s clasp Ө 0.7 mm

Rahang bawah

Alat-alat yang digunakan :

- Adam,s claps Ө 0.7 mm


- Labial bow Ө 0.7 mm
- Simpel spring Ө 0.7 mm
TAHAP II

Rahang Atas

Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0.7 mm


2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm
3. Simpel spring Ө 0.7 mm

Rahang bawah

Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0.7 mm


2. Adam’s klamer Ө 0.7 mm
3. Simpel spring Ө 0.7 mm
4.
IX. PROGNOSIS

A. Baik

B. Keterangan :

Prognosis baik karena berdasarkan motivasi dan sikap pasien yang positif.

Palembang, Oktober 2017

Menyetujui,

Pembimbing Operator

drg. Arya Prasetya B., Sp.Ort Aisyah S.K.G.

NIP.19740602200501101 NIM 04074821618048


LEMBAR PERSETUJUAN PERAWATAN ORTHODONTI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Nama Pasien : M Redho F

Umur : 15 Tahun

No. Kartu : 033648

No.Model : 01

Operator : Aisyah, S.KG.

Pembimbing : drg. Arya Prasetya B., Sp.Ort

No Kegiatan Tanggal Paraf Dokter

1 Persetujuan pasien

2 Anamnesia dan pemeriksaan klinis

3 Mencetak dan mengisi gips

4 Membuat work model dan

studi model

5 Diskusi I

6 Diskusi II
7 Persetujuan rencana perawatan dan
desain alat

Pembuatan alat
8

9 Insersi alat
NAMA PASIEN : M REDHO F
NOMOR REKMED : 033648
NAMA OPERATOR : AISYAH
NIM : 04111004048

NAMA PASIEN : M REDHO F


NOMOR REKMED : 033648
NAMA OPERATOR : AISYAH
NIM : 04111004048
HALAMAN KONTROL PASIEN

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF PARAF


PASIEN DOKTER
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN PARAF PARAF
PASIEN DOKTER

Anda mungkin juga menyukai