FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DEPARTEMEN ORTODONSIA
I. Identitas
Operator : Aliza Husnul Farida
No. Mhs : 1902641014
Pembimbing : drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort
drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort
Nomor Kartu :
Nomor Model :
Nama Pasien : Typodont Aliza Husnul Farida
Suku : -
Umur : -
Jenis Kelamin : -
Alamat : -
Telepon : -
Pekerjaan : -
Nama Ayah : -
Suku : -
Umur : -
Nama Ibu : -
Suku : -
Umur : -
Pekerjaan Orang Tua : -
Alamat Orang Tua : -
Telepon : -
1
Pencetakan : 21 Juni 2021
Pemasangan alat :
Pemasangan retainer :
Perawatan selesai :
2
B. Pemeriksaan Objektif:
1. Umum :
Jasmani :-
Mental :-
Status Gizi :-
- Berat Badan : -
- Indeks Massa Tubuh : BB (kg) = -
2. Lokal : -
a. Ekstra Oral : -
Kepala
Indeks kepala = lebar kepala X 100 = -
Panjang kepala
Bentuk kepala : -
Muka
Indeks muka = Jarak N - G X 100 = -
Lebar Bizygomatik
Bentuk muka : -
Profil Muka : -
Garis Simon ( Bidang Orbital ) : -
3
b. Intra Oral
Higiene Mulut : -
Pola Atrisi : -
Lingua : -
Palatum : -
Gingiva : -
Mukosa : -
Frenulum : -
Tonsila : -
Pemeriksaan Gigi-gigi :
B B
B B
Keterangan :
B : Belum erupsi
T : Tumpatan
K : karies
X : telah dicabut
: Diastema
4
3. Analisis Foto Muka
5
- Relasi molar pertama kanan : Angle Kelas I
- Relasi molar pertama kiri : Angle Kelas I
- Relasi kaninus kanan : Kelas I
- Relasi kaninus kiri : Kelas I
6
Tampak Samping Kanan saat Tampak Samping Kiri saat
Beroklusi Beroklusi
Model Studi
Rahang Atas Rahang Bawah Beroklusi
7
5. Perhitungan-perhitungan
A. Metode Pont
Jumlah mesiodistal 2 1 1 2 : 28 mm
Jarak P1 – P1 rahang atas pengukuran : 38 mm
Jarak P1 – P1 rahang atas perhitungan : 35 mm
Diskrepansi : +3 (distraksi, ringan)
Jarak M1 - M1 rahang atas pengukuran : 44 mm
Jarak M1 - M1 rahang atas perhitungan : 43 mm
Diskrepansi : +1 mm (distraksi, ringan)
Keterangan: :
- Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio P1 –
P1 mengalami distraksi.
- Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio M1 –
M1 mengalami distraksi.
- Derajat distraksi pada regio P1 – P1 dan M1 – M1 masuk dalam kategori ringan
karena nilainya < 5 mm.
B. Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 16,5 mm
Jarak I – (P1 – P1) rahang atas pengukuran : 17,5 mm
Diskrepansi : +1 mm (protrusif)
Keterangan : Pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi kearah anteroposterior lebih dari normal
8
C. Metode Howes
Jumlah lebar mesiodistal M1 - M1 : 94 mm
Jarak P1 – P1 (tonjol) : 42 mm
Indeks P = Jarak P1 – P1 x 100% = 44,7 %
MD M1 - M1
Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : lebih (> 43%)
ANALISIS SEFALOMETRI
Analisis Steiner
No Analisis skeletal Normal Pasien Ket
9
- SNB : Posisi anterposterior mandibular terhadap basis kranium pada pasien
normal yang menandakan rahang bawah dalam kondisi normal
- ANB : Posisi anteroposterior maksila dan mandibula satu terhadap lainnya
normal sehingga profil pasien Kelas I Skeletal
Analisis Dental
No Analisis Normal Pasien Ket
1. I NA 4 mm/22o 4 mm/22o Normal
2. I NB 4 mm/25 o 4 mm/25o Normal
3. Sudut inter insisal 130 o 130 o Normal
Interpretasi Panoramik : -
10
Keterangan :
Overjet awal : 2 mm
Retraksi RA :-
Retraksi RB : 1 mm
Overjet Akhir : 3 mm
Rahang Atas
Panjang lengkung mula – mula 4-4 : 62 mm
Panjang lengkung ideal 4-4 : 60 mm
Jumlah lebar mesio distal 4-4 : 60 mm
Diskrepansi : +2 mm
Rahang Bawah
Panjang lengkung mula – mula 4-4 : 53 mm
Panjang lengkung ideal 4-4 : 52 mm
Jumlah lebar mesio distal 4-4 : 52 mm
Diskrepansi : +1 mm
11
- Kasus maloklusi menyangkut masalah estetik, dental, malposisi gigi individual,
dan diastema sentral.
- Solusi masalah:
RA : Pemanfaatan ruang yang ada untuk mengoreksi gigi 13 dan 23
RB : Pemanfaatan ruang yang ada dengan melakukan retraksi gigi 33 sampai 43
V. Diagnosis Final
Maloklusi Angle kelas I tipe dental (overjet 2 mm dan overbite 2 mm) dengan
hubungan skeletal kelas I.
Diastema
- Rahang Atas : Diastema sentral 11 – 21
- Rahang Bawah : Diastema sentral 31 – 41
12
- Dapat disebabkan karena ukuran insisivus lateral yang kecil, gigi
supernumerary di median line, dan penutupan median line yang tidak sempurna.
Jalannya Perawatan :
1. Edukasi dan instruksi pasien (tidak dilakukan karena perawatan dilakukan di
typodont).
Pasien adalah co-decision makers, maka dari itu operator harus menjelaskan
risiko dan keuntungan atau manfaat dari perawatan yang diberikan beserta
dengan alternatif yang bisa dilakukan serta risiko apabila tidak dilakukan
perawatan. Pasien diberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi
maloklusinya, keparahannya, dan tujuan dari perawatan. Pasien juga diminta
komitmennya dalam melaksanakan perawatan. Selain itu dijelaskan juga
13
mengenai rencana perawatan berupa jenis alat yang akan digunakan, cara kerja
alat, dan cara pakai alat yang digunakan.
2. Distribusi ruang dan koreksi malposisi gigi individual rahang atas dan rahang
bawah.
Rahang Atas
- Pada hasil determinasi lengkung, panjang lengkung mula-mula sebesar 62
mm dan lengkung ideal sebesar 60 mm sehingga didapatkan diskrepansi
sebesar +2 mm. Untuk mengoreksi diastema sentral dilakukan dengan
memanfaatkan ruang yang ada yaitu mesialisasi gigi 11, 21, 12, 22 dan
untuk mengoreksi malposisi gigi individual pada gigi 13 dan 23 dilakukan
dengan mendorong bagian mesial gigi kearah labial.
- Alat yang digunakan adalah plat aktif yang dilengkapi dengan :
Tahap 1 :
a. Finger spring ⌀ 0,6 mm pada gigi 11, 21
b. Labial bow dengan U Loop ⌀ 0,7 mm pada gigi 14-24
c. Klamer adam ⌀ 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
Tahap 2 :
a. Finger spring ⌀ 0,6 mm pada gigi 12, 22
b. Labial bow dengan U Loop ⌀ 0,7 mm pada gigi 14-24
c. Klamer adam ⌀ 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
Tahap 3 :
a. Double cantilever ⌀ 0,6 mm pada gigi 13 dan 23
b. Labial bow dengan U Loop ⌀ 0,7 mm pada gigi 14-24
c. Klamer adam ⌀ 0,7 mm pada gigi 36 dan 46
- Tahapan aktivasi :
Tahap 1 :
Mengaktivasi finger spring ⌀ 0,6 mm pada gigi 11 dan 21 dengan cara
lengan spring diarahkan sesuai arah yang diinginkan (mesial) untuk
menggerakan gigi kearah mesial sehingga dapat mengoreksi diastema
sentral.
14
Tahap 2 :
Mengaktivasi finger spring ⌀ 0,6 mm pada gigi 12 dan 22 dengan cara
lengan spring diarahkan sesuai arah yang diinginkan (mesial) untuk
menggerakan gigi kearah mesial.
Tahap 3 :
Mengaktivasi double cantilever ⌀ 0,6 mm pada gigi 13 dan 23 untuk
mendorong gigi kearah mesiolabial.
Rahang Bawah
- Pada hasil determinasi lengkung, panjang lengkung mula-mula sebesar 53
mm dan lengkung ideal sebesar 52 mm sehingga didapatkan diskrepansi
sebesar +1 mm. Untuk mengoreksi diastema sentral dilakukan retraksi
sebesar 1 mm.
- Alat yang digunakan adalah plat aktif yang dilengkapi dengan :
- Tahapan aktivasi :
1. Mengaktivasi labial bow dengan U Loop ⌀ 0,7 mm untuk meretraksi gigi
anterior sehingga dapat mengoreksi diastema sentral dengan cara
menyempitkan loop pada kedua sisi sehingga lengan horizontal labial
bow menyentuh permukaan labial gigi 31 dan 41.
15
- Diperiksa kembali apakah oklusi telah seimbang, bila telah seimbang maka
selanjutnya dilakukan perawatan dengan aplikasi topikal fluor.
16
VIII. Gambar/Desain Alat
Rahang Atas Keterangan
Tahap 1 Tahap 1
1. Finger spring ø 0,6 mm pada gigi
11 dan 21
2. Labial bow dengan U loop ø 0,7
mm pada gigi 14 sampai 24
3. Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi
16 dan 26
4. Plat akrilik
Tahap 2 Tahap 2
1. Finger spring ø 0,6 mm pada gigi
12 dan 22
2. Labial bow dengan U loop ø 0,7
mm pada gigi 14 sampai 24
3. Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi
16 dan 26
4. Plat akrilik
Tahap 3
Tahap 3
1. Double cantilever ø 0,6 pada gigi
13 dan 23
2. Labial bow dengan U loop ø 0,7
mm pada gigi 14 sampai 24
3. Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi
16 dan 26
4. Plat akrilik
17
Rahang Bawah Keterangan
Retainer
Rahang Atas Keterangan
18
IX. PROGNOSIS
Prognosis perawatan baik
Keterangan : typodont
Indikasi Perawatan : kuratif
Menyetujui,
19