Anda di halaman 1dari 17

Diskusi

Typodont
Aliza Husnul Farida (1902641014)
Nama Pasien Analisis Model Studi
Diastema
Typodont Aliza Husnul Farida
Rahang Atas : Diastema sentral 11 – 21
Rahang Bawah : Diastema sentral 31 – 41

Malposisi Gigi Individual


Keluhan Utama Rahang Atas :
13 : mesiopalato torsiversi
Pasien datang dengan keluhan gigi depan 23 : mesiopalato torsiversi
atas dan bawahnya renggang sehingga
mengganggu penampilan. Relasi Gigi-gigi pada Oklusi Sentrik
Overjet : 2 mm
Overbite : 2 mm
Foto Intraoral

Rahang Atas Rahang Bawah Beroklusi


Foto Intraoral

Tampak Samping Kanan Tampak Samping Kiri saat


saat Beroklusi Beroklusi
Model Studi

Rahang Atas Rahang Bawah Beroklusi


Foto Intraoral

Tampak Samping Kanan Tampak Samping Kiri saat


saat Beroklusi Beroklusi
Determinasi Lengkung

Keterangan :
Overjet awal : 2 mm
Retraksi RA :-
Retraksi RB : 1 mm
Overjet Akhir : 3 mm
Determinasi Lengkung

Rahang Atas
Panjang lengkung mula – mula 4-4 : 62 mm
Panjang lengkung ideal 4-4 : 60 mm
Jumlah lebar mesio distal 4-4 : 60 mm
Diskrepansi : +2 mm
 
Rahang Bawah
Panjang lengkung mula – mula 4-4 : 53 mm
Panjang lengkung ideal 4-4 : 52 mm
Jumlah lebar mesio distal 4-4 : 52 mm
Diskrepansi : +1 mm
Diagnosis Sementara
Kasus maloklusi menyangkut masalah estetik,
dental, malposisi gigi individual, dan diastema
sentral.

Solusi masalah:
RA : mesialisasi gigi 11, 21 dan mendorong gigi
Diagnosis Final
13 dan 23 ke arah mesiolabial Maloklusi Angle kelas I tipe dental (overjet 2 mm dan
RB : mengoreksi diastema sentral dengan overbite 2 mm) dengan hubungan skeletal kelas I.

melakukan retraksi gigi 33 sampai 43. Diastema


Rahang Atas : Diastema sentral 11 – 21
Rahang Bawah : Diastema sentral 31 – 41

Malposisi Gigi Individual


Rahang Atas :
13 : mesiopalato torsiversi
23 : mesiopalato torsiversi
Analisis Etiologi Malkoklusi

Diastema sentral

• Kemungkinan disebabkan oleh frenulum superior yang tinggi, maka dari itu perlu dilakukan blanch
test.
• Terjadi disproporsi antara lebar mesio – distal gigi dengan lengkung gigi dimana lengkung gigi
pasien lebih lebar daripada normal sehingga masih terdapat ruangan untuk perpindahan posisi gigi.
• Dapat disebabkan karena ukuran insisivus lateral yang kecil, gigi supernumerary di median line,
dan penutupan median line yang tidak sempurna.
Analisis Etiologi Malkoklusi

Malposisi Gigi
Individual
Rahang Atas
13 = mesiopalato torsiversi
• Kemungkinan disebabkan karena ketidakseimbangan jalur erupsi benih gigi.
• Kemungkinan disebabkan karena terjadi kekurangan ruang akibat adanya diastema
sentral.
23 = mesiopalato torsiversi
• Kemungkinan disebabkan karena ketidakseimbangan jalur erupsi benih gigi.
• Kemungkinan disebabkan karena terjadi kekurangan ruang akibat adanya diastema
sentral.
Rencana Perawatan

1. Edukasi dan instruksi pasien


(Tidak dilakukan karena perawatan dilakukan di typodont)

2. Memanfaatkan ruang yang ada dan koreksi malposisi gigi individual Rahang atas dan Rahang
bawah
Rahang Atas

a. Hasil determinasi lengkung: panjang lengkung mula-mula sebesar 62 mm dan lengkung ideal
sebesar 60 mm → diskrepansi sebesar +2 mm (kelebihan ruang pada rahang atas)
• Untuk mengoreksi diastema sentral dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang ada yaitu
mesialisasi gigi 11, 21
• Untuk mengoreksi malposisi gigi individual pada gigi 13 dan 23 dilakukan dengan
mendorong bagian mesial gigi kearah labial.
Rencana Perawatan
Rahang Atas

c. Tahapan aktivasi :
1. Mengaktivasi finger spring ⌀ 0,6 mm pada gigi
11 dan 21  lengan spring diarahkan sesuai
arah yang diinginkan (mesial)  untuk
menggerakan gigi kearah mesial  sehingga
dapat mengoreksi diastema sentral.
2. Mengaktivasi double cantilever ⌀ 0,6 mm pada
gigi 13 dan 23  memperbesar
b. Alat yang digunakan berupa plat aktif yang koil/menggerakkan lengan pegas kearah labial
dilengkapi dengan : untuk mendorong gigi kearah mesiolabial
• Finger spring ø 0,6 mm pada gigi 12 dan 22 sesuai lengkung ideal. Maka diastema yang
• Double cantilever ø 0,6 mm pada gigi 13 dan 23 terdapat diantara gigi 11-12 dan 21-22 akan
• Labial bow dengan U loop ø 0,7 mm pada gigi 14 terkoreksi.
sampai 24 sebagai komponen pasif.
• Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
sebagai retensi dan stabilitas alat.
• Plat akrilik
Rencana Perawatan
Rahang Bawah
a. Hasil determinasi lengkung: panjang lengkung mula-mula sebesar 53 mm dan lengkung ideal sebesar
52 mm → diskrepansi sebesar +1 mm
Rahang Bawah
• Untuk mengoreksi diastema sentral dilakukan retraksi sebesar 1 mm.

b. Alat yang digunakan adalah plat aktif yang dilengkapi dengan :


• Labial bow dengan U Loop ø 0,7 mm pada gigi 33-43
• Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi 36 dan 46
• Plat akrilik

c. Tahapan Aktivasi :
Mengaktivasi labial bow  untuk meretraksi gigi anterior shg dapat mengoreksi diastema sentral 
menyempitkan loop pada kedua sisi sehingga lengan horizontal labial bow menyentuh permukaan labial
gigi 31 dan 41.
Rencana Perawatan

3. Penyesuaian oklusi
(Tidak dilakukan karena perawatan dilakukan pada typodont)

4. Pemasangan retainer → Bertujuan untuk mencegah hasil perawatan relaps / untuk mempertahankan
lengkung yang telah dikoreksi  Jenis retainer yang digunakan adalah Hawley retainer.

• Labial bow dengan U–loop ø 0,8 mm pada


gigi 14-24
• Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
• Plat dasar akrilik
• Verkeilung pada gigi 13 sampai 23
Rencana Perawatan

• Labial bow dengan U–loop ø 0,8 mm pada


gigi 33-43
• Klamer adam ø 0,7 mm pada gigi 36 dan 46
• Plat dasar akrilik
• Verkeilung pada gigi 33 sampai 43
Terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai