Anda di halaman 1dari 33

BED SITE TEACHING

MODUL MALOKLUSI

PLAT EKSPANSI
KELOMPOK E
– OLEH:
– AULIANA MAEMANATI RIVANDA, S. KG
(20174020037)
– FAUZI ARI NURCAHYO, S. KG (20174020069)
– SYLVIE ANGGRAENI PUSPITASARI, S. KG
(20174020018)

– PEMBIMBING:
– drg. NOVARINI, Sp. Ort
– PRECEPTOR
Identitas Pasien

– Nama : D A R

– Umur : 19 tahun

– Alamat : Semarang

– Jenis Kelamin : Perempuan

– Suku : Jawa

– Alamat: Semarang, Jawa Tengah


+
Problem

– CC : Pasien datang mengeluhkan gigi depan rahang atasnya


berantakan dan ingin dirapikan .

– PI : keluhan tersebut dirasakan sejak SD yaitu setelah gigi permanen


depannya tumbuh. Pasien merasa tidak nyaman dengan posisi gigi
depannya yang sedikit miring.
– PDH : pasien pernah mencabutkan gigi susunya ke dokter gigi
saat SD yaitu saat berumur 8 tahun.

 Riwayat gigi desidui: gigi depan atas dan bawah sehat tidak ada
yang gigis dengan susunan gigi yang rapi
 Riwayat gigi bercampur: gigi sehat dan pergantian gigi sesuai
dengan waktunya, kecuali pada gigi incisivus atas pasien
pernah kesundulan (persistensi), pasien selalu ke dokter gigi
jika mencabut gigi.
 Riwayat gigi permanen: gigi depan terasa tidak rapi saat SD
setelah gigi seri atas nya tumbuh sempurna
 Kebiasaan buruk : pasien tidak memiliki kebiasaan buruk yang
berkaitan dengan keluhan pasien
– FH:
Ayah : ayah pasien memiliki kesehatan gigi yang baik,
susunan gigi rapi, gigi geligi dan rahang berukuran besar. Ayah
pasien dicurigai memiliki riwayat penyakit gastritis
Ibu : ibu pasien memiliki kesehatan gigi yang baik, gigi
geligi berukuran besar dan rahang berukuran kecil. Ibu pasien
dicurigai memiliki riwayat penyakit vertigo dan tekanan darah
rendah
Kakak :kakak pasien memiliki kesehatan gigi yang baik, gigi
geligi berukuran besar dan rahang berukuran kecil, namun
susunan gigi geligi tidak rapi. Kakak pasien dicurigai memiliki
riwayat penyakit gastritis
– SH: Pasien adalah seorang mahasiswi semester 3 di UGM. Pasien
tidak dicurigai memiliki kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
jalannya perawatan orthodontik
– PMH: Pasien pernah dirawat di RS terkait penyakit thypus dan
memiliki riwayat penyakit gastritis. Pasien tidak dicurigai memiliki
penyakit sistemik yang dapat mengganggu jalannya perawatan
orthodontik
VITAL SIGN:

o Tekanan darah : 110/70 (normal)


o Nadi : 66x/menit (normal)
o Pernafasan : 18x/menit (normal)
o Suhu : Afebris
o Berat badan : 38 kg
o Tinggi badan : 152 cm
EKSTRA ORAL:
o Bentuk kepala :brakisefali (82,35mm)
o Bentuk muka :euriprosop (82,14mm)
o Profil muka :cembung
o Tonus otot mastikasi : normal
o Tonus otot bibir : normal
o Bibir posisi istirahat: normal
o Free way space : 2mm
o Oklusi sentrik : 51,7mm
o Rest position : 49,7mm
o Garis simon (bidang orbital) :
Maksila kanan : 1/3 distal C Kiri: 1/3 distal C
Mandibula kanan : Inter C dan P1 Kiri: inter C dan P1
INTRA ORAL:
o Torus palatinus : tidak ada
o Torus mandibula : tidak ada
o Palatum: sedang
o Supernumerary teeth : tidak ada
o Distema : tidak ada
o Gigi anomali : tidak ada
o Gigi tiruan : tidak ada
o Oral hygiene : baik

MALPOSISI GIGI INDIVIDUAL:


o 12: distolabiotorsiversi
o 11: mesiolabiotorsiversi
o 21: mesioversi
o 22: mesiolabiotorsiversi
o 25: mesiopalatotorsiversi
o 31: distolabiotorsiversi
o 34: bukoversi
o 35: linguoversi
o 41: labioversi
RELASI GIGI-GIGI PADA OKLUSI SENTRIK
ANTERIOR:
Overjet: 2,6mm (dihitung tepat pada mesial gigi 21 thd mesial gigi 31)
Overbite: 3,2mm (dihitung tepat pada mesial gigi 21 thd mesial gigi 31)
Palatal bite: tidak ada
Deep bite: tidak ada
Open bite: tidak ada
Edge to edge bite: tidak ada
Cross bite: tidak ada

POSTERIOR:
Cross bite: tidak ada
Open bite: tidak ada
Scissor bite: tidak ada
Cup to cup bite: tidak ada

Relasi M1 kanan: Kelas I Angle ,Kiri: Kelas I Angle


Relasi C kanan :Kelas II ,Kiri: Kelas II

Garis tengah rahang bawah terhadap rahang atas: Bergeser 1mm ke kiri
Garis inter insisivi sentral terhadap garis tengah wajah: Segaris
+ Analisis Foto Muka

BENTUK MUKA : EURIPROSOP


PROFIL MUKA: CEMBUNG
+
Skema gigi dari oklusal

RA RB
FOTO RELASI SENTRIK

Tampak Depan
16
RELASI MOLAR KANAN

RELASI MOLAR KIRI


STUDY MODEL

RA RB
+
PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
METODE PONT:
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio P1-P1 kontraksi
ringan sebesar 2,87 mm
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio M1-M1 distraksi
ringan sebesar 0,79 mm

METODE KORKHAUS:
 Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior mengalami kontraksi
ringan sebesar 0,14 mm

METODE HOWES:
 IP=40,20% Lengkung gigi tidak cukup untuk menampung gigi-gigi karena indeks P<43%
 IFC=43,97% Lengkung basal tidak cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung
ideal karena indeks FC<44%
 IFC>IP sehingga indikasi ekspansi
DETERMINASI LENGKUNG
+ Jika gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi
posterior RA mengikuti lengkung gigi 26 dan lengkung gigi anterior RA
mengikuti lengkung gigi 21. Lengkung gigi posterior RB mengikuti
lengkung gigi 44&46 dan lengkung gigi anterior RB mengikuti lengkung
gigi 32, maka terdapat kelebihan atau kekurangan ruang:
RA Kanan: -1 mm RB Kanan: -0,9 mm
RA Kiri : -1,2 mm RB Kiri : -1,2 mm
Overjet awal:2,6mm overjet akhir: 2,6mm
DETERMINASI LENGKUNG EKSPANSI
Jika gigi disusun dalam lengkung ideal, yaitu lengkung gigi anterior RA
mengikuti lengkung gigi 21, lengkung gigi anterior RB mengikuti lengkung gigi
32, lengkung gigi posterior RA&RB di ekspand sebesar 1,89 mm, maka terdapat
kelebihan atau kekurangan ruang:
RA Kanan: -0,8 mm RB Kanan: -1 mm
RA Kiri : -0,14 mm RB Kiri : -0,2 mm
Overjet awal:2,6mm overjet akhir: 2,6mm
ASSESSMENT
Maloklusi Angle klas I tipe dental disertai malposisi gigi individual:
o 12: distolabiotorsiversi
o 11: mesiolabiotorsiversi
o 21: mesioversi
o 22: mesiolabiotorsiversi
o 25: mesiopalatotorsiversi
o 31: distolabiotorsiversi
o 34: bukoversi
o 35: linguoversi
o 41: labioversi

Prognosa : Baik, mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat giginya, usia pasien
yang masih muda, kooperatif, serta tidak dicurigai adanya kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu jalannya perawatan
RENCANA PERAWATAN
1. Pencarian ruang
Pencarian ruang dapat dilakukan ekspansi ke arah lateral simetris pada RA&RB..

2. Koreksi malposisi gigi individual

Rahang Atas
Tahap I
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:
– Plat akrilik pada bagian palatal
– Skrup Ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan
– Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire ᴓ 0,7 mm.
– Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm.

Tahap II
Koreksi malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi:
– Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire ᴓ 0,7 mm, diaktifkan
– Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm
– Simple spring diletakkan pada gigi 12 dengan stainless wire ᴓ 0,6 mm diaktifkan.
RA TAHAP I RA TAHAP II
RENCANA PERAWATAN
Rahang bawah
Tahap 1
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paralel simetris yang dilengkapi:
– Plat akrilik pada bagian palatal
– Skrup Ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan
– Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire ᴓ 0,7 mm, diaktifkan
– Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire ө 0,7 mm.
3. Penyesuaian Oklusi
– Pengecekan kontak oklusal dengan kertas artikulasi
– Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru). Kemudian di cek apakah warna
biru menjadi seimbang di semua tonjol, jika masih terdapat daerah yang sangat biru dilakukan
grinding pada daerah traumatik tersebut, sehingga warna biru menjadi seimbang di semua tonjol
4. Pemakaian retainer
Hawley retainer, yang terdiri dari
– Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi
– Klamer adam menggunakan stainless wire 0,7 mm
– Labial arch menggunakan stainless wire 0,8mm dipasang dalam keadaan pasif
RB TAHAP I
+
LEARNING ISSUE

1. Pengertian Maloklusi
2. Penyebab Maloklusi
3. Macam-macam alat ekspansi
+
Learning Issue
 Maloklusi

Maloklusi adalah oklusi yg menyimpang dari bentuk


standar, yg diterima sebagai bentuk normal.Disebabkan
oleh ketidakseimbangan komponen dentofasial ,
sehingga maloklusi adalah ketidaknormalan atau
kelainan oklusi. Maloklusi dibagi menjadi 3, yaitu tipe
dental, skeletal, dan dentoskeletal.
Faktor yg dpt menyebabkan maloklusi :
Keturunan
Lingkungan
Fungsional
+ Etiologi Maloklusi : Faktor Lokal
1. Kelainan jumlah gigi
a. Supernumery teeth Dpt
menyebabkan:
 Gigi disekitarnya (dibwhnya) tidak/terlambat erupsi
 Kelainan letak gigi (malposisi gigi)
 Menambah panjang lengkung permeter gigi
 Gigi berjejal
b. Missing teeth: anodontia, partial
Anodontia=hipodontia=oligodontia
Dapat menyebabkan:

 celah diantara gigi


+
2. Kelainan ukuran gigi:

- makrodonsia

- mikrodonsia

3. Kelainan bentuk gigi: fusi, dens in


dente, germinasi dll.

4. Kelainan frenulum labialis:

 midline diastema= diastema sentral


+
Macam Plat Ekspansi

A. Ekspansi arah lateral


1) Pararel : a. Simetris
b. Asimetris
2) Non Pararel (radial) : a. Simetris
b. Asimetris
B. Ekspansi arah antero-posterior
3) Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior
4) Pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior
+
Ekspansi arah lateral pararel , asimetris

Koreksi unilateral crossbite posterior

Hambatan tonjol antagonis dihindarkan dengan pemberian


peninggi gigitan
+ Problem Solving
 Decision making: Pemakaian plat ekspansi kombinasi grinding

 Diagnosis: Maloklusi klas I Angle tipe dental disertai malposisi gigi-gigi


individual
o12: distolabiotorsiversi
o11: mesiolabiotorsiversi
o21: mesioversi
o22: mesiolabiotorsiversi
o25: mesiopalatotorsiversi
o31: distolabiotorsiversi
o34: bukoversi
o35: linguoversi
o41: labioversi

 Treatment :
1. Pencarian ruang
2. Koreksi malposisi gigi individual
3. Penyesuaian oklusi.
4. Pemakaian retainer
TERIMA KASIH

+ Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai