Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir / Umur
Pekerjaan
Alamat Rumah
Nomor Telepon / HP
Suku / Bangsa
Nama Ayah
Umur Ayah
Suku Ayah
Pekerjaan Ayah
Nama Ibu
Umur Ibu
Suku Ibu
Pekerjaan Ibu

: Rizky Fazwi Mahardika


: Laki-laki
: 2 Agustus 1994 / 18 tahun
: Mahasiswa
: Perumahan Griya Satria Bantarsoka blok D19
: 085641818626
: Jawa / Indonesia
: Mochammad Soin
: 55 tahun
: Jawa
: Pensiunan
: Siti Aisyah
: 38 tahun
: Jawa
: Wiraswasta

B. Hasil Anamnesa, Diagnosa Ekstra Oral dan Intra Oral, Lampiran Foto
Profil Pasien
1. Anamnesa
Pasien laki-laki berusia 18 tahun datang ke RSGMP UNSOED dengan
keluhan ingin merapihkan gigi yang gingsul. Dari hasil anamnesa didapatkan
keterangan mengenai pasien yaitu berat badan pasien adalah 45 kg dan tinggi
badan 162 cm. Selain itu didapatkan pula keterangan bahwa proses kelahiran
pasien normal, pasien tidak memiliki kelainan endokrin, pasien belum pernah
mendapatkan tindakan operasi, keadaan pasien saat ini sehat dan pasien tidak
memiliki alergi atau tonsillitis, pasien juga tidak memiliki kebiasaan jelek.
Berdasarkan hasil anamnesa dioperoleh informasi bahwa keluarga pasien
tidak pernah mendapatkan perawatan orthodontia namun terdapat ciri
keluarga yang berkaitan dengan maloklusi yaitu pasien mengaku bahwa ibu
pasien juga memiliki gigi yang gingsul atau ektopik.
2. Diagnosa Ekstra Oral
Melalui analisa lokal diperoleh diagnosa ekstra oral dan diagnosa intra
oral. Diagnosa yang diperoleh pada pasien adalah pasien memiliki bentuk
kepala mesosefalik, tipe muka pasien adalah mesofasial, tipe profil muka lurus
dengan letak maksila dan mandibula normal, bibir pasien kompeten dan
fungsi bicara pasien normal.

3. Diagnosa Intra Oral


Diagnosa yang diperolah pada pasien adalah keadaan mukosa mulut
pasien normal, pasien mengalami gingivitis, frenulum labii atas dan frenulum
labii bawah pasien normal, lidah pasien normal, palatum pasien normal,
tonsil pasien normal dan pasien dalam fase gigi geligi permanen.
4. Lampiran Foto Profil Pasien
Profil Tampak
Profil Senyum
Depan

Tampak Samping
Kiri

Intra Oral Tampak


Samping Kanan

Bidang Oklusal
Rahang Atas

Intra Oral
Depan

Profil Tampak Samping


Kanan

Bidang Oklusal
Rahang Bawah

Intra Oral Tampak


Samping Kiri

C. Odontogram

Keterangn :
O : Karies gigi
: Tumpatan
X : Pencabutan
V : Sisa akar
+ : Hipokalsifikasi
D. Analisa Fungsional
1. Free way space
2. Path of closure
3. Sendi temporo mandibula
4. Displacement mandibula

: Perubahan warna
: Fraktur
M : Missing
UE : Belum Erupsi
ST : Berlebih

: 2 mm (normal)
: normal
: normal
: tidak ada

E. Analisa Model Studi


1. Bentuk lengkung gigi
Rahang atas asimetris, dengan bentuk parabola. Rahang bawah asimetris,
dengan bentuk parabola.
2. Jumlah lebar mesio-distal 4 insisiv rahang atas:
8,4 + 8,64 + 7,32 + 7,46 = 31,82 mm
Jumlah lebar mesio-distal 4 insisiv rahang bawah:
5,58 + 5,2 + 5,9 + 5,98 = 22,638 mm

3. Diskrepansi model
a. Metode Pont
Jumlah mesiodistal 12-11-21-22 : 31,82 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 34 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : (Jumlah I/80) x 100 = 39,775 mm
Diskrepansi : -5,775 mm
Jarak M1-M1 pengukuran : 44 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : (Jumlah I/64) x 100 = 35,372 mm
Diskrepansi : 8,628 mm
Jarak inter P pengukuran lebih kecil dari perhitungan maka inter P1
mengalami kotraksi sebesar 5,775, oleh sebab itu dibutuhkan ekspansi.
Jarak inter M pengukuran lebih besar dari perhitungan maka inter M1
mengalami distraksi, oleh sebab itu tidak dibutuhkan ekspansi.
b. Metode Sitepu
Jumlah 4 insisivus RA = 31,82 mm
Jumlah 4 insisivus RB = 22,638 mm
Tempat yang tersedia
: RA = 70 mm
RB = 60 mm
Tempat yang dibutuhkan
: RA = 77,04 mm
RB = 65,158 mm
Jumlah kekurangan ruang : RA : 7,04 mm
RB : 5,158 mm
Lampiran Gambar Determinasi Lengkung

4. Kurva spee
Kurva spee pasien positif sebesar 2 mm
5. Diastema
Tidak ditemukan diastema pada rahang atas dan rahang bawah
6. Simetri dan ukuran mesio-distal gigi geligi (mm) :

Foto basis

Rahang atas
Kesimetrisan
21 lebih mesial dari 11
22 lebih mesial dari 12
13 lebih mesial dari 23
24 tidak ada
25 lebih mesial dari 15
26 lebih mesial dari 16
27 lebih mesial dari 17

Gigi
11, 21
11,22
13,23
14,24
15,25
16,26
17,27

Kanan
8,4
7,46
8,24
6,9
6,36
9,96
8,6

Kiri
8,64
7,32
8,18
6,78
9,98
9,26

Ukuran normal
7,40 9,75
6,05 8,10
7,05 9,32
6,75 9,00
6,00 8,10
9,95 12,10
8,75 10,87

Rahang bawah
Kesimetrisan
31 lebih mesial dari 441
42 lebih mesial dari 32
33 lebih mesial dari 43
34 lebih mesial dari 44
35 lebih mesial dari 45
36 lebih mesial dari 46
37 lebih mesial dari 47

Gigi
31, 41
31,42
33,43
34,44
35,45
36,46
37,47

Kanan
5,58
5,9
7
7,16
6,i
11,4
9,92

Kiri
5,2
5,98
7,28
7,2
6,4
11,04
9,86

Ukuran normal
4,97 6,60
5,45 6,85
6,15 8,15
6,35 8,75
6,80 9,55
10,62 13,05
8,90 11,37

7. Malposisi gigi-geligi :
15
: palatoversi
14
: distolabiotorsoversi
13
: labioversi
12
: palatoversi
27
: bukoversi
37
: linguoversi
35
: distolinguotorsoversi
34
: linguoversi
33
: mesiolabiotorsoversi
42
: mesiolabiotorsoversi
43
: distolinguotorsoversi
47
: linguoversi
8. Midline lengkung gigi : bergeser
Terjadi pergeseran midline. Pada rahang atas, midline bergeser 3,5 mm ke
kiri dan pada rahang bawah midline bergeser 3 mm ke kiri.
9. Kelainan kelompok gigi
Terdapat gigi yang letaknya berdesakan pada regio anterior rahang atas dan
rahang bawah,. Terdapat gigi supra posisi pada gigi 34 dan gigi infraposisi
pada gigi 13. Retrusi dan protrusi normal.
10. Relasi geligi posterior rahang atas dan rahang bawah

Pada jurusan sagital, relasi kaninus kiri neutroklusi. Relasi kaninus kanan
tidak ada relasi. Relasi molar kanan neutroklusi dan molar kiri mesioklusi
dengan gigitan silang.
Pada jurusan transversal, Letak gigi jurusan transversal normal atau gigitan
fisura luar, yaitu rahang atas lebih lebar daripada rahang bawah. Terdapat
gigitan tonjol pada gigi 25 terhadap gigi 35 dan gigitan fisura dalam rahang
atas pada gigi 26 terhadap 36.
Pada jurusan vertikal normal dan tidak ditemukan gigitan terbuka.
11. Relasi gigi anterior rahang atas dan rahang bawah
Pada jurusan sagital, jarak gigit normal sebesar 3 mm. Terdapat gigitan
terbalik pada gigi 12 terhadap 42.
Pada jurusan vertikal, tumpang gigit normal sebesar 2,5 mm dan gigitan
terbuka pada gigi 13 terhadap gigi 43 dan 44 sebesar 4 mm.
F. Hasil Analisa Etiologi Maloklusi
Melalui anamnesa dan analisa pada pasien maupun model studi, etiologi
maloklusi yang yang mungkin dapat terjadi pada pasien adalah faktor keturunan
karena pasien memberikan keterangan bahwa ibu pasien memiliki gingsul atau
ektopik seperti pasien, disharmony dento maxilla, dan letak salah benih
diperkirakan pada gigi 12 dan 43.
G. Diagnosa
Diagnosa maloklusi pada pasien adalah maloklusi kelas I tipe 1, dimana relasi
molar pasien kelas I atau neutroklusi dan pasien memiliki ektopik sehingga
masuk dalam tipe 3.
H. Ringkasan
Pasien laki-laki usia 18 tahun dengan maloklusi kelas I tipe 1 Angle disertai
dengan gigitan silang pada 12 terhadap 42. Profil pasien datar, jarak gigit 3 mm
(normal), tumpang gigit 2,5 (normal), diskrepansi pada model rahang atas
kekurangan tempat sebesar 7,04 mm dan rahang bawah kekurangan tempat
sebesar 5,158. Gigi 64, 16, 26 ,36, 46 karies dan kemungkinan etiologi maloklusi
adalah DDM, keturunan, dan letak salah benih.

I. Macam Perawatan dan Rencana perawtan serta Lampiran gambar desain


alat
Macam perawatan yang diperoleh pasien adalah pencabutan pada rahang atas
dan ekspansi pada rahang bawah. Rencana perawatan pada pasien adalah,
sebagai berikut:
Rahang atas:
1. Untuk mendapatkan kekurangan ruang sebesar 7,04 .. dilakukan ekstraksi
gigi 64 dan ekstraksi 14
2. Koreksi garis median ke arah kiri menggunakan kantilever tunggal dengan
kawat berdiameter 0,5 mm
3. Koreksi 13 yang mengalami labioversi ke arah palatal dengan labial bow
berdiameter 0,7 mm
4. Koreksi 12 yang mengalami palatoversi ke arah labial menggunakan
kantilever ganda dengan kawat berdiameter 0,5 mm
5. Masa retensi selama 6 bulan
Gambar Desain Alat Rahang Atas

Desain Alat Pertama :Piranti aktif: cantilever tunggal pada gigi 23 untuk menggeser garis median ke
arah kiri(diameter: 0,5 mm). Piranti penjangkar: busur labial dengan u-loop pada ruang akibat
ekstraksi gigi 14 dan 64, adam clasp pada gigi 16 dan 26 (diameter 0,7 mm)

Desain Alat Kedua: Piranti Aktif: cantilever ganda pada gigi 12 yang palatoversi (diameter 0,5 mm),
cantilever tunggal pada gigi 22 untuk menggeser garis median ke arah kiri (diameter 0,5mm), busur
labial dengan u-loop pada pada ruang akibat ekstraksi gigi 14 dan 64 (diameter 0,7 mm). Piranti
penjangkar: adam claps pada gigi 16 dan 26 (diameter 0,7 mm)

Desain alat ketiga : Piranti Aktif: cantilever tunggal pada gigi 21 untuk menggeser garis median ke
arah kiri (diameter 0,5mm), busur labial dengan u-loop pada pada ruang akibat ekstraksi gigi 14 dan 64
(diameter 0,7 mm). Piranti penjangkar: adam claps pada gigi 16 dan 26 (diameter 0,7 mm)

Desain alat keempat : Piranti Aktif: cantilever tunggal pada gigi 11 untuk menggeser garis median ke
arah kiri (diameter 0,5mm), busur labial dengan u-loop pada pada ruang akibat ekstraksi gigi 14 dan
64 (diameter 0,7 mm). Piranti penjangkar: adam claps pada gigi 16 dan 26 (diameter 0,7 mm)

Desain Retainer Hawley: : busur labial dengan lengan u-loop pada ruang akibat ekstraksi gigi 14 dan
64 (diameter 0,8 mm), adam clasp pada gigi 16 dan 26 (diameter 0,7 mm)

Rahang bawah
1. Untuk mendapatkan ruang sebesar 5,158 mm digunakan expansion screw
selama 5 bulan

2. Koreksi 43 yang mengalami distolinguotorsoversi menggunakan kantilever


ganda dengan kawat berdiameter 0,5 mm
3. Masa retensi selama 6 bulan
Gambar Desain Alat Rahang Bawah

Design alat pertama : piranti aktif : busur labial dengan u-loop pada gigi 33 dan 43 (diameter kawat
0,7) , cantilever ganda pada gigi 43 yang distolinguotorsoversi (diameter 0,5 mm), expansion screw
diantara gigi 31 dan 41 untuk memperoleh kekurangan ruang. Piranti pasif : adam clasp pada gigi 36
dan 46

Desain Retainer Hawley: : busur labial dengan lengan u-loop pada gigi 33 dan 43 (diameter 0,8 mm),
adam clasp pada gigi 36 dan 46 (diameter 0,7 mm)

10

Anda mungkin juga menyukai