Analisis Sefalometri

Kelompok 2

Penentuan Titik Anataomical

Landmark
A. Kranial
Sella (S): di pusat fosa pituitary, 3,5 mm dari dasar batas garis cekungan
Porion (Po): titik tengah kontur atas kanal auditori eksternal atau titik
paling posterior ear rod
Nasion (Na): posisi terendah, titik anterior pertemuan tulang frontal
dengan sutura frontal nasalis
Orbitale (Or): titik terendah tepi orbita, di bawah pupil mata dg posisi
penderita lurus ke depan
Basion (Ba): titik terbawah tepi anterior foramen magnum pada
midsagital plane
Bolton (Bo): titik tertinggi permukaan taju (notches) posterior condyli os
ocipitalis

B. Maksila
Pterygomaxillary fissure (PTM): apeks dari bentukan air
mata fisura pterygomaxillary
Anterior nasal spine (ANS): ujung spina nasalis anterior
Posterior nasal spine (PNS): titik paling posterior palatum
durum
Subspinale (A): titik terdalam kurvatur ANS, batas tulang
basal maksila dan tulang alveolar

C. Mandibula
Supramentale (B): titik terdalam kontur proyeksi
alveolar di antara infradentale dan pogonion
Pogonion (Pog): pada dagu yg paling anterior dan paling
menonjol
Menton (Me): titik terendah pada tinggi muka
Gnathion (Gn): antara pogonion-menton, pada garis tepi
simphisis
Gonion (Go): titik terendah dan terluar sudut mandibula
Articulare (Ar): titik pertemuan garis batas bawah ramus
dg batas bawah ramus basis kranium

Bidang Referensi Sefalometri

Bidang sella-nasion: garis horizontal melalui sella-nasion
Bidang frankfurt horizontal: porion kanan dan kiri titik orbital kiri
Bidang fasial: nasion-pogonion
Bidang mandibular: garis singgung tepi bawah mandibula dari
menton ke posterior ramus
Bidang ramus: garis singgung melalui titik inferior dan titik
posterior hingga articulare dari tepi ramus
Bidang palatal: basion-PNS-ANS
Bidang oklusal: bidang yg ditarik dari antara M atas-M bawah dan
I atas-I bawah

Analisis Skeletal
Sudut
Sudut
Sudut
Sudut
Sudut

SNA: sella-nasion-titik A
SNB: sella-nasion-titik B
facial: FHP-nasion-pogonion
FHP-mandibula: FHP-mandibula (gonion-gnation)
konveksiti: NA dan A-Pogonion

Analisis Dental
(Analisis Steiner)
1. Analisis posisi insisif maksila: posisi I RA terhadap garis NA
a. jarak antara permukaan labial I maksila-garis NA (normal 4 mm)
b. Sudut antara axial I maksila dg perpanjangan NA (normal 22)
2. Insisif mandibula terhadap dagu: posisi I RB terhadap garis NB
a. jarak antara permukaan labial I maksila-garis NA (normal 4 mm)
b. Sudut antara axial I maksila dg perpanjangan NA (normal 22)
3. Sudut interinsisal: sumbu axial I RA-I RB

Hasil Pengukuran Radiografi

Sefalometri Kasus
A. Analisis skeletal
1. Sudut SNA: 88
cranium
2. Sudut SNB: 88
basis cranium
3. Sudut facial: 87,8

Bidang maksila lebih anterior dari basis

Bidang mandibula lebih anterior dari
Sudut muka dalam batas normal

4. Sudut FHP-mandibula: 28
(DBN)
5. Sudut konveksiti: 0
normal

Sudut pertumbuhan ke arah vertikal

Sudut kecembungan wajah dalam batas

B. Analisis dental
1. Jarak I atas-NA: 11 mm Insisiv RA protrusif
2. Sudut I atas-NA: 32

Sudut Insisiv RA protrusif

3. Jarak I bawah-NB: 10 mm
4. Sudut I bawah-NB: 35

Insisiv RB protrusif
Sudut Insisiv RB protrusif

5. Sudut I atas-I bawah: 120

RB = DBN

Relasi Insisiv RA dan

Kesimpulan Kasus
Diagnosis skeletal kelas I, bimaxillary
protrusif