PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hidup manusia, karena dengan kondisi yang sehat maka manusia dapat
aspek penting dalam pembangunan suatu bangsa, oleh karena itu sangatlah
sejahtra dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
1
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, kuratif,
75, 2014).
kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang
2
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2009).
Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok daerah
2004).
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mengetahui sistem manajemen Puskesmas II Kemranjen
masyarakat.
2. TujuanKhusus
a. Mendeskripsikan gambaran umum Puskesmas II Kemranjen.
b. Mendeskripsikan sarana dan prasarana Puskesmas II Kemranjen.
3
c. Mendeskripsikan sistem manajemen program Puskesmas II
Kemranjen.
d. Mendeskripsikan manajemen keuangan Puskesmas II Kemranjen.
e. Mendeskripsikan manajemen farmasi Puskesmas II Kemranjen.
f. Mendeskripsikan manajemen sistem informasi Puskesmas II
Kemranjen.
D. Manfaat
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
5
1. Perencanaan (P1)
2. Pengaturan (P2)
3. Penilaian (P3)
6
c. Penilaian (Evaluation) merupakan evaluasi setiap hasil kegiatan
pemerintah daerah.
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat: Puskesmas mendorong kemandirian hidup
7
(UKM) dan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) lintas program dan
manajemen Puskesmas.
2. Tugas Puskesmas
3. Fungsi Puskesmas
UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75,
2014).
terkait.
8
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas.
penanggulangan penyakit.
4. Wewenang Puskesmas
9
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014, dalam
sistem rujukan.
Perangkat daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
10
manjadi BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan
ditetapkan.
3. Dapat dicapai yaitu kegaiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
ditetapkan.
SKPD, alokasi dana yang diterima Puskesmas dapat tidak sesuai dengan skala
11
praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,
profesional non PNS serta pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai
Imbalan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar
perhitungan biaya perunit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan
No.61, 2007).
12
Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
kesehatan.
wajib bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan SJSN yaitu untuk memenuhi
setiap orang yang telah membayar iutan atau iurannya dibayar oleh
a. Adminitrasi pelayanan
13
h. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
1. Administrasi pelayanan
indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
memadukan sistem informasi kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang
terkait (Depkes RI, 2004). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman, dan
14
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
2005):
kesehatan.
3. Penguatan evidence based dalam mengambil kebijakan yang efektif,
15
4. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA) merupakan
SIMPUS dulu dikenal dengan SP2TP. Tujuan dari SIMPUS adalah sebagai
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil
Puskesmas.
c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
Puskesmas.
meliputi:
16
b. Pelayanan UGD
keuangan Puskesmas.
c. Pengelolaan informasi gizi masyarakat.
d. Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit).
e. Pengelolaan informasi promosi kesehatan.
f. Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan.
8. Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal
sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang
seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana
belum berjalan secara optimal di daerah (Pusat Data dan Informasi, 2011).
17
harus dikalksanakan oleh tiap Puskesmas atau biasa disebut dengan istilah
1) Promosi kesehatan
dan prilaku. Tujuan dari promosi kesehatan ini yaitu perubahan dari
prilaku sehat, serta dapat berperan aktif dalam upaya mewujudkn derajat
masyarakat
2) Kesehatan Lingkungan
18
terhadap status kesehatan masyarakat disamping faktor pelayanan
dilakukan oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat
a. Penyehatan air
19
c. Pengawasan pembuangan kotoran manusia
e. Penyehatn pemukiman
h. Pengamanan pestisida
i. Klinik sanitasi
infeksi atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir,
secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dandaerah
penyakit menular (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang
menular)
20
kepada host melalui kegiatanpenyuluhan kesehatan dan imunisasi.
a. Program imunisasi
pneumonia
f. Program rabies
g. Program Surveilans
dan sejahtra dari suamiistri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no
mental dan sosial yang utuh. Bukanhanya bebas dari penyakit dan
21
Indikator keberhasilan programkesehatan keluarga dan reproduksi
dinilai dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI),
persentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang norma,
persentase ibu hamil dengan anemia, persentase balita dengan berat badan
(BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman
serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada
22
disekolah dan perguruan agamaAnak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai
tahun), remaja (10-19 tahun), dewasa Muda (20-21 tahun). Tujuan dari
kegiatan kesehatan anak usia sekolah yaitu derajat kesehatan peserta didik,
Puskesmasa.
23
waktukehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka
pasangan usia subur, pasangan usia subur dengan wanita yang akan
kerja Puskesmas, wanita usai subur yang datang pada pelayanan rawat
prilaku gizi yang baik dan benarsesuai dengan gizi seimbang. Sasaran
upaya perbaikan gizi adalah bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
(cantin), ibu hamil, ibu nifas,ibu menyusui, dan usia lanjut (usila), Semua
24
masalah gizi, Pekerja penghasilan rendah. Program Upaya Perbaikan Gizi
(KVA)
Mikro Lain
25
memandang umur dan jenis kelamin, yang dapatdiselenggarakan pada
26
kesehatan wilayah setempat. Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara secara langsung
28
4. Diskusi dengan Pembimbing lapangan mengenai laporan yang sudah
disusun
3.5 Instrumen
1. Bolpoin
2. Kertas/ Buku
3. Laptop
4. Printer
5. Kamera
3.6 MetodeAnalisis
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Gambaran Umum Puskesmas
a. Keadaan Geografi
30
3) Barat: Desa Adisana Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas
4) Timur: Desa Karangjati Kecamatan Kemranjen Kabupaten
Banyumas
b. Keadaan Demografi
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2015
JUMLAH PENDUDUK RASIO JENIS
USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KELAMIN
0-4 1.209 1.189 2.398 101,68
5-9 1.302 1.412 2.714 92,21
10-14 1.474 1.435 2.909 102,72
15-19 1.507 1.500 3.007 100,47
20-24 1.520 1.509 3.029 99,28
25-29 1.572 1.597 3.169 98,43
30-34 1.723 1.717 3.440 100,35
35-39 1.758 1.784 3.542 98,54
40-44 1.517 1.745 3.262 86,93
45-49 1.467 1.455 2.922 100,82
50-54 1.382 1.306 2.688 105,82
55-59 997 908 1.905 91,07
60-64 970 879 1.849 110,35
65-69 899 924 1.823 97,29
70-80 739 766 1.502 96,08
JUMLAH 20.033 20.126 40.159 99,54
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 39
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2015
Pada Tabel 4.1 menjelaskan jumlah penduduk di wilayah
sebagai berikut:
1) Desa Sirau
a) Luas wilayah 47.3 km2,
b) Jumlah penduduk 6423 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1589
d) Kepadatan Penduduk 13,58 jiwa/km2
2) Desa Kebarongan
31
a) Luas wilayah 44.3 km2,
b) Jumlah penduduk 7388 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1755
d) Kepadatan Penduduk 16,68 jiwa/km2
3) Desa Grujungan
a) Luas wilayah 25.6 km2,
b) Jumlah penduduk 3645 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1017
d) Kepadatan Penduduk 14,24 jiwa/km2
4) Desa Sidamulya
a) Luas wilayah 21.7 km2,
b) Jumlah penduduk 4824 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1301
d) Kepadatan Penduduk 22,25 jiwa/km2
5) Desa Pageralang
a) Luas wilayah 59.2 km2,
b) Jumlah penduduk 10238 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 2568
d) Kepadatan Penduduk 17,29 jiwa/km2
6) Desa Alasmalang
a) Luas wilayah 30.2 km2,
b) Jumlah penduduk 4489 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1209
d) Kepadatan Penduduk 14,86 jiwa/km2
7) Desa Nusamangir
a) Luas wilayah 21.6 km2.
b) Jumlah penduduk 3152 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 865
d) Kepadatan Penduduk 14,59 jiwa/km2 (BPS Kabupaten
Banyumas, 2015)
c. Keadaan Sosial Ekonomi
Keberhasilan program pembangunan masyarakat sangat
32
Tingkat Laki- Perempuan
Pendidikan laki
1 Tidak tamat SD 0 0 0 0
2 SD 2050 1931 3981 11,36
3 SLTP/Sederajat 1048 1038 2086 5,95
4 SLTA/Sederajat 455 811 1266 3,61
5 SMK 51 205 256 0,73
6 Diploma I/II 78 83 161 0,46
7 Akademi/Diploma 91 123 214 0,61
III
8 Universitas 159 139 298 0,85
9 S2/S3 35 23 58 0,17
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2015
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pendidikan penduduk di
33
10) Petugas Imunisasi : 1 orang
11) Petugas Kesling : 1 orang
12) Tenaga Sanitasi : 4 orang
e. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang diberikan oleh
jawab dari program KIA adalah Ibu Susanti. Jenis kegiatan yang dilakukan
yaitu:
1) Pelayanan Antenatal/pemeriksaaan kehamilan
2) Pelaksanaan program perencanaan pencegahan persalinan dan
komplikasi (P4K)
3) Pemantauan bumil resiko tinggi
4) Pelaksanaan kelas ibu
5) Kemitraan bidan dukun
6) Kunjungan rumah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ber-KB
34
Kegiatan KIA sudah berjalan dengan cukup baik dikarenakan adanya
kesinergisan kinerja antara Bidan Puskesmas dan Bidan Desa yang ada.
Setiap minggu juga dilakukan pertemuan antara bidan Puskesmas dan Bidan
program KIA dalam hal sarana prasarana yaitu akses didalam ruangan KIA
yang tidak memungkinkan bisa dilewatinya kursi roda, selain itu alat
b. Perbaikan Gizi
Usaha perbaikan gizi di Puskesmas II Kemranjen berjalan dengan
cukup baik. Penanggung jawab dari kegiatan ini adalah Ibu Nihayah Fitriah.
dibagi menjadi 7 desa, dimana dari ke 7 desa memiliki status gizi balita yang
bervariasi. Untuk status gizi balita BB/TB sangat kurang hanya terdapat
pada desa Nusamangir. Sedangkan desa yang memiliki status gizi balita
yang cukup baik adalah desa Sirau. Beberapa faktor yang mungkin
mempengaruhi status gizi sangat kurang yaitu pola asuh gizi yang kurang
dari orang tua, status kemiskinan, faktor penyakit (jantung atau flek paru-
paru). Beberapa jenis kegiatan yang dilakukan pada usaha perbaikan gizi
yaitu:
1) Pemberian PMT Bumil KEK
2) Pemantauan kesehatan bayi (pengukuran pertumbuhan)
3) Pemantauan kesehatan bayi (pemantaua status gizi)
4) Pemantauan kesehatan bayi (pemberian vitamin A)
5) PMT pemulihan
6) Pemberian PMT penyuluhan
7) Surveilence gizi
8) Pelacakan gizi buruk
Sejauh ini kegiatan perbaikan gizi lebih banyak campur tangan Bidan
Desa yang biasa dipantau dari Posyandu balita. Hal ini dikarenakan petugas
35
gizi pada Puskesmas II Kemranjen hanya berjumlah satu orang, sehingga
sangat kurang, maka petugas gizi tersebut baru memberikan advokasi secara
personal dan pemberian ekstra asupan makanan bagi bayi berstatus gizi
sangat kurang.
c. Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas II Kemranjen dilakukan
secara terjadwal dan teratur setiap bulannya. Tujuan kegiatan ini yaitu
dan memelihara prilaku sehat, serta dapat berperan aktif dalam upaya
terpadu.
2) Penyuuhan kelompok, penyuluhan masal tentang program kesehatan.
3) Survei mawas diri.
4) Musyawarah masyarakat desa.
5) Advokasi tingkat desa, kecamatan bidang kesehatan.
6) Penggalangan dukungan masyarakat, lintas sektor, dunia usaha.
Kegiatan promosi kesehatan biasanya dibantu oleh para kader desa.
Bidan Desa atau petugas Puskesmas mengenai kegiatan yang akan dilakukan
setiap tahunnya.
kerja yang cukup luas mencakup 7 desa yang berbeda latar belakang
36
lingkungannya. Beberapa desa ada yang lebih dekat ke laut dan sisanya lebih
minum
2) Pemeriksaan kualitas air minum, makanan, udara, bangunan,
sekolah
4) Pembinaan pasca pemberdayaan termasuk verifikasi desa yang
kerja yang dilakukan sangat bervariasi. Kegiatan dari P2M adalah sebagai
berikut:
1) Surveilans Kejadian Ikutan Pasca imunisasi (KIPI)
2) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (kesehatan dan non
kesehatan)
3) Forum kumunikasi imunisasi dan masyarakat peduli imunisasi
4) Distribusi sarana dan prasarana pelayanan imunisasi (vaksin, ADS dan
safety box)
37
5) Peningkatan kapasitas petugas pemberian layanan imunisasi untuk
WUS
6) Surveilans KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi/PIN)
7) Validasi data hasil cakupan imunisasi
8) Peningkatan kapasitas kader imunisasi dalam rangka mendukung
penanganan KLB
9) Advokasi/Sosialisasi dengan lintah program dan lintas sektor program
imunisasi tambahan
10) Rapat koordinasi internal program dan lintas program maupun sector
11) Media KIE PIN: MUG PIN
12) Pelaksanaan imunisasi di Posyandu
13) Distribusi sarana dan prasarana pelayanan imunisasi
14) Penemuan kasus secara dini terhadap penyakit menular
15) Pelacakan kasus kontak penyakit menular langsung
16) Deteksi sini HIV/AIDS, TB, hepatitis pada ibu hamil dan populasi
beresiko
17) Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya
18) Penyelidikan epidemologi termasuk Mass Bloos Survei (MBS) dan
dengan cukup baik. Penanggung jawab dari kegiatan pengobatan dasar yaitu
Kemranjen seperti Badan Pelayanan Umum (BP Umum) atau bisa disebut
38
dengan rawat jalan, Badan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (BP
Umum pasien dilakukan vital sign terlebih dahulu, lalu masuk kedalam
digunakan cukup lengkap, alat yang ada juga cukup banyak jumlahnya.
permanen.
3) Unit Kegawatdaruratan
Unit Kegawatdaruratan Puskesmas II Kemranjen sudah berjalan
dengan baik. Sarana prasarana yang ada berintegrasi dengan rawat inap
39
seperti seperti oksigen, suction, elektrokardiogram (EKG), infus, gula
tidur yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu Klas I terdiri dari 3 kamar
dengan satu tempat tidur dalam setiap kamar dan Klas II terdiri dari 2
kamar dengan tiga tempat tidur dalam setiap kamar. Fasilitas untuk klas
ditentukan apakah pasien harus dirawat inap atau dapat rawat jalan.
Lama pasien dapat dirawat inap maksimal adalah 7 hari, untuk pasien
BPJS apabila dirawat lebih dari 5 hari harus memiliki surat pernyataan
dari dokter. Untuk pasien BPJS dapat dirawat pada klas I atau III
inap dibedakan dengan rawat jalan, rawat inap memiliki farmasi khusus
rawat inap.
5) Laboratorium
Puskesmas II Kemranjen memiliki laboratorium sederhana.
Penanggung jawab dari laboratorium ini adalah Pak Aris Purnama. Jenis
40
pemeriksaan hematologi meliputi darah lengkap, hemoglobin, golongan
kimia klinik meliputi glukosa sewaktu, puasa dan 2 jam PP, asam urat,
lebih 15 orang baik dari dalam Puskesmas maupun rujukan dari luar
manusia yang terbatas karena hanya ada satu operator, suhu ruangan
mandiri.
Selain kegiatan pokok Puskesmas II Kemranjen juga memiliki
41
yaitu adanya pegangan dinding untuk berjalan lansia, program
petugas, selain itu untuk para lansia nanti akan didahulukan dalam
a. Perencanaan
dengan adanya analisis masalah atau situasi yang telah terjadi satu tahun
sudah mencapai target dan belum mencapai target sesuai dengan masing-
masing pencapaian program, jika ada yang tidak mencapai target maka
42
masalah, lalu dibuat fish bone sehingga menjadi Rencana Usulan Kegiatan
Kegiatan (RPK)
kegiatan melibatkan seluruh mitra kerja atau staf yang ada di Puskesmas,
serta melibatkan lintas program atau seksi bagian lain yang terkait dengan
personil yang terlibat serta melaksanaan kegatan sesuai rencana dan jadwal
bulanan.
1) Pengawasan : Monitoring
instansi terkait.
43
2) Pertanggungjawaban
Puskesmas.
tahun sebelumnya, klaim persalinan, klaim rawat inap, klaim rawat jalan dan
menentukan tarif pelayanan yang masih mengacu pada Peraturan Bupati yang
berlaku.
dilampirkan dalam bentuk laporan tiap bulan dan tahunan. Terdapat juga
laporan setiap tiga bulan dalam bentuk tabel yang berisi total, jumlah
44
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD). Penggunaan dana kapitasi
Banyumas.
dalam lemari tertutup dan terkunci. Obat semacam vaksin disimpan dalam
menjadi dua yaitu di luar gedung dan dalam gedung. Pendistribusian di dalam
gedung di distribusi untuk obat rawat jalan dan rawat inap. Pendistribusian
obat di luar gedung di distribusi untuk PKD, Pustu dan Pusling. Pelaporan
obat dilakukan setiap bulan. Obat kardaluarsa dilaporkan melalui berita acara
45
6. Manajemen Sistem Informasi Puskesmas II Kemranjen
Puskesmas. SIMPUS ini terdiri berbagai modul antara lain admin sistem
(manajemen user), loket, poli umum, poli gigi, KIA, UGD, dan kegiatan luar
Kesehatan, dan UPT Puskesmas dalam bentuk website. Setiap program kerja
4.2 Pembahasan
1. Manajemen Puskesmas
Sistem manajemen Puskesmas Kemranjem II secara garis besar
sudah cukup baik dengan mengacu pada Plan of Action (POA). POA
46
dalam RUK selanjutnya RAK di awal tahun periode akan digunakan sebagai
rencana kegiatan, hasil kegiatan serta kendala kegiatan setiap bulan dalam
surplus tahun sebelumnya, klaim persalinan, klaim rawat inap, klaim rawat
47
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa (Peraturan
Mendagri No. 61, 2007). Pendapatan kapitasi dan non kapitasi, serta dana
tetap per pasien tanpa memperlihatkan jumlah atau sifat layanan yang
dana atau pelayanan kesehatan lainnya yang terdiri atas Puskesmas, praktik
dokter dan dokter gigi, klinik pratama dan Rumah Sakit Kelas D Pratama
(Permenkes No. 34, 2014). Secara garis bedar pengelolaan dana kapitasi
jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan dan
48
Besaran tarif kapitasi yang dibayarkan FKTP pada suatu wilayah
Rp.6.000
2) Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama dokter atau fasilitas
Aset Daerah) sehingga RBA menjadi RAK (Rencana Anggaran Kerja) yang
APBD dan APBN yang merupakan RBA definitif. RBA definitif Puskesmas
ini akan menjadi DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang lebih rinci,
dan jika sudah disetujui oleh Kepala Puskesmas selaku Kuasa Pengguna
49
di daerah. Pengadaan obat yang baik sebaiknya diawali dengan dasar-dasar
lebih baik
d. Hindari penggunaan kombinasi, kecuali jika obat kombinasi mempunyai
75, 2014).
Perencanaan obat di Puskesmas dilakukan untuk menentukan jenis
obat dan jumlah kebutuhan obat. Tahap awal persiapan perencanaan obat di
Hal ini sesuai dengan tahap persiapan dari perencanaan obat ketika akan
bahwa obat yang diminta sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah
jenis dan jumlah obat dengan mutu yang tinggi serta menjamin tersedianya
obat dengan cepat dan tepat waktu. Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan
50
melalui dinas kesehatan kota dan Gudang Farmasi Kabupaten (GFK)
dan penanganan kejadian luar biasa serta obat rusak (Permenkes No. 75,
2014).
Hasil wawancara menyatakan bahwa obat yang berada di
(UGD), ruang rawat inap, ruang poli umum dan poli gigi.
berbagai modul antara lain admin sistem (manajemen user), loket, poli
umum, poli gigi, KIA, UGD, dan kegiatan luar Gedung/UKM (Departemen
Kesehatan, 2004).
SIMPUS menggunakan sistem yang berbasis web sehingga
secara real time. Sistem ini sebenarnya sudah dicanangkan pemerintah sejak
51
ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang sistem informasi ini
awal tahun 2014. Sesuai dengan namanya maka P–Care atau Primary Care
52
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi manajemen Puskesmas di Puskesmas II
(Basic six) yang sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat yang
memegan dua tanggung jawab, seperti contohnya pada gizi dan keuangan
Banyumas.
B. Saran
Puskesmas II Kemranjen secara keseluruhan sudah cukup baik, namun
terdapat beberapa saran demi mewujudkan Puskesmas yang lebih baik lagi,
antara lain:
53
1. Meningkatkan kerjasama antara Puskesmas dengan masyarakat di wilayah
baik.
2. Perlu diadakan penambahan sumber daya manusia agar seluruh program
seluruh kegiatan yang dilakukan, kendala yang dialami, dan hasil kegiatan.
4. Meningkatkan promosi kesehatan serta pemeberdayaan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
54
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32, 2014, tentang
Depkes: Jakarta.
Effendi, F. M., 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik dalam
Ismaniar, H., 2015, Administrasi Kesehatan Masyarakat: bagi perekam Medis dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61, 2007, Pedoman teknis Pengelolaan
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2011, Sikda Generik,
55