BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia, karena dengan kondisi yang sehat maka manusia dapat melakukan
aktivitas dengan baik. Kesehatan juga merupakan salah satu aspek penting
keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial, dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Mayarakat atau
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
(Depkes, 2004).
1998). Sumber lain menyebutkan manajemen adalah ilmu terapan yang dapat
yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem yang berlangsung
Puskesmas secara efektif dan efisien, sehingga tercipta masyarakat yang sehat
Km2 meliputi 7 desa dengan jumlah penduduk 40.159 jiwa. Perlu adanya
Kemranjen dapat diamati melalui kinerja para petugas kesehatan maupun non
kesehatan dan dapat dilihat dari program kegiatan yang selama ini berjalan.
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mengetahui sistem manajemen kesehatan Puskesmas II Kemranjen
masyarakat.
2. TujuanKhusus
a. Mendeskripsikan gambaran umum Puskesmas II Kemranjen.
b. Mendeskripsikan sistem manajemen sarana dan prasarana Puskesmas
II Kemranjen.
c. Mendeskripsikan sistem sumber daya manusia Puskesmas II
Kemranjen
d. Mendeskripsikan sistem manajemen pelayanan kesehatan Puskesmas
II Kemranjen
e. Mendeskripsikan sistem manajemen keuangan Puskesmas II
Kemranjen.
f. Mendeskripsikan sistem manajemen kefarmasian Puskesmas II
Kemranjen.
g. Mendeskripsikan sistem manajemen informasi Puskesmas II
Kemranjen.
D. Manfaat
Kemranjen.
3. Mengetahui sistem sumber daya manusia Puskesmas II Kemranjen
5
Kemranjen
5. Mengetahui sistem manajemen keuangan Puskesmas II Kemranjen.
6. Mengetahui sistem manajemen kefarmasian Puskesmas II Kemranjen.
7. Mengetahui sistem manajemen informasi Puskesmas II Kemranjen.
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
(Effendi, 2009).
7
a. Lingkungan sehat.
b. Perilaku sehat.
kerjanya.
wilayah kerjanya.
kerjanya.
3) Kemandirian masyarakat: Puskesmas mendorong kemandirian
b. Tugas Puskesmas
c. Fungsi Puskesmas
9
diperlukan.
lain terkait.
Puskesmas.
kesehatan.
dapat dikatakan manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni
untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna
dilakukan di Rumah Sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap,
pengawasan-pengendalian-penilaian)
d. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum
komunikasi)
e. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi,
monitoring, evaluasi)
a. Perencanaan (P1)
anggaran kegiatan.
b. Pengaturan (P2)
pelayanan.
2) Pelaksanaan: Mini Lokakarya Lintas Sektoral (MinLok) dilaksanakan
c. Penilaian (P3)
pemerintah daerah.
yang harus dilaksanakan oleh tiap Puskesmas atau biasa disebut dengan
1. Promosi kesehatan
14
dan prilaku. Tujuan dari promosi kesehatan ini yaitu perubahan dari
masyarakat
2. Kesehatan Lingkungan
dilakukan oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat
15
a. Penyehatan air
e. Penyehatn pemukiman
16
h. Pengamanan pestisida
i. Klinik sanitasi
infeksi atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir,
secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
(Depkes, 2001)
a. Program imunisasi
pneumonia
f. Program rabies
g. Program Surveilans
dan sejahtra dari suamiistri, anak dan anggota keluarga lainnya (Undang-
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari
dinilai dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI),
persentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang
berat badan dan tinggi sesuai umur kesehatan ibu dan anak (Depkes,
2001).
(BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman
dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade
serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada
disekolah dan perguruan agama anak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai
tahun), remaja (10-19 tahun), dewasa Muda (20-21 tahun). Tujuan dari
kegiatan kesehatan anak usia sekolah yaitu derajat kesehatan peserta didik,
(Depkes, 2001).
jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan
20
usia subur, pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa
Wanita Usai Subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat jalan
prilaku gizi yang baik dan benar sesuai dengan gizi seimbang. Sasaran
upaya perbaikan gizi adalah bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
usia sekolah, WUS, calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan usia lanjut (usila), semua penduduk rawan gizi (endemik),
2004):
21
Yodium (GAKY)
Lain
6. Pengobatan Dasar
Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
ditetapkan.
3. Dapat dicapai yaitu kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
ditetapkan.
SKPD, alokasi dana yang diterima Puskesmas dapat tidak sesuai dengan skala
25
profesional non PNS serta pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai
Imbalan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar
perhitungan biaya perunit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan
keadilan, dan kepatutan dan kompetisi yang sehat (Peraturan Mendagri No.61,
2007).
undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, BPJS terdiri dari BPJS
bersifat wajib bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan SJSN yaitu untuk
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iutan atau iurannya
1) Adminitrasi pelayanan
operatif
a) Administrasi pelayanan
indikasi medis
g) Rehabilitasi medis
h) Pelayanan darah
akuntable.
memadukan sistem informasi kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang
terkait (Depkes RI, 2004). Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman, dan
kesehatan.
3. Penguatan evidence based dalam mengambil kebijakan yang efektif,
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil
Puskesmas.
c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
Puskesmas.
meliputi:
b. Pelayanan UGD
Poskesdes, Poskestren.
b. Pengelolaan informasi pembiayaan kesehatan masyarakat dan
keuangan Puskesmas.
c. Pengelolaan informasi gizi masyarakat.
d. Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit).
e. Pengelolaan informasi promosi kesehatan.
f. Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan.
8. Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal
sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang
belum berjalan secara optimal di daerah (Pusat Data dan Informasi, 2011).
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Sumber Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara secara langsung
disusun
E. Instrumen Penelitian
1. Bolpoin
2. Kertas/ Buku
3. Laptop
4. Printer
5. Kamera
F. MetodeAnalisis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Puskesmas II Kemranjen
a. Keadaan Geografi
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2015
JUMLAH PENDUDUK RASIO JENIS
USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH KELAMIN
0-4 1.209 1.189 2.398 101,68
5-9 1.302 1.412 2.714 92,21
10-14 1.474 1.435 2.909 102,72
15-19 1.507 1.500 3.007 100,47
20-24 1.520 1.509 3.029 99,28
25-29 1.572 1.597 3.169 98,43
30-34 1.723 1.717 3.440 100,35
35-39 1.758 1.784 3.542 98,54
40-44 1.517 1.745 3.262 86,93
45-49 1.467 1.455 2.922 100,82
50-54 1.382 1.306 2.688 105,82
55-59 997 908 1.905 91,07
60-64 970 879 1.849 110,35
65-69 899 924 1.823 97,29
70-80 739 766 1.502 96,08
JUMLAH 20.033 20.126 40.159 99,54
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN 39
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2015
Pada Tabel 4.1 menjelaskan jumlah penduduk di wilayah
sebagai berikut:
1) Desa Sirau
a) Luas wilayah 47.3 km2,
b) Jumlah penduduk 6423 jiwa
c) Jumlah Rumah Tangga 1589
d) Kepadatan Penduduk 13,58 jiwa/km2
2) Desa Kebarongan
a) Luas wilayah 44.3 km2,
b) Jumlah penduduk 7388 jiwa
36
2) Mata Pencaharian
Jumlah penduduk menurut tingkat mata pencaharian dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk
No. Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentasi (%)
1 Petani 18951 47,19
2 Buruh 7489 18,65
3 Pedagang 7128 17,75
4 PNS 6035 15,03
9 TNI 566 1,41
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas, 2015
sebanyak 47 orang yang meliputi PNS, PTT, dan tenaga kontrak. jumlah
7 Penjaga keamanan 1 0 1
8 Petugas kebersihan 3 3 0
9 Pengemudi 2 1 1
Total 16 9 7
Sumber: Profil Puskesmas II Kemranjen 2015
Sedangkan kebutuhan jabatan fungsional tertentu berdasarkan
a. Perencanaan
dimulai dengan adanya analisis masalah atau situasi yang telah terjadi
mana yang sudah mencapai target dan belum mencapai target sesuai
Pelaksanaan kegiatan melibatkan seluruh mitra kerja atau staf yang ada
1) Pengawasan : Monitoring
41
2) Pertanggungjawaban
berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas II
komplikasi (P4K)
3) Pemantauan bumil resiko tinggi
4) Pelaksanaan kelas ibu
5) Kemitraan bidan dukun
42
dilewatinya kursi roda, selain itu alat sterilisator pribadi yang belum
ada.
b. Perbaikan Gizi
Usaha perbaikan gizi di Puskesmas II Kemranjen berjalan
dengan cukup baik. Penanggung jawab dari kegiatan ini adalah Ibu
desa memiliki status gizi balita yang bervariasi. Status gizi balita
sedangkan desa yang memiliki status gizi balita yang cukup baik
status gizi sangat kurang yaitu pola asuh gizi yang kurang dari orang
yaitu:
1) Pemberian PMT Bumil KEK
2) Pemantauan kesehatan bayi (pengukuran pertumbuhan)
3) Pemantauan kesehatan bayi (pemantaua status gizi)
4) Pemantauan kesehatan bayi (pemberian vitamin A)
5) PMT pemulihan
6) Pemberian PMT penyuluhan
7) Surveilence gizi
8) Pelacakan gizi buruk
Sejauh ini kegiatan perbaikan gizi lebih banyak campur tangan
Bidan Desa yang biasa dipantau dari Posyandu balita. Hal ini
kurang.
c. Promosi Kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas II Kemranjen
secara terpadu.
2) Penyuluhan kelompok, penyuluhan masal tentang program
kesehatan.
44
air minum
2) Pemeriksaan kualitas air minum, makanan, udara, bangunan,
sekolah
4) Pembinaan pasca pemberdayaan termasuk verifikasi desa yang
6) Pelaksanaan konseling
7) Pengolahan sampah medis
8) Pemeriksaan air limbah
9) Pemeriksaan air bersih
10) Sanitasi alat kebesihan
e. Upaya Pemberantasan Penyaklit Menular (P2M)
Kegiatan Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) di
kesehatan)
3) Forum kumunikasi imunisasi dan masyarakat peduli imunisasi
4) Distribusi sarana dan prasarana pelayanan imunisasi (vaksin, ADS
sekolah, WUS
6) Surveilans KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi/PIN)
7) Validasi data hasil cakupan imunisasi
8) Peningkatan kapasitas kader imunisasi dalam rangka mendukung
penanganan KLB
9) Advokasi/Sosialisasi dengan lintah program dan lintas sektor
sektor
11) Media KIE PIN: MUG PIN
12) Pelaksanaan imunisasi di Posyandu
13) Distribusi sarana dan prasarana pelayanan imunisasi
14) Penemuan kasus secara dini terhadap penyakit menular
15) Pelacakan kasus kontak penyakit menular langsung
16) Deteksi sini HIV/AIDS, TB, hepatitis pada ibu hamil dan populasi
beresiko
46
kepentingan lainnya
18) Penyelidikan epidemologi termasuk Mass Bloos Survei (MBS) dan
(BP Umum) atau bisa disebut dengan rawat jalan, Badan Pelayanan
tidur yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu Klas I terdiri dari 3 kamar
dengan satu tempat tidur dalam setiap kamar dan Klas II terdiri
Fasilitas untuk klas I yaitu kamar mandi dalam, TV, kipas angin
48
dan ditentukan apakah pasien harus dirawat inap atau dapat rawat
untuk pasien BPJS apabila dirawat lebih dari 5 hari harus memiliki
jam PP, asam urat, dan kolesterol; pemeriksaan urine meliputi tes
adalah sumber daya manusia yang terbatas karena hanya ada satu
petugas, selain itu untuk para lansia nanti akan didahulukan dalam
tahun sebelumnya, klaim persalinan, klaim rawat inap, klaim rawat jalan dan
menentukan tarif pelayanan yang masih mengacu pada Peraturan Bupati yang
berlaku.
dilampirkan dalam bentuk laporan tiap bulan dan tahunan. Terdapat juga
laporan setiap tiga bulan dalam bentuk tabel yang berisi total, jumlah
ruangan sehingga suhu ruangan tetap terjaga. Obat psikotropik disimpan dalam
lemari tertutup dan terkunci. Obat semacam vaksin disimpan dalam kulkas agar
menjadi dua yaitu di luar gedung dan dalam gedung. Pendistribusian di dalam
gedung di distribusi untuk obat rawat jalan dan rawat inap. Pendistribusian obat
di luar gedung di distribusi untuk PKD, Pustu dan Pusling. Pelaporan obat
Puskesmas. SIMPUS ini terdiri berbagai modul antara lain admin sistem
(manajemen user), loket, poli umum, poli gigi, KIA, UGD, dan kegiatan luar
dari Dinas Kesehatan, dan UPT Puskesmas dalam bentuk website. Setiap
B. Pembahasan
pergantian anggran baru atau biasanya pada awal tahun, perencanaan yang
sesuai jadwal, para kader Posyandu yang aktif dan masyarakat yang cukup
Posyandu.
53
Kegiatan Posyandu ibu hamil, balita dan lansia sudah baik berjalan
imunisasi.
2. Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Puskesmas II Kemrajen
Manajemen sumber daya manusia pada Puskesmas II Kemranjen
mengemban dua jabatan sekaligus. Hal ini dibuktikan dengan analisis beban
ada dikarenakan tugas yang diemban terlalu banyak sehingga salah satu
sudah cukup baik dengan mengacu pada Plan of Action (POA). POA
dalam RUK selanjutnya RAK di awal tahun periode akan digunakan sebagai
rencana kegiatan, hasil kegiatan serta kendala kegiatan setiap bulan dalam
surplus tahun sebelumnya, klaim persalinan, klaim rawat inap, klaim rawat
Mendagri No. 61, 2007). Pendapatan kapitasi dan non kapitasi, serta dana
55
tetap per pasien tanpa memperlihatkan jumlah atau sifat layanan yang
dana atau pelayanan kesehatan lainnya yang terdiri atas Puskesmas, praktik
dokter dan dokter gigi, klinik pratama dan Rumah Sakit Kelas D Pratama
(Permenkes No. 34, 2014). Secara garis bedar pengelolaan dana kapitasi
jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan dan
Rp.6.000
2) Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama dokter atau fasilitas
Aset Daerah) sehingga RBA menjadi RAK (Rencana Anggaran Kerja) yang
APBD dan APBN yang merupakan RBA definitif. RBA definitif Puskesmas
ini akan menjadi DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang lebih rinci,
dan jika sudah disetujui oleh Kepala Puskesmas selaku Kuasa Pengguna
lebih baik
d. Hindari penggunaan kombinasi, kecuali jika obat kombinasi mempunyai
75, 2014).
Perencanaan obat di Puskesmas dilakukan untuk menentukan jenis
obat dan jumlah kebutuhan obat. Tahap awal persiapan perencanaan obat di
Hal ini sesuai dengan tahap persiapan dari perencanaan obat ketika akan
bahwa obat yang diminta sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah
jenis dan jumlah obat dengan mutu yang tinggi serta menjamin tersedianya
obat dengan cepat dan tepat waktu. Pengadaan obat di Puskesmas dilakukan
dan penanganan kejadian luar biasa serta obat rusak (Permenkes No. 75,
2014).
Hasil wawancara menyatakan bahwa obat yang berada di
(UGD), ruang rawat inap, ruang poli umum dan poli gigi.
berbagai modul antara lain admin sistem (manajemen user), loket, poli
umum, poli gigi, KIA, UGD, dan kegiatan luar Gedung/UKM (Departemen
atau Pustu secara real time. Sistem ini sebenarnya sudah dicanangkan
awal tahun 2014. Sesuai dengan namanya maka PCare atau Primary Care
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi sistem manajemen pelayanan Puskesmas
BLUD dengan sumber pendapatan dari dana kapitasi dan non kapitasi.
5. Manajemen kefarmasian Puskesmas II Kemranjen meliputi perencanaan,
Banyumas.
B. Saran
Puskesmas II Kemranjen secara keseluruhan sudah cukup baik, namun
terdapat beberapa saran demi mewujudkan Puskesmas yang lebih baik lagi,
antara lain:
61
baik.
2. Perlu diadakan penambahan sumber daya manusia agar seluruh program
seluruh kegiatan yang dilakukan, kendala yang dialami, dan hasil kegiatan.
4. Meningkatkan promosi kesehatan serta pemeberdayaan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, F. M., 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Ismaniar, H., 2015, Administrasi Kesehatan Masyarakat: bagi perekam Medis dan
Informatika Kesehatan, Yogyakarta ; Deepublish
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61, 2007, Pedoman teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum daerah, Mendagri: Jakarta
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2011, Sikda Generik,
Buletin jendela Data dan Informasi Kesehatan, Vol 3(III) : 1-8
Rosady, R., 1998, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi dan
Aplikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Rosada
63