Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PERAWATAN PASIEN ORTODONTIA

(PASIEN KE-1)

Disusun Oleh:
Cintya Rakhma Duhita
NIM G4B016032

Dosen Supervisor Klinik:


drg. Dian Noviyanti Agus Imam, M.D.Sc
NIP 19871117 201504 2003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2019

1
2

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Cintya Rakhma Duhita

NIM : G4G016032

Fakultas : Kedokteran

Jurusan : Kedokteran Gigi

Universitas : Jenderal Soedirman

Bidang : Ortodontia

Telah diperiksa dan disetujui tanggal : 29 Maret 2019

Mengetahui,
Dosen Supervisor Klinik

drg. Dian Noviyanti Agus Imam, M.D.Sc


NIP 19871117 201504 2003
3

LAPORAN PASIEN ORTHODONTI

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ardiansyah Setiawan

Tanggal lahir : Bandung, 30 April 1996

Alamat : Kelurahan Antapani Tengah Rt 02/21, Kecamatan

Antapani, Kota Bandung

Operator : Cintya Rakhma Duhita

NIM : G4G016032

Pembimbing 1 : drg. Dian Noviyanti Agus Imam, M.D.Sc

B. PEMERIKSAAN KLINIS

1. Pemeriksaan Subjektif

a. Keluhan utama:

Pasien laki-laki berusia 18 tahun ingin merapikan giginya yang agak

terdapat celah pada gigi depan atasnya.

b. Riwayat kesehatan umum:

Pasien dalam keadaan compos mentis. Pasien pernah dirawat di rumah

sakit karena tipus dan flek. Tidak ada alergi yang diderita pasien,

c. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi:

1) Periode gigi desidui = Tidak pernah periksa maupun datang ke

dokter gigi

2) Periode gigi campuran = cabut gigi ke dokter gigi

3) Periode gigi permanen = dua minggu yang lalu datang ke RSGM

untuk membersihkan karang giginya.


4

d. Riwayat keluarga:

Ayah dan ibu memiliki kondisi gigi yang sama (bercelah dan maju).

e. Kebiasaan buruk:

Pasien memiliki kebiasaan buruk berupa menggigit kuku. Sejak 2

tahun yang lalu saat kukunya mulai memanjang.

2. Pemeriksaan Objektif

a. Ekstraoral

1) Bentuk kepala

Perhitungan bentuk kepala:

Lebar kepala (jarak bizigomatik supra mastoideus) x 100


Panjang kepala (jarak Gl –Oc)
Diketahui:

 Lebar kepala pasien = 16.5 cm

 Panjang kepala pasien = 20 cm

Indeks kepala = (16.5x100) : 20

= 82,59 cm

 Indeks kepala dengan rentang 80 - 85 cm termasuk dalam

golongan brachisephali.

2) Bentuk muka
5

Perhitungan tipe muka adalah:

(Tinggi muka (Jarak N – Gn) x 100))


Lebar muka (Jarak bizigomatik)

Diketahui:

 Tinggi muka pasien = 13 cm

 Lebar kepala pasien = 14 cm

Indeks muka = (13 x100) : 14

= 92,85 cm.

 Indeks muka dengan rentang 92,85 cm termasuk dalam

golongan muka yang lonjong atau leptoprosop.

3) Tipe Profil

Perhitungan tipe profil muka dilakukan dengan cara menarik garis

antara glabella dengan bibir atas dan garis antara pogonion dengan

bibir bawah.
6

Titik pertemuan antara lip contour bawah (Lcb) dan atas (Lca)

berada di depan garis Glabella (Gl) dan Pogonion (Pog), sehingga

profil muka pasien adalah cembung.

4) Bibir

Bibir cukup untuk mencapai kontak antara bibir atas dan bibir

bawah tanpa kontraksi otot pada saat mandibula dalam keadaan

istirahat, sehingga bibir dapat dikatakan kompeten.

5) Posisi rahang terhadap bidang orbita

Pada bagian kanan bidang orbita terletak di 1/3 distal caninus

rahang atas, sedangkan pada bagian kiri terletak di 1/3 distal gigi

caninus rahang atas

6) Sendi TMJ

Nomal

7) Free way space

7,4-7,1 = 3,0 mm

b. Intraoral

1) Kebersihan rongga mulut:

Baik

2) Rencana mouth preparation:

N Rahang Atas N Rahang Bawah


Elemen Gigi Keterangan Elemen Gigi Keterangan
o o
RA Scaling RB Scaling
manual manual

3) Mukosa rongga mulut:


7

Normal

4) Gingiva:

Normal RA dan RB

5) Frenulum labii:

Normal RA dan RB

6) Lidah:

Normal

7) Palatum:

Lebar dan dalam, tidak ada torus maksilaris dan mandibularis.

Simetris kanan dan kiri.

8) Tonsila:

Normal

C. ANALISIS FOTO PASIEN


8

Kesimpulan analisis foto pasien:

1. Wajah: simetri, profil muka pasien cembung, tidak terdapat

pergeseran midline pada rahang atas dan bawah.

2. Relasi molar kanan dan kiri: neutroklusi

3. Relasi kaninus kanan dan kiri: neutroklusi

4. Oklusi sentrik: overjet 2,3 mm, overbite 2,2 mm

D. ANALISIS FUNGSIONAL

1. Free way space : 3 mm (normal)

Free way space adalah jarak antar oklusal pada saat mandibula dalam

keadaan istirahat, dengan rentang nilai normalnya adalah 2-4 mm.

2. Path of closure : Normal

Path of closure adalah arah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke

oklusi sentrik.

3. Sendi Temporomandibula : Normal, tidak ada kelainan

4. Displacement mandibula : Tidak ada


9

E. ANALISIS MODEL STUDI

Model studi sebelum perawatan

1. Bentuk lengkung gigi

a. Rahang atas : simetri, U-shaped

b. Rahang bawah : simetri, parabola

2. Malposisi gigi
Rahang Atas Rahang Bawah
17 : mesiopalatoversi 31 : mesiolinguovesi
27 : distobukoversi 32 : mesiolabioversi
41 : mesiolinguoversi

3. Relasi gigi geligi pada oklusi sentrik

Overjet : 2,3 mm
Overbite: 2,2 mm
Palatal bite: Tidak ada
Anterior Deep bite: Tidak ada
Open bite: Tidak ada
Edge to edge bite: Tidak ada
Cross bite: Tidak ada
Cross bite: Tidak ada
Open bite: Tidak ada
Scissor bite: Tidak ada
Posterior
Cusp to cusp bite: Tidak ada
Relasi molar pertama kanan: neutroklusi
Relasi molar pertama kiri: neutroklusi
10

4. Midline lengkung gigi


Rahang atas dan rahang bawah normal

5. Lebar mesio-distal gigi geligi

Rahang Atas Rahang Bawah


gigi kanan kiri Normal ket kanan kiri normal ket
1 9,40 9,00 7,40-9,75 Normal 6,30 6,30 4,97-6,60 Normal
2 7,30 8,00 6,05-8,10 Normal 6,50 6,50 5,45-6,85 Normal
3 8,50 8,80 7,05-9,31 Normal 7,20 7,40 6,15-8,15 Normal
4 7,30 6,70 6,75-9,00 Normal 6,80 6,90 6,35-8,75 Normal
5 6,90 7,20 6,00-8,10 Normal 7,30 7,00 6,80-9,55 Normal
6 10,80 10,50 9,95-12,10 Normal 12,00 11,50 10,62-13,05 Normal
7 11,00 11,00 8,75-10,87 Normal 11,0 11,2 8,90-11,37 Normal

6. Perhitungan-perhitungan:

a. Diskrepansi model

Maksila

Tempat yang tersedia (available space) : 53 mm

Tempat yang dibutuhkan (required space) : 51,4 mm

Jumlah kelebihan tempat : +1,6 mm

Mandibula

Tempat yang tersedia (available space) : 40,8 mm

Tempat yang dibutuhkan (required space) : 40,2 mm

Jumlah kekurangan/kelebihan tempat : +0,6 mm

b. Metode Pont

Jumlah MD 4 insisivus RA (12-11-21-22) = 33,7 mm

Jarak P1-P1 pengukuran= 40,7 mm

Jarak P1-P1 perhitungan (jumlah 4 insisivus RA/80) x100 = 42,1

mm

Diskrepansi: -1,4 mm

Normal Kontraksi Distraksi


√ √
11

Jarak M1-M1 pengukuran : 50,7 mm

Jarak M1-M1 perhitungan : 52,6 mm

Diskrepansi : -1,9 mm

Normal Kontraksi Distraksi


√ √
Kesimpulan : Hubungan dental arch terhadap mid sagital
menunjukan kontraksi ringan.
c. Metode Korkhous
Jarak I – (P1-P2) sesuai tabel korkhous = 19,5 mm
Jarak I – (P1-P1) pengukuran = 20,5 mm
Diskrepansi = 1,0 mm
Normal Retraksi √ Protraksi

d. Metode Howe’s

Jumlah MD M1-M1 RA = 100,4 mm

Jarak P1-P1 (tonjol)= 45,3 mm

Index P = 45,1 mm

Jarak inter fossa canina= 49,7 mm

Index FC = 49,5 mm

Inklinasi gigi geligi posterior

Normal Divergen Konvergen


√ √ √
Kesimpulan : Indeks Fc > indeks P menunjukkan bahwa pasien

mengalami kontraksi sehingga disarankan untuk melakukan

ekspansi di regio premolar

F. Analisis Sefalometri
1. Analisis Skeletal
Normal SD Pasien Kesimpulan
Sudut SNA 82º 2º 83º Ortognatik
Sudut SNB 80º 2º 81º Ortognatik
Sudut fasial 87,8º 3º 88º Mesognatik
12

Sudut FHP-Man 26º 3º 25º Mesofasial


Sudut convexity 0º 8º 5º Normal
2. Analisis Dental

Rerata SD Pasien Kesimpulan


Jarak I atas-NA 4 mm 2 3 mm Normal
Sudut I atas-NA 22ͦ 2 41ͦ Proklinasi
Jarak I bawah-NB 4 mm 2 3 mm Normal
Sudut I bawah-NB 25ͦ - 26º Proklinasi
Sudut antarinsisivi 135ͦ 15ͦ 116º Protrusif
Diagnosis skeletal : Maloklusi kelas I tipe I modifikasi Angle

G. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI

Maloklusi
Genetik -

Malrelasi -

- Faktor Keturunan : Ayah dan ibu memiliki


Malposisi gigi individual bentuk gigi yang sama
- Memiliki kebiasaan buruk menggigit kuku

H. DIAGNOSIS

Maloklusi Angle Klas I Tipe 1, yaitu maloklusi dengan relasi

molar kelas I (mesiobuccal cusp M1 atas terletak pada buccal groove M1

bawah), dimana terdapat sedikit diastema pada gigi anterior rahang atas

dan rahang bawah.

I. SOLUSI RENCANA PERAWATAN

RA: Piranti ortodontik lepasan

RB : Piranti ortodontik lepasan


13

J. RINCIAN RENCANA PERAWATAN

N Rahang Atas No Rahang Bawah


o
1 Distalisasi gigi 13 1 Distalisasi gigi 33
menggunakan pegas bukal menggunakan pegas bukal
tanpa penyangga tanpa penyangga
Distalisasi gigi 23 Distalisasi gigi 43
2 menggunakan pegas bukal 2 menggunakan pegas bukal
tanpa penyangga tanpa penyangga

K. DESAIN ALAT

No Desain Alat Keterangan


1 Komponen aktif:
- Pegas bukal tanpa
penyangga gigi 13
- Pegas bukal tanpa
penyangga gigi 23

Komponen retentif:
- Labial bow 13-23
- adams clasp pada gigi
16 dan 26
- Plat akrilik

2 Komponen aktif:
- Pegas bukal tanpa
penyangga gigi 33
- Pegas bukal tanpa
penyangga gigi 43

Komponen retentif:
- Southend east gigi 32-
43
- adams clasp pada gigi
36 dan 36
- Plat akrilik
14

L. DAFTAR KOMPONEN AKTIF PIRANTI ORTODONTIK


LEPASAN

Nama
N
Komponen Nama Lain Karakteristik Cara Aktivasi
o
Aktif
0,7 mm, Mengecilkan loop-U
Pegas bukal
Bukal mengaktivasi dengan tang pipih pipih
1 tanpa
retraktor gigi 13, 23, 33, sebanyak 1 mm selama
penyangga
dan 43 2-3 minggu sekali.

M. PROGNOSIS
Prognosis baik, pasien sangat kooperatif

N. JALANNYA PERAWATAN

No Tanggal Tindakan Perawatan Supervisor


1 25/10/2016 Pencetakan RA RB

drg. Felix
2 11/01/2017 Insersi Piranti Ortodontik Lepasan

drg. Dian
3 19/01/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 1,5 mm drg. Dian
- Diastema 23-24 = 1,4 mm
- Diastema 33-34 = 2,0 mm
- Diastema 43-44 = 0,7 mm
15

4 21/02/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23


RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 1,0 mm
- Diastema 23-24 = 1,0 mm
- Diastema 33-34 = 1,7 mm
- Diastema 43-44 = 0,5 mm
drg. Dian
5 27/04/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 1,0 mm
- Diastema 23-24 = 1,0 mm
- Diastema 33-34 = 1,5 mm
- Diastema 43-44 = 0,3 mm drg. Bambang
6 05/05/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 0,5 mm
- Diastema 23-24 = 1,0 mm
- Diastema 33-34 = 1,3 mm
16

- Diastema 43-44 = 0,2 mm drg. Christiana


7 12/05/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 0,3 mm
- Diastema 23-24 = 0,8 mm
- Diastema 33-34 = 1,2 mm
- Diastema 43-44 = 0,2 mm drg. Bambang
8 26/05/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = 0,1 mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 1,0 mm
- Diastema 43-44 = 0,1 mm
drg. Dian
9 25/07/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm drg. Bambang
- Diastema 23-24 = 0,5 mm
17

- Diastema 33-34 = 0,7 mm


- Diastema 43-44 = - mm
10 27/09/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,5 mm
- Diastema 33-34 = 0,6 mm
- Diastema 43-44 = - mm
drg. Dian
11 07/12/2017 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,5 mm
- Diastema 33-34 = 0,7 mm
- Diastema 43-44 = - mm
drg. Aris
12 18/01/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
18

- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,5 mm
- Diastema 33-34 = 0,7 mm
- Diastema 43-44 = - mm
drg. Dian
13 08/03/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,7 mm
- Diastema 43-44 = - mm
drg. Dian
14 26/04/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,5 mm
- Diastema 33-34 = 0,7 mm
- Diastema 43-44 = - mm
drg. Dian
15 26/06/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
19

- Mukosa tidak ada kelainan


- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,5 mm
- Diastema 43-44 = 0,06 mm
drg. Dian
16 09/07/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,5 mm
- Diastema 43-44 = 0,06 mm drg. Dian
17 16/07/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm drg. Dian
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,5 mm
- Diastema 43-44 = 0,05 mm
18 29/09/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
20

- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,5 mm
- Diastema 43-44 = 0,04 mm drg. Dian
19 23/11/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,4 mm
- Diastema 43-44 = 0,03 mm
drg. Victoria
20 12/12/2018 RA: - Aktivasi Bukal retractor 13,23
RB: - Aktivasi Bukal retractor 33,43
Keterangan:
- OH baik
- Mukosa tidak ada kelainan
- Overjet = 2,3 mm
- Overbite = 2,2 mm
- Diastema 13-14 = - mm
- Diastema 23-24 = 0,6 mm
- Diastema 33-34 = 0,4 mm
- Diastema 43-44 = 0,03 mm
drg. Fadli
21

Model studi setelah perawatan


22

Intraoral setelah perawatan

O. KESIMPULAN

1. Rahang Atas

Perawatan dengan piranti lepasan pada rahang atas pasien

dilakukan selama 24 bulan menunjukkan hasil yang cukup baik. Pada

penggunaan piranti pada rahang atas selama 24 bulan dengan aktivasi

bukal retraktor pada gigi 13 dan pada gigi 23 terdapat perubahan

bertujuan mengoreksi diastem antara gigi 13 dan 23 dengan aktivasi

sebanyak 18 kali. Lebar diastem sebelum perawatan gigi 13-14

sebesar 1,5 mm berubah menjadi - mm setelah perawatan. Sedangkan

lebar diastem sebelum perawatan gigi 23-24 sebesar 1,4 mm berubah

menjadi 0,6 mm setelah perawatan.

2. Rahang Bawah

Penggunaan piranti lepasan pada rahang bawah selama 24 bulan

dengan aktivasi bukal retraktor pada gigi 33 dan pada gigi 43 terdapat

perubahan bertujuan mengoreksi diastem antara gigi 33 dan 43 dengan


23

aktivasi sebanyak 18 kali. Lebar diastem sebelum perawatan gigi 33-

34 sebesar 2,0 mm berubah menjadi 0,4 mm setelah perawatan.

Sedangkan aktivasi bukal retraktor pada gigi 43 dan pada gigi 44

terdapat perubahan dengan aktivasi sebanyak 18 kali. Sedangkan lebar

diastem sebelum perawatan gigi 43-44 sebesar 0,7 mm berubah

menjadi 0,03 mm setelah perawatan

P. SARAN

Perlu dilanjutkan dengan piranti ortodontik lepasan atau cekat pada

rahang atas dan rahang bawah. Piranti digunakan untuk melanjutkan

penutupan diastem dibagian 13-14, 23-24, 33-34, 43-44, agar posisinya

dapat sesuai dengan lengkung gigi yang benar. Perlu dilakukan evaluasi

penggunaan alat oleh pasien hingga tahap retensi sehingga dapat

menghindari terjadinya relaps.

Anda mungkin juga menyukai