Anda di halaman 1dari 17

FORMULIR PRAKTIKUM ORTODONSIA III PROSEDUR PERAWATAN ORTODONTIK

NOMOR MODEL 8 6 6 4 1 1 9 1 9

NAMA PASIEN OPERATOR No. MHS PEMBIMBING

: Adi Gunawan Susanto : Dina Anjani : 08/264838/KG/8271 : drg. Soekarsono HN, Sp. Ort (K)

BAGIAN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ORTODONSIA I. IDENTITAS Operator No. Mhs Pembimbing No. Model Nama Pasien Suku Umur Jenis Kelamin Alamat Telepon Pekerjaan Nama Ayah Suku Umur Pekerjaan Nama Ibu Suku Umur Pekerjaan Alamat orang tua Telp II. WAKTU PERAWATAN Pendaftaran Pencetakan : 8 Maret 2011 : 8 Maret 2011 : Dina Anjani : 08/264838/KG/8271 : drg. Soekarsono HN, Sp. Ort (K) : 8664-11-9-19 : Adi Gunawan Susanto : Tionghoa : 19 tahun : Laki - laki : Jalan Ampel no 26 , Papringan, Yogyakarta : 085739212113 : Mahasiswa : Susanto Gunadi : Tionghoa : 52 tahun : Wiraswasta : Syanie Lestari : Tionghoa : 50 tahun : Ibu Rumah Tangga : Jl. Durian no. 2B, Singaraja, Bali : (036) 23657 Kode Pos :-

Pemasangan alat : Retainer III. A. :-

PEMERIKSAAN KLINIS Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis) : Keluhan utama : Pasien datang mengeluhkan gigi atas dan bawahnya berjejal dan ingin giginya dirapikan karena menganggu kepercayaan dirinya. Riwayat Kesehatan: Pasien pernah menderita hepatitis A saat berumur 8 tahun selama 1 bulan Pasien tidak mempunyai alergi Pasien tidak sedang dalam perawatan dokter Pasien tidak memiliki penyakit yang menggangu perkembangan dentofasial

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi-Geligi Periode gigi desidui Pasien jarang ke dokter gigi Pasien tidak dapat mengingat kondisi giginya semasa kecil apakah berlubang atau tidak Periode gigi bercampur Pasien pernah mencabutkan gigi susunya di dokter gigi sebanyak 3 x Sisanya semua gigi susu pasien dicabut sendiri dengan menggunakan benang dan dicabut oleh ayahnya Periode gigi permanen Pada waktu SMP pasien pernah menambal 2 gigi belakang bawahnya ke dokter gigi Semua gigi geraham terakhir belum tumbuh

Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien : ada Jenis kebiasaan Durasi Frekuensi Intensitas Keterangan

Menggigit jari kuku sejak umur 4 thn sampai sekarang

4x sehari

ringan

di regio anterior

Ket: durasi pendek 5 menit , posisi bagian palmar menghadap depan, kebiasaan dilakukan jika pasien merasa bosan.

Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien Ayah Ibu Anak I Anak II Anak III Keterangan : Gigi normal dan rapi, rahang besar : Gigi berjejal, rahang kecil : Gigi normal dan rapi, rahang sedang : Gigi berjejal, rahang sedang (pasien) : Gigi normal dan rapi, rahang besar : Gigi pasien diturunkan dari ibu

: ada

B. 1.

Pemeriksaan Objektif : Umum : Jasmani Mental Status Gizi : sehat : kooperatif :Tinggi Badan (TB) : 1,69 m Berat Badan (BB) : 65 kg = 22,41

Indeks masa tubuh = Status Gizi : Normal Kategori 2. a. Ekstra oral : Kepala Lebar kepala : 120 mm Panjang kepala: 160 mm Lokal : : Normal

BB (kg) = 64 TB (mm) (1,69)

Indeks kepala = Lebar kepala Panjang kepala Bentuk kepala : Mesosefali Muka

x 100 = 120 mm x 100 = 75 160 mm

Jarak Nasion-Gnation : 111,2 mm Lebar Bizygomatik : 121,7 mm x 100 = 111,2 x 100 = 91,37 121,7

Indeks muka = Jarak N - GN Lebar Bizygomatik Bentuk muka Simetris Profil Muka : Cembung normal Garis Simon (bidang Orbital) RA RB : sepertiga distal caninus : antara C dan P1 : Leptoprosop

Posisi rahang terhadap bidang orbital/ garis simon Maksila Mandibula : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal : Normal, Tertutup, Kompeten : 2,5 mm

Sendi Temporomandibular (TMJ) Tonus otot mastikasi Tonus otot bibir Bibir posisi istirahat Free way space b. Intra Oral : Higiene Mulut Pola Atrisi Lingua Palatum : OHIS : Baik

: Normal : Sedang : Vertikal : Sedang

Lateral Gingiva Mukosa Frenulum : Normal : Normal

: Sedang

: Fren. Labii Superior: Normal Fren. Labii Inferior : Normal Frenulum Lingualis : Normal

Tonsila

: Normal

Pemeriksaan gigi-gigi : Rumus gigi-gigi V 7 6 IV III II 5 4 3 2 I 1 I II III IV V 1 2 3 4 5 6 7 T 2 3 4 5 6 7 II III IV V

T 7 6 5 4 3 2 V IV III II

1 I

1 I

Keterangan :

K : Karies R : Radiks T : Tumpatan I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi Ag : Agenese B : Bridge (GTC) En: PerEndodontik Analisis Foto Muka

3.

4.

Analisis Model Studi Bentuk lengkung gigi : RA : Parabola, Simetris RB : Parabola, Simetris Malposisi gigi individual : Rahang atas: Rahang bawah: 7 = linguoversi 1 = distolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi 5 = distolinguotorsiversi 4 = distolinguotorsiversi 2 = mesiolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi 2 = distolabiotorsiversi 7 = linguoversi

Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik : Anterior : Palatal bite Deep bite Open bite Overjet : 3 : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada Ket : I2 maksila dengan I2 mandibula sinister Cross bite Posterior : : Tidak ada mm Overbite : 3 mm

Edge to edge bite : Ada

Cross bite Open bite Scissor bite Cup to cup bite

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada Kelas III Kelas III Kelas I Kelas I : Tidak segaris

Relasi Molar pertama kanan : Relasi Molar pertama kiri Relasi Kaninus kanan Relasi Kaninus kiri : : :

Garis tengah Rahang Bawah terhadap Rahang Atas

Garis inter insisivi sentral terhadap garis tengah rahang : Segaris Lebar mesiodistal gigi-gigi (mm) : Rahang Atas Gigi 1 2 3 4 5 6 7 5. Kanan 9.1 7.6 8.2 7.5 6.7 10.6 10 Kiri 8.8 6.6 7.7 7.1 7 10.2 9.5 Normal 7.40 9.75 6.05 8.10 7.05 9.32 6.75 9.00 6.00 8.10 Ket. Normal Normal Normal Normal Normal Kanan 6 6.3 7.2 7 7 12 10.5 Rahang Bawah Kiri 6 6.3 7 8 7.2 12.1 11 Normal 4.97 6.60 5.45 6.85 6.15 8.15 6.35 8.75 6.80 9.55 8.90 11.37 Ket. Normal Normal Normal Normal Normal Normal

9.95 12.10 Normal 8.75 10.87 Normal

10.62 13.05 Normal

Skema Gigi-gigi dari Oklusal

6. a. Metode Pont

Perhitungan Jumlah mesiodistal 21|21 : 32,1 mm Jarak P1-P1 pengukuran : 35 mm Jarak P1-P1 perhitungan : I x 100 = 40,125 mm 80 Diskrepansi : 5,125 mm kontraksi Jarak M1- M1 pengukuran : 45 mm Jarak M1- M1 perhitungan : I x 100 = 50,156 mm 64 Diskrepansi : 5,156 mm kontraksi Keterangan : Berdasarkan perhitungan metode Pont, pertumbuhan dan perkembangan rahang di region interpremolar pertama ke arah lateral adalah kontraksi dengan derajat sedang (5-10mm) dan intermolar pertama ke arah lateral adalah kontraksi dengan derajat sedang (5-10mm)

b. Metode Korkhaus Tabel Korkhaus Jarak I-(P1-P1) pengukuran Diskrepansi Keterangan adalah protraksi. c. Metode Howes Jumlah lebar mesiodistal M1-M1 Jarak P1-P1 (tonjol) 9 : 97,1 mm : 39 mm : 16,5 mm : 18 mm : 1,5 mm protraksi : Berdasarkan perhitungan metode Korkhaus, diketahui

bahwa pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien ke anterior

Indeks P: Jarak P1-P1 x 100% Md M1-M1

: 40,165 %

Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : kurang Jarak interfossa canina Indeks FC : Jarak FC x 100% Md M1-M1 Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi: kurang Inklinasi gigi-gigi regio posterior Keterangan: Lengkung gigi kurang untuk dapat menampung gigi-geligi ke dalam lengkung ideal Lengkung basal kurang untuk dapat menampung gigi-geligi ke dalam lengkung ideal Inklinasi gigi posterior adalah konvergen sehingga merupakan indikasi ekspansi Determinasi Lengkung Gigi : Overjet awal Retraksi RA Retraksi RB Overjet akhir Rahang Atas : Pjg. Lengk. ideal ( 6 - 6 ) : 123 Jumlah lebar MD ( 6 - 6 ) : 116,6 Diskrepansi Rahang Bawah : Pjg. Lengk. ideal (6 - 6 ) : 109 10 : 6,4 Ka Ki mm : : : : 3 0 0 2 mm mm mm mm Ka Ki mm mm mm : konvergen : 42,4 = 43,667 % mm

Jumlah lebar MD (6 - 6 ) : 113,6 Diskrepansi : -4,6

mm mm

IV.

DIAGNOSIS SEMENTARA Kasus maloklusi menyangkut masalah: Estetik, Crowding, dan malposisi gigi individual Solusi masalah : RA = Ekspansi RB = Pencabutan

V.

DIAGNOSIS FINAL Maloklusi Angle Kelas III dengan: Malrelasi edge to edge bite pada 2 2 Malposisi gigi individual, sebagai berikut: Rahang bawah: 7 = linguoversi 5 = distolinguotorsiversi 4 = distolinguotorsiversi 2 = mesiolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi 2 = distolabiotorsiversi 7 = linguoversi Bad Habit: menggigit jari di regio anterior

Rahang atas: 2 = palatoversi 1 = distolabiotorsiversi 1 = distolabiotorsiversi

VI.

ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI Rahang atas :

11

: palatoversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan Pont pertumbuhan dan perkembangan rahang ke lateral di regio interpremolar mengalami kontraksi.

: distolabiotorsiversi akibat bad habit pasien mengigit jari di regio anterior gigi.

: distolabiotorsiversi akibat bad habit pasien mengigit jari di regio anterior gigi.

Rahang bawah : 7 : Linguoversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan metode Howes lebar lengkung gigi untuk menampung gigi kurang. 5 : Distolinguotorsiversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan metode Howes lebar lengkung gigi untuk menampung gigi kurang. 4 : Distolinguotorsiversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan Pont pertumbuhan dan perkembangan rahang ke lateral di regio interpremolar mengalami kontraksi. 2 : Mesiolabiotorsiversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan Pont pertumbuhan dan perkembangan rahang ke lateral di regio interpremolar mengalami kontraksi. 1 : Distolabiotorsiversi 12

akibat bad habit pasien mengigit jari di regio anterior gigi. 1 : Distolabiotorsiversi akibat bad habit pasien mengigit jari di regio anterior gigi. 2 : Distolabiotorsiversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan Pont pertumbuhan dan perkembangan rahang ke lateral di regio interpremolar mengalami kontraksi. 7 : Linguoversi akibat kurangnya ruang untuk erupsi gigi, berdasarkan perhitungan metode Howes lebar lengkung gigi untuk menampung gigi kurang. VII. 1. 2. 3. 4. PROSEDUR PERAWATAN Rencana perawatan : Memotivasi pasien dan informed consent Koreksi malrelasi serta malposisi gigi individual Penyesuaian oklusi Retainer Jalannya perawatan : 1. Memotivasi pasien dan informed consent Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai jalannya perawatan, lamanya perawatan, serta hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses perawatan, seperti cara pemakaian alat. Perawatan ortodontik adalah perawatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama (1 - 2 tahun), oleh karena itu sangat diperlukan kerja sama dari pasien. Pasien diminta kesanggupannya untuk kontrol secara rutin (1x seminggu) dan bersedia memakai alat ortodontik selama perawatan. Pasien juga diminta untuk menjaga kebersihan mulutnya dan kebersihan alat ortodontiknya serta menghilangkan kebiasaan buruk. 13

2. a) 1)

Koreksi malrelasi serta malposisi gigi individual Perhitungan-perhitungan Berdasarkan perhitungan metode Pont untuk rahang atas perkembangan lengkung gigi ke arah lateral pada regio interpremolar mengalami kontraksi sebesar 5,125 mm dan di regio gigi intermolar pertama mengalami kontraksi sebesar 5,156 mm. Berdasarkan perhitungan metode Korkhaus pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior mengalami protraksi sebesar 1,5 mm. Berdasarkan perhitungan dengan metode Howes, rahang atas pasien memiliki indeks P = 40,165% dan indeks fossa canina = 43,667%, lengkung gigi dan lengkung basal ukurannya kurang untuk menampung gigi geligi ke dalam lengkung ideal. 2) Berdasarkan pengukuran determinasi lengkung, rahang atas mengalami kelebihan ruang sebesar 7,4 mm, sisi kanan sebesar 2,3 mm dan sisi kiri sebesar 5,1 mm. Kelebihan ruang sebesar 7,4 mm akan digunakan untuk mengatur malposisi gigi rahang atas. Pada rahang bawah menurut pengukuran determinasi lengkung mengalami kekurangan ruang sebesar 4,6 mm, sisi kanan sebesar +1 mm dan sisi kiri kekurangan ruang sebesar 5,6 mm. Kekurangan ruang diatasi dengan pencabutan gigi 4 dengan lebar mesiodistal sebesar 7 mm. Sisa ruang sebesar 2,4 mm digunakan setelah pencabutan dharapkan dapat tertutup dengan erupsi gigi 8 8. b) Koreksi malrelasi serta malpoisisi Rahang atas: Dibuat plat aktif yang dilengkapi adam klamer 0,7 mm pada gigi 6 6 , labial arch 0,7 mm dengan U loop pada gigi 4 4 , finger spring pada 2 2 dan 3 dan buccal retractor pada gigi 3. Rahang bawah: 14

Tahap pertama dilakukan pencabutan gigi 4. Kemudian dibuat plat aktif yang dilengkapai adam klamer dengan kawat 0,7 mm pada gigi 6 6 , labial arch dengan kawat 0,7 mm dengan U loop pada gigi continuous spring pada gigi 1 1 Koreksi gigi mengaktifkan simple spring. 3. Penyesuaian oklusi Dilakukan dengan mengecek kontak oklusi gigi-gigi dengan bantuan articulating paper. Jika terdapat daerah yang berwarna sangat biru berarti terjadi premature kontak. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan grinding pada daerah yang berwarna sangat biru yang menunjukkan lokasi premature kontak agar tidak terjadi traumatik oklusi sehingga perawatan stabil dan oklusi baik. Grinding dilakukan dengan prinsip BULL MUDL. 4. Retainer Alat yang dipakai adalah Hawley retainer yang berupa plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi dilengkapi dengan adam klamer, labial arch dengan kawat 0,8 mm yang dipasang dalam keadaan pasif. VIII. GAMBAR / DISAIN ALAT Rahang Atas : Keterangan: 1. Plat dasar 2. Adam klamer 0,7 mm 3. Labial arch 0,7 mm 4. Finger spring 0,6 mm 5. Buccal retractor 0,6 mm 4 4 ,

1 1 dilakukan dengan

15

Rahang Bawah : Keterangan: 1. Plat dasar 2. Adam klamer 0,7 mm 3. Labial arch 0,7 mm 4. Lingual arch 0,9 mm 5. Simple spring 0,6 mm

Rahang Atas

Retainer : Rahang Bawah

IX.

PROGNOSIS Prognosis : Baik Keterangan :

16

Pasien kooperatif dan komunikatif Motivasi baik Kebersihan mulut baik Keadaan sosial ekonomi baik Pasien tidak memiliki penyakit atau kelainan dentofasial yang dapat menghambat jalannya perawatan orto

Indikasi Perawatan : Kuratif LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, 06 Desember 2010 Menyetujui Pembimbing : Operator :

Drg. Suhardono D., MS., Sp.Ort (K)

Mega Cicilia NIM : 07/257398/KG/8238

17

Anda mungkin juga menyukai