MODUL ORTHODONSIA
PLAT AKTIF
No Model
No. RM : 0 3 1 0 7 1
No. Model : 031071P21/190218
Drg/Operator : Widaswara Nur Pristarani, S.KG
DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Sleman, 26 September 1996
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Mahasiswi
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Agus Jamal Suku: Jawa Usia: 51 tahun
7. Nama Ibu : Indah Fatmawati Suku: Jawa Usia: 48 tahun
8. Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
9. Alamat orang tua : Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY
Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan giginya renggang di sebelah depan kiri bawah sehingga
ingin dirapikan.
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign :
Tekanan darah : 110/70 (normal)
Nadi : 80 x/menit (normal)
Pernafasan : 20 x/menit (normal)
Suhu : Afebris
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 165 cm
ANALISIS INTRAORAL
Bagian Anterior
Relasi Molar Kanan : Klas I Angle Relasi Molar Kiri : Klas II Angle
Relasi Caninus kanan : Klas I Relas Caninus Kiri : Klas II
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 29,9 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 35 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : Ʃ I x 100 = 37,37 mm Diskrepansi : -2,37 mm
80
Jarak M1-M1 pengukuran : 44,1 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ƩI X 100 = 46,71 mm Diskrepansi : -2,61 mm
64
Keterangan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 ke arah lateral
kurang (kontraksi) ringan sebesar 2,37 mm.
2. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 ke arah lateral
kurang (kontraksi) ringan sebesar 2,61 mm.
Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 17.5 mm
Jarak I – (P1 – P1) pengukuran : 16,4 mm Diskrepansi : -1,1 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior kurang (kontraksi)
ringan sebesar 1,1 mm
Metode Howes
Jarak Lebar Mesiodistal M1-M1 : 90,7 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 40,3 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 40,3 x 100% = 44,4%
Md M1-M1 97,94
Jarak indeks inter fossa canina : 40,5 mm
Indeks FC : Jarak FC = 40,5 x 100% = 44,6%
Md M1-M1 96,6
Keterangan :
Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi-gigi karena indeks P > 43%
Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal karena
indeks FC > 44%
DIAGNOSIS
Maloklusi Angle kelas II subdivisi tipe dental disertai malposisi gigi individual:
17 : bukoversi
23 : distolabiotorsiversi
33 : mesiolinguotorsiversi
43 : mesiolinguotorsiversi
Rahang Bawah
33 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena terdapat celah di sisi mesialnya.
43 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena sisa ruang yang tersedia untuk erupsi
sempit, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
RENCANA PERAWATAN
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi dan tindakan lanjut)
1. Pencarian ruang
Pada rahang atas pencarian ruang akan dilakukan dengan cara grinding gigi-gigi di
sebelah kanan.
Labial arch dengan u loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire
0,7 mm.
Simple spring diletakkan pada gigi 33 dengan ujung simple spring di sisi
mesial dengan stainless wire 0,6 mm.
Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire 0,7
mm.
Jalannya perawatan:
Pengaktifan simple spring dengan cara melebarkan lengan simple spring
untuk mendorong sisi mesial gigi 33 ke arah labial.
Setelah gigi 33 terkoreksi, dilanjutkan dengan pengaktifan labial arch
untuk menutup diastema diantara gigi 32 dan 33. Verkeilung pada bagian
anterior dikurangi saat labial arch diaktifkan.
Adam klamer sebagai retensi plat aktif.
3. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi dan malrelasi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang
ada, sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu diperlukan:
Pengecekan kontak oklusal dengan kertas artikulasi.
Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru) atau
daerah BULL / Bukal Upper Lingual Lower dan MUDL / Mesial Upper
Distal Lower. Kemudian dicek apakah warna biru menjadi seimbang di
semua tonjol, jika masih terdapat daerah yang sangat biru dilakukan
grinding pada daerah traumatik tersebut, sehingga warna biru menjadi
seimbang di semua tonjol.
4. Retainer
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan
Hawley retainer yang terdiri dari:
Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
Klamer adam menggunakan stainless wire 0,7 mm.
Labial arch mengggunakan stainless wire 0,8 mm dipasang dalam keadaan
pasif.
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukkan tulang baru melalui
proses aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan
tidak relaps.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah:
1. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas pada
saat sikat gigi) selama tiga bulan pertama kontrol tiap sebulan sekali untuk
mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
2. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka
pemakaian dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika
mobilitas gigi hilang, untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai jika
keluar rumah dan dipakai lagi jika di dalam rumah. Dicek apakah setiap
pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan tiap
sebulan sekali.
3. Jika setiap tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali,
maka pemakaian diteruskan lagi selama tiga bulan dengan kontrol tiap
sebulan sekali. Jika alat sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk
bulan ketiganya alat dipakai pada malam hari dan selalu dicek oleh pasien
apakah selama pemakaian kembali terasa sesak atau tidak. Kontrol
dilakukan tiap sebulan sekali.
4. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka
retainer dihentikan. Kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan
terakhir.
GAMBAR ALAT
Rahang Atas
Keterangan :
Keterangan :
Operator Pembimbing