Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK

MODUL ORTHODONSIA
PLAT AKTIF

No Model

Nomor Model : 031071P21/190218

Nama Pasien : Aini Muzayyana


Nama Operator : Widaswara Nur Pristarani
NIPP : 20174020044
Pembimbing : drg. M. Shulchan Ardiansyah, Sp.Ort

BAGIAN MODUL MALOKLUSI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK

No. RM : 0 3 1 0 7 1
No. Model : 031071P21/190218
Drg/Operator : Widaswara Nur Pristarani, S.KG

Nama : Aini Muzayyana


Alamat : Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY
Telepon/HP : 087838570963

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Sleman, 26 September 1996
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Mahasiswi
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Agus Jamal Suku: Jawa Usia: 51 tahun
7. Nama Ibu : Indah Fatmawati Suku: Jawa Usia: 48 tahun
8. Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
9. Alamat orang tua : Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY

Tanggal Pendaftaran : 05 Februari 2018


Tanggal Pencetakan : 19 Februari 2018

DATA MEDIK UMUM


1. Golongan darah :A
2. Penyakit jantung : Tidak ada
3. Diabetes : Tidak ada
4. Haemophilia : Tidak ada
5. Hepatitis : Tidak ada
6. Penyakit lainnya : Ada : Maagh
7. Alergi terhadap obat : Tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : Tidak ada
ANAMNESIS

 Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan giginya renggang di sebelah depan kiri bawah sehingga
ingin dirapikan.

 Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien merasakan giginya renggang sejak 3 tahun lalu. Pasien pernah melakukan
perawatan ortodontik cekat 7 tahun yang lalu selama 3 tahun. Setelah alat orto
dilepas, beberapa bulan kemudian terdapat celah diantara gigi seri dan gigi taring
di sebelah kiri bawah.

 Riwayat Kesehatan Oral :


Pasien terakhir ke dokter gigi sekitar 2 bulan yang lalu untuk membersihkan
karang giginya. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari yaitu saat pagi dan malam
sebelum tidur.

 Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi :


a. Gigi Desidui : Gigi atas dan bawah sehat tidak ada rampan karies
dengan susunan gigi yang rapi.
b. Gigi bercampur : Gigi atas dan bawah sehat, pergantian gigi sesuai
dengan waktunya, pasien rutin memeriksakan giginya.
c. Gigi permanen : Gigi depan terasa renggang sewaktu SMA.

 Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ayah : Dicurigai memiliki riwayat penyakit hipertensi
Ibu : Tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik
Kakak dan adik : Tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik

 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :


Pasien adalah seorang mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pasien tinggal di daerah Palagan bersama kedua orangtua dan kakak adiknya.
Pasien tidak dicurigai memliki kebiasaan buruk yang dapat mengganggu jalannya
perawatan ortodontik.
 Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit kurang lebih 8 tahun yang lalu untuk
operasi usus buntu. Pasien tidak dicurigai mempunyai penyakit yang dapat
mengganggu perawatan ortodontik.

PEMERIKSAAN FISIK
 Vital Sign :
 Tekanan darah : 110/70 (normal)
 Nadi : 80 x/menit (normal)
 Pernafasan : 20 x/menit (normal)
 Suhu : Afebris
 Berat badan : 45 kg
 Tinggi badan : 165 cm

 Pemeriksaan Ekstra Oral :


(Kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe)
Kepala :
Indeks kepala : Lebar Kepala x 100 = 14,5 x 100 = 85,2 mm
Panjang Kepala 17
 Bentuk Kepala : Brakisefali
Muka :
Indeks muka : Jarak N-Gn x 100 = 9,82 x 100 = 89,5 mm
Lebar bizygomatik 10,96
 Bentuk Muka : Mesoprosop
 Profil Muka : Lurus
 Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital/garis Simon
Maksila : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
Mandibula : Kanan : 1/3 distal C Kiri : inter C dan P1
 Sendi Temporomandibular (TMJ) : Normal
 Tonus Otot Mastikasi : Normal
 Tonus Otot Bibir : Normal
 Bibir Posisi Istirahat : Normal
 Free Way Space : 3 mm
Fasial Neuromuskular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan
TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi

Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :


(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial diagnosisnya)
Tidak ada kelainan ekstraoral.

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)


PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :
(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, orofaring)

Deskripsi lesi/kelainan yang ditemukan :


(berikan ciri-ciri dan letak lesi, serta deferensial diagnosisnya)
36 dan 37 Terdapat lesi noduler pada palatum durum dengan diameter kurang lebih 1 cm,
sewarna mukosa, konsistensi keras
dx: Torus palatinus
ODONTOGRAM :

Malposisi Gigi Individual :


17 : bukoversi
23 : distolabiotorsiversi
33 : mesiolinguotorsiversi
43 : mesiolinguotorsiversi

Torus Palatinus : Sedang


Torus Mandibula : Tidak ada
Palatum : Sedang
Supernumerary Teeth : Tidak ada
Diastema : Ada : Diantara gigi 32 dan 33
Gigi Anomali : Tidak ada
Gigi Tiruan : Tidak ada
Oral Hygiene : Baik

Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik :


ANTERIOR : Overjet : 4 mm Overbite : 2,4 mm
Palatal bite : Tidak ada
Deep bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Edge to edge bite : Tidak ada
Cross bite : Tidak ada
POSTERIOR
Cross bite : Tidak ada
Open bite : Tidak ada
Scissor bite : Tidak ada
Cup to cup bite : Tidak ada
Relasi Molar Pertama Kanan : Kelas I Angle
Relasi Molar Pertama Kiri : Kelas II Angle
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : Bergeser ke kiri 2 mm
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : Segaris

ANALISIS FOTO MUKA

Tampak depan Tampak depan senyum


Tampak samping Tampak samping senyum

Bentuk Muka : Mesoprosop


Profil Muka : Lurus

ANALISIS INTRAORAL

Bagian Anterior
Relasi Molar Kanan : Klas I Angle Relasi Molar Kiri : Klas II Angle
Relasi Caninus kanan : Klas I Relas Caninus Kiri : Klas II

SKEMA GIGI-GIGI DARI OKLUSAL


Rahang Atas Rahang Bawah
ANALISIS MODEL STUDI
 Bentuk Lengkung Gigi : Rahang Atas : Parabola
Rahang Bawah : Parabola
 Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
1 8,7 8,7 7,40-9,75 Normal 1 5 5,2 4,97-6,60 Normal
2 6,2 6,3 6,05-8,10 Normal 2 5,6 5,6 5,45-6,85 Normal
3 7 7 7,05-9,32 Normal 3 6,1 6,3 6,15-8,15 Normal
4 7,1 7,2 6,75-9,00 Normal 4 6,6 7 6,35-8,75 Normal
5 6 6,1 6,00-8,10 Normal 5 7 7,1 6,80-9,55 Normal
6 10,2 10,2 9,95-12,10 Normal 6 11,3 10,6 10,62-13,05 Normal
7 9,4 9,3 8,75-10,87 Normal 7 11 10,2 8,90-11,37 Normal

Kesimpulan : Semua ukuran gigi normal

PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
 Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 : 29,9 mm
Jarak P1-P1 pengukuran : 35 mm
Jarak P1-P1 perhitungan : Ʃ I x 100 = 37,37 mm Diskrepansi : -2,37 mm
80
Jarak M1-M1 pengukuran : 44,1 mm
Jarak M1-M1 perhitungan : ƩI X 100 = 46,71 mm Diskrepansi : -2,61 mm
64
Keterangan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 ke arah lateral
kurang (kontraksi) ringan sebesar 2,37 mm.
2. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 ke arah lateral
kurang (kontraksi) ringan sebesar 2,61 mm.

 Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 17.5 mm
Jarak I – (P1 – P1) pengukuran : 16,4 mm Diskrepansi : -1,1 mm
Keterangan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior kurang (kontraksi)
ringan sebesar 1,1 mm

 Metode Howes
Jarak Lebar Mesiodistal M1-M1 : 90,7 mm
Jarak P1-P1 (tonjol) : 40,3 mm
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100% = 40,3 x 100% = 44,4%
Md M1-M1 97,94
Jarak indeks inter fossa canina : 40,5 mm
Indeks FC : Jarak FC = 40,5 x 100% = 44,6%
Md M1-M1 96,6
Keterangan :
Lengkung gigi cukup untuk menampung gigi-gigi karena indeks P > 43%
Lengkung basal cukup untuk menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal karena
indeks FC > 44%

 Determinasi Lengkung Gigi


Hasil Penapakan

Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, maka terdapat kekurangan/kelebihan


ruang:
RA Kanan : 0 mm RB Kanan : -1 mm
Kiri : -1 mm Kiri : +1 mm
Overjet awal : 4 mm
Overjet akhir: 4 mm

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM


(Tuliskan rencana dan hasil pemeriksaan, penunjang diagnostic yang akan dilakukan)

DIAGNOSIS
Maloklusi Angle kelas II subdivisi tipe dental disertai malposisi gigi individual:
17 : bukoversi
23 : distolabiotorsiversi
33 : mesiolinguotorsiversi
43 : mesiolinguotorsiversi

ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI


Malposisi gigi individual :
Rahang Atas
17 : Bukoversi, kemungkinan karena sisa ruang yang tersedia untuk erupsi sempit,
membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.
23 : Distolabiotorsiversi, kemungkinan karena sisa ruang yang tersedia untuk erupsi
sempit, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.

Rahang Bawah
33 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena terdapat celah di sisi mesialnya.
43 : Mesiolinguotorsiversi, kemungkinan karena sisa ruang yang tersedia untuk erupsi
sempit, membuat gigi mencari ruang untuk tumbuh.

RENCANA PERAWATAN
(Tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi dan tindakan lanjut)
1. Pencarian ruang
Pada rahang atas pencarian ruang akan dilakukan dengan cara grinding gigi-gigi di
sebelah kanan.

2. Koreksi malposisi gigi individual


a. Rahang Atas
Plat aktif yang dilengkapi dengan:
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire  0,7
mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26 dengan stainless wire  0,7
mm.
Jalannya perawatan :
 Labial arch diaktifkan untuk meretrak gigi 13 masuk ke dalam bentuk
lengkung yang sesuai. Verkeilung pada bagian anterior dikurangi saat
labial arch diaktifkan.
 Adam klamer sebagai retensi plat aktif.
b. Rahang Bawah:
Plat aktif, yang dilengkapi dengan:

 Labial arch dengan u loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire 
0,7 mm.
 Simple spring diletakkan pada gigi 33 dengan ujung simple spring di sisi
mesial dengan stainless wire  0,6 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire  0,7
mm.
Jalannya perawatan:
 Pengaktifan simple spring dengan cara melebarkan lengan simple spring
untuk mendorong sisi mesial gigi 33 ke arah labial.
 Setelah gigi 33 terkoreksi, dilanjutkan dengan pengaktifan labial arch
untuk menutup diastema diantara gigi 32 dan 33. Verkeilung pada bagian
anterior dikurangi saat labial arch diaktifkan.
 Adam klamer sebagai retensi plat aktif.

3. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malposisi dan malrelasi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang
ada, sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu diperlukan:
 Pengecekan kontak oklusal dengan kertas artikulasi.
 Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru) atau
daerah BULL / Bukal Upper Lingual Lower dan MUDL / Mesial Upper
Distal Lower. Kemudian dicek apakah warna biru menjadi seimbang di
semua tonjol, jika masih terdapat daerah yang sangat biru dilakukan
grinding pada daerah traumatik tersebut, sehingga warna biru menjadi
seimbang di semua tonjol.

4. Retainer
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan
Hawley retainer yang terdiri dari:
 Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
 Klamer adam menggunakan stainless wire  0,7 mm.
 Labial arch mengggunakan stainless wire  0,8 mm dipasang dalam keadaan
pasif.
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukkan tulang baru melalui
proses aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan
tidak relaps.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer adalah:
1. Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas pada
saat sikat gigi) selama tiga bulan pertama kontrol tiap sebulan sekali untuk
mengetahui derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
2. Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka
pemakaian dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika
mobilitas gigi hilang, untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai jika
keluar rumah dan dipakai lagi jika di dalam rumah. Dicek apakah setiap
pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan tiap
sebulan sekali.
3. Jika setiap tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali,
maka pemakaian diteruskan lagi selama tiga bulan dengan kontrol tiap
sebulan sekali. Jika alat sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk
bulan ketiganya alat dipakai pada malam hari dan selalu dicek oleh pasien
apakah selama pemakaian kembali terasa sesak atau tidak. Kontrol
dilakukan tiap sebulan sekali.
4. Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka
retainer dihentikan. Kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan
terakhir.

GAMBAR ALAT

Rahang Atas

Plat aktif Rahang Atas dilengkapi


dengan:
1. Labial arch dengan stainless wire
diameter 0,7 mm
2. Adam klamer dengan stainless
wire diameter 0,7 mm
3. Plat dasar akrilik
Rahang Bawah

Plat aktif rahang bawah dilengkapi


dengan
1. Labial arch dengan stainless wire
diameter 0,7 mm
2. Adam klamer dengan stainless wire
diameter 0,7 mm
3. Simple spring pada gigi 33 dengan
stainless wire  0,6 mm.
4. Plat dasar akrilik

Retainer Rahang Atas

Keterangan :

1. Labial Arch ( 0,8 mm)


2. Adam Klamer ( 0,7 mm)
3. Plat Akrilik

Retainer Rahang Bawah

Keterangan :

1. Labial Arch ( 0,8 mm)


2. Adam Klamer ( 0,7 mm)
3. Plat Akrilik
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk
dirawat giginya, jaringan pendukung yang baik dan sehat, usia pasien yang masih muda,
kooperatif dan komunikatif, serta tidak dicurigai adanya kebiasaan buruk yang dapat
menganggu jalannya perawatan.
Keterangan:

24: karies superficial


46: tumpatan resin komposit
47: karies superficial

Yogyakarta, 1 April 2018


Mengetahui,

Operator Pembimbing

Widaswara Nur Pristarani drg. M. Shulchan Ardiansyah, Sp.Ort

Anda mungkin juga menyukai