Anda di halaman 1dari 78

CRS

PROSTHODONSIA
FOCUS CASE : GTL
- Preceptor : drg. Dika Agung Bakhtiar, Sp. Prost -

Presentan :
1. Khaleda Shafiratunnisa J2A013003P
2. Maulida Dara Harjanti J2A013011P
3. Anggi Wiraswara Raditya J2A013043P
PROBLEM 1

Pasien datang ke RSGM Unimus atas motivasi


pasien sendiri ingin dibuatkan gigi tiruan
lengkap yang baru karena gigi tiruan lengkap
yang lama terasa longgar dan kurang nyaman.
IDENTITAS
PASIEN

Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Purwo Mukti Barat V RT 8/ RW 1
Nomor telepon : 082137573333
No. RM :
FOTO
RONTGEN
GAMBARAN
KLINIS

Rahang Atas Rahang Bawah


GAMBARAN
EKTRAORAL

Tampak Tampak Tampak


samping depan samping kiri
kanan
MORE
Keluhan Utama
INFO
Pasien datang ke RSGM Unimus atas motivasi pasien sendiri ingin dibuatkan gigi
tiruan lengkap yang baru karena gigi tiruan lengkap yang lama terasa longgar dan
kurang nyaman

Riwayat Keluhan Utama


Pasien mulai kehilangan gigi sejak tahun 2012 dengan keluhan awal gigi terasa rapuh pada gigi atas dan
bawahnya. Dokter gigimemutuskan gigi tersebut dicabut dan dibuatkan gigi tiruan. Tersisa satu gigi depan
sebelah kanan pada rahang atas dan gigi anterior pada rahang bawah yang tidak dicabut karena pada saat
itu masih kuat. Pada Desember 2019 pasien merasa gigi tiruannya longgar dan tidak nyaman. Pasien
memutuskan ke RSGM Unimus ingin dibuatkan gigi tiruan yang baru. Saat dilakukan pemeriksaan lengkap
oleh dokter gigi muda, ternyata seluruh gigi yang tersisa sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena
rapuh dan terdapat kegoyangan sehingga perlu dilakukan pencabutan. Pencabutan dilakukan secara
bertahap. Terakhir dilakukan pencabutan gigi pada tanggal 2 Maret 2020.
Riwayat Medis
MORE
INFO
Pasien memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan diabetes melitus
sejak ±2 tahun yang lalu. Setiap bulan pasoen rutin memeriksakan
kesehatannya di dokter keluarga. Pasien konsumsi obat metformin HCl,
Lisinopril Dihydrate, Glimepride, Spironolactone secara rutin sesuai
anjuran dokter.

Riwayat Gigi
Pasien melakukan perawatan gigi terakhir kali pada tanggal 2 Maret 2020 yaitu
pencabutan sisa akar rahang bawah posterior kiri. Pasien memiliki kebiasaan
membersihkan rongga mulut dan gigi palsunya 2x sehari saat pagi hari dan
malam hari.
MORE
Riwayat Keluarga INFO
Ayah dan ibu pasien tidak diketahui adanya riwayat penyakit
sistemik dan telah meninggal. Pasien memiliki 2 saudara, saudara
lain tidak diketahui memiliki penyakit sistemik.
Riwayat Sosial

Pasien tinggal di rumah bersama suami, anak dan cucunya. Pasien


sehari-hari kerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien rutin meminum susu
tinggi kalsium dan mengonsumsi makanan setengah lunak semenjak gigi
palsunya terasa tidak nyaman saat digunakan untuk mengunyah.
MORE
INFO
Pemeriksaan Ekstraoral

Kepala Leher Temporo Mandibular Joint (TMJ)

Tonjolan : Tidak ada Kelenjar tiroid : Normal


Luas Pergerakan : 35 mm
Cacat: Tidak ada Kelenjar sublingual :
(normal)
Bercak di kulit: Tidak ada Normal
Nyeri tekan pd TMJ : Tidak ada
Wajah : Simetris Kelenjar limfatik : Normal
Suara: Tidak ada
Kelenjar submandibular :
Locking : Tidak ada
Normal
Dislokasi : Tidak ada
Pemeriksaan Intraoral
MORE
INFO
a.Mukosa : Tidak ada kelainan
b.Gingiva : Tidak ada kelainan
c.Palatum : U shaped
d.Lidah : Tidak ada kelainan
e.Torus palatinus : Tampak nodul pada garis tengah palatum
dengan panjang ±15 mm dan lebar ± 10 mm
f.Frenulum labii superior : Sedang
g.Frenulum labii inferior : Sedang
OKLUSI
• Oklusi kelas I KONTUR LINGIR RAHANG
Maksila
BENTUK LENGKUNG RAHANG • Posterior dextra: High well rounded
• Maksila : Parabola, simetris • Anterior : High well rounded
• Mandibula : Parabola, simetris • Posterior sinistra: High well rounded

BENTUK LINGIR RAHANG Mandibula


• Maksila : Ovoid shaped • Posterior dextra: High well
• Mandibula : Ovoid shaoed • Anterior : High well
• Posterior sinistra : High well
• UKURAN LINGIR RAHANG
• Maksila : Besar

DESAIN GTL
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
PROBLEM 2
Seorang pasien daang ke RSGM Unimus dengan keluhan sulit untuk

mengunyah makanan. Keluhan tersebut dirasakan sejak ± 4 tahun yang lalu.

Awal mulanya pasien sering merasakan sakit gigi dan mengkonsumsi obat

racikan dari apotek. Ketika mengkonsumsi obat tersebut gigi pasien tidak

terasa sakit namun lama kelamaan giginya menjadi rapuh dan patah sedikit

demi sedikit, akibatnya pasien mengalami kehilangan gigi seluruhnya pada

rahang atas dan sebagian gigi rahang bawahnya. Pasien ingin dilakukan

perawatan agar lebih nyaman digunakan makan. Atas motivasi dari operator

pasien dianjurkan untuk melakukan perawatan pemasangan gigi palsu.


Identitas Pasien
Nama : DYI
Usia : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sendangguwo Tembalang
No. RM : 003498
GAMBARAN KLINIS : IO
GAMBARAN KLINIS : EO
PENUNJANG : PANORAMIK
MORE INFO
Keluhan Pasien mengeluhkan kesulitan untuk mengunyah
Utama makanan.
Riwayat Keluhan tersebut dirasakan sejak ± 4 tahun yang lalu. Awal
Keluhan mulanya pasien sering merasakan sakit gigi dan
Utama mengkonsumsi obat racikan dari apotek. Ketika
mengkonsumsi obat tersebut gigi pasien tidak terasa sakit
namun lama kelamaan giginya menjadi rapuh dan patah
sedikit demi sedikit, akibatnya pasien mengalami
kehilangan gigi seluruhnya pada rahang atas dan sebagian
gigi rahang bawahnya. Pasien ingin dilakukan perawatan
agar lebih nyaman digunakan makan.
Riwayat Medis
• Pasien saat ini tidak dalam perawatan dokter serta tidak mengkonsumsi obat rutin.

Riwayat Gigi
• Pasien belum pernah ke dokter gigi dan menyikat gigi 2x sehari saat mandi pagi dan
sore serta tidak menggunakan obat kumur dan benang gigi.

Riwayat Keluarga
• Kedua orang tua pasien telah meninggal dunia. Ayah pasien meninggal karena paru-
paru basah dan ibu pasien meninggal bukan karena sakit.

Riwayat Sosial
• Pasien merupakan pekerja swasta yang tinggal bersama istrinya di kontrakan daerah
perkampungan. Pasien merokok 1 pak dalam sehari dan terakhir mengkonsumsi
alkohol sekitar 7 tahun yang lalu.
Kepala Leher TMJ
• Kelenjar tiroid: normal • Luas pergerakan: normal
• Tonjolan: Tidak ada • Kelenjar sublingual : normal • Nyeri tekan pada TMJ:
• Cacat : Tidak ada • Tidak ada
Nodus limfatik: normal
• Bercak di kulit : Tidak • Kelenjar submandibular: • Suara : Tidak ada
ada normal • Locking: Tidak ada
• Dislokasi: Tidak ada
•OKLUSI •BENTUK LINGIR RAHANG
Tidak dapat ditentukan Maksila : Ovoid
Mandibula : Ovoid
•BENTUK LENGKUNG RAHANG
• UKURAN LINGIR RAHANG
Maksila : U-Shape, simetris
Maksila : Besar
Mandibula : Parabola, simetris
Mandibula : Besar
•KONTUR LINGIR RAHANG
Maksila
Posterior dextra : High well rounded
Anterior : High well rounded
Posterior sinistra: High well rounded
Mandibula
Posterior dextra : High well rounded
Anterior : High well rounded
Posterior sinistra: High well rounded
DESAIN
PROBLEM 3
• Pasien datang mengeluhkan sudah tidak
mempunyai gigi dan ingin dibuatkan gigi
tiruan/palsu. Pasien pernah memakaia
gigi palsu dari tukang gigi namun sudah
terasa longgar dan tidak nyaman. Pasien
memasang gigi palsu di tukang gigi
tersebut sudah sejak 6tahun yang lalu.
IDENTITAS PASIEN
• Nama :S
• Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo 26/4/1963
• Usia : 57 Tahun
• No. KTP / Identitas lain : 3374022604630002
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku / Ras : Jawa
• Pekerjaan : Pensiun PNS
• Alamat : Jl.Plamongan hijau II , Pedurungan kidul
GAMBARAN RADIOGRAFI
GAMBARAN KLINIS
MORE INFO
• Riwayat Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan sudah tidak mempunyai gigi dan ingin dibuatkan gigi tiruan/palsu. Pasien
pernah memakai gigi palsu dari tukang gigi namun sudah terasa longgar dan tidak nyaman. Pasien
memasang gigi palsu di tukang gigi tersebut sudah sejak 6tahun yang lalu.
• Riwayat Medis
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, serta tidak mengkonsumsi obat secara rutin.
• Riwayat Gigi
Pasien merasa gigi mulai berubang sejak tahun 2007 dan dari tahun tersebut giginya mulai dicabut satu
persatu ke dokter gigi BPJS. Beberapa gigi ada yang terlepas sendiri dari soketnya. Pasien melakukan
perawatan gigi terakhir kali pada bulan januari untuk mencabut sisa akar. tidak menggunakan obat
kumur.
• Riwayat Keluarga
Ayah pasien tidak diketahui adanya riwayat penyakit sistemik dan telah meninggal. Ibu pasien memiliki
riwayat asma dan telah meninggal.
• Riwayat Sosial
Pasien tinggal diperumahan bersama anak dan istrinya. Pasien sehari-hari bekerja sebagai penjual sate
dengan istrinya dan pasien merupakan pensiunan PNS. Pasien jarang konsumsi kopi namun konsumsi
sayur setiap hari.
KEADAAN UMUM
• Berat Badan : 56 kg
• Pernapasan : 19 x/menit
• Nadi : 78 x/menit
• Suhu : 37°C
• Tekanan Darah : 160/95 mmHg
• Cacat Fisk : Tidak Ada
• Warna Kulit Muka : Normal
• Daerah Kulit yang Tampak : Tidak Ada
• Jaringan Parut : Tidak Ada
Pemeriksaan Ekstraoral-Intraoral
EKSTRAORAL Temporomandibular Joint
Luas pergerakan : 35 mm
• Profil : Cembung Nyeri tekan pada TMJ : Tidak ada
Suara : Tidak ada
Kepala
Locking : Tidak ada
• Tonjolan : Tidak ada
Dislokasi : Tidak ada
• Cacat : Tidak ada
• Bercak di kulit : Tidak ada INTRAORAL
• Wajah : Ovoid, asimetris Mukosa : Tidak ada kelainan
Gingiva : Tidak ada kelainan
Leher
Palatum : U-shaped, Tidak
• Kelenjar tiroid : normal
ada kelainan
Lidah : Tidak ada kelainan
• Kelenjar sublingual : normal
Torus palatinus : Tidak ada kelainan
• Nodus limfatik : normal Frenulum labii superior: Normal
• Kelenjar submandibular : normal
DESAIN GIGI TIRUAN

RA RB
HYPOTHESIS

PROBLEM 1 &3 : PROBLEM 2 :


• Edentulous Alveolar Ridge • RA : Edentulous Alveolar Ridge
• RB : Partial Edentulous Ridge
PROGNOSA

Prognosa dari pembuatan gigi tiruan lengkap ini


diperkirakan baik dengan mempertimbangkan :
- Prosesus alveolaris rahang atas dan rahang
bawah masih cukup baik
- Jaringan pendukungnya sehat
- Kesehatan umum pasien baik
- Pasien kooperatif dan komunikatif
- Keinginan pasien yang kuat untuk memakai
gigi tiruan
MECHANIS
M

Edentulous
Karies Pencabutan
alveolar ridge
DON’T KNOW

Jenis & Indikasi-Kontraindikasi GTL

Anatomi Landmark GTL

Komponen GTL

Prosedur Pembuatan GTL


INDIKASI & KONTRAINDIKASI GTL
Indikasi Gigi Tiruan Lengkap : Kontraindikasi Gigi Tiruan lengkap :
• Pasien dengan full endetoulus • Terdapat pilihan perawatan lain
• Pasien dengan gigi yang masih • Pasien memiliki penyakit fisik atau
tersisa sedikit dan tidak dapat mental yang dapat mempengaruhi
dipertahankan kekooperatifan pasien selama
• Pasien dengan gigi yang masih pembuatan dan pemakaian gigi tiruan
tersisa tidak dapat mendukung gigi • Pasien memiliki hipersensitifitas
tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan terhadap bahan gigi tiruan
tidak terdapat alternatif perawatan lain • Pasien tidak menginginkan untuk
• Pasien menolak diberikan mengganti gigi yang hilang
rekomendasi alternatif perawatan lain.

• (Robinson dan Bird, 2003).


Jenis Gigi Tiruan Lengkap
1. SINGLE COMPLETE DENTURE
Gigi Tiruan Penuh Tunggal merupakan GTP pada salah satu Rahang, yaitu Rahang  Atas atau
Rahang Bawah saja.

INDIKASI SINGLE COMPLETE DENTURE


• Pasien dengan diskrepansi ukuran rahang yang membutuhkan complete denture  
• Pasien dengan inoperable cleft atau palatum yang perforasi palatum hal ini disarankan untuk
mepertahankan gigi pada maxillary arch. Hal ini disebabkan karena conventional maxillary
complete denture akan gagal karena tidak ada peripheral seal.

KONTRAINDIKASI SINGLE COMPLETE DENTURE  


•  Adanya kekuatan yang berlebih dari gigi antagonis asli cenderung memindahkan posisi gigi dari
tempat semula.  
• Kekuatan yang besar dari gigi asli (khususnya gigi anterior) cenderung menghasilkan resorpsi
residual ridge yang parah, membuat retensi dan stabilisasi denture susah didapat. 
• Gigi malposisi (ekstrusi, tipping, rotasi) menyebabkan denture kurang stabil
2. OVERDENTURES
Definisi overdentures
1. Merupakan protesa yang dirancang untuk menutup secara lengkap suatu gigi atau akar yang
telah dipreparasi.( Kamus Kedokteran Gigi F.J Harty)
2. Merupakan complete denture yang sebagian didukung oleh gigi asli (Alfred H.Geering,dkk) 3.
Merupakan protesa lepasan yang menutupi seluruh permukaan oklusal dari sebuah akar atau
implan (Harold W.Preiskel)

Indikasi
• Paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I
• Untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi
• Untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik →memperkuat stabilitasdan retensi GT
• Menghilangkan alveolar ridge yang runcing
• Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan prutesa yang stabil dan enak dipakai
• Untuk eksisi eksostosis
• Untuk keperluan perawatan endodontik, bila pemakaian orto tidak maksimal
Kontra indikasi overdentures:
• Apabila pembuatan gigi tiruan dengan metode lain prognosanya
lebih baik
• Bila pasien tidak dapat memelihara gigi penyangga dan jaringan
sekelilingnya, sehingga kehilangan gigi-geligi tidak dapat
dihindarkan.
• Overdenture kontraindikasi ketika metode lainnya sanggup
memberikan hasil lebih baik.
• Secara psikologis pasien tidak dapat menerima tipe denture lepasan.
• Ketika pasien tidak dapat menjaga gigi penyangga dan jaringan
periodontal disekitarnya.
Complete Denture
• Full denture atau complete denture  menurut Soelarko danHerman (1980), adalah
suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada lengkungrahang sehingga
kemudian dikenal dengan istilah
Upper full denture  ialah gigi tiruan penuh rahang atas dan  Lower full denture  ialah gigi
tiruan penuh rahang bawah.

Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap adalah :


• Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
• Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut
karenakesehatan/kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.
• Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan menggangu keberhasilannya. 
• Kondisi umum dan kondisi mulut sehat. 
• Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosa yang akan diperoleh
ANATOMI LANDMARK GTL

Mucous Membrane

Supporting area

Limiting area

Stress bearing area

Relief area
RAHANG ATAS
Melapisi palatum
masticatory keras dan puncak
residual ridge

Menutupi dorsum
Mukosa Specialized
lidah

Menutupi bibir, pipi,


sulcus, palatum lunak,
Mucous membrane Lining
permukaan ventral
lidah

Terditi dari connective


tissue dan sebagian
Submukosa
besar dari mucous
membrane
Labial frenum
Midpalatine Hard Palate -
suture Rugae
Supporting Labial
Incisive structires Residual vestibule
Relief area alveolar
papilla
ridge
Buccal
Torus frenum
palatinus
Border
Buccal
limiting
Primary – vestibule
horizontal slopes
Crest of the structures
residual alveolar
of hard palater
ridge
Stress bearing lateral Hamular
area notch
Secondary Rugae
Fovea
palatine
Maxillary
tuberosity
Posterior
palatal seal
RAHANG BAWAH
Primary –
Buccal shelf Buccal shelf
area area
Supporting Stress bearing
structires Residual area
alveolar Secondary Labial frenum
ridge
Crest of
Labial vestibule
residual
alveolar ridge

Mylohyoid Buccal frenum


ridge
Border limiting
structures
Mental Buccal vestibule –
Relief area masseteric notch
foramen

Genial Retromolar pad


tubercles

Alveolingual sulcus
Torus – retromylohyoid
mandibularis space
• Memiliki kontur yang ditentukan dengan cetakan
• Mengacu pada permukaan gigi palsu yang berkontak dengan jaringan
Impression surface (basal seat area and limiting structures) ketika gigi tiruan diletakkan di
(intaligo surface) mulut
• Permukaan tersebut harus bebas dari rongga dan benjolan untuk
menghindari cedera pada jaringan
• Bagian dari permukaan gigi palsu yang meluas ke arah oklusal dari
perbatasan gigi tiruan dan termasuk permukaan palatal.
Polished surface (carneo • Bagian basis gigi tiruan yang biasanya dipoles dan termasuk
surface) permukaan bukal dan lingual gigi
• mengacu pada permukaan eksternal dari lingual, bukal, labial flange
dan eksternal permukaan palatal dari gigi tiruan

• Bagian dari permukaan gigi tiruan yang berkontak dengan gigi tiruan
atau gigi tiruan yang berlawanan
Occlusal surface • Permukaan ini mengacu pada permukaan oklusal gigi tiruan yang
menyerupai gigi asli yang membantu dalam pengunyahan
KOMPONEN GTL
Gigi Tiruan
Lengkap

Denture Denture Denture


Denture Base
Flange Borders Teeth
Denture Base Denture Flange

Tempat melekatnya gigi tiruan dan menempel Perluasan dasar vertikal dari badan gigi tiruan
dengan mukosa mulut sampai dengan vestibulum

Untuk mendistribusikan dan menyalurkan Pada rahang bawah, perluasan dasar vertikal
tekanan pada gigi tiruan ke basis sepanjang bagian lingual dari sulkus alveolingual

Berpengaruh pada kesehatan jaringan di rongga


Terdiri dari internal basal seat surface dan
mulut dan juga bertanggung jawab untuk retensi
eksternal labial atau permukaan lingual
dan pendukung
Fungsi dari flange yaitu menyediakan
peripheral seal dan stabilitas horisontal pada
gigi tiruan.
Penyebutan flange berdasarkan vestibulum
yang akan di perluas.
Flange labial, flange bukal, flange lingual,
Denture Border
• Margin dari basis gigi tiruan di polished surface dan impression surface, berfungsi
sebagai peripheral seal
• Basisi gigi tiruan harus tanpa ujung yang tajam dan congkolan untuk mengindari
jaringan lunak yang terluka
• Batas gigi tiruan yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan jaringan
hiperplastik seperti epulis fissuratum. Disisi lain batas gigi tiruan tidak boleh
diperpanjang karena dapat menyebabkan kehilangan peripheral seal

Denture Teeth
• Bagian paling penting dari gigi tiruan lengkap
• Fungsi gigi tiruan adalah untuk estetika, pengunyahan dan berbicara, dimana
biasanya dibuat dari resin, porselen atau akrilik
PROSEDUR PEMBUATAN
Prosedur • Diagnosis & Rencana
Klinis Perawatan

Prosedur • Pembuatan Diagnostic


Laborato Cast
ris

Prosedur • Rencana Perawatan


Klinis

Prosedur • Pre-prosthetic
Klinis surgery
• Cetakan
Prosedur negative
Klinis primary
impression
• Cetakan positif primary
Prosedur
Laboratoris impression, sendok cetak
individual

• Border moulding & cetakan


Prosedur negative secondary
Klinis impression

Prosedur • Cetakan positif model kerja


Laboratoris

Prosedur • Basis gigi tiruan & oklusal


Laboratoris bite rim

Prosedur • Penentuan MMR


Klinis
Prosedur
• Penanaman model artikulator
Laboratoris

Prosedur • Penyusunan model


Laboratoris artikulator

Prosedur • Try in
Klinis

Prosedur • Processing GTL


Laboratoris

Prosedur • Insersi
Klinis

Prosedur • Kontrol &


Klinis maintanance
TREATMENT
PLANNING
TREATMENT PLANNING

Adjunctive Prosthodontic
care Care

Pembuatan gigi
Eliminasi Eliminasi Preprostheti Kondisi Konseling tiruan lengkap
Infeksi Patologi c Surgery Jaringan Nutrisi lepasan
berbahan resin
akrilik pada
rahang atas dan
rahang bawah.
TREATMENT PLANNING
1. Anamnesa, Pemeriksaan IO-EO, Indikasi
2. Pencetakan Model Studi
Berdasarkan Teknik
• Open Mouth technique
• Closed Mouth technique
Berdasarkan
Pembuatan
Impression :
Bahan Pencetakkan • Muccostatic (Pasif)
• Sendok cetak : Stock • Muccocompressive
Tray Edentulous (Fungsional)
• Bahan : Irreversible • Selective pressure
Hydrocolloid (Alginat) impression
TREATMENT PLANNING
Mukostatis/Non
Mukokompresif/pressure Selective pressure
Pressure/ Minimal
impression impression
Impression
• Dilakukan pada mukosa • Melakukan penekanan • Gabungan pressure
mulut dalam keadaan pada jaringan denture- dan minimal pressure
statis bearing • Pressure pada daerah
• Bahan :impression high stress bearing denture
viscosity, impression • Minimal pressure pada
compound, irreversible daerah relief area
hydrocolloid, putty dan • Sehingga akan
heavy body dihasilkan sendok
elastomeric impression cetak individual  non
stress bearing akan
terbebeas dan stress
bearing berkontak
TREATMENT PLANNING
3. Pembuatan Batas-batas dan Sendok Cetak Individual

Handle Sendok Cetak


Metode menggunakan Self cure resin Maksila : tinggi 8 mm, lebar 8 mm dan ketebalan 4 mm,
Bahan : acrilic : dibuat pada regio anterior sedikit konkaf kearah
anteroposterior
- Shellac - Sprinkle on methode  2,5 mm di
- Self cure resin acrilic area denture bearing
Mandibula : tinggi 8 mm, lebar 8 mm dan ketebalan 4 mm.
- Dough methode  handle sendok dibuat pada tiga tempat, satu pada regio anterior seperti
cetak maksila dan dua lainnya di regio molar.
TREATMENT PLANNING
4. Pembuatan Border Moulding/ Peripheral Tracing
Teknik Single Step/ Simultaneous Border
Teknik Incremental of border Moulding
Moulding
• Bahan : Greenstick Compound/ Heavy Body • Dilakukan dalam 1 langkah
Elastomeric/ Putty • Tidak dilakukan pembagian
• Tahap : • Border moulding diaplikasikan diseluruh tepi
• Sesuaikan panjang stick compound disetiap sendok cetak individual menggunakan bahan
bagian  lunakan dg api hingga meleleh  heavy body elastomer atau putty.
letakkan ditepian custom tray dg membentuk
string
• Bahan dihangatkan dg air hangat (50C) 
bentuk dg jari (aplikasi vaselin dulu) 
masukkan ke mulut pasien
• Dinginkan dg air dingin
• Kelebihan compound dapat dipotong
• Ulangi pada bagian yg over atau under
extension
TREATMENT PLANNING
• Pemeriksaan Sendok Cetak Individual
a. Batas sendok cetak harus 2 mm lebih rendah dari sulkus dan
menyediakan ruang yang adekuat untuk frenulum
b. Perlebaran kearah posterior maksila harus menutupi hamular
notch dan melebar hingga ke posterior vibrating line. Hal ini dapat
diperiksa dengan mempalpasi notch menggunakan ball atau ‘T’
burnisher dan menggambar posterior vibrating line yang akan
ditransfer ke sendok cetak
c. Sendok cetak individual mandibula harus menutupi hingga ke
posterior dari retromolar pad
d. Jika menggunakan spacer, harus dilepaskan hanya saat border
moulding.
TREATMENT PLANNING
5. Pencetakkan Work Model
Pencetakan Rahang Atas Rahang Bawah
• Alat cetak : Custom Tray • Posisi operator : samping • Posisi operator : samping
• Bahan Cetak : Elastomer/ kanan belakang kanan depan pasien
Heavy Body/ Putty • Masukkan ke • Masukkan ke
proc.alveolaris  muscle proc.alveolaris  pasien
• Teknik Cetak : trimming  agar mencapai diinstruksikan berkata ‘oh’
Mukokompresif lipatan mukobukal dan ‘uu’ untuk
• Post dam  pasien mendapatkan frenulum
diinstruksikan berkata ‘ah’ labialis inferior serta
 tampak batas antara buccalis
palatum durum dan molle • Pasien diminta
• Gambar vibrating line di menjulurkan lidah dan
mulut pasien dg pensil menggerakkan kanan-kiri
tinta sambil mengucapkan  mendapatkan frenulum
‘ah’  masukkan cetakan lingualis
lagi  tinta luntur
TREATMENT PLANNING
6. Pembuatan Cetakkan Positif dan Boxing
Menggunakan Gips Investment

Cetakan positif : Gips Stone Rahang Bawah :


Rahang Atas :
Boxing : Gips Plaster - Batas tepi : peripheral seal
- Batas tepi : peripheral seal
dibatasi 2/3 trigonum
dibatas forniks, posterior
Batas saat boxing retromolar dan media/
seal dibatasi vibraing line
digunakan untuk pembuatan lingua dibatasi linea
dan hamular notch
Base Plate mylohyoidea
TREATMENT PLANNING
7. Pembuatan Base Plate dan Bite Rim Pembuatan Bite Rim :
Wax
RAHANG BAAWAH
Pembuatan Bite Rim : - Anterior : lebar 4-6 mm,
Wax tinggi 18 mm dari posisi
RAHANG ATAS terdalam labial flange
- Anterior : lebar 4-6 mm, ke occlusal edge.
tinggi 22 mm dari posisi Dibuat sedikit kearah
tertinggi labial flange ke labial
Try-In Base Plate occlusal edge. Dibuat - Posterior : lebar 8-10
1. Retensi sedikit kearah labial. mm, lebih tinggi diatas
- Posterior : lebar 8-10 retromolar pad.Pada
- RA : Menarik baseplate bagian posterior
Pembuatan Base Plate : mm, tinggi 18 mm dari
- RB : Menekan 1 sisi posisi tertinggi buccal ioklusalnya dibagi garis
Wax
base plate flange ke occlusal edge. alveolar ridge menjadi
- Pastikan batas base Dibuat sedikit kearah bagian bukal 3 mm
plate tertutup semua 2. Stabilitas
Menarik pipi atau bibir bukal. Pada bagian lingual 3mm.
hingga kedalaman sulkus posterior di oklusalnya
pasien untuk melihat Dilanjutkan Try-In Base
- Kelebihan : digulung/ dibagi oleh 2 garis
dibuang baseplate terbebas dari Plate dg Bite Rim 
muscular attachment alveolar ridge menjadi
bagian bukal 4 mm, RA : kelihatan 2mm
palatinal 2 mm. garis saat rest position
TREATMENT PLANNING
8. Melakukan prosedur MMR (Maksilo mandibular relationship)
• Bite rim RA dimasukkan  Bite rim anterior : sejajar garis
Relasi Orientasi interpupil, posterior : sejajar garis chamfer (garis dari ala nasi ke
titik kondilus)
(Menentukkan Kesejajaran • Garis chamfer dipertegas dg pemberian tali pd px dan kesejajaran
Oklusal) dg occlusal guide plane

• VD saat oklusi = VD saat istirahat – free way space (2-4 mm)


Relasi Vertikal • Metode Willis : Jarak Pupil-Sudut Mulut = Hidung-Dagu (PM =HD)
(Menentukkan Dimensi  VD istirahat
• Metode Niswonger’s : VD saat oklusi  Bite rim RB dikurangi
Vertikal) hingga terbentuk ruang 2 mm (Free way space)

• Relasi mandibula thd maksila di relasi vertikal dg posisi mandibula


Relasi Horizontal paling posterior
• Metode Aktif dan Pasif
(Centric Relation Record) • Tentukan Median line, Low Lip Line, High Lip Line, Cuspid Line
• Lakukan fiksasi setelah selesai semua
TREATMENT PLANNING
9. Melakukan Mounting Articulator

• Jarum horizontal
inisal guide pin
• Garis tengah bite
ujungnya
rim dan model RA
• Tepi luar bite rim menyentuh tepi
berhimpit di garis
RA menyinggung luat anterior bite
tengah mounting
incisal edge dari rim RA dan tepat
table
mounting table ditengah bite rim
TREATMENT PLANNING
10. Penyusunan Gigi Anterior
Elemen Gigi Penyusunan
11 dan 21 (Insisivus sentral • Aksis gigi bersudut 5° terhadap midline
maksila) • Insisial edge menyentuh bite rim rahang bawah
• Bagian 1/3 labial agak depres
 
 
12 dan 22 (Insisivus lateral • Aksis gigi bersudut 5° terhadap midline.
maksila) • Insisal edge berjarak 1-2 mm dari bite rim rahang bawah.
• Permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim
 
13 dan 23 (Kaninus regio • Aksis gigi sejajar midline
maksila) • Puncak cuspid menyentuh bite rim rahang bawah
  • Bagian 1/3 labioservical lebih prominen
31 dan 41 (Insisivus sentral • Bagian serviks labial lebih sedikit depresi
mandibula) • Aksis gigi tegak lurus bidang insisal
  • Perhatikan overjet dan overbite
32 dan 42 (Insisivus lateral • Aksis gigi sedikit miring ke mesial
mandibula) • Labial tegak lurus bidang insisal
• Letaknya diantara gigi 11– 12 dan 21 – 22
33 dan 43 (Kaninus • Aksis gigi sedikit ke mesial
mandibula) • Bagian servikal permukaan labial lebih prominent
  • Letak tonjolnya diantara gigi 12 – 13 dan 22 – 23
11. Try-in Gigi Anterior 12. Penyusunan Gigi
Melakukan pemeriksaan : Posterior
– Overbite dan overjetnya (2-4 mm)
Perhatikan :
– Garis kaninus (pada saat rest position •Lateral  kurva Von Spee
terletak pada sudut mulut) •Sagital  kurva Monsoon
– Smile line (batas servikal gigi atas, gusi
tidak terlihat pada saat tertawa)
– Fungsi fonetik (pasien diinstruksikan
mengucapkan huruf s, f, t, r m)
– Selanjutnya dilakukan sliding ke kiri
dan ke kanan.
TREATMENT PLANNING
Rahang Atas
Elemen Gigi Penyusunan
14 dan 24 (Premolar pertama - Aksis gigi tegak lurus dengan bite rim rahang bawah dan bidang
maksila) oklusal
  - Tonjol bukal dan lingual menyentuh bite rim rahang bawah
  - Tonjol palatinal menggantung
15 dan 25 (Premolar kedua - Aksis gigi tegak lurus bite rim rahang bawah dan bidang oklusal
maksila) - Tonjol mesiopalatinal menyentuh bite rim
  - Tonjol lainnya menggantung
16 dan 26 (Molar pertama - Aksis gigi miring ke mesial
maksila) - Tonjol mesiopalatinal menyentuh bidang oklusal
- Tonjol mesiobukal, distobukal, dan distopalatinal dinaikkan 0,5 mm
dari bidang oklusal
17 dan 27 (Molar kedua - Aksis gigi lebih miring dari 16 dan 26
maksila) - Tonjol mesiobukal dan mesiopalatal mengantung 1 mm daripada tonjol
  mesiobukal dan mesiopalatal gigi 16 dan 26
- Tonjol distobukal dan distopalatal lebih menggantung dari tonjol
distobukal dan distopalatal gigi 16 dan 26
TREATMENT PLANNING
Rahang Bawah
Elemen Gigi Penyusunan
36 dan 46 (Molar pertama - Tonjol mesiopalatinal tepat berada pada fossa central 16 dan
mandibula) 26.
  - Relasi 36 dan 46 terhadap 16, 26 netrooklusi (kelas 1 angle)
34 dan 44 (Premolar - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
pertama mandibula) - Letak gigi diantara 13-14 dan 23-34 dengan tonjol bukal
terletak di fossa sentral antara 13-14 dan 23-24
35 dan 45 (Premolar - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
kedua mandibula) - Letak gigi di antara 14-15 dan 24-25 dengan tonjol bukal
  terletak di fossa sentral antara 14-15 dan 24-25
37 dan 47 (Molar kedua - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
mandibula) - Tonjol mesiobukal 37 dan 47 berada di antara tonjol
  mesiodistal 16-26 dan tonjol mesiobukal 17-27
TREATMENT PLANNING
13. Try-in gigi posterior 14. Wax-Counturing
Melakukan pemeriksaan : Mempermudah evaluasi estetik dan fungsi gigi tiruan.
– Oklusi Prosedur wax up :
– Stabilisasi dengan working side dan • Gulung malam merah dan lunakan dibawah api
spritus
balancing side
• Malam merah yang diadaptasikan disekitar servikal
– Estetis dengan melihat garis kaninus dan
gigi
smile line • Malam merah dikontur sehingga membentuk kontur
– Pasien disuruh mengucapkan huruf-huruf konvek pada flange gigi tiruan
p, b, t, th, d, f, v, s dan lain lain sampai • Bentuk depresi (carved out) antara insisif sentral dan
tidak gangguan. insisif lateral
• Lonjolan gingiva bukal harus dibuat prominen/konkaf
dekat regio molar pertama dan molar kedua.
• Festoon dibuat dengan membuat depresi pada
interdental
• Malam merah harus dikarving disekitar servikal gigi
menggunakan wax spatula
• Kelebihan malam merah harus dibuang hingga 16. Remounting/selective grinding
garis servikal gigi dengan sudut 60° pada regio •Remounting adalah pemasangan kembali geligi
anterior dan 45° pada regio posterior dalam artikulator bertujuan untuk mengoreksi
• Malam merah harus ditipiskan pada area servikal hubungan oklusi yang tidak harmonis dari
gigi sehingga menyerupai free gingiva geligi tiruan yang baru selesai
• Stippling dapat dibentuk pada interdental diproses/dimasak.
menggunakan sikat gigi •Selective grinding adalah memodifikasi
• Pola kontur dipolishing dengan melewatkan malam permukaan oklusal gigi dengan mengasahnya
merah pada api spritus dengan cepat dan lap pada tempat tempat selektif/terpilih sesuai
dengan kapas bawah dibawah air mengalir dengan aturan BULL (buccal upper, lingual
• Selapis malam merah dapat ditambahkan pada lower) pengasahan pada cusp yang
permukaan palatal untuk meningkatkan ketebalan. disebutkan tanpa melakukan modifikasi pada
Ketebalan normalnya adalah 2-2,5 mm cusp fungsional

15. Processing gigi tiruan •Tahap  Meletakan articulating paper pada


–Flasking
dua sisi dan dilakukan perbaikan hingga
–Packing
incisal pin berkontak ditengah dari incisal table
–Curing
articulator.
–Deflasking
TREATMENT PLANNING
Remounting

Perbaikan Oklusi Perbaikan Perbaikan Non Perbaikan pada


Sentrik Working Side Working side Protrusi
- Bagian frontal
plane
- Bagian sagital
plane
17. Insersi • Batas dan peripheral extension
Sebelum insersi, lakukan inspeksi pada gigi Evaluasi batas dan perbaikan
tiruannya seperti :
overextension menggunakan PIP. Area frenulum
• Fitting surface  adanya
harus bebas dan posterior palatal seal tercetak.
ketidaksempurnaan, nodula, ujung yang
tajam atau sisa plaster • Retensi dan stabilitas : pengecekan = saat
• Batas  harus membulat dengan tidak try-in
ada ujung yang tajam • Estetik
• Polished surface  halus tanpa adanya - Midline
goresan atau sisa plaster pada servikal - Anterior plane
gingiva • Ukuran, bentuk dan warna gigi
Pemeriksaan saat insersi : • Profil bentuk bibir
• Adaptasi : terhadap jaringan harus
• Jumlah gigi yang terlihat
dirasakan secara individual  harus
• Indivisuallisasi
nyaman dan tidak menimbulkan rasa
sakit. - Oklusi
TREATMENT PLANNING
18. Instruksi yang harus 19. Kontrol :
disampaikan sebagai berikut : - Kontrol 24-48 jam
a. Cara insersi dan cara melepaskan - Kontrol 1 minggu
gigi tiruan - Kontrol 1 bulan
b. Apa yang akan diharapkan dari gigi
tiruan
c. Bagaimana menggunakan gigi tiruan
d. Saat makan
e. Saat berbicara
f. Makan dan batuk
g. Istirahat jaringan
h. Cara merawat gigi tiruan
REFERENSI
• Basker, R.M., Davenport. J.C. and Tomlin, H.R. 1996.  Perawatan
 Prostodontik bagi Pasien Tak Bergigi (terj.), Edisi III. Jakarta : EGC 
• Nallaswamy, Deepak. 2003. Textbook of Prosthodontics. New
Delhi : Jaypee Brothers Medical Publisher
• Soelarko, R. M. dan Wachijati, H., 1980,  Diktat Prostodonsia  Full
Denture, FKG Unnpad, Bandung. 
• Swenson, M. G., 1960, Complete Denture , 5 th ed., C. V. Mosby
Co., Saint Louis.
• Zarb, George A. 2002. Buku Ajar Prostodonti untuk Pasien Tak
 Bergigi Menurut Boucher . Jakarta: EGC. Pp : 261-263
TERIMA KASIH
MOHON UNTUK BISA DIPERTIMBANGKAN

Anda mungkin juga menyukai