PROSTHODONSIA
FOCUS CASE : GTL
- Preceptor : drg. Dika Agung Bakhtiar, Sp. Prost -
Presentan :
1. Khaleda Shafiratunnisa J2A013003P
2. Maulida Dara Harjanti J2A013011P
3. Anggi Wiraswara Raditya J2A013043P
PROBLEM 1
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Purwo Mukti Barat V RT 8/ RW 1
Nomor telepon : 082137573333
No. RM :
FOTO
RONTGEN
GAMBARAN
KLINIS
Riwayat Gigi
Pasien melakukan perawatan gigi terakhir kali pada tanggal 2 Maret 2020 yaitu
pencabutan sisa akar rahang bawah posterior kiri. Pasien memiliki kebiasaan
membersihkan rongga mulut dan gigi palsunya 2x sehari saat pagi hari dan
malam hari.
MORE
Riwayat Keluarga INFO
Ayah dan ibu pasien tidak diketahui adanya riwayat penyakit
sistemik dan telah meninggal. Pasien memiliki 2 saudara, saudara
lain tidak diketahui memiliki penyakit sistemik.
Riwayat Sosial
Awal mulanya pasien sering merasakan sakit gigi dan mengkonsumsi obat
racikan dari apotek. Ketika mengkonsumsi obat tersebut gigi pasien tidak
terasa sakit namun lama kelamaan giginya menjadi rapuh dan patah sedikit
rahang atas dan sebagian gigi rahang bawahnya. Pasien ingin dilakukan
perawatan agar lebih nyaman digunakan makan. Atas motivasi dari operator
Riwayat Gigi
• Pasien belum pernah ke dokter gigi dan menyikat gigi 2x sehari saat mandi pagi dan
sore serta tidak menggunakan obat kumur dan benang gigi.
Riwayat Keluarga
• Kedua orang tua pasien telah meninggal dunia. Ayah pasien meninggal karena paru-
paru basah dan ibu pasien meninggal bukan karena sakit.
Riwayat Sosial
• Pasien merupakan pekerja swasta yang tinggal bersama istrinya di kontrakan daerah
perkampungan. Pasien merokok 1 pak dalam sehari dan terakhir mengkonsumsi
alkohol sekitar 7 tahun yang lalu.
Kepala Leher TMJ
• Kelenjar tiroid: normal • Luas pergerakan: normal
• Tonjolan: Tidak ada • Kelenjar sublingual : normal • Nyeri tekan pada TMJ:
• Cacat : Tidak ada • Tidak ada
Nodus limfatik: normal
• Bercak di kulit : Tidak • Kelenjar submandibular: • Suara : Tidak ada
ada normal • Locking: Tidak ada
• Dislokasi: Tidak ada
•OKLUSI •BENTUK LINGIR RAHANG
Tidak dapat ditentukan Maksila : Ovoid
Mandibula : Ovoid
•BENTUK LENGKUNG RAHANG
• UKURAN LINGIR RAHANG
Maksila : U-Shape, simetris
Maksila : Besar
Mandibula : Parabola, simetris
Mandibula : Besar
•KONTUR LINGIR RAHANG
Maksila
Posterior dextra : High well rounded
Anterior : High well rounded
Posterior sinistra: High well rounded
Mandibula
Posterior dextra : High well rounded
Anterior : High well rounded
Posterior sinistra: High well rounded
DESAIN
PROBLEM 3
• Pasien datang mengeluhkan sudah tidak
mempunyai gigi dan ingin dibuatkan gigi
tiruan/palsu. Pasien pernah memakaia
gigi palsu dari tukang gigi namun sudah
terasa longgar dan tidak nyaman. Pasien
memasang gigi palsu di tukang gigi
tersebut sudah sejak 6tahun yang lalu.
IDENTITAS PASIEN
• Nama :S
• Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo 26/4/1963
• Usia : 57 Tahun
• No. KTP / Identitas lain : 3374022604630002
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Suku / Ras : Jawa
• Pekerjaan : Pensiun PNS
• Alamat : Jl.Plamongan hijau II , Pedurungan kidul
GAMBARAN RADIOGRAFI
GAMBARAN KLINIS
MORE INFO
• Riwayat Keluhan Utama
Pasien datang mengeluhkan sudah tidak mempunyai gigi dan ingin dibuatkan gigi tiruan/palsu. Pasien
pernah memakai gigi palsu dari tukang gigi namun sudah terasa longgar dan tidak nyaman. Pasien
memasang gigi palsu di tukang gigi tersebut sudah sejak 6tahun yang lalu.
• Riwayat Medis
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik, serta tidak mengkonsumsi obat secara rutin.
• Riwayat Gigi
Pasien merasa gigi mulai berubang sejak tahun 2007 dan dari tahun tersebut giginya mulai dicabut satu
persatu ke dokter gigi BPJS. Beberapa gigi ada yang terlepas sendiri dari soketnya. Pasien melakukan
perawatan gigi terakhir kali pada bulan januari untuk mencabut sisa akar. tidak menggunakan obat
kumur.
• Riwayat Keluarga
Ayah pasien tidak diketahui adanya riwayat penyakit sistemik dan telah meninggal. Ibu pasien memiliki
riwayat asma dan telah meninggal.
• Riwayat Sosial
Pasien tinggal diperumahan bersama anak dan istrinya. Pasien sehari-hari bekerja sebagai penjual sate
dengan istrinya dan pasien merupakan pensiunan PNS. Pasien jarang konsumsi kopi namun konsumsi
sayur setiap hari.
KEADAAN UMUM
• Berat Badan : 56 kg
• Pernapasan : 19 x/menit
• Nadi : 78 x/menit
• Suhu : 37°C
• Tekanan Darah : 160/95 mmHg
• Cacat Fisk : Tidak Ada
• Warna Kulit Muka : Normal
• Daerah Kulit yang Tampak : Tidak Ada
• Jaringan Parut : Tidak Ada
Pemeriksaan Ekstraoral-Intraoral
EKSTRAORAL Temporomandibular Joint
Luas pergerakan : 35 mm
• Profil : Cembung Nyeri tekan pada TMJ : Tidak ada
Suara : Tidak ada
Kepala
Locking : Tidak ada
• Tonjolan : Tidak ada
Dislokasi : Tidak ada
• Cacat : Tidak ada
• Bercak di kulit : Tidak ada INTRAORAL
• Wajah : Ovoid, asimetris Mukosa : Tidak ada kelainan
Gingiva : Tidak ada kelainan
Leher
Palatum : U-shaped, Tidak
• Kelenjar tiroid : normal
ada kelainan
Lidah : Tidak ada kelainan
• Kelenjar sublingual : normal
Torus palatinus : Tidak ada kelainan
• Nodus limfatik : normal Frenulum labii superior: Normal
• Kelenjar submandibular : normal
DESAIN GIGI TIRUAN
RA RB
HYPOTHESIS
Edentulous
Karies Pencabutan
alveolar ridge
DON’T KNOW
Komponen GTL
Indikasi
• Paling banyak dilakukan pada maloklusi kelas II divisi I
• Untuk mengeluarkan pus dari suatu abses pada gigi
• Untuk preparasi rahang untuk tujuan prostetik →memperkuat stabilitasdan retensi GT
• Menghilangkan alveolar ridge yang runcing
• Menghilangkan tuberositas untuk mendapatkan prutesa yang stabil dan enak dipakai
• Untuk eksisi eksostosis
• Untuk keperluan perawatan endodontik, bila pemakaian orto tidak maksimal
Kontra indikasi overdentures:
• Apabila pembuatan gigi tiruan dengan metode lain prognosanya
lebih baik
• Bila pasien tidak dapat memelihara gigi penyangga dan jaringan
sekelilingnya, sehingga kehilangan gigi-geligi tidak dapat
dihindarkan.
• Overdenture kontraindikasi ketika metode lainnya sanggup
memberikan hasil lebih baik.
• Secara psikologis pasien tidak dapat menerima tipe denture lepasan.
• Ketika pasien tidak dapat menjaga gigi penyangga dan jaringan
periodontal disekitarnya.
Complete Denture
• Full denture atau complete denture menurut Soelarko danHerman (1980), adalah
suatu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi pada lengkungrahang sehingga
kemudian dikenal dengan istilah
Upper full denture ialah gigi tiruan penuh rahang atas dan Lower full denture ialah gigi
tiruan penuh rahang bawah.
Mucous Membrane
Supporting area
Limiting area
Relief area
RAHANG ATAS
Melapisi palatum
masticatory keras dan puncak
residual ridge
Menutupi dorsum
Mukosa Specialized
lidah
Alveolingual sulcus
Torus – retromylohyoid
mandibularis space
• Memiliki kontur yang ditentukan dengan cetakan
• Mengacu pada permukaan gigi palsu yang berkontak dengan jaringan
Impression surface (basal seat area and limiting structures) ketika gigi tiruan diletakkan di
(intaligo surface) mulut
• Permukaan tersebut harus bebas dari rongga dan benjolan untuk
menghindari cedera pada jaringan
• Bagian dari permukaan gigi palsu yang meluas ke arah oklusal dari
perbatasan gigi tiruan dan termasuk permukaan palatal.
Polished surface (carneo • Bagian basis gigi tiruan yang biasanya dipoles dan termasuk
surface) permukaan bukal dan lingual gigi
• mengacu pada permukaan eksternal dari lingual, bukal, labial flange
dan eksternal permukaan palatal dari gigi tiruan
• Bagian dari permukaan gigi tiruan yang berkontak dengan gigi tiruan
atau gigi tiruan yang berlawanan
Occlusal surface • Permukaan ini mengacu pada permukaan oklusal gigi tiruan yang
menyerupai gigi asli yang membantu dalam pengunyahan
KOMPONEN GTL
Gigi Tiruan
Lengkap
Tempat melekatnya gigi tiruan dan menempel Perluasan dasar vertikal dari badan gigi tiruan
dengan mukosa mulut sampai dengan vestibulum
Untuk mendistribusikan dan menyalurkan Pada rahang bawah, perluasan dasar vertikal
tekanan pada gigi tiruan ke basis sepanjang bagian lingual dari sulkus alveolingual
Denture Teeth
• Bagian paling penting dari gigi tiruan lengkap
• Fungsi gigi tiruan adalah untuk estetika, pengunyahan dan berbicara, dimana
biasanya dibuat dari resin, porselen atau akrilik
PROSEDUR PEMBUATAN
Prosedur • Diagnosis & Rencana
Klinis Perawatan
Prosedur • Pre-prosthetic
Klinis surgery
• Cetakan
Prosedur negative
Klinis primary
impression
• Cetakan positif primary
Prosedur
Laboratoris impression, sendok cetak
individual
Prosedur • Try in
Klinis
Prosedur • Insersi
Klinis
Adjunctive Prosthodontic
care Care
Pembuatan gigi
Eliminasi Eliminasi Preprostheti Kondisi Konseling tiruan lengkap
Infeksi Patologi c Surgery Jaringan Nutrisi lepasan
berbahan resin
akrilik pada
rahang atas dan
rahang bawah.
TREATMENT PLANNING
1. Anamnesa, Pemeriksaan IO-EO, Indikasi
2. Pencetakan Model Studi
Berdasarkan Teknik
• Open Mouth technique
• Closed Mouth technique
Berdasarkan
Pembuatan
Impression :
Bahan Pencetakkan • Muccostatic (Pasif)
• Sendok cetak : Stock • Muccocompressive
Tray Edentulous (Fungsional)
• Bahan : Irreversible • Selective pressure
Hydrocolloid (Alginat) impression
TREATMENT PLANNING
Mukostatis/Non
Mukokompresif/pressure Selective pressure
Pressure/ Minimal
impression impression
Impression
• Dilakukan pada mukosa • Melakukan penekanan • Gabungan pressure
mulut dalam keadaan pada jaringan denture- dan minimal pressure
statis bearing • Pressure pada daerah
• Bahan :impression high stress bearing denture
viscosity, impression • Minimal pressure pada
compound, irreversible daerah relief area
hydrocolloid, putty dan • Sehingga akan
heavy body dihasilkan sendok
elastomeric impression cetak individual non
stress bearing akan
terbebeas dan stress
bearing berkontak
TREATMENT PLANNING
3. Pembuatan Batas-batas dan Sendok Cetak Individual
• Jarum horizontal
inisal guide pin
• Garis tengah bite
ujungnya
rim dan model RA
• Tepi luar bite rim menyentuh tepi
berhimpit di garis
RA menyinggung luat anterior bite
tengah mounting
incisal edge dari rim RA dan tepat
table
mounting table ditengah bite rim
TREATMENT PLANNING
10. Penyusunan Gigi Anterior
Elemen Gigi Penyusunan
11 dan 21 (Insisivus sentral • Aksis gigi bersudut 5° terhadap midline
maksila) • Insisial edge menyentuh bite rim rahang bawah
• Bagian 1/3 labial agak depres
12 dan 22 (Insisivus lateral • Aksis gigi bersudut 5° terhadap midline.
maksila) • Insisal edge berjarak 1-2 mm dari bite rim rahang bawah.
• Permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim
13 dan 23 (Kaninus regio • Aksis gigi sejajar midline
maksila) • Puncak cuspid menyentuh bite rim rahang bawah
• Bagian 1/3 labioservical lebih prominen
31 dan 41 (Insisivus sentral • Bagian serviks labial lebih sedikit depresi
mandibula) • Aksis gigi tegak lurus bidang insisal
• Perhatikan overjet dan overbite
32 dan 42 (Insisivus lateral • Aksis gigi sedikit miring ke mesial
mandibula) • Labial tegak lurus bidang insisal
• Letaknya diantara gigi 11– 12 dan 21 – 22
33 dan 43 (Kaninus • Aksis gigi sedikit ke mesial
mandibula) • Bagian servikal permukaan labial lebih prominent
• Letak tonjolnya diantara gigi 12 – 13 dan 22 – 23
11. Try-in Gigi Anterior 12. Penyusunan Gigi
Melakukan pemeriksaan : Posterior
– Overbite dan overjetnya (2-4 mm)
Perhatikan :
– Garis kaninus (pada saat rest position •Lateral kurva Von Spee
terletak pada sudut mulut) •Sagital kurva Monsoon
– Smile line (batas servikal gigi atas, gusi
tidak terlihat pada saat tertawa)
– Fungsi fonetik (pasien diinstruksikan
mengucapkan huruf s, f, t, r m)
– Selanjutnya dilakukan sliding ke kiri
dan ke kanan.
TREATMENT PLANNING
Rahang Atas
Elemen Gigi Penyusunan
14 dan 24 (Premolar pertama - Aksis gigi tegak lurus dengan bite rim rahang bawah dan bidang
maksila) oklusal
- Tonjol bukal dan lingual menyentuh bite rim rahang bawah
- Tonjol palatinal menggantung
15 dan 25 (Premolar kedua - Aksis gigi tegak lurus bite rim rahang bawah dan bidang oklusal
maksila) - Tonjol mesiopalatinal menyentuh bite rim
- Tonjol lainnya menggantung
16 dan 26 (Molar pertama - Aksis gigi miring ke mesial
maksila) - Tonjol mesiopalatinal menyentuh bidang oklusal
- Tonjol mesiobukal, distobukal, dan distopalatinal dinaikkan 0,5 mm
dari bidang oklusal
17 dan 27 (Molar kedua - Aksis gigi lebih miring dari 16 dan 26
maksila) - Tonjol mesiobukal dan mesiopalatal mengantung 1 mm daripada tonjol
mesiobukal dan mesiopalatal gigi 16 dan 26
- Tonjol distobukal dan distopalatal lebih menggantung dari tonjol
distobukal dan distopalatal gigi 16 dan 26
TREATMENT PLANNING
Rahang Bawah
Elemen Gigi Penyusunan
36 dan 46 (Molar pertama - Tonjol mesiopalatinal tepat berada pada fossa central 16 dan
mandibula) 26.
- Relasi 36 dan 46 terhadap 16, 26 netrooklusi (kelas 1 angle)
34 dan 44 (Premolar - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
pertama mandibula) - Letak gigi diantara 13-14 dan 23-34 dengan tonjol bukal
terletak di fossa sentral antara 13-14 dan 23-24
35 dan 45 (Premolar - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
kedua mandibula) - Letak gigi di antara 14-15 dan 24-25 dengan tonjol bukal
terletak di fossa sentral antara 14-15 dan 24-25
37 dan 47 (Molar kedua - Aksis gigi tegak lurus bite rim.
mandibula) - Tonjol mesiobukal 37 dan 47 berada di antara tonjol
mesiodistal 16-26 dan tonjol mesiobukal 17-27
TREATMENT PLANNING
13. Try-in gigi posterior 14. Wax-Counturing
Melakukan pemeriksaan : Mempermudah evaluasi estetik dan fungsi gigi tiruan.
– Oklusi Prosedur wax up :
– Stabilisasi dengan working side dan • Gulung malam merah dan lunakan dibawah api
spritus
balancing side
• Malam merah yang diadaptasikan disekitar servikal
– Estetis dengan melihat garis kaninus dan
gigi
smile line • Malam merah dikontur sehingga membentuk kontur
– Pasien disuruh mengucapkan huruf-huruf konvek pada flange gigi tiruan
p, b, t, th, d, f, v, s dan lain lain sampai • Bentuk depresi (carved out) antara insisif sentral dan
tidak gangguan. insisif lateral
• Lonjolan gingiva bukal harus dibuat prominen/konkaf
dekat regio molar pertama dan molar kedua.
• Festoon dibuat dengan membuat depresi pada
interdental
• Malam merah harus dikarving disekitar servikal gigi
menggunakan wax spatula
• Kelebihan malam merah harus dibuang hingga 16. Remounting/selective grinding
garis servikal gigi dengan sudut 60° pada regio •Remounting adalah pemasangan kembali geligi
anterior dan 45° pada regio posterior dalam artikulator bertujuan untuk mengoreksi
• Malam merah harus ditipiskan pada area servikal hubungan oklusi yang tidak harmonis dari
gigi sehingga menyerupai free gingiva geligi tiruan yang baru selesai
• Stippling dapat dibentuk pada interdental diproses/dimasak.
menggunakan sikat gigi •Selective grinding adalah memodifikasi
• Pola kontur dipolishing dengan melewatkan malam permukaan oklusal gigi dengan mengasahnya
merah pada api spritus dengan cepat dan lap pada tempat tempat selektif/terpilih sesuai
dengan kapas bawah dibawah air mengalir dengan aturan BULL (buccal upper, lingual
• Selapis malam merah dapat ditambahkan pada lower) pengasahan pada cusp yang
permukaan palatal untuk meningkatkan ketebalan. disebutkan tanpa melakukan modifikasi pada
Ketebalan normalnya adalah 2-2,5 mm cusp fungsional