Disusun Oleh:
04074821618020
Dosen Pembimbing:
PENDIDIKAN PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
I. Informasi Kasus
Anamnesis
Keluhan utama:
Pasien (Perempuan, 21 tahun) datang ke klinik Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Palembang dengan keluhan terdapat lubang kehitaman pada gigi depan atas
kanannya sejak ± 5 tahun yang lalu. Kemudian, ±1,5 bulan yang lalu pasien mengeluhkan
gigi tersebut sakit berdenyut semalaman dan pasien minum obat sehingga rasa sakitnya
hilang. Sekitar satu minggu setelahnya pasien kembali mengeluhkan kembali sakit
berdenyut semalaman, namun pasien pasien tidak meminum obatnya. Dan setelahnya,
pasien mengaku tidak merasakan lagi sakit pada gigi tersebut. Pasien ingin giginya dirawat
karena merasa tidak nyaman dan kurang percaya diri dengan kondisi giginya tersebut.
Keluhan Tambahan: -
Kebiasaan buruk : -
Riwayat sosial : Pasien adalah seorang mahasiswi IAIN yang tinggal bersama
orang tuanya.
OHI-S
DI CI OHI-S = DI + CI Ket : baik
1 1 2 1 1 2 = 8/6 + 8/6 sedang
1 1 2 1 3 0 = 2,7 buruk
Temuan Masalah :
Gigi 12:
Lesi D6 pada gigi 12 [sondasi (-), CE (-), perkusi (+), palpasi (-)].
Pada gigi 12 terdapat gambaran radiolusen dari 1/3 mahkota bagian mesiolingual
hingga kamar pulpa. Memiliki satu saluran akar tanpa dilaserasi dan satu akar
berbentuk lurus. Garis kontinuitas lamina dura yang mengelilingi akar gigi terputus
dan terlihat gambaran radiolusen pada apeks gigi yang berbatas tidak jelas/difus.
Gambar 1. Foto periapikal Gambar 2. Gambaran klinis gigi Gambar 3. Gambaran klinis gigi
pada gigi 12 12 (tampak labial) 12 (tampak palatal)
Jarak panjang kerja dari apeks ditentukan oleh keadaan radiografi pada
radiograf, yaitu:
1. Tidak ada resorpsi tulang/ akar : 1 mm dari apeks.
2. Resorpsi tulang, tidak ada resorpsi akar : 1,5 mm dari apeks.
3. Resorpsi tulang dan akar : 2 mm dari apeks.
Gambar: Jarak panjang kerja berdasarkaan keadaan radiografi.
= 21,72 mm
Metode taktil
Biasanya untuk yang telah terlatih. Ujung jari mendeteksi file untuk mencapai
konstriksi apeks.
Metode elektronik mengunakan Electronic Apex Locator
Saluran akar dicuci dengan NaCl dan dikeringkan dengan paper point. File
dimasukkan ke saluran akar sampai terdengar bunyi beep, buzz, terlihat kilatan
sinar, angka digital atau bergeraknya jarum pada tombol yang
mengindikasikan apeks sudah tercapai. File dikunci posisinya, radiografi
diambil, dan ditentukan panjang kerjanya. Sesudah hasil pengukuran didapat,
kurangi 1-2 mm untuk menentukan panjang kerja yang benar.
g. Preparasi Akses
Tujuan preparasi akses adalah memperoleh akses yang lurus, membuang atap
pulpa, mengetahui vitalitas gigi. Preparasi akses, meliputi pembukaan akses agar
instrumen dapat masuk ke orifice dengan mudah. Preparasi akses dilakukan pada
permukaan palatal/lingual gigi dengan bentuk triangular. Setelah akses dibuka,
saluran akar ditelusuri (eksplorasi) untuk menentukan letak orifis dengan sonde
lurus, setelah orifis diketahui, smooth broach atau jarum Miller dimasukkan dari
ukuran terkecil (10) sampai ukuran terbesar (25) yang sesuai dengan panjang kerja
yang telah ditentukan sebelumnya. Smooth broach berfungsi untuk menentukan
jumlah saluran akar, mengeksplorasi orifis saluran akar, menandai letak saluran
akar, mengidentifikasi adanya batu pulpa, saluran akar yang sempit, dan
mengidentifikasi kevitalan saluran akar pada kondisi jaringan vital yang berada
pada 1/3 apikal saluran akar.
h. Ekstirpasi Pulpa
Ekstirpasi merupakan pengambilan jaringan pulpa pada saluran akar dengan
menggunakan barbed broach atau jarum ekstirpasi sedalam 2/3 saluran akar.
Ukuran jarum ekstirpasi yang akan digunakan disesuaikan dengan ukuran saluran
akar yang dilihat dari foto rontgen, kemudian dipilih jarum ekstirpasi satu nomor
lebih kecil untuk mencegah tertahannya pergerakan jarum dalam saluran akar.
Jarum ekstirpasi kemudian diputar 180 searah jarum jam, lalu ditarik keluar. Cara
ini diulang lagi sampai jaringan pulpa terambil seluruhnya.
i. Debridement
Pembersihan saluran akar dilakukan dengan menggunakan bahan irigasi.
Bahan irigasi digunakan untuk menghilangkan debris dan darah, melarutkan smear
layer, dan menghilangkan bakteri.
Teknik irigasi saluran akar:
Bahan irigasi dimasukkan secara perlahan dalam saluran akar.
Jarum tidak boleh terjepit dalam saluran akar dan harus memungkinkan aliran
yang adekuat.
Pilih jarum tumpul ukuran 23, 25 atau 27. Tergantung dari ukuran saluran akar
gigi. Ukuran jarum yang digunakan dalam kasus ini adalah 27.
Untuk membuang kelebihan cairan, sebaiknya ditampung dengan kasa yang
diletakkan dekat kamar pulpa, selanjutnya untuk mengeringkan saluran akar
digunakan paper point.
Pada kasus saluran akar yang besar, masukkan jarum sampai tidak ada
hambatan, lalu tarik 2-3 mm dan diirigasi, gunakan kasa dan paper point untuk
menampung kelebihan.
Agar pembersihan/ debridement efektif pada saluran akar gigi anterior dan
posterior, jarum dibengkokkan di bagian tengahnya untuk mencapai panjang
optimum saluran akar.
Tabel 1. Ringkasan bahan irigasi yang digunakan pada perawatan saluran akar.
Normal
No Bahan irigasi NaOCl H2O2 EDTA Chlorhexidine
saline
1 Konsentrasi 0,9% 0,25-5,25% 3% 15% 2%
2 pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7
3 Mekanisme Pembilasan Bakterisidal Bakterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik
aksi fisik emulsifikasi, dan pada konsentrasi
membawa debris rendah.
dalam suspensi Bakterisidal pada
konsentrasi
tinggi
4 Keuntungan Tidak ada Memiliki sifat Memiliki Melarutkan Efektif pada
efek melarutkan debris sifat dentin/debris abses, lebih
samping organik, pelumas, disinfectant anorganik, efektif pada
menghentikan dan sebagai pelumas, bakteri gram
perdarahan, dan antibakteri membuat positif,
antibakteri manipulasi canal
menjadi lebih
mudah
5 Kerugian Tidak Dapat Tidak dapat
memiliki menyebabkan melarutkan sisa
sifat cidera jaringan jaringan nekrotik
antibakteri jika keluar ke
periapikal
k. Medikamen
Medikamen yang digunakan untuk sterilisasi saluran akar pada kasus ini adalah
Chresopen yang ditetesi pada butiran kapas kecil, kemudian diperas dengan kapas
kering dan diletakkan di kamar pulpa/orifis. Selanjutnya ditumpat sementara.
Desinfeksi didapatkan dari penguapan chresopen di dalam kamar pulpa. Masa aktif
chresopen adalah 3-5 hari. Pemberian medikamen dihentikan jika kapas sudah tidak
berwarna dan berbau.
Pada kunjungan berikutnya, medikamen yang diberikan adalah kalsium hidroksida .
Pemberian medikamen kalsium hidroksida dikatakan berhasil jika pada kunjungan
berikutnya kalsium hidroksida dalam keadaan kering. Kalsium hidroksida diambil
dengan menggunakan file, lalu diletakkan pada glass pad untuk melihat kering atau
tidaknya kalsium hidroksida.
l. Obturasi
Tujuan dari obturasi adalah memasukkan bahan pengisi ke saluran akar yang
sebelumnya diisi oleh jaringan pulpa untuk mencegah infeksi berulang, menciptakan
kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar (dari korona sampai ujung
apkes).
Syarat boleh dilakukannya obturasi adalah saat tidak adanya keluhan pasien dari
gigi yang dirawat (rasa sakit, palpasi, dan perkusi negatif), saluran akar telah kering,
tidak berbau (cotton pellet), steril, tumpatan sementara tidak terbuka, lesi periapikal
tidak berkembang, rontgent MAC sudah sesuai dengan panjang kerja, dan preparasi
saluran akar telah selesai.
Gutta percha Plastis, bersifat opak, kerapatannya Tidak beradhesi ke dentin (diperlukan
adekuat, mudah dikeluarkan dari sealer), mengkerut jika dingin, tidak
saluran akar, antimikrobial. bisa digunakan pada saluran akar yang
sangat bengkok.
Kon Perak Kerapatan yang adekuat untuk Tidak mampu beradapatsi, korosi,
jangka waktu pendek. toksisitas, susah dikeluarkan kembali.
SEMISOLID (PASTA)
Berbasis resin Material obturasi tunggal, mudah Toksis, sukar menentukan panjang
dimanipulasi kerja, mudah larut
Material yang dapat digunakan adalah guta percha dengan semen saluran akar/
sealer. Pengaplikasian semen saluran akar menggunakan lentulo. Fungsi semen saluran
akar adalah sebagai antimikroba, mengisi celah antara bahan pengisi dengan dinding
dentin, sebagai agen pengikat, sebagai pelumas, dan memberikan efek radiopak.
Campur bubuk sealer dan cairan dengan rasio 1:1, pengadukan dengan gerakan
memutar sampai homogen pada glass slab. Campuran dianggap baik bila sealer dapat
diangkat dengan spatula dari adukan setinggi sekitar 2 cm tanpa putus. Teknik obturasi
yang digunakan adalah teknik kondensasi lateral menggunakan spreader.
Langkah-langkah obturasi dengan menggunakan teknik ini adalah:
1. Master kon dipaskan pada saluran akar sesuai dengan panjang kerja.
2. Jika letak master kon sudah tepat dalam saluran akar, kon tersebut dikeluarkan
dan saluran akar dikeringkan kembali.
3. Campur semen saluran akar dan masukkan ke saluran akar dengan
menggunakan lentulo dengan putaran searah jarum jam. Alat ini dapat
digunakan dengan mesin berkecepatan rendah (lowspeed) maupun tipe K yang
diputar dengan tangan. Dapat pula menggunakan file untuk menggantikan
lentulo, tetapi pemakaiannya berlawanan arah jarum jam.Bila menggunakan
lentulo, semen saluran akar diambil dengan ujung lentulo, lalu dimasukkan ke
dalam saluran akar sampai tertahan, tarik sekitar 2 mm agar tidak terkunci
dalam saluran akar, kemudian putar searah jarum jam. Jarum lentulo tidak
boleh terkunci dalam saluran akar agar tidak patah saat diputar. Tahap ini
dilakukan sampai seluruh dinding saluran akar terlapisi oleh semen.
4. Master kon dilapisi dengan semen saluran akar dan dengan hati-hati
dimasukkan ke dalam saluran akar, ditarik sedikit satu atau dua kali, lalu
masukkan kembali sampai panjang kerja.
5. Master kon ditekan dengan spreader sampai rapat ke dinding saluran akar dan
ditekan ke arah apeks sampai 1-2 mm lebih pendek dari panjang kerja, putar
ke kiri dan ke kanan, keluarkan dari saluran akar.
6. Untuk membebaskan spreader waktu akan dikeluarkan, putar spreader bolak
balik sepanjang sumbunya.
7. Setelah dikeluarkan, masukkan segera kon aksesori ke saluran akar. Masukkan
kembali spreader untuk menekan kon aksesori.
8. Ulangi tahap ini sampai spreader tidak dapat masuk orifis.
9. Potong kelebihan guta percha dengan instrumen yang ujungnya dipanaskan.
Pemotongan dilakukan sampai 1 mm di bawah tepi gingiva gigi anterior,
kemudian dilakukan kondensasi vertikal dengan root canal plugger (untuk gigi
anterior) sampai 1-2 mm ke arah apeks dari servikal. Jarak pemotongan ini
bertujuan untuk memberikan space atau ruang untuk penempatan basis diatas
guta percha.
m. Tumpatan Sementara
Penumpatan sementara menggunakan teknik double seal, yaitu di atas
gutapercha diaplikasikan GIC kemudian cotton pellet diletakkan di atasnya, lalu
ditumpat dengan bahan tumpatan sementara. Setelah itu lakukan rontgen terhadap
hasil obturasi.
n. Kontrol
Dilakukan kontrol setelah dilakukan perawatan saluran akar.
o. Restorasi Akhir
Restorasi yang dilakukan pada kasus ini adalah restorasi pasak dan mahkota jaket.
DAFTAR PUSTAKA
1. Garg N, Garg A. Textbook of endodontics, 2nd edition. Jaypee. New Delhi: 2010;
p. 82-3, 177, 186, 189, 192-3, 212-8, 225, 238, 266, 271-2.
4. Chong BS. Harty’s endodontics in clinical practice, 6th edition. Elsevier. China:
2010; p. 41, 112, 116.
5. Cohen S, Hargreaves KM. Pathways of the pulp, 9th edition. Mosby. 2006; p. 242.