1
Tinggi badan : 160 cm
Indeks Massa Tubuh (IMT) : 18,7 kg/m2 (Normal)
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 78 denyut/ menit
Pernafasan : 18 kali/ menit
Pupil mata : Normal
ANAMNESIS
Keluhan utama :
Seorang pasien perempuan (20 tahun) datang ke klinik RSKGM dengan
mengeluhkan tambalan gigi depan atasnya berubah warna dan berbayang hitam kurang
lebih sejak 3 tahun yang lalu, gigi pasien tidak pernahsakit sebelumnya, namun terasa
ngilu saat makan panas dan dingin. Pasien merasa tidak nyaman sehingga ingin giginya
dirawat.
Riwayat perawatan gigi : -Tambalan sewarna gigi dengan sinar pada gigi depan
atas sebelah kanan 2 tahun yang lalu
Kebiasaan buruk : -
Riwayat sosial : Pasien adalah seorang mahasiswi tinggal sendiri
(kost).
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
Wajah : Simetri Asimetri
Bibir : Sehat Ada kelainan
Kelenjar getah bening submandibula :
Kanan : Tidak teraba Teraba (lunak/kenyal/keras)
Sakit Tidak sakit
Kiri : Tidak teraba Teraba (lunak/kenyal/keras)
Sakit Tidak sakit
Kelenjar lainnya : -
KEADAAN UMUM INTRA ORAL
Debris : Tidak ada Ada, regio: a, b, c, d,e, f
Kalkulus : Tidak ada Ada, regio: a, c, d, f
Plak : Tidak ada Ada, regio: a, b, c, d,e, f
Perdarahan papilla interdental : Tidak ada Ada, regio: a, c, d, f
Gingiva : Sehat
Ada kelainan terdapat eritema pada margin
gingiva regio a,c,d,,f
Mukosa : Sehat
ada kelainan
2
Palatum : Sehat
Kelainan/ anomali
Lidah : Sehat/ normal
Kelainan/ anomali
Dasar mulut : Sehat Ada kelainan
Hubungan rahang : Ortognati Retrognati Prognati
Kelainan gigi-geligi : Tidak ada Ada
OHI-S
DI CI OHI-S = DI + CI Ket : baik
2 0 1 1 0 1 = 6/6 + 4/6 sedang
1 0 2 1 0 1 = 1,6 buruk
Temuan Masalah :
Gigi 11 :
Terdapat tumpatan sementara pada permukaan palatal yang dalam keadaan baik
dan tidak lepas.
Pemeriksaan klinis terlihat adanya tambalan berwarna putih lebih opak dari gigi
asli dan berbayang hitam.
Keluhan : (-)
Perkusi : (-)
Palpasi : (-)
Pemeriksaan radiografi periapikal terlihat adanya gambaran radiopak pada
saluran akar
3
Rencana Perawatan : Pulpektomi vital dengan pasak, dan restorasi akhir mahkota
jaket
4
PASAK
Preparasi mahkota
pasak
Pembuatan pola lilin untuk
Preparasi pasak dan inti Pembuatan
mahkota mahkota
Metode tidak langsung
Metode langsung sementara
Preparasi saluran
akar
5
permukaan gusi pada bagian labial. Setelahnya, baru dilakukan pencetakan
untuk pembuatan crown.
6
Gambar 2. Preparasi mahkota pasak
Keterangan gambar 2:
1 Dilihat dari labial
2 Dilihat dari proksimal
3 Dilihat dari insisal
a Gigi masih utuh
b Pemotongan mahkota bagian
mesial e Pembentukan saluran akar dan
c Pemotongan mahkota bagian dudukan
distal (1) Garis tengah akar
d Pemotongan sisa mahkota (2) Lebar dudukan 1/6 diameter akar
(3) Diameter saluran akar 1/3 diameter
akar
(4) Lebar pundak 1/6 diameter akar
7
Ferrule
Efek Ferrule didefinisikan sebagai vertical band dari struktur gigi pada
aspek gingival dari suatu preparasi mahkota gigi. Efek ini digunakan pada
preparasi pasak dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi. Preparasi ferrule ini
Servikal Gigi untuk Menambah Resistensi Pasak (Baum dan Phillips, 1995;
menunjukkan resistensi yang lebih baik daripada gigi yang direstorasi pasak tanpa
mencegah terjadinya fraktur akar, walaupun ada beberapa pola fraktur pada
Desain cavosurface margin: (a). Knife-edge, (b). Chamfer, (c). Shoulder, (d).
Bevel shoulder
Bentuk preparasi ini dapat digunakan untuk restorasi yang terbuat dari
logam. Keuntungan dari bentuk akhiran preparasi ini adalah pengambilan jaringan
yang lebih sedikit, namun preparasi tidak dapat dievaluasi secara tepat
Kekurangan dari akhiran tepi servikal knife-edge ini adalah batasnya sulit
dilihat secara jelas pada gigi yang dipreparasi maupun pada model. Bentuk
akhiran ini memerlukan pengamatan secara lebih teliti oleh laboran terutama pada
saat membuat pola malamnya. Bentuk knife-edge merupakan akhiran tepi servikal
yang digunakan pula pada restorasi yang terbuat dari bahan emas karena
preparasinya dapat dibuat secara lebih mudah dan pengambilan jaringan gigi tidak
mengelilingi seluruh servikal sehingga disebut full shoulder atau partial shoulder
jika hanya bagian labial/bukal. Preparasi ini lebih menjamin adanya ruangan yang
cukup di daerah servikal terutama untuk kelompok restorasi metal porselen atau
metal akrilik. Teknik preparasi ini lebih sulit dan tidak mungkin dikerjakan pada
gigi yang mempunyai ruang pulpa yang besar. Bur yang digunakan dalam
pembuatan akhiran tepi servikal ini adalah bur bentuk fisur runcing yang
ujungnya rata. Bur ini digunakan apabila diperlukan ruangan untuk penempatan
Bentuk akhiran tepi servikal ini merupakan kombinasi dari bentuk bahu
penuh yang disertai dengan bevel. Preparasi bevel shoulder ternyata dapat
menghasilkan kontur yang baik untuk penempatan tepi restorasi karena jika bahu
ditempatkan pada lokasi yang tepat maka tepi bevel dapat berada dalam sulkus
gingival tanpa mengganggu dasar sulkus gingiva. Preparasi ini memenuhi dua
syarat penting pada daerah servikal yaitu, memberikan ruangan yang cukup untuk
bahan restorasi yang diperoleh dari bahu dan memungkinkan adaptasi tepi yang
adekuat dari bevel. untuk membuat bahu dan bevel di sub gingiva, bahu perlu
dipreparasi setinggi tepi gusi yang sehat dan kemudian ditambahkan bevel 0,3-0,5
mm. Cara preparasi ini memungkinkan kontrol penempatan tepi restorasi dengan
baik. Bentuk bevel shoulder ini digunakan sebagai akhiran tepi servikal pada
restorasi metal porselen, namun porselen tidak ditempatkan pada bagian bevelnya.
Bagian bevel biasanya ditempati oleh metal collar atau restorasi yang bagian
tumpul atau bentuk dengan potongan melintang yang melengkung disebut dengan
chamfer. Bell dkk yang dikutip oleh Reitemeier menyatakan bahwa preparasi
dilakukan dengan pengurangan setebal 1,5 mm, sudut garis internal yang
membulat dari sudut cavosurface sebesar 135. Desain preparasi tepi ini sangat
menguntungkan jika dipakai untuk lahkota logam porselin, karena tepi logamnya
dapat dibuat relatif tipis. Bentuk chamfer seringkali digunakan sebagai akhiran
tepi servikal dari restorasi yang terbuat dari logam, namun bukan berarti bahwa
bentuk chamfer lebih istimewa jika dibandingkan dengan bentuk akhiran preparasi
servikal lainnya.
B PEMBUATAN POLA LILIN UNTUK PASAK DAN INTI
Pembuatan pola lilin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung
(direct method) dan cara tidak langsung (indirect method)
1 Metode Tidak Langsung (indirect method)
a. Memasukkan bahan cetak elastomer ke dalam saluran akar dengan
semprotan.
b. Sebatang kawat yang diulas bahan perekat (tray-adhesive).
c. Kawat dengan adhesive dilumuri bahan cetak.
d. Kawat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan gerak memompa
(pumping-action).
e. Dengan kawat pada tempatnya dilakukan pencetakan dengan bahan
cetak elastomer.
f. Cetakan (impression) yang sudah jadi.
g. Model kerja dengan pola lilin.
D PENGECORAN PASAK
E PEMASANGAN PASAK
F PEMBUATAN MAHKOTA
Prosedur pembuatan mahkota pasak sama dengan pembuatan mahkota
jaket untuk gigi vital.
1 Estetik
Warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada
dalam rongga mulut. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan
anatomi gigi.
2 Oklusi
Tidak boleh terjadi kontakprematur yang akan mengakibatkan
traumatik oklusi. Untuk mengetahuinya digunakan kertas artikulasi,
adanya teraan yang lebih tebal menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
3 Adaptasi
Terutama keakuratan/kerapatan tepi servikal antara tepi mahkota
jaket dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran
mahkota tidak boleh menekan gusi (overhang), karena kelebihan
mahkota dapat menjadi tempat tertimbunnya plak yang akan
mengakibatkan peradangan gusi.
4 Kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan
dengan kedudukannya terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut.
5 Daerah Titik Kontak
Untuk pemeriksaan daerah titik kontak digunakan dental
floss.Daerah titik kontak harus dapat dilalui oleh dental floss ini.